Disusun Oleh :
KELOMPOK 4 KEPERAWATAN 5A
Dosen Pembimbing :
Ns. Welly, M. Kep
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat allah swt karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga,
tugas ini dapat diselesaikan. Tanpa pertolonganya mungkin penulis tidak akan
sanggupmenyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dengan judul “Asuhan
Keperawatan Kelarga Dengan Masalah Lazim Di Indonesia” Penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Keluarga yang telah membimbing dan
memberikan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing maupun teman–teman atau
pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna.Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca,dan semoga adanya tugas ini allah swt senantiasa
meridhoinya dan akhirnya membawa hikmah untuk semuannya.
Wassalamualaikum ,Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHLUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Asuhan Keperawatan HIV
B. Asuhan Keperawatan Kesehan Mental
C. Asuhan Keperawatan Penggunaan Tembakau atau Rokok
D. Asuhan Keperawatan Penggunaan Alkohol
E. Asuhan Keperawatan Kenakalan Remaja
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAS PUSTAKA
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai macam jenis masalah kesehatan khusus masalah kesehatan
pada keluarga, masalah kesehatan yang lazim terjadi di indonesia seperti penyakit HIV-
AIDS, Kesehatan mental, Penggunaan Tembakau atau Rokok, Penggunaan Alkohol,
Kenakalan Remaja.
HIV-AIDS merupakan salah satu penyakit menular seksual yang kemunculannya seperti
fenomena gunung es yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah
penderita yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah pengidap infeksi HIV-AIDS
sebenarnya masih tinggi dan menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan (Nugroho,
2010). Sebagai salah satu penyakit yang mengkhawatirkan di dunia, AIDS merupakan
ancaman bagi kehidupan dikarenakan sampai saat ini belum ada obat yang bisa
menyembuhkan penyakit ini (Ebeniro, 2010). Sejak awal dekade tahun 1989 AIDS sudah
menjadi masalah global, penyakit ini merupakan kumpulan gejala penyakit akibat hilangnya
kekebalan tubuh (Syaifudin, 2011).
Kesehatan mental adalah keadaan dimana seseorang mampu menyadari kemampuannya
sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan
mampu memberi kontribusi terhadap lingkunganya (WHO, 2016). Sedangkan masalah
kesehatan mental diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap
tuntutan dan kondisi lingkungan yang mengakibatkan ketidakmampuan tertentu (Kartono,
2000).
Masalah kesehatan mental yang dialami remaja cukup tinggi. Data survei yang dilakukan
National Adoles Health Information Center NAHIC (2005) menunjukkan bahwa remaja dan
dewasa muda pada usia 10-24 tahun baik pria maupun wanita pernah melakukan rawat jalan
gangguan kesehatan mental, sebesar 1,9 juta pria melakukan rawat jalan kesehatan mental
sedangkan wanita sebesar 1,6 juta jiwa.
Selanjutnya Penggunaan Rokok, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada
lebih dari 1,1 miliar perokok di seluruh dunia, dengan lebih dari 80% dari anggota yang
tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Terutama bermasalah adalah
bahwa penggunaan tembakau, termasuk bentuk-bentuk penggunaan lain selain rokok, terus
meningkat di kalangan remaja di banyak negara, dan cenderung membahayakan kemajuan
dalam mengurangi penyakit kronis dan kematian yang berhubungan dengan tembakau
(WHO, 2014).
Angka prevalensi merokok di Indonesia merupakan salah satu diantara yang tertinggi di
dunia, 46,8% laki-laki dan 3,1% perempuan dengan usia 10 tahun ke atas yang
diklasifikasikan sebagai perokok. Jumlah merokok mencapai 62,8 juta, 40% di antaranya
berasal dari kalangan ekonomi bawah.
Penggunaan alkohol dalam masyarakat sangat mengkhawatirkan dikarenakan berpengaruh
langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada penggunaan alkohol dilingkungan
masyarakat mempengaruhi kewajiban sosial itu sendiri, dan berpengaruh pada diri sendiri
yang mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh serta kurangnya pemenuhan kewajiban bagi
diri sendiri.Kenyataan yang terjadi pada masyarakat sangat memprihatikan Fenomena yang
terjadi diindonesia yang mengkonsumsi alkohol sepanjang tahun 2011 dengan 24 jumlah
kasus miras dan narkoba semuanya dapat diselesaikan, pada tahun 2012 bertambah mencapai
50 kasus yang bertambah. Tahun 2011 tersangka 25 orang sedangkan pada tahun 2013
berjumlah tersangka 50 orang (SOLOPOS, 2013). Pertumbuhan pengkonsumsi alkohol
bertambah sangat pesat dibuktikan dengan data yang tertera pada fenomena di atas.
Berikutnya Kenakalan Remaja, Kenakalan remaja dapat terjadi karena banyak faktor
seperti pergaulannya dengan teman sebaya dan pengaruh dari lingkungan tempatnya
berinteraksi setiap harinya serta pengaruh dari dalam dirinya sendiri. Pada masa ini remaja
mengalami perubahan pada pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan
perkembangan yang dimaksud adalah fisik, sosial, emosi, dan psikologisnya. Remaja yang
sedang mengalami masa pertumbuhan ini sangat rentan juga melakukan perilaku
menyimpang yang ditandai dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar norma
dimasyarakat dan hal tersebut dapat menimbulkan keresahan bahkan kerugian bagi orang-
orang disekitarnya
Pada masa remaja kepribadian seorang anak dibentuk karena anak akan berproses untuk
menemukan jati dirinya. Cara yang dilakukan dalam mencari jati diri juga beragam baik
dengan cara yang positif maupun negatif. Pergaulan dan pengaruh lingkungan sekitar menjadi
salah satu faktor terbentuknya kepribadian remaja. Perbuatan yang secara nyata dilakukan
oleh remaja dan bersifat melanggar hukum serta berlawanan dengan keadaan sosial yang
seharusnya, sehingga kondisi tersebut merupakan problem sosial. Problema atau
permasalahan sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral, serta menyangkut tingkah laku
yang menyimpang, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Maka permasalahan
sosial tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya dukungandari masyarakat, untuk menilai
hal apa yang dianggap baik dan yang dianggap buruk.
Berdasarkan latar belakang yang diasampaikan diatas, maka perlu adanya penelitian yang
berkaitan dengan hal tersebut agar nantinya dapat menjadi informasi serta acuan bagi semua
orang untuk menghindari perilaku buruk dan berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan
perilaku yang negatif karena akan berakibat fatal.
B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan HIV
2. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Kesehan Mental
3. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Penggunaan Tembakau atau Rokok
4. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Penggunaan Alkohol
5. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Kenakalan Remaja
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
e. Pemeriksaan Penunjang
Begitu pasien didiagnosa HIV,maka tingkat kerusakan kekebalan tubuhyang dialami
perlu ditentukan. limfosit CD4 (ssel T-helper)merupakan salah satu cara untuk
mengetahui kuantitas fungsi imunologi pasien. CD4 juga berguna untuk menentukan
stadium klinis berguna untuk menentukan stadium klinis HIV. Tetap HIV. Tetapi
bila pemeriksaan CD4bila pemeriksaan CD4tidak bersedia, total hitung limfosit bisa
sanggat berguna . WHOmengembangkan kriteria stadium klinis berdasarkan total li
otal limfosit. Pasien yang mfosit. Pasien yangterinnfeksi HIV hamper seluruhnya
mengalami gangguan hematologi.Neutropenia (penurunan (penurunan sel darah
putih) bisa disebabkan disebabkan karena virus itusendiri atau obat obatan yang
digunakan pada pasien HIV. Bila ditemukananemia ,biasanya anemia normositik dan
normokromiik.pasien juga bisamengalami mengalami limfopenik limfopenik
(ditandai (ditandai dengan penurunan penurunan jumlah sel darah putihdalam
sirkulasi). (Kurniawan & M, 2007)
b. Etiologi
Dibawah ini akan dijelaskan secara ringkas mengenai penyebab gangguan mental
tersebut.
a) Konflik dengan standar sosial dan norma etis . Gangguan mental terjadi karena
standar sosial dan norma etis tidak ditegakkan deengan baik sehingga berbenturan
dengan standar sosial dan normal etik. Akibatnya, kehidupan menjadi
terbelenggu dengan normal sosial, peraturan/hukum, dan norma etis yang disalah
gunakan.
b) Perlindungan yang berlebihan dari orang tua. Perlindungan dari orang tua
terhadap anak menyebabkan anak menjadi tidak mandiri, tidak percaya diri,
tidak memiliki harga diri, ragu-ragu, tidak memiliki kreativitas dan inisiatif.
Dimasa mendatang anak akan menjadi lemah mental.
c) Anak yang ditolak (rejected child) Peristiwa ini dapat terjadi pada pasangan
suami istri yang tidak dewasa secara psikis sehingga pada saat mempunyai anak
tidak mau bertanggung jawab sebagai ayah dan ibu. Pasangan ini ingin
meneruskan kebiasaan mereka masingmasing seperti sebelum menikah
.akibatnya, bila anak lahir ,kedua orang tuanya menolak sehingga dapat terjadi
gangguan mental dikemudian hari.
d) Keluarga yang Broken Home. Keluarga yang broken home menyebabkan anak
menjadi sulit beradaptasi ,hati menjadi kacau, bingung,sedih, hidup terombang
ambing antara kasih sayang dan kekecewaan terhadap orang tua. Selanjutnya,
anak menjadi mudah tersinggung, mudah sedih, putus asa, terhina, dan merasa
berdosa. akibatnya, anak menjadi berperilaku menyimpang, seperti berperilaku
agresif, sadistis, criminal, dan psikopatis.
e) Lingkungan sekolah yang kurang menguntungkan. Lingkungan sekolah yang
kurang menguntungkan tersebut meliputi aktivitas
f) Cacat Jasmaniah. Anak-anak yang memiliki cacat jasmani, biasanya mereka
merasa malu dan batinnya menderita. Selain itu, mereka juga dibayangi rasa
ketakutan, keraguraguan, dan masa depan yang suram sehingga timbul
ketegangan batin ,rasa rendah diri ,kurang percaya diri dan patah semangat.
Akibatnya, mereka mengalami gangguan mental.
g) Konflik Budaya. Pertemuan budaya antara daerah satu dengan daerah yang lain
atau antara satu bangsa dengan bangsa lain dapat berlangsung secara damai atau
sebaliknya. Apabila terjadi konflik budaya, kecemasan, ketakutan, dan perasaan
akan semakin datar, dingin, dan beku. Akibatnya, individu menjadi sulit
beradaptasi dan penyesuaian terhadap perubahan sosial terjadi sangat cepat.
Ekses yang terjadi adalah seperti kejahatan, korupsi, prositusi, alkoholisme,
kekalutan batin, dan gangguan mental.
h) Masa Transisi. Masa Transisi ditandai dengan perubahan dan peralihan dari
periode satu ke periode selanjutnya. Peralihan periode itu ditandai dengan
kemelut, kekacauan, dan kegoncangan, serta belum mantapnya norma baru.
Akibatnya, timbullah keadaan kekosongan sehingga kontrol sosial dan sanksi
sosial menjadi kendur dan hokum tidak ditaati dan
disalahgunakan.penyalahgunaan wewenang ,jabatan atau kekuasaan pun dapat
terjadi. Semua kejadian tersebut akan semakin berat menekan kehidupan
masyarakat. masyarakat menjadi bingung, takut, cemas, emosional, serta
menderita lahir dan batin. Akhirnya, pola kepribadian menjadi kalut dan kacau
sehingga gangguan mental dapat terjadi.
i) Meningkatkan Aspirasi dan Pengajaran Kemewahan Material. Dewasa ini,
individu berlomba dan bersaing untuk mendapatkan kemewahan hidup dan
kebahagian hidup secara material. Kebahagian hidup diukur dari sukses nya
seseorang menduduki jabatan tinggi, status sosial tinggi, dan sukses secara
material. Individu yang memiliki pendapatan rendah, namun memiliki ambisi
duniawi yang selangit pada akhirnya mengakibatkan ketegangan batin dan
ketakutan dalam dirinya sendiri. Karena takut gagal, iya merasa rendah diri dan
tidak aman. Akhirnya, timbul lah gangguan mental
d. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi holistic, Yaitu terapi yang tidak hanya mengunakan obat dan ditujukan
kepada pengguna jiwanya saja, dalam arti lain terapi ini mengobati pasien secara
menyeluruh
2. Psikoterapi keagamaan, Yaitu terapi yang di berikan dengan kembali mempeljari
dan mengamalkan ajaran agama
3. Farmakoterapi, Yaitu terapi dengan menggunakan obat. Terapi ini biasanya
diberikan oleh dokter dengan memberikanresep obat pada pasien
4. Terapi perilaku, Yaitu terapi yang dimaksudkan agar pasien berubah baik sikap
maupun perilakunya terhadap objek atau situasi yang menakutkan. Secara
bertahap pasien dibimbing dan dilatih untuk menghadapi berbagai objek atau
situasi yang menimbulkan rasa panik dan takut. Sebelum melakuakan terapi ini
diberikan psikoterapi untuk memperkuat kepercayaan diri.
Dalam bab ini penulis menjelaskan laporan kasus Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada
keluarga Tn.B khususnya An.S dengan masalah kebiasaan remaja merokok yang
berada di wilayah Utan Panjang Rt 001 Rw 02 Kel: Utan Panjang Kec. Kemayoran
Jakarta Pusat. Kegiatan dilaksanakan selama 2 minggu mulai tanggal 16 April 2018 –
28 April 2018 dengan melakukan kunjungan rumah sebanyak 7 kali pertemuan
melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
pengkajian, analisa data dan perumusan masalah keperawatan, prioritas diagnose
keperawatan dengan teknik skoring, perencanaan dan evaluasi.
I. Pengkajian keperawatan
1. Data umum
a. Nama : tn. B
b. Usia : 46 tahun
c. Pendidikan : buruh
d. Alamat : jl. Utan panjang Rt 001 Rw 02 kelurahan utan panjang
kecamatan kemayoran
e. Tipe keluarga
tipe Keluarga Tn.B adalah Nuclear Family atau keluarga
inti, dimana di dalam rumah hanya ada Tn.B, Ny.S, kedua
anaknya. Kedua anaknya bernama An.S dan An.R.
f. Suku
Tn.B berasal dari daerah betawi asli dan Ny.S berasal dari daerah jawa
tengah dan dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa
Indonesia. Pola hidup keluarga Tn.B khususnya An.S sering merokok.
Mayoritas penduduk di lingkungan keluarga Tn.B pendatang dari mana
saja. Dan tidak ada budaya yang bertentangan dengan kesehatan.
g. Agama
Agama keluarga Tn.B adalah islam dan tidak ada satupun ketentuan
islam yang bertentangan dengan kesehatan.
h. Status sosial ekonomi keluarga
Sumber penghasilan keluarga Tn.B berasal dari Tn.B sebagai buruh,
Ny.S sebagai karyawan pabrik dan anak pertamanya yaitu An.S yang
bekerja sebagai security dengan penghasilan kurang lebih semuanya
Rp ± 3000.000. Dari uang tersebut digunakan untuk membayar
keperluan bulannya seperti biaya kontrakan, Air, listrik dan juga
digunakan untuk adiknya sekolah dan juga digunakan untuk biaya
sehari-hari keluarga Tn.B. dengan pendapatan segitu Tn.B mengatakan
bahwa pas-pasan untuk kebutuhan perbulannya.
i. Aktivitas dan tahap perkembangan keluarga
Keluarga Tn.B biasa menghabiskan waktu bersama keluarga dengan
menonton tv, memasak, main hp serta mengobrol. Biasanya kalau libur
lebaran pulang kampung ke Jawa Tengah, dan Bekasi.
3. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn.B adalah pola komunikasi tertutup
yaitu setiap anggota keluarga bila memiliki masalah pribadi anak
enggan bercerita kepada orang tuanya, tetapi komunikasi ayah dan ibu
baik, jika ada suatu masalah diceritakan kepada keluarga. Dalam
pengambilan keputusan biasanya selalu dibicarakan secara
musyawarah dengan anggota keluarga yang lain, Pola interaksi
biasanya yang paling sering di lakukan adalah di pagi hari saat sarapan
atau malam hari saat sedang menonton televisi, gambaran pola
interaksi antara ayah dan ibu baik, antara ibu dan anak kurang baik,
antara ayah dan anak kurang baik, antara anak dengan
anak baik, masalah dalam berinteraksi adalah tidak terbukanya anak
kepada orang tua karena orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya
dan anak suka bercerita dengan teman sebaya nya.
b. Struktur keluarga
Di dalam pengambilan keputusan di keluarga menggunakan metode
musyawarah, dan yang mengambil keputusan adalah kepala keluarga
atau Tn.B, anggota keluarga lain yang di percaya oleh kepala keluarga
adalah Ibu, Secara keseluruhan hubungan keluarga Tn.B saling
harmonis karena menghormati dan menghargai satu sama lain.
c. Struktur nilai
Suku Tn.B adalah Betawi dan suku Ny.S adalah Jawa, budaya yang
dominan adalah Betawi, tidak ada nilai-nilai tertentu yang dianut
keluarga bertentangan dengan kesehatan, dan tidak ada kegiatan agama
yang bertentangan dengan kesehatan, kesehatan merupakan hal yang
penting bagi keluarga.
d. Struktur peran
Tn.B berperan sebagai suami dari Ny.S, ayah dari 2 orang anak dan
sekaligus berperan sebagai kepala keluarga. Ny.S berperan sebagai istri
dari Tn.B , ibu dari 2 orang anak dan sebagai ibu rumah tangga.
Anak Pertama yaitu An.S berperan sebagai kakak tertua yang sudah
berkerja dan pencari nafkah. Anak Kedua yaitu An.R berperan sebagai
anak dan sedang menuntut ilmu di bangku SMP kelas 1.
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Respon anggota keluarga bila ada salah satu anggota keluarga yang
sakit maka anggota keluarga yang lain akan merasakan sedih dan bila
ada anggota keluarga yang medapatkan perhargaan maka anggota
keluarga yang lain akan ikut merasakan senang. Dan apabila ada satu
anggota keluarga yang kehilangan maka anggota keluarga yang lain
merasakan
sedih.
b. Fungsi sosialisasi
Anggota keluarga Tn.B tidak ada yang mengikuti organisasi
masyarakat. Meskipun begitu keluarga Tn.B tetap menjalani interaksi
dan hubungan yang baik dengan tetangga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn.B dan Ny.S ikut keluarga berencana karena dua anak saja
cukup agar dapat memantau perkembangan dan pertumbuhan anak,
Ny.S menggunakan akseptor yaitu suntik, karena jika memakai pil
takut lupa dan jika memakai yang lain merasa takut jadi Ny.S memilih
suntik,suntik dilakukan di puskesmas terdekat, lamanya ± 2 tahun dan
tidak ada masalah dalam masalah seksual.
d. Fungsi ekonomi
Setiap anggota keluarga sudah bekerja dan mendapat penghasilan.
Tn.B sendiri bekerja sebagai buruh Ny.S pun bekerja sebagai
karyawan pabrik dan An.S bekerja sebagai security , bila digabungkan
pendapatan keluarga sebulan diatas Rp.2.700.000 dan pengeluaran
rutin tiap bulan adalah kebutuhan sehari-hari, membayar sekolah,
membayar kontrakan ,dll, dan dengan pendapatan segitu Tn.B
mengatakan bahwa pas-pasan untuk kebutuhan perbulannya. Yang
mengelola keuangan keluarga adalah Ny.S
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan
1) Perilaku keluarga dalam penanggulangan sakit
Kebiasaan keluarga Tn.B berobat jika anggota keluarga yang
sakit selalu membawa ke puskesmas di lingkungan tempat
tinggalnya.
2) Pemenuhan kebutuhan makanan
Pengadaan makanan sehari-hari adalah Ny.S memasak sendiri
atau terkadang membeli, komposisi jenis makanan sehari-hari
makanan pokok selalu ada, lauk-pauk selalu ada, sayuran selalu
ada, buah-buahan kadang-kadang, susu kadangkadang, cara
penyajian makanan dalam keluarga adalah tertutup, tidak ada
pantangan makanan terhadap keluarga selain Ny.S yaitu
makanan rendah garam karena Ny.S menderita hipertensi, air
minum biasanya suka membeli di warung, dan pengolahan
makanan suka di cuci terlebih dahulu baru di potong-potong,
kebiasaan makan dalam keluarga biasa bersama-sama atau
terkadang sendiri.
3) Pemenuhan kebutuhan istiahat dan tidur
Tidak semua anggota keluarga terbiasa tidur siang hari karena
Tn.B dan Ny.S bekerja sampai sore. Hanya An.S dan An.R
yang terkadang tidur siang, tidak semua anggota memiliki
kamar tidur, hanya ada dua kamar tidur dan An.S dan An.R
tidur bersama, jika ada anggota keluarga yang tidak bisa tidur
maka membangunkan anggota lain untuk menemani atau
mencoba untuk bisa tidur dengan memikirkan hal-hal yang baik
atau berdzikir.
4) Pemenuhan kebutuhan rekreasi dan latihan
Kebiasaan rekreasi kelurga yang teratur kira-kira 1 bulan 1 kali
ke rumah nenek atau jalan-jalan sperti ke monas , dll. Jika ada
waktu senggang biasanya menonton televisi bersama,
mengikuti pengajian, mengikuti acara-acara di lingkungan
sekitar dan melakukan olahraga, biasanya olahraga jogging di
hari minggu.
5) Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
Kebiasaan anggota keluarga mandi 2 kali sehari pagi dan sore,
menggosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore , dan shampoan
biasanya 2 hari 1 kali , alat-alat yang digunakan
sabun,odol,sikat gigi, shampoo.
6. Kesehtan lingkungan
a. Karakteristik rumah
Keluarga Tn.S tinggal di daerah Jakarta Pusat dimana lingkungannya
sangat padat penduduk, rumah yang ditinggali keluarga Tn.S adalah
kontrakan dengan ukuran 3 x 5 meter Dinding rumahnya terbuat dari
tembok dan atapnya terbuat dari genteng dan asbes, kontrakan keluarga
Tn.S berlantai 2 dimana terdapat 1 jendela, 1 pintu, 2 kamar tidur, 1
kamar mandi. Ventilasi ada kira-kira < 10 % luas lantai, cahaya yang
masuk pada siang hari tidak ada, penerangan menggunakan listrik,
lantai rumah dari ubin Secara keseluruhan kondisi rumah keluarga
Tn.B rapih dan bersih. Tidak ada halaman rumah, tidak ada ruang
tamu, tidak ada dapur, kamar utama itu merupakan tempat menonton
televisi dan bersih, kamar mandi
bersih. Suasana kontrakan keluarga Tn.B nyaman terkadang bising.
Pengelolaan sampah rumah dan sampah dapur biasanya di bawah
kontrakan ada tempat sampah yang biasa di angkut oleh petugas
sampah.
Sumber air dari PAM dan untuk minum tidak dari situ tetapi membeli
di warung, air tidak berbau dan tidak ada pengendapan.
Jamban di rumah ada berupa jamban cemplung, jarak penampungan air
dari sumber air > 10 meter Pembuangan air limbah ada di bawah
kontrakan dan tampak baik.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas tetangga
Keluarga Tn.B selama tinggal di Rt 001 Rw 02 kelurahan utan panjang
kecamatan kemayoran tidak pernah memiliki masalah ataupun terdapat
konflik dengan tetangga di lingkungan tempat tinggalnya dan
hubungan silahturahmi dengan tetangga terjalin baik, keluarga Tn.B
bersikap ramah
dan sangat baik dengan tetangga. Dilingkungan rumah keluarga Tn.B
tetangganya ramah-ramah dan sopan.
c. Mobilitas geografik keluarga
Tn.B tinggal di daerah haji ung dari lahir hingga saat ini tinggal di utan
panjang kemudian untuk Ny.S dari kecil pindah ke Jakarta bersama
orangtua sampai kemudian menikah dengan Tn.B
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.B melakukan perkumpulan keluarga pada moment
lebaran bersilahturahmi dengan keluarga besar. Keluarga Tn.B dalam
interaksi dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar juga baik seperti
Tn.B sering mengikuti kegiatan di Rt . System pendukung keluarga.
e. System pendukung keluarga
Keluarga Tn.B ketika mendapat musibah dibantu oleh tetangga dan
saudara dari Ny.S keluarga Tn.B mendapatkan bantuan dari
pemerintah berupa BPJS yang diterima oleh keluarga Tn.B dalam
memenuhi kebutuhan kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari
keluarga Tn.B selalu mendapat dukungan dari setiap anggota keluarga
yang lain.
9.
Pemeriksaan Tn.B Ny.S An.S An.R
. Fisik
10. Abdomen Tidak ada Tidak Ada Tidak ada Tidak ada
distensi distensi distensi distensi
abdomen Abdomen abdomen abdomen
11. Ektermitas Tidak ada Tidak Ada Tidak ada Tidak ada
keluhan dan keluhan Dan keluhan dan keluhan
gangguan Gangguan gangguan dan
pergerakan Pergerakan pergerakan gangguan
pergeraka
n
13. Kesimpulan Tn.B dari Ny.S Dari An.S dari An.R dari
hasil hasil hasil hasil
pemeriksaa Pemeriksaan pemeriksaa pemeriksa
n keadaan Keadaan n keadaan an
umum, umum, umum, keadaan
kepala, kepala, mata, kepala, umum,
mata, hidung, mata, kepala,
hidung, teling, mulut, hidung, mata,
teling, gigi, leher, teling, hidung,
mulut, gigi, dada Dan mulut, teling,
leher, dada paru-paru, leher, dada mulut,
dan paru- abdomen, dan paru- gigi, leher,
paru, Ekstermitas paru, dada dan
abdomen, Semuanya abdomen, paru-paru,
A. Analisa data
d. Patofisiologi
Karakteristik rasa dan bau berbagai minuman yang mengandung alkohol
tergantung kepada metode pembuatannya, yang menghasilkan berbagai berbagai
senyawa senyawa dalam hasil akhirnya.Senyawa tersebut termasuk metanol,
butanol, aldehida, fenol, tannins, dan sejumlah kecil berbagai logam. Walaupun
senyawa ini dapat menyebabkan suatu efek psikoaktif yang berbeda pada
berbagai minuman yang mengandung alkohol, perbedaan tersebut dalam efeknya
adalah minimal dibandingkan dengan efek etanol itu sendiri.
Kira-kira 10% alkohol yang dikonsumsi diabsorpsi di lambung, dan sisanya di
usus kecil. Konsentrasi puncak alkohol didalam darah dicapai dalam waktu 30-90
menit, biasanya dalam 45-60 menit, tergantung apakah alkohol diminum saat
lambung kosong, yang meningkatkan absorbsi atau diminum bersama makanan
yang memperlambat absorbsi. Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak dalam
darah juga merupakan suatu faktor selama alkohol dikonsumsi, waktu yang
singkat menurunkan waktu untuk mencapai konsentrasi puncak. Absorbsi paling
cepat 15-30% (kemurnian -30 sampai -60).
Tubuh memiliki alat pelindung terhadap masuknya alkohol. Sebagai contoh, jika
konsentrasi alkohol menjadi terlalu tinggi didalam lambung, mukus akan
disekresikan dan katup pilorik ditutup, hal tersebut akan memperlambat absorbsi
dan menghalangi alkohol masuk ke usus kecil. Jadi, sejumlah besar alkohol dapat
tetap tidak terabsorbsi didalam lambung selama berjam-jam. Selain itu,
pilorospasme sering kali menyebabkan mual dan muntah.
Jika alkohol telah diabsorbsi ke dalam aliran darah, alkohol didistribusikan ke
seluruh jaringan tubuh. Jaringan yang mengandung proporsi air yang tinggi
memiliki konsentrasi alkohol yang tinggi. Efek intoksikasi menjadi lebih besar
jika konsentrasi alkohol didalam darah tinggi.
Kira-kira 90% alkohol yang diabsorbsi dimetabolisme di hati, sisanya
dieksresikan tanpa diubah oleh ginjal dan paru-paru. Kecepatan oksidasi di hati
konstan dan tidak tergantung pada kebutuhan energi tubuh. Tubuh mampu
memetabolisme kira-kira 15 mg/dl setiap jam dengan rentan berkisar antara 10-34
mg/dl per jamnya.
Alkohol dimetabolisme dengan bantuan 2 enzim yaitu alkohol dehidrogenase
(ADH) dan aldehida dehidrogenase. ADH mengkatalisasi konversi alkohol
menjadi asetilaldehida yang merupakan senyawa toksik. Aldehida dehidrogenase
mengkatalisasi konversi asetaldehida menjadi asam asetat. Aldehida
dehidrogenase diinhibisi oleh disulfiram ( An-tabuse), yang sering digunakan
dalam pengobatan gangguan terkait alkohol.
e. Penata pelaksanaan medis
1. Pemberian cairan atas dasar hasil pemeriksaan elektrolit dan keadaan umum
2. Atasi kondi si kondisi gelisa si gelisah dengan golo gan golongan
benzodiazepin (diazepam 5 mg IM atau IV yang dapat diulang tiap 30 menit
sampai dosis maksimal 20 mg/hari)
3. Bila ad Bila ada kejan a kejang akibat putu at putus zat mak s zat maka atasi
de a atasi dengan benzodiazepine (diazepam 5 mg yang disuntikan IV secara
perlahan)
4. Dapat juga dib at juga diberikan thi kan thiamine 100 mg dita ne 100 mg
ditambah 4 mg magn mg magnesium sulfat dalam 1 liter 5% Dextrose/normal
saline selama 1-2 jam 1-2 jam (Risma, 2012)
f. Penatalaksanaan keperawatan
1. Gejala: emosi labil, kulit memerah, muntah,depresi pernafasan, stupor sampai
koma.
2. Tindakan: Tindakan:
a. Bilas lambung dengan air
b. Beri kopi pahit
c. Infus glukosa: mencegah hipoglikemia
1. Perkembangan biologis
2. Perkembangan emosi
3. Perkembangan kognitif
Teori perkembangan kognitif Piaget menyebutkan, remaja memasuki
tahap periode operasional formal dalam perkembangan kognitifnya
(Wong, 2008). Remaja pada tahap ini disebutkan bahwa telah dapat
berpikir deduktif dan abstrak. Remaja telah dapat berpikir jauh ke
depan, dan memikirkan tentang kemungkinan yang akan terjadi dari
suatu tindakan. Kemampuan berpikir yang baru memungkinkan
remaja untuk menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang terjadi
bukan satu-satunya alternatif yang dipilih, tetapi masih ada
kemungkinan lain yang dapat dipilih, misalnya aturan-aturan dari
orangtua, status remaja dalam kelompok sebaya, dan aturan-aturan
yang diberlakukan pada remaja tidak lagi dipandang sebagai hal-hal
yang tidak mungkin berubah, oleh karena itu banyak remaja
akhirnya melanggar aturan yang telah ada (Agustiani, 2006).
4. Perkembangan psikososial
Teori perkembangan psikososial Erikson (Wong, 2008) menyebutkan
bahwa masa remaja berada dalam identitas dan penolakan vs kebingungan
peran. Identitas disini dicirikan dengan perubahan fisik yang cepat.
Remaja berfokus pada perubahan fisiknya, dan mereka sangat memikirkan
akan penampilan mereka di mata orang banyak. Remaja juga berusaha
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, yaitu dengan megikuti apa
yang sedang trend, dan menyeuaikan perannya sesuai dengan
apa yang dilakukan oleh teman-teman mereka. Remaja yang tidak dapat
menyesuaikan diri akan terlibat konflik inti dan menyebabkan terjadinya
kebingungan peran. Tidak hanya identitas individu ang berupa kesadaran
akan perubahan tubuh dan penilaian oranglain terhadap dirinya serta
identitas kelompok yang berupa penyesuaian remaja terhadap nilai dan
konsep yang dianut kelompok menjadi fokus remaja, tetapi juga identitas
peran seksual seperti hubungan heteroseksual dengan teman sebayanya
serta emosionalitas remaja yang masih terombang-ambing dan tidak stabil
merupakan hal yang juga diperhatikan oleh remaja dalam pengembangan
identitas dirinya.