DI BUAT :
VALENTINA SURYA AYU APRILIANTI
NIM 2022207209320
1. Pengertian HIV/AIDS
HIV atau human immunodeficiency virus disebut sebagai retrovirus yang
membawa materi genetik dalam asam ribonukleat (RNA) dan bukan asam
merupakan stadium akhir infeksi HIV (Widyanto & Triwibowo, 2013). Kerusakan
progresif pada system kekebalan tubuh menyebabkan ODHA amat rentan dan
2. Etiologi HIV/AIDS
AIDS disebabkan oleh HIV yaitu suatu retrovirus pada manusia yang
termasuk dalam keluarga lentivirus. secara genetik HIV dibedakan menjadi dua,
tetapi berhubungan secara antigen, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Keduanya merupakan
virus yang menginfeksi sel T-CD4 yang memiliki reseptor dengan afinitas tinggi
untuk HIV. (Widyanto & Triwibowo, 2013). AIDS disebabkan oleh HIV yang
dikenal dengan retrovirus yang di tularkan oleh darah dan punya afinitas yang
7
3. Tanda dan Gejala HIV/AIDS
a. Gejala Mayor yaitu penurunan berat badan, diare lebih dari 1 bulan
b. Gejala Minor yaitu kandidiasis oral, batuk, pnemonia, dan infeksi kulit.
4. Patofisiologi HIV/AIDS
dengan cepat dan kadar virus dalam darah berkembang cepat, dalam satu hari HIV
dapat membelah diri menghasilkan virus baru jumlahnya sekitar 10 miliar. Proses
terjadinya defisit nutrisi pada HIV/AIDS, pasien akan mengalami 4 fase yaitu :
a. Periode jendela
Pada periode ini pemeriksaan tes antibodi HIV masih negatif walaupun
virus sudah ada dalam darah pasien. Hal itu karena antibodi yang terbentuk
terhadap HIV muncul dalam 3-6 minggu hingga 12 minggu setelah infeksi
primer. Pada periode ini pasien mampu dan berisiko menularkan HIV kepada
orang lain.
Proses ini di mulai setelah HIV menginfeksi sel target kemudian terjadi
proses replika yang menghasilkan virus baru yang jumlahnya berjuta-juta virion.
Virimea dari banyak virion ini memicu munculnya sindrom infeksi akut dengan
gejala mirip flu. Sekitar 50-70% orang hiv yang terinfeksi mengalami sindrom
infeksi akut selama 3-6 minggu seperti influenza yaitu demam, sakit otot,
8
berkeringat, ruam, sakit tenggorokan, sakit kepala, keletihan, pembengkakan
Antigen HIV terdeteksi kira-kira 2 minggu setelah infeksi dan terus ada
selama 3-5 bulan. Pada fase akut terjadi penurunan limfosit T yang dramatis
kemudian terjadi kenaikan limfosit T karena respon imun. Pada fase ini jumlah
limfosit T masih di atas 500 sel/mm3 kemudian akan menurun setelah 6 minggu
terinfeksi HIV.
Pada fase infeksi laten terjadi pembentukan respon imun spesifik HIV dan
hilang dan mulai memasuki fase laten. Pada fase ini jarang di temukan virion
kelenjar limfe dan terjadi replika. Jumlah limfosit T-CD4 menurun sekitar 500-
umumnya belum menunjukan gejala klinis (asimtomatis). Fase ini terjadi sekitar
8-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada tahun ke delapan setelah terinfeksi HIV
gejala klinis akan muncul seperti demam , kehilangan BB < 10%, diare, lesi pada
Selama fase ini, replika virus terus terjadi di dalam kelenjar limfe yang di
ikuti kematian SDF karena banyaknya virus. Fungsi kelenjar limfe yaitu sebagai
perangkap virus akan menurun atau bahkan hilang dan virus diluncurkan dalam
darah. Pada fase ini terjadi peningkatan jumlah virion berlebihan, limfosit
9
semakin tertekan karena infeksi HIV semakin banyak. Pada saat tersebut terjadi
menyebabkan sistem imun pasien menurun dan semakin rentan terhadap berbagai
AIDS.
adalah Keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal)
atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk
merupakan suatu keadaan ketika individu yang tidak puasa mengalami atau
yang tidak adekuat atau metabolisme nutrient yang tidak adekuat untuk kebutuhan
penyerapan zat gizi, menurunnya atau habisnya cadangan vitamin dan mineral
dalam tubuh. Defisit nutrisi pada pasien HIV/AIDS terjadi karena pasien
mengalami diare kronis, kandialisis oral, dan sariawan yang menyebabkan nafsu
makan menurun, pasien tidak mampu menelan makanan dan pasien tidak mampu
pada ODHA dimulai sejak dini. Walaupun jumlah makanan ODHA sudah cukup
10
dan berimbang, tetapi ODHA harus mengonsumsi suplemen atau nutrisi
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) penyebab defisit nutrisi pada
HIV/AIDS yaitu :
gangguan menelan, kenyamanan saat makan, anoreksia, mual dan muntah atu
kelebihan intake kalori. Intake nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh
HIV/AIDS disebabkan oleh asupan gizi yang tidak adekuat karena berkurangnya
nafsu makan, yang bisa disebabkan oleh kesulitan dalam menelan makanan
akibat dari infeksi seperti sariawan atau esofagitis yang disebabkan oleh jamur
dan muntah.
digestivus, interaksi obat dengan zat gizi. Hal ini menyebabkan malabsorbsi
karbohidrat dan lemak sehingga mempengaruhi vitamin larut dalam lemak seperti
11
3. Tanda dan Gejala Defisit Nutrisi
Secara spesifik tanda gejala defisit nutrisi pada pasien HIV/AIDS menurut
Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular tahun 2003 yaitu pasien HIV pada
umumnya mengalami penurunan nafsu makan. Tanda dan gejala lain defisit
nutrisi pada ODHA yakni terjadinya penurunan berat badan minimal 10% dari
rentang ideal dan diare kronis menyebabkan dehidrasi, absorpsi makanan buruk.
makan menurun.
2) Data objektif : bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan
1. Pengkajian keperawatan
pemeriksaan fisik dan peninjauan informasi riwayat pasien yang diberikan oleh
12
mengidentifikasi peluang promosi kesehatan) dan risiko ( untuk mencegah atau
keperawatan yang ada yang telah dikembangkan menjadi kerangka. Kerangka ini
yang menyediakan cara untuk mengkategorikan data dalam jumlah yang besar ke
yang dialami oleh pasien sehingga dapat ditentukan diagnosis yang sesuai untuk
terapeutik yang efektif dengan pasien. Dengan kata lain, pengkajian adalah
pengkajian perawat harus mengkaji tanda dan gejala yang dibagi menjadi dua
kategori yaitu tanda mayor dan minor. Tanda dan gejala defisit nutrisi pada
13
Tabel 1
Gejala dan Tanda Mayor Minor Defisit Nutrisi pada pasien HIV/AIDS
2. Diagnosa keperawatan
atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada
mengenai situasi yang berkaitan dengan kesehatan. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016).
14
kedalam kelompok masalah aktual, risiko, dan promosi kesehatan. Perumusan
menggunakan pola PES, yaitu problem sebagai masalah inti dari respon klien
berupa data objektif dan gejala yang berupa data subjektif. (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2016)
masuk ke dalam kategori fisiologi dengan subkategori nutrisi dan cairan. Defisit
gejala (sign/symptom) yang muncul berupa tanda gejala mayor dan minor. Tanda
rentang ideal (objektif). Sedangkan tanda gejala minor diantaranya cepat kenyang
bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah, membran
mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun, rambut rontok berlebihan, diare
(objektif).
15
menurun minimal 10 % di bawah rentang ideal, cepat kenyang setelah makan,
nyeri abdomen, nafsu makan menurun, bising usus hiperaktif, otot pengunyah
lemah, otot menelan lemah, membran mukosa pucat, sariawan, serum albumin
3. Perencanaan keperawatan
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
DPP PPNI, 2018). Setiap rencana keperawatan terdiri atas tiga komponen yaitu
label, definisi dan tindakan. Tindakan ini terdiri atas observasi, terapeutik,
edukasi, dan kolaborasi. Menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018),
kebutuhan metabolisme (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Dalam perencanaan
yang dapat diobservasi dan diukur yang meliputi kondisi, perilaku, dan persepsi
keperawatan. Dalam hal ini mengunakan standar luaran yaitu status nutrisi yang
16
Sedangkan perencanaan keperawatan dirumuskan sesuai dengan Standar
tindakan yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahun dan
penilaian klinis untuk mencapai standar luaran yang diharapkan. Dalam hal ini
Adapun intervensi yang dapat dirumuskan pada pasien HIV/AIDS dengan defisit
17
Tabel 2
Perencanaan Keperawatan Pada Pasien HIV/AIDS dengan Defisit Nutrisi di
Ruang Oleg RSD Mangusada Badung Tahun 2020
18
1 2 3
Sumber : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017, (Tim Pokja SLKI DPP PPNI,
2019), Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
4. Pelaksanaan keperawatan
keperawatan yang telah disusun oleh perawat untuk mengatasi masalah pasien.
dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu
19
5. Evaluasi keperawatan
meningkat.
assessment.
21
A. Pengkajian
1. Data Demografi
Nama klien : Tn Y
Umur : 38 th
Diagnosa Medik : HIV - AIDS
Tanggal Masuk : 9 oktober 2022
Alamat : panjang
Suku : Batak
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Status perkawinan : Duda
Status pendidikan : Sarjana Pendidikan
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu, flu,
pusing, dan diare. Pasien mengalami berat badan menurun derastis dari
60 kg menjadi 54 kg
22
3. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas/istirahat
1) Gejala : mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas
biasanya, progresi kelelaha/malaise. Perubahan pola tidur.
2) Tanda : kelelahan otot, menurunya masa otot. Respon fisiologis
terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung,
pernafasan.
b. Integritas ego
1) Gejala : faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan
(keluarga, pekerjan, gaya hidup,dll), mengkuatirkan penampilan
(menurunyya berat badan,dd), mengingkari diagnosa, merasa tidak
berdaya,putus asa, tidak berguna, rasa bersalah, dan depresi.
2) Tanda : mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri.perilaku
marah, menangis, kontak mata yang kurang.
c. Eliminasi
1) Gejala : diare yang intermiten, terus menerus, sering atau tanpa
disertai kram abdominal. Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
2) Tanda : feses enter atau tanpa disertai mucus atau darah. Diare pekat
yang sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal, perianal.
Perubahan dalam jumlah, warna, sdan karakteristik urine.
d. Makanan/cairan
1) Gejala : tidak nafsu makan, perubahan dalam mengenali makanan,
mual/muntah. Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan. penurunan
berat badan yang progresif.
2) Tanda : Penurunan berat badan, dapat menunjukkan adanya bising
usus hiperaktif, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, adanya
selaput puih dan perubahan warna, edema.
e. Hygiene
1) Tanda :memperlihatkan penampilan yang tidak rapih. Kekurangan
dalam banyak atau semua perawatan diri, aktivitas perawatan diri.
f. Neurosensori
23
1) Gejala : pusing/pening, sakit kepala. Perubahan status mental,
kehilangan ketajaman/ kemampuan diri untukmengawasi masalah,
tidak mampu mrngingat/ konsentrasi menurun.kelemahan otot,
tremor, dan perubahan ketajaman penglihatan. Kebas, kasemutan
pada ekstremiats(kaki menunjukkan perubahan paling awal).
2) Tanda : perubahan status mental, dngan rentang antara kacau mental
sampai demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kasadaran
menurun, apatis, retardasi psikomotor/respon lambat. Ide paranoid,
ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis.
Timbul reflek tidak normal, menurunnya kekuatan otot, dan gaya
berjalan ataksia.tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya
motorik fokalis. Hemoragi retina dan eksudat.
g. Nyeri/kenyamanan
1) Gejala : nyeri umum /local, sakit, rasa terbakar pada kaki. Sakit
kepala, nyeri dada pleuritis.
2) Tanda : pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan.
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan/pincang, gerak
otot melindungi yang sakit.
h. Pernapasan
1) Gejala : ISK sering, menetap. Napas pendek yang progresif. Batuk
(mulai dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif sputum.
Bendungan atau sesak pada dada.
2) Tanda : Tacipneu, disters pernapasan. Perubahan bunyi npas/bunyi
napas adventius. Sputum :kuning
i. Interaksi social
1) Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,mis. Kehilangan
karabat/orang terdekat, teman, pendukung.rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan
penolakan/kehilangan pendapatan. Isolasi, keseian, teman dekat
ataupun pasangan yang meninggal karena AIDS. Mempertanyakan
kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana.
24
2) Tanda : perubahan oada interaksi keluarga/ orang terdekat.aktivitas
yang tak terorganisasi.
2. Hasil Lab
a. Jumlah limfosit CD4 100 yang normal berkisar antara 500 dan 1.600.
b. LISA ( +)
c. Western Blot (+)
B. Analisa data
25
BAB / diare
Pasien terlihat perubahan
pada tekanan darah
pasien terlihat pucat
pasien terlihat sianosis
n pasien mengalami diare
pasien mengalami
perubahan jumlah dan
warna urin
pasien anoreksia
turgor kulit pasien terlihat
buruk
26
Pasien anoreksia
3 Subjektif : Virus HIV Infeksi
Pasien mengatakan mudah
sakit-sakitan Merusak seluler
Pasien mengatakan demam
Pasien mengatakan Menyerang T Limfosit,
gampang terserang flu sel saraf, makrofag,
Pasien mengatakan pusing monosit, limfosit B
Pasien mengatakan pusing,
sakit kepala Immunocompromise
Pasien mengatakan rasa
terbakar pada kaki Invasi kuman pathogen
Pasien mengatakan nyeri
dada pleuritis Organ target
Pasien mengatakan
berkeringat malam hari
Objektif : Infeksi
TTV :
TD: 130/80
N: 80x/menit
S: 39 C
RR : 26x/menit
27
panggul
Pasien mengalami nyeri
abdomen
C. Diagnosa
1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d output yang
berlebihan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
adekuat
3. Infeksi b.d adanya virus HIV-AIDS
28
D. Intervensi Dan Evaluasi
3 Infeksi b.d adanya Setelah dilakukan tindakan Mandiri : 1. Untuk pengobatan dini mencegah
virus HIV-AIDS keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Monitor tanda-tanda infeksi baru. pasien terpapar oleh kuman
diharapkan : patogen yang diperoleh di rumah
Demam (-) 2. Gunakan teknik aseptik pada setiap sakit.
tindakan invasif. Cuci tangan sebelum
Pusing (-) meberikan tindakan. 2. Mencegah bertambahnya infeksi
rasa terbakar pada kaki hilang 2. Berikan lingkungan yang bersih dan
nyeri dada pleuritis (-) berventilasi baik. Periksa
TTV pengunjung / staf terhadap tanda 3. Mencegah bertambahnya infeksi
TD: 120/80 infeksi dan pertahankan kewaspadaan
N: 80x/menit sesuai indikasi
S: 37 C
RR : 20x/menit Kolaborasi :
benjolan di daerah leher (-) 1. Periksa kultur / sensitivitas lesi,
Lesi (-) darah, urine dan sputum 1. Dilakukan untuk mengidentifikasi
Kejang (-) penyebab demam, diagnose infeksi
Dipsnea (-) organism, atau untuk menentukan
nyeri panggul (-) 2. Berikan antibiotic antijamur / agen metode perawatan yang sesuai
nyeri abdomen (-) antimikroba, missal : trimetroprim 2. Menghambat proses infeksi. Obat-
tremor (-) (bactrim, septra), nistatin obatan lainnya ditargetkan untuk
(mycostatin), ketokonazol, meningkatkan fungsi imun.
pentamidin atau AZT/retrovir Meskipun tidak ada obat yang
tepat, zat seperti AZT ditujukan
untuk menghalangi enzim yang
memungkinkan virus memasuki
material genetis sel T4 sehingga
dapat memperlambat
perkembangan penyakit
No
No Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda Tangan
Dx
1 7 9 oktober 20221 1. Memantau TTV, termasuk CVP bila S :
terpasang. mencatat hipertensi, termasuk Pasien mengatakan sudah tidak diare lagi.
perubahan postural. Pasien mengatakan sudah tidak demam
Hasil : indicator dari volume cairan sirkulasi Pasien mengatakan sudah tidak tidak
normal mudah lelah
O:
2. Mencatat peningkatan suhu dan durasi Diare (-)
demam. memberikan kompres hangat sesuai Demam (-)
indikasi. mempertahankan pakaian tetap Pasien tidak mudah lelah
kering. mempertahankan kenyamanan suhu Pasien tidak berkeringat malam hari
lingkungan. TTV :
Hasil : meningkatkan kebutuhan metabolisme TD : 120/80
N : 80x/menit
3. Mengkaji turgor kulit, membrane mukosa, S : 37 C
dan rasa haus. RR : 20x/menit
Hasil : turgor kulit dan membrane mukosa baik / berat badan pasien naik dari 54 kg menjadi
lembab 54.5 kg
BAB /diare (-)
3. Memantau pemasukan oral dan memasukka pasien tidak terlihat pucat
cairan sedikitnya 2500 ml/hari. sianosis (-)
Hasil : mempertahankan keseimbangan cairan, pasien tidak pingsan
mengurangi rasa haus, dan melembabkan umlah dan warna urin normal
membrane mukosa. anoreksia (-)
Turgor kulit baik / lembab
4. Memberikan cairan / elektrolit melalui selang A : masalah kekurangan volume cairan tubuh
pemberi makanan / IV sudah teratasi
hasil : memperbesar volume sirkulasi, pasien P : intervensi dihentikan
tidak anoreksia
3 9 November 2014 3 1. Memonitor tanda-tanda infeksi baru. S : Pasien mengatakan sudah tidak demam lagi.
Hasil : pasien tidak terpapar oleh infeksi kuman O :
pathogen di RS Demam (-)
2. Menggunakan teknik actrim pada setiap Pusing (-)
tindakan actrim. Cuci tangan sebelum Rasa terbakar pada kaki hilang
meberikan tindakan. Nyeri dada pleuritis (-)
Hasil : tidak terjadi infeksi Pasien sudah tidak berkeringat malam hari