Anda di halaman 1dari 59

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH KESEHATAN


YANG LAZIM DI INDONESIA

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4 KEPERAWATAN 5A

Cindy Claudya Putri 1914201001


Yeni Susanti 1914201004
Afriawatri Yodelvi 1914201005
Alivia Dafa Safitri 1914201006
Ameyuza Mega 1914201008
Anggresya Putri 1914201009
Annisa Khairani 1914201010
Amelia Gustri 1914201007
Cindy Sonia Putri 1914201011
Muthia Helmi 1914201022
Yuli Marnis T. 1914201046

Dosen Pembimbing :
Ns. Welly, M. Kep

PROGRAM PENDIDIKAN S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKes ALIFAH PADANG
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat allah swt karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga,
tugas ini dapat diselesaikan. Tanpa pertolonganya mungkin penulis tidak akan
sanggupmenyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.

Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dengan judul “Asuhan
Keperawatan Kelarga Dengan Masalah Lazim Di Indonesia” Penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Keluarga yang telah membimbing dan
memberikan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing maupun teman–teman atau
pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna.Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca,dan semoga adanya tugas ini allah swt senantiasa
meridhoinya dan akhirnya membawa hikmah untuk semuannya.

Wassalamualaikum ,Wr.Wb

Padang, 18 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHLUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Asuhan Keperawatan HIV
B. Asuhan Keperawatan Kesehan Mental
C. Asuhan Keperawatan Penggunaan Tembakau atau Rokok
D. Asuhan Keperawatan Penggunaan Alkohol
E. Asuhan Keperawatan Kenakalan Remaja
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAS PUSTAKA
BAB II

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai macam jenis masalah kesehatan khusus masalah kesehatan
pada keluarga, masalah kesehatan yang lazim terjadi di indonesia seperti penyakit HIV-
AIDS, Kesehatan mental, Penggunaan Tembakau atau Rokok, Penggunaan Alkohol,
Kenakalan Remaja.
HIV-AIDS merupakan salah satu penyakit menular seksual yang kemunculannya seperti
fenomena gunung es yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah
penderita yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah pengidap infeksi HIV-AIDS
sebenarnya masih tinggi dan menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan (Nugroho,
2010). Sebagai salah satu penyakit yang mengkhawatirkan di dunia, AIDS merupakan
ancaman bagi kehidupan dikarenakan sampai saat ini belum ada obat yang bisa
menyembuhkan penyakit ini (Ebeniro, 2010). Sejak awal dekade tahun 1989 AIDS sudah
menjadi masalah global, penyakit ini merupakan kumpulan gejala penyakit akibat hilangnya
kekebalan tubuh (Syaifudin, 2011).
Kesehatan mental adalah keadaan dimana seseorang mampu menyadari kemampuannya
sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan
mampu memberi kontribusi terhadap lingkunganya (WHO, 2016). Sedangkan masalah
kesehatan mental diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap
tuntutan dan kondisi lingkungan yang mengakibatkan ketidakmampuan tertentu (Kartono,
2000).
Masalah kesehatan mental yang dialami remaja cukup tinggi. Data survei yang dilakukan
National Adoles Health Information Center NAHIC (2005) menunjukkan bahwa remaja dan
dewasa muda pada usia 10-24 tahun baik pria maupun wanita pernah melakukan rawat jalan
gangguan kesehatan mental, sebesar 1,9 juta pria melakukan rawat jalan kesehatan mental
sedangkan wanita sebesar 1,6 juta jiwa.
Selanjutnya Penggunaan Rokok, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada
lebih dari 1,1 miliar perokok di seluruh dunia, dengan lebih dari 80% dari anggota yang
tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Terutama bermasalah adalah
bahwa penggunaan tembakau, termasuk bentuk-bentuk penggunaan lain selain rokok, terus
meningkat di kalangan remaja di banyak negara, dan cenderung membahayakan kemajuan
dalam mengurangi penyakit kronis dan kematian yang berhubungan dengan tembakau
(WHO, 2014).
Angka prevalensi merokok di Indonesia merupakan salah satu diantara yang tertinggi di
dunia, 46,8% laki-laki dan 3,1% perempuan dengan usia 10 tahun ke atas yang
diklasifikasikan sebagai perokok. Jumlah merokok mencapai 62,8 juta, 40% di antaranya
berasal dari kalangan ekonomi bawah.
Penggunaan alkohol dalam masyarakat sangat mengkhawatirkan dikarenakan berpengaruh
langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada penggunaan alkohol dilingkungan
masyarakat mempengaruhi kewajiban sosial itu sendiri, dan berpengaruh pada diri sendiri
yang mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh serta kurangnya pemenuhan kewajiban bagi
diri sendiri.Kenyataan yang terjadi pada masyarakat sangat memprihatikan Fenomena yang
terjadi diindonesia yang mengkonsumsi alkohol sepanjang tahun 2011 dengan 24 jumlah
kasus miras dan narkoba semuanya dapat diselesaikan, pada tahun 2012 bertambah mencapai
50 kasus yang bertambah. Tahun 2011 tersangka 25 orang sedangkan pada tahun 2013
berjumlah tersangka 50 orang (SOLOPOS, 2013). Pertumbuhan pengkonsumsi alkohol
bertambah sangat pesat dibuktikan dengan data yang tertera pada fenomena di atas.
Berikutnya Kenakalan Remaja, Kenakalan remaja dapat terjadi karena banyak faktor
seperti pergaulannya dengan teman sebaya dan pengaruh dari lingkungan tempatnya
berinteraksi setiap harinya serta pengaruh dari dalam dirinya sendiri. Pada masa ini remaja
mengalami perubahan pada pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan
perkembangan yang dimaksud adalah fisik, sosial, emosi, dan psikologisnya. Remaja yang
sedang mengalami masa pertumbuhan ini sangat rentan juga melakukan perilaku
menyimpang yang ditandai dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar norma
dimasyarakat dan hal tersebut dapat menimbulkan keresahan bahkan kerugian bagi orang-
orang disekitarnya
Pada masa remaja kepribadian seorang anak dibentuk karena anak akan berproses untuk
menemukan jati dirinya. Cara yang dilakukan dalam mencari jati diri juga beragam baik
dengan cara yang positif maupun negatif. Pergaulan dan pengaruh lingkungan sekitar menjadi
salah satu faktor terbentuknya kepribadian remaja. Perbuatan yang secara nyata dilakukan
oleh remaja dan bersifat melanggar hukum serta berlawanan dengan keadaan sosial yang
seharusnya, sehingga kondisi tersebut merupakan problem sosial. Problema atau
permasalahan sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral, serta menyangkut tingkah laku
yang menyimpang, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Maka permasalahan
sosial tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya dukungandari masyarakat, untuk menilai
hal apa yang dianggap baik dan yang dianggap buruk.
Berdasarkan latar belakang yang diasampaikan diatas, maka perlu adanya penelitian yang
berkaitan dengan hal tersebut agar nantinya dapat menjadi informasi serta acuan bagi semua
orang untuk menghindari perilaku buruk dan berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan
perilaku yang negatif karena akan berakibat fatal.

B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan HIV
2. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Kesehan Mental
3. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Penggunaan Tembakau atau Rokok
4. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Penggunaan Alkohol
5. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Kenakalan Remaja
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Asuhan Keperawatan HIV


a. Definisi HIV/AIDS
HIV adalah singkatan Human Immunodefisiency Virus yaitu virusyang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia sehingga membuat tubuhrentan terhadap berbagai
penyakit.Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu penyakit uatu penyakitretrovirus yang
disebabkan oleh HIV dan ditandai dengan imunosupresi beratyang menimbulkan
infeksi oportunistik, neoplasma sekunder dan manifestasineurologis.
Secara umum definisi ini menyusun suatu titik dalam kontinum penyimpangan HIV
penyimpangan HIV dimana penjamu telah menunjukan s dimana penjamu telah
menunjukan secara klinis disfu ecara klinis disfungsiimun. Jumlah besar infeksi
oportunistik dan neoplasma merupakan tandasupresi imun berat sejak tahun 1993.
Definisi AIDS telah meli telah meliputi jumlah CD4 puti jumlah CD4kurang dari 200
sebagai criteria ambang batas. Sel CD4 adalah bagian darilimposit dan satu target sel
dari infeksi HIV.

b. Etiologi HIV AIDS


Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang disebut Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini pertama kalidiisolasi oleh Montagnier dan
kawan-kawan di Prancis pada tahun 1983dengan nama Lymphadenopathy Associated
Virus (LAV), sedangkan Gallo diAmerika Serikat pada tahun 1984 mengisolasi
(HIV) III. Kemudian ataskesepakatan internasional pada tahun 1986 nama virus
dirubah menjadi HIV.Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis Retrovirus
RNA. Dalam bentuknya yang asli merupakanpartikel yang inert, tidak dapat
berkembang atau melukai sampai ia masuk ke sel target.Sel target virus ini terutama
sel Lymfosit T, karena ia mempunyai reseptor untuk virus HIV yang disebut CD-
HIV yang disebut CD-4. Didalam sel Lymfosit T, virus dapat berkembang dan
seperti an seperti retrovirus yang retrovirus yanglain, dapat tetap hidup lama dalam
sel dengan keadaan inaktif. Walaupundemikian virus dalam tubuh pengidap HIV
selalu dianggap infectious yangsetiap saat dapat aktif dan dapat ditularkan selama
hidup penderita tersebut.(Kurniawan & M, 2007)
Secara mortologis HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core) dan bagian
selubung (envelop). Bagian inti berbentuk silindris tersusunatas dua untaian RNA
(Ribonucleic Acid). Enzim reverce transcriptase dan beberapa jenis protein.
beberapa jenis protein. Bagian selubung terdiri Bagian selubung terdiri atas lipid atas
lipid dan glikoprotein (gp dan glikoprotein (gp41 dan gp 120). Gp 120 berhubungan
dengan reseptor Lymfosit (T4) yangrentan. Karena bagian luar virus (lemak) t rentan.
Karena bagian luar virus (lemak) tidak taha idak tahan panas, bahan kimia, maka n
panas, bahan kimia, makaHIV termasuk virus sensitif terhadap pengaruh lingkungan
seperti airmendidih, sinar matahari dan mudah dimatikan dengan berbagai
desinfektanseperti eter, aseton, alkohol, jodium hipoklorit dan sebagainya, tetapi
relatifresisten terhadap radiasi dan sinar utraviolet. (Price & Wilson, 2014)
Virus HIV hidup dalam darah, saliva, semen, ai Virus HIV hidup dalam darah, saliva,
semen, air mata dan mudah mati a dan mudah matidiluar tubuh. HIV dapat juga
ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan selglia jaringan otak (Kowalak, Welsh,
& Mayer, 2014)

c. Patofisiologi Virus (HIV) / Acquired


Imunnodeficiency Syndrome(AIDS)Dasar utama terinfeksinya HIV adalah
berkurangnya jenis Limfosit Thelper yang mengandung marker CD4 (Sel T4).
Limfosit T4 adalah pusat dansel utama yang terlibat secara langsung maupun tidak
langsung dalammenginduksi fungsi imunologik. Menurun atau menghilangnya
sistemimunitas seluler, terjadi karena virus HIV menginfeksi sel yang
berperanmembentuk antibodi pada sistem kekebalan tersebut, yaitu sel Limfosit
T4.Setelah virus HIV mengikatkan diri pada Setelah virus HIV mengikatkan diri
pada molekul CD4 molekul CD4, virus masuk ke dalamtarget dan melepaskan
bungkusnya kemudian dengan enzim reversetranskriptase virus tersebut merubah
bentuk RNA (  Ribonucleic Acid ) agar dapat bergabung dengan DNA
( Deoxyribonucleic Acid ) sel target. Selanjutnyasel yang berkembang biak akan
mengandung bahan genetik virus. Infeksi HIV Infeksi HIVdengan demikian menjadi
irreversibel dan berlangsung seumur hidup.
Pada awal infeksi, virus HIV tidak segera menyebabkan kematian darisel yang
diinfeksinya, tetapi terlebih dahulu mengalami replikasi sehingga adakesempatan
untuk berkembang dalam tubuh penderita tersebut dan lambat launakan merusak
limfosit T4 sampai pada jumlah tertentu. Masa ini disebutdengan masa inkubasi.
Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejakseseorang terpapar virus HIV
sampai menunjukkan gejala AIDS. Pada masainkubasi, virus HIV tidak dapat
terdeteksi dengan pemeriksaan laboratoriumkurang lebih 3 bulan sejak tertular virus
HIV yang dikenal dengan masa“window period”. Setelah beberapa bulan sampai
beberapa tahun akan terlihatgejala klinis pada penderita sebagai dampak dari infeksi
HIV tersebut.20 Padasebagian penderita memperlihatkan gejala tidak khas pada
infeksi pada infeksi HIV akut, 3- HIV akut, 3-6 minggu setelah terinfeksi. Gejala
yang terjadi adalah demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar getah bening,
ruam,  pembengkakan kelenjar getah bening, ruam, diare, a diare, atau batuk. Setelah
infeksi tau batuk. Setelah infeksiakut, dimulailah infeksi HIV asimptomatik (tanpa
gejala). Masa tanpa gejalaini umumnya berlangsung selama 8-10 tahun, tetapi ada
sekelompok kecilpenderita yang memliki perjalanan penyakit perjalanan penyakit
amat cepat amat cepat hanya sekitar hanya sekitar 2 tahun 2 tahundan ada juga yang
sangat lambat (non-progressor).
Secara bertahap sistem kekebala Secara bertahap sistem kekebalan tubuh yang
terinfek oleh virus HIVoleh virus HIVakan menyebabkan fungsi kekebalan tubuh
rusak. Kekebalan tubuh balan tubuh yang rusak akan mengakibatkan daya tahan
tubuh berkurang bahkan hilang, sehingga penderita akan menampakkan gejala-gejala
akibat infeksi oportunistik.

d. Manifestasi Klinis HIV/AIDS


Tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada penderita AIDSumumnya sulit
dibedakan karena bermula dari gejala klinis umum yangdidapati pada penderita
penyakit lainnya. Manifestasi klinik utama dari penderita AIDS umumnya meliputi 3
hal yaitu:
1. Manifestasi tumor
a) Sarkoma Kaposi
Kanker pada semua bagian kulit dan organ tubuh. Penyakit ini sangat jarang
menjadi sebab kematian primer.
b) Limfoma ganas
Timbul setelah terjadi Sarkoma Kaposi dan menyerang saraf sertadapat
bertahan kurang lebih 1 tahun.
2. Manifestasi oportunistik
1) Manifestasi pada Paru
a) Pneumoni pneumocystis (PCP)
Pada umumnya 85% infeksi oportunistik pada AIDS merupakaninfeksi paru
PCP dengan gejala sesak nafas, batuk infeksi paru PCP dengan gejala sesak
nafas, batuk kering, sakit ering, sakit bernafas dalam dan demam.
b) Cytomegalovirus (CMV)
Pada manusia 50% virus ini hidup sebagai komensal pada paru-parutetapi
dapat menyebabkan pneumocystis. CMV merupakan 30%penyebab kematian
pada AIDS.
c) Mycobacterium avilum
Menimbulkan pneumoni difus, timbul pada stadium akhir dan
sulitdisembuhkan.
d) Mycobacterium tuberculosis
Biasanya timbul lebih dini, penyakit cepat menjadi milier dan cepatmenyebar
ke organ lain di luar paru.
2) Manifestasi gastrointestinal
Tidak ada nafsu makan, diare kronis, penurunan berat badan >10% per bulan.
3) Manifestasi neurologis
Sekitar 10% kasus AIDS menunjukkan manifestasi neurologis yangbiasanya
biasanya timbul pada fase akhir penyakit. Kelainan saraf yang umum adalah
ensefalitis, meningitis, demensia, mielopati, neuropati perifer.

e. Pemeriksaan Penunjang
Begitu pasien didiagnosa HIV,maka tingkat kerusakan kekebalan tubuhyang dialami
perlu ditentukan. limfosit CD4 (ssel T-helper)merupakan salah satu cara untuk
mengetahui kuantitas fungsi imunologi pasien. CD4 juga  berguna untuk menentukan
stadium klinis  berguna untuk menentukan stadium klinis HIV. Tetap HIV. Tetapi
bila pemeriksaan CD4bila pemeriksaan CD4tidak bersedia, total hitung limfosit bisa
sanggat berguna . WHOmengembangkan kriteria stadium klinis berdasarkan total li
otal limfosit. Pasien yang mfosit. Pasien yangterinnfeksi HIV hamper seluruhnya
mengalami gangguan hematologi.Neutropenia (penurunan (penurunan sel darah
putih) bisa disebabkan disebabkan karena virus itusendiri atau obat obatan yang
digunakan pada pasien HIV. Bila ditemukananemia ,biasanya anemia normositik dan
normokromiik.pasien juga bisamengalami mengalami limfopenik limfopenik
(ditandai (ditandai dengan penurunan penurunan jumlah sel darah putihdalam
sirkulasi). (Kurniawan & M, 2007)

f. Upaya Pelayanan Kesehatan


1. Promotif
a) Promosi kesehatan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar
dan komprehesif mengenai pencegahan penularan HIV danmenghilangkan
stigma serta diskriminasi.
b) Promosi kesehatan diberikan dalam bentuk advokasi, bina suasana,
pemberdayaan, kemitraan dan peran serta masyarakat sesuai dengankondisi
social budaya serta didukung kebijakan publik.
c) Promosi kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaganon kesehatan
terlatih.
d) Sasaran promosi kesehatan meliputi kebijakan public, swasta,organisasi
kemasyarakatan dan masyarakat.
e) Masyarakat diutamakanMasyarakat diutamakan pada populasi sasaran dan
populasi kunci.
f) Populasi sasaran merupakan populasi yang menjadi sasaran program.
2. Preventif
a) Pencegahan penularan HIV/AIDS dapat dicapai secara efektif dengan cara
menerapkan pola hidup aman dan tidak beresiko.
b) Penecegahan penularan HIV melalui hubungan seksual;
c) Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anaknya;
d) Pencegahan penularan HIV melalui hubungan seksual merupakan berbagai
berbagai upaya untuk mencegah mencegah seseorang seseorang terinfeksi
terinfeksi HIV dan/atau dan/atau penyakit IMS lain yang ditularkan melalui
hu  penyakit IMS lain yang ditularkan melalui hubungan seksual. seksual.
e) Pencegahan penularan HIV melalui hubungan seksual dilaksanakanterutama
di tempat yang berpotensi terjadinya hubungan seksual berisiko.
3. Rehabilitasi
a) Rehabilitasi pada kegiatan Penanggulangan HIV dan AIDS
dilakukanterhadap setiap pola transmisi penularan HIV pada populasi
kunciterutama pekerja seks dan Pengguna Napza Suntik.
b) Rehabilitasi pada kegiatan Penanggulangan HIV dan AIDS dilakukanmelalui
rehabilitasi medis dan sosial.
c) Rehabilitasi pada kegiatan Penanggulangan HIV dan AIDS ditujukanuntuk
mengembalikan kualitas hidup untuk menjadi produktif secaraekonomis dan
sosial
d) Rehabilitasi pada populasi kunci pekerja seks dilakukan dengan
carapemberdayaan ketrampilan kerja dan pemberdayaan keterampilan kerja
dan efikasi diri ya fikasi diri yang dapat dilakukanoleh sektor sosial, baik
Pemerintah maupun masyarakat.
e) Rehabilitasi pada populasi kunci pengguna napza suntik dilakukandengan
cara rawat jalan, rawat inap dan program pasca rawat sesuaiketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Pengobatan
a) Pengobatan HIV bertujuan untuk mengurangi risiko penularan
HIV,menghambat perburukan infeksi oportunistik dan meningkatkankualitas
hidup pengidap HIV.
b) Pengobatan HIV harus dilakukan bersamaan dengan penapisan danterapi
infeksi oportunistik, pemberian kondom dan konseling.
c) Pengobatan AIDS bertujuan untuk menurunkan sampai tidak
terdeteksi jumlah virus (viral load ) HIV dalam darah dengan
menggunakankombinasi obat ARV.

g. Laporan Kasus HIV


1. Pengkajian
a) Data Demografi
 Nama klien : Tn Y
Umur : 38 th
Diagnosa Medik : HIV – AIDS
Tanggal Masuk : 7 November 2017
Alamat : Kp Datar Margawati
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Status perkawinan : Duda
Status pendidikan : Sarjana Pendidikan
b) Riwayat Penyakit
Keluhan Utama :
Klien mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu,flu, pusing,
dan diare. Pasien mengalami berat badan menurun derastisdari 60 kg menjadi
54 kg
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang dialaminya saat ini.
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya tidak ada yangmengalami
penyakit yang sedang di derita pasien.
c) Pemeriksaan fisik
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya,
progresi kelelahan/malaise. Perubahan pola tidur.
Tanda : kelelahan otot, menurunya masa otot. Respon fisiologisterhadap
aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung,pernafasan.
2. Integritas ego
Gejala : faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan (keluarga,
pekerjan, gaya hidup,dll), mengkuatirkan penampilan (menurunnya berat
badan,dd), mengingkari diagnosa, merasa tidakberdaya,putus asa, tidak
berguna, rasa bersalah, dan depresi.
Tanda : mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri.perilaku marah,
menangis, kontak mata yang kurang.
3. Eliminasi
Gejala : diare yang intermiten, terus menerus, sering atau tanpa disertai kram
abdominal. Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
Tanda : feses enter atau tanpa disertai mucus atau darah. Diare pekatyang
sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal, perianal.Perubahan
dalam jumlah, warna, dan karakteristik urine.
4. Makanan/cairan
Gejala : tidak nafsu makan, perubahan dalam mengenali makanan,
mual/muntah. Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan. penurunan berat
badan yang progresif.
Tanda : Penurunan berat badan, dapat menunjukkan adanya bisingusus
hiperaktif, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, adanya selaput puih
dan perubahan warna, edema.
5. Hygiene
Tanda :memperlihatkan penampilan yang tidak rapih. Kekurangan dalam
banyak atau semua perawatan diri, aktivitas perawatan diri.
6. Neurosensori
Gejala : pusing/pening, sakit kepala. Perubahan status mental, kehilangan
ketajaman/ kemampuan diri untuk mengawasi masalah, tidak mampu
mrngingat/ konsentrasi menurun.kelemahan otot, tremor, dan perubahan
ketajaman penglihatan. Kebas, kasemutan pada ekstremiats (kaki
menunjukkan perubahan paling awal).
Tanda : perubahan status mental, dngan rentang antara kacau mental sampai
demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kasadaran menurun, apatis,
retardasi psikomotor/respon lambat. Ide paranoid,ansietas yang berkembang
bebas, harapan yang tidak realistis.Timbul reflek tidak normal, menurunnya
kekuatan otot, dan gaya berjalan ataksia.tremor pada motorik kasar/halus,
menurunnya motorik fokalis. Hemoragi retina dan eksudat.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri umum /local, sakit, rasa terbakar pada kaki. Sakitkepala, nyeri
dada pleuritis.
Tanda : pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri
tekan.Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan/pincang, gerak otot
melindungi yang sakit.
8. Pernapasan
Gejala : ISK sering, menetap. Napas pendek yang progresif. Batuk (mulai
dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif sputum. Bendungan atau
sesak pada dada.
Tanda : Tacipneu, disters pernapasan. Perubahan bunyi napas/bunyi napas
adventius. Sputum :kuning
9. Interaksi social
Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis. Kehilangan
kerabat/orang terdekat, teman, pendukung .rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan/kehilangan
pendapatan. Isolasi, keseian, teman dekat ataupun pasangan yang meninggal
karena AIDS. Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak
mampu membuat rencana.
tanda : perubahan oada interaksi keluarga/ orang terdekat.aktivitas yang tak
terorganisasi.
2. Analisa Data

Sumber Data Etiologi Masalah Keperawatan


Subjektif: Virus HIV Resiko tinggi terhadap
Pasien mengatakan kekurangan volume
diare cairan
Pasien mengatakan Merusak Seluler
demam
Pasien mengatakan
capek Menyerang T limfosit sel
Pasien mengatakan
mudah lelah
Pasien mengatakan Saraf, Makrofag, Monosit
letih Limfosit B
Pasien mengatakan
lesu
Pasien mengatakan Immunocompromise
berkeringat malam
hari
Objektif : Invasi Kuman Pathogen
TTV :
TD : 130/80
N : 80x/menit Organ Target
S : 39 C
RR : 26x/menit
Pasien tampak lesu Gastrointestinal
Pasien tampak tidak
segar
Pasien mengalami Diare
berat badanmenurun
derastis dari 60
kgmenjadi 54 kg Cairan Berkurang
Pasien tampak sering
BAB /diare
Pasien terlihat
perubaha pada tekanan
darah
pasien terlihat pucat
pasien terlihat sianosis
pasien mengalami
diare
pasien mengalami
perubahan
 jumlah dan warna
urin
pasien anoreksia
turgor kulit pasien
terlihat buruk
Subjektif : : Virus HIV Perubahan nutrisi
Pasien mengatakan kurang dari kebutuhan
capek tubuh
Pasien mengatakan Merusak Seluler
mudah
lelah
Pasien mengatakan Menyerang T limfosit
letih Saraf, Makrofag, Monosit
Pasien mengatakan Limfosit B
lesu
Pasien tidak nafsu
makan
Objektif  Immunocompromise
Pasien tampak lesu
Pasien tampak tidak
segar
Pasien mengalami Invasi Kuman Pathogen
berat badan
menurun derastis
dari 60 kgmenjadi
54 kg Gastrointestinal
Porsi makan klien
tidak habis
Pasien mengalami
kelemahan otot Anoreksia
Pasien terlihat pucat
Pasien terlihat
sianosis
Pasien anoreksia

3. Implementasi Dan Evaluasi

Resiko Kekurangan volume NOC NIC


cairan - Fluid balance Fluid management
Definisi : beresiko - Hydration - Timbang popok/pembalut
mengalami dehidrasi -  Nutritional status : jika diperlukan
vaskular, selular, atau food and fluid intake - Pertahankan catatan intake
intraselular Kriteria hasil : dan output yang akurat
Faktor resiko : 1. Mempertahankan urine - Monitor status hidrasi
- Kehilangan volume output sesuai dengan usia (kelembaban membran
cairan aktif dan BB, BJ urine normal, mukosa, nadi adekuat,
-Kurang pengetahuan HT normal tekanan darah ortostatik),
- Penyimpangan yang 2. Tekanan darah, nadi, jika diperlukan
mempengaruhi akses suhu tubuh dalam - Monitor vital sign
cairan  batas normal - Monitor masukan makanan
- Penyimpangan yang 3. Tidak ada tanda – tanda / cairan dan hitung intake
mempengaruhi absorb dehidrasi, elastisitas turgor cairan kalori harian
cairan kulit baik, membran mukosa - Kolaborasikan pemberian
- Penyimpangan yang lembab, tidak ada rasa haus cairan IV
mempengaruhi asupan yang berlebihan - Monitor status nutrisi
cairan - Berikan cairan IV pada
- Kehilangan berlebihan suhu ruangan
melalui rute normal (mis, - Dorong masukan oral
diare) - Berikan penggantian
- Usia lanjut nesogatrik sesuai output
- Berat badan ekstrim - Dorong keluarga untuk
- Faktor yang membantu pasien makan
mempengaruhi cairan - Tawarkan snack (jus buah,
( mis., status buah segar)
hipermetabolik - Kolaborasi dengan dokter
- Kegagalan fungsi - Atur kemungkinan
regulator transfusi hypovolemia
- Kehilangan cairan melalui management
rute abnormal (mis., slang - Monitor IV line
menetap) - Monitor tingkat Hb dan
- Agens fermasutikal hematokrit
(mis., diuretik) - Monitor tanda vital
- Monitor respons pasien
terhadap penambahan cairan
- Monitor berat badan
- Dorong pasien untuk
menambah intake oral
-Pemberian cairan IV
monitor adanya tanda dan
gejala kelebihan volume
cairan
- Monitor adanya tanda
gagal ginjal

B. Asuhan Keperawatan Kesehatan Mental


a. Defenisi
Istilah “Kesehatan Mental” diambil dar i konsep Mental Hygiene. Kata “Mental”
diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan Psyche dalam bahas latin
yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Kesehatan mental merupakan bagian dari
psikologi agama, terus berkembang dengan pesat.jadi dapat diambil kesimpulan
bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental. Sedangkan
yang dimaksud Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan
gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap
lingkungan sosial).(Notosoedirjo, 2005). Kesehatan Mental adalah keadaann yang
sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit/ cacat
(WHO dalam Notosoedirjo,2005). Kesehatan Mental adalah suatu kondisi mental
sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang
utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan
dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress
kehidupan dengan wajar, mampu berkerja dengan produktif dan memenuhi
kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan
baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman bersama dengan orang lain
(Keliat, dkk, 2005). Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa
Kesehatan Mental adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang
lain, keluarga, masyarakat dan lingkungan

b. Etiologi
Dibawah ini akan dijelaskan secara ringkas mengenai penyebab gangguan mental
tersebut.
a) Konflik dengan standar sosial dan norma etis . Gangguan mental terjadi karena
standar sosial dan norma etis tidak ditegakkan deengan baik sehingga berbenturan
dengan standar sosial dan normal etik. Akibatnya, kehidupan menjadi
terbelenggu dengan normal sosial, peraturan/hukum, dan norma etis yang disalah
gunakan.
b) Perlindungan yang berlebihan dari orang tua. Perlindungan dari orang tua
terhadap anak menyebabkan anak menjadi tidak mandiri, tidak percaya diri,
tidak memiliki harga diri, ragu-ragu, tidak memiliki kreativitas dan inisiatif.
Dimasa mendatang anak akan menjadi lemah mental.
c) Anak yang ditolak (rejected child) Peristiwa ini dapat terjadi pada pasangan
suami istri yang tidak dewasa secara psikis sehingga pada saat mempunyai anak
tidak mau bertanggung jawab sebagai ayah dan ibu. Pasangan ini ingin
meneruskan kebiasaan mereka masingmasing seperti sebelum menikah
.akibatnya, bila anak lahir ,kedua orang tuanya menolak sehingga dapat terjadi
gangguan mental dikemudian hari.
d) Keluarga yang Broken Home. Keluarga yang broken home menyebabkan anak
menjadi sulit beradaptasi ,hati menjadi kacau, bingung,sedih, hidup terombang
ambing antara kasih sayang dan kekecewaan terhadap orang tua. Selanjutnya,
anak menjadi mudah tersinggung, mudah sedih, putus asa, terhina, dan merasa
berdosa. akibatnya, anak menjadi berperilaku menyimpang, seperti berperilaku
agresif, sadistis, criminal, dan psikopatis.
e) Lingkungan sekolah yang kurang menguntungkan. Lingkungan sekolah yang
kurang menguntungkan tersebut meliputi aktivitas
f) Cacat Jasmaniah. Anak-anak yang memiliki cacat jasmani, biasanya mereka
merasa malu dan batinnya menderita. Selain itu, mereka juga dibayangi rasa
ketakutan, keraguraguan, dan masa depan yang suram sehingga timbul
ketegangan batin ,rasa rendah diri ,kurang percaya diri dan patah semangat.
Akibatnya, mereka mengalami gangguan mental.
g) Konflik Budaya. Pertemuan budaya antara daerah satu dengan daerah yang lain
atau antara satu bangsa dengan bangsa lain dapat berlangsung secara damai atau
sebaliknya. Apabila terjadi konflik budaya, kecemasan, ketakutan, dan perasaan
akan semakin datar, dingin, dan beku. Akibatnya, individu menjadi sulit
beradaptasi dan penyesuaian terhadap perubahan sosial terjadi sangat cepat.
Ekses yang terjadi adalah seperti kejahatan, korupsi, prositusi, alkoholisme,
kekalutan batin, dan gangguan mental.
h) Masa Transisi. Masa Transisi ditandai dengan perubahan dan peralihan dari
periode satu ke periode selanjutnya. Peralihan periode itu ditandai dengan
kemelut, kekacauan, dan kegoncangan, serta belum mantapnya norma baru.
Akibatnya, timbullah keadaan kekosongan sehingga kontrol sosial dan sanksi
sosial menjadi kendur dan hokum tidak ditaati dan
disalahgunakan.penyalahgunaan wewenang ,jabatan atau kekuasaan pun dapat
terjadi. Semua kejadian tersebut akan semakin berat menekan kehidupan
masyarakat. masyarakat menjadi bingung, takut, cemas, emosional, serta
menderita lahir dan batin. Akhirnya, pola kepribadian menjadi kalut dan kacau
sehingga gangguan mental dapat terjadi.
i) Meningkatkan Aspirasi dan Pengajaran Kemewahan Material. Dewasa ini,
individu berlomba dan bersaing untuk mendapatkan kemewahan hidup dan
kebahagian hidup secara material. Kebahagian hidup diukur dari sukses nya
seseorang menduduki jabatan tinggi, status sosial tinggi, dan sukses secara
material. Individu yang memiliki pendapatan rendah, namun memiliki ambisi
duniawi yang selangit pada akhirnya mengakibatkan ketegangan batin dan
ketakutan dalam dirinya sendiri. Karena takut gagal, iya merasa rendah diri dan
tidak aman. Akhirnya, timbul lah gangguan mental

c. Tanda dan Gejala


Tanda adalah temuan objektif dari hasil observasi, pemerisaksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lainnya, sedangkan gejala adalah
pengalaman subjektif yang digambarkan oleh pasien. Tanda dan gejala awal
terjadinya gangguan mental meliputi :
1. Cemas. Respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui,
internal, sama-sama, atau bersifat konflik. Kecemasan pada individu yang
mengalami gangguan mental muncul karena perasaannya diliputi adanya bahaya
yang mengancam, yang tidak diketahui sumbernya.
2. Ketakutan. Respon dari suatu ancaman yang asalnya diketahui, eksternal, jelas
dan tidak bersifat konflik. Kecemasan pada individu yang mengalami gangguan
mental muncul karena merasa adanya ancaman dari luar dirinya.
3. Apatis. Individu yang mengalami gangguan mental akan acuh terkacuh terhadap
lingkungan sendiri.
4. Pahit Hati. Perasaan hati tidak enak karena gangguan perasaan.
5. Hambar Hati. Individu yang mengalami gangguan mental tidak memiliki
perasaan apapun.
6. Iri Hati. Individu yang mengalami gangguan mental tidak senang melihat orang
lain beruntung.
7. Cemburu. Individu yang mengalami gangguan mental yang memiliki perasaan iri
hati terhadap keberhasilan orang lain.
8. Dengki. Individu yang mengalami gangguan mental memiliki perasaan tidak suka
/ benci karena terlalu cemburu
9. Kemarahan yang Eksplosif. Individu yang mengalami gangguan mental pada
saat marah terlihat meledak-ledak.
10. Rasa Asosial. Individu yang mengalami gangguan mental tidak memiliki
kesadaran hidup bersama orang lain.
11. Ketegangan Batin yang Kronis. Individu yang mengalami gangguan mental
memiliki ketegangan batin yang menahun dan tidak hilang

d. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi holistic, Yaitu terapi yang tidak hanya mengunakan obat dan ditujukan
kepada pengguna jiwanya saja, dalam arti lain terapi ini mengobati pasien secara
menyeluruh
2. Psikoterapi keagamaan, Yaitu terapi yang di berikan dengan kembali mempeljari
dan mengamalkan ajaran agama
3. Farmakoterapi, Yaitu terapi dengan menggunakan obat. Terapi ini biasanya
diberikan oleh dokter dengan memberikanresep obat pada pasien
4. Terapi perilaku, Yaitu terapi yang dimaksudkan agar pasien berubah baik sikap
maupun perilakunya terhadap objek atau situasi yang menakutkan. Secara
bertahap pasien dibimbing dan dilatih untuk menghadapi berbagai objek atau
situasi yang menimbulkan rasa panik dan takut. Sebelum melakuakan terapi ini
diberikan psikoterapi untuk memperkuat kepercayaan diri.

e. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
data/informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
a) Wawancara Keluarga
b) Observasi Fasilitas Rumah
c) Pemeriksaan Fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)
d) Data Sekunder, misalnya hasil Laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dan
sebagainya.
Hal-hal yang perlu di kaji dalam keluarga adalah:
Data Umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
1) Nama Kepala Keluarga (KK)
2) Alamat dan Telepon
3) Pekerjaan Kepala Keluarga
4) Pendidikan Kepala Keluarga
5) Komposisi Keluarga
6) Tipe Keluarga Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala
atau masalahmasalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7) Suku Bangsa Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebutserta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
8) Agama Mengkaji Agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yg dapat mempengaruhi kesehatan.
9) Status Sosial Ekonomi Keluarga Status sosial ekonomi keluarga di
tentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi ditentkan pula oleh
kebutuhan2 yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang2 yg dimiliki
oleh keluarga , siapa yg mengatur keuangan.
10) Aktivitas Sekreasi Keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya di lihat kapan
saja keluarga pergi bersama2unuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu
namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi.
e) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga
ditentukan dengan anak tertua dari keluarga ini. Contoh: Keluarga bapak
A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7 tahun dan anak
kedua berumur 4 tahun, maka keluarga bapak A berada pada tahapan
perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan
mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian biasa digunakan
terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman
terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga dari pihak suami dan istri.
f) Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik Rumah Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat
luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan
ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic
tank dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
2) Karateristik Tetangga dan Komunitas RW Menjelaskan mengenai
karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas Geografis Keluarga Mobilitas geografis keluarga ditentukan
dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat Menjelaskan
mengenai waktu digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada sejauhmana interaksinya dengan masyarakat.
5) Sistem Pendukung Keluarga Yang termasuk pada sistem pendukung
keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas
yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencangkup fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat
g) Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antara anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga Kemampuan anggota keluarga mengendalikan
dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
h) Fungsi Keluarga
1) Fungsi Efektif : Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota
keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan
keluarga, terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan
tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
2) Fungsi Sosialisasi : Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya dan perilaku.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan : Menjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota
keluarga yg sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat-
sakit. Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan perawatan kesehatan
dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan
keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap
anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat di lingkungan setempat

C. Asuhan Keperawatan Penggunaaan Tembakau atau Rokok


a. Defenisi rokok
Rokok adalah produk yang berbahaya & adiktif (menimbulkan ketergantungan)
karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang diantaranya
merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Merokok adalah
kegiatan yang membakar rokok dan atau mengisap asap rokok. Merokok
merupakan salah satu penyebab gangguan kesehatan dan  penyebab kematian.
(Kemendikbud, 2014).

b. Kandungan kimia dalam rokok


Asap rokok diperkirakan mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia, yang secara
farmakologis terbukti aktif, beracun, dapat menyebabkan mutasi (mutagenic), dan
kanker (carcinogenic). Tiga racun utama dalam rokok, yaitu nikotin, tar dan
karbon monoksida (Sugito, 2007).
1. Nikotin
Nikotin, senyawa kimia yang secara alami ditemukan pada tembakau,
merupakan senyawa kimia adiktif (yang mampu menyebabkan kecanduan).
Seiring dengan berjalannya waktu, tubuh akan semakin tergantung secara fisik
dan psikologis terhadap nikotin. Selain menjadi “biang kerok” ketagihan pada
manusi, nikotin sejak dulu juga sering digunakan sebagai insektisida (bahan
kimia beracun yang digunakan untuk membunuh serangga).
Nikotin memproduksi perasaan senang yang membuat para perokok ingin
terus-terusan merokok.Setelah sistem saraf beradaptasi dengan nikotin,
perokok cenderung menambah jumlah batang rokok yang dihisap. Akibatnya,
kadar nikotin dalam darah juga ikut meningkat. Dosis 30-60 mg dari nikotin
dianggap sebagai dosis yag mematikan pada manusia.  Nikotin adalah salah
satu racun yang bekerja sangat cepat.
Saat menghirup asap rokok, nikotin turut masuk kedalam paru-paru, kemudian
diabsorbsi secara cepat kedalam darah, dan menyebar keseluruh tubuh.
Nikotin memengaruhi banyak organ, termasuk jantung dan  pembuluh darah,
sistem hormon, metabolisme, dan otak. Efek ketagihan dari nikotin berasal
dari fungsinya dalam merangsang  pembentukan dopamine (senyawa kimia
pada otak yang menimbulkan  perasaan senang). Penelitian terkini
menunjukkan bahwa pemakaian nikotin dalam waktu lama akan menurunkan
kemampuan otak untuk mengenali perasaan “senang yang sesungguhnya”.
Oleh karena itu, para  perokok biasanya menambah batang rokok yang disulut
setiap harinya untuk memperoleh kenikmatan yang sama seperti saat pertama
kali merokok.
2. Tar
Tar dideskripsikan sebagai bahan partikulat (bahan padat halus yang
berukuran lebih kecil dari debu) yang turut masuk kedalam tubuh saat
perokok menghisap asap rokok dari dalam lintingan rokok yang menyala.
Setiap partikel tar merupakan komposisi dari bahan kimia organik dan
anorganik. Sebagian besar berupa nitrogen, oksigen, hydrogen,
karbondioksida, karbonmonoksida, dan bahan-bahan kimia organik lain yang
mudah menguap. Tar merupakan bahan kimia yang menjadi penyebab noda
kuning kecoklatan pada kuku dan gigi para perokok. Selain itu, tar juga dapat
membuat flek pada paru-paru. Benzopyrene (senyawa polycyclic aromatic
hydrocarbon) adalah salah satu zat karsinogen (zat penyebab kanker) yang
terkandung dalam tar.
3. Karbon monoksida (co)
Gas berbahaya ini seharusnya hanya ada dalam pembuangan asap kendaraan.
Namun, dengan adanya sumbangan dari para perokok, gas yang juga dapat
berikatan kuat dengan haemoglobin darah ini menjadi lebih banyak di udara
dan di dalam tubuh manusia. Dengan adanya karbon monoksida (CO) yang
berikatan dengan haemoglobin darah, maka jantung seorang perokok yang
memerlukan lebih banyak oksigen ternyata mendapat oksigen lebih sedikit. Ini
akan menyebabkan bertambahnya risiko penyakit jantung dan paru-paru, serta
penyakit saluran nafas. Selain sesak nafas, batuk terus-menerus, stamina serta
daya tahan tubuh si  perokok juga berangsur-angsur akan menurun.
Terganggunya sistem  peredaran darah normal, yaitu dengan adanya gas
karbon monoksida pada darah, juga akan mengakibatkan rusaknya pembuluh
darah sebagai distributor aliran darah. Akan terdapat endapan-endapan lemak
sehingga  pembuluh darah akan tersumbat. Hal ini meningkatkan lagi risiko
terkena serangan jantung ataupun mati mendadak (Sugito, 2007).

c. Dampak Fisikologis Merokok terhadap Fungsi Kerja Organ Tubuh


Rokok bukan hanya menyebabkan kanker paru, penyakit jantung, dan masalah
kesehatan yang serius.Di bawah ini ada beberapa dampak akibat merokok yang
jarang dipublikasikan, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki (Kemendikbud,
2014).
1. Dampak Terhadap Rambut Rokok
memperlemah sistem kekebalan, sehingga tubuh lebih rentan terhadap
penyakit, seperti lupus; erythernatosus, yang menyebabkan rambut rontok.
Dampak lain, sariawan mulut dan erupsi cutan (bintik merah) di wajah, kulit
kepala dan tangan.
2. Dampak Terhadap Mata
Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisi mata, karena perokok
mempunyai resiko 40% lebih tinggi terkena katarak, yaitu buramnya atau
memutihnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya dan
menyebabkan kebutaan. Rokok dapat menyebabkan katarak, dengan cara
mengiritasi mata dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh aliran
darah sampai ke mata.
3. Dampak Terhadap Kulit
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini kepada kulit karena merusaknya
protein yang berguna untuk berjaga ekstisitas kulit, terkikisnya vitamin A dan
terhambatnya aliran darah.Kulit perokok menjadi kering dan keriput terutama
di daerah bibir dan mata. Perokok dua sampai tiga kali lebih mudah terkena
Psioriasis, suatu proses  pembengkakan/inflamasi kulit yang terasa gatal dan
meninggalkan guratan merah yang menjadi faktor terjadinya kanker kulit.
4. Dampak Terhadap Pendengaran
Karena tembakau menyebabkan timbulnya flek atau atau endapan pada
dinding pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam
telinga bagian dalam, perokok dapat kehilangan pendengaran dari yang tidak
merokok atau lebih mudah kehilangan karena infeksi telinga atau suara yang
keras.Lebih berisiko untuk terkena infeksi telinga  bagian tengah yang dapat
mengarah pada komplikasi yang lebih jauh, seperti manginitis, dan paralis
wajah.Bagi perokok resikonya tiga kali lebih besar dibandingkan dengan yang
tidak merokok.
5. Dampak Terhadap Gigi
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimia dalam mulut, membentuk flek
yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning, dan terjadi karies/lobang gigi.
Perokok beresiko kehilangan gigi mereka 1,5 kali lipat.

d. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok


Menurut Lewin dalam Komasari dan Helmi (2000), perilaku merokok disebabkan
diri sendiri dan faktor lingkungan. Suryaningrat (2007), perilaku merokok
merupakan perilaku berbahaya bagi kesehatan. Namun, masih banyak orang yang
melakukannya. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan seorang merokok yaitu :
1. Pengaruh keluarga
Seorang yang berasal dari keluarga yang konservatif (keluarga yang menjaga
dan memperhatikan anak-anaknya) lebih sulit untuk Dalam Journal of
Consumer Affair s (Aliyah, 2011) menyebutkan bahwa orang tua perokok
akan berpengaruh dalam mendorong anak mereka menjadi perokok pemula di
usia dini. Secara psikologis, toleransi orang tua terhadap asap rokok di rumah
akan membentuk nilai bagi anak bahwa merokok adalah hal yang boleh
dilakukan dan mereka merasa bebas untuk merokok karena tidak ada sangsi
moral yang diberikan oleh orang tua (Mu’tadin, 2002). Contoh lain adalah
adanya permasalahan internal keluarga. Misalnya, seorang anak berasal dari
keluarga yang broken home, diantaranya dipicu dengan perceraian orang tua.
Anak tersebut melakukan aktivitas merokok sebagai bentuk protes dan
perlawanan terhadap kedua orang tuanya karena tidak memperhatikannya
(Suryaningrat, 2007).
2. Pengaruh Teman Seseorang yang mempunyai teman perokok akan lebih
mungkin merokok dibanding orang yang tidak punya teman perokok. Banyak
orang terdorong menjadi perokok pemula untuk menyusaikan diri pada
komunitas pergaulan. Rokok membuat mereka merasa lebih diterima oleh
banyak orang (Mu’tadin, 2002). Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan
yang terjadi :
a) Orang tersebut terpengaruh oleh teman-temannya.
b) Teman-temannya dipengaruhi olehnya
3. Faktor Kepribadian
Orang mencoba merokok karena alasan ingin tahu, atau ingin melepaskan diri
dari rasa sakit dan kebosanan. Secara kepribadian, kondisi mental yang sedang
menurun seperti stres, gelisah, takut, kecewa dan putus asa sering mendorong
orang menghisap rokok. Mereka merasa lebih tenang dan lebih mudah
melewati masa-masa sulit setelah merokok. (Suryaningrat, 2007).
4. Pengaruh Iklan
Dalam media visual seperti televisi, baliho dan majalah tampak tampilan-
tampilan reklame yang sangat profokatif dengan memperlihatkan bahwa
dengan merokok seseorang akan lebih macho (Suryanigrat, 2007).

e. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada System Oksigenasi


Kebiasaan merokok akan mempengaruhi status oksigenasi seseorang sebab
merokok dapat memperburuk penyakit arteri coroner dan pembuluh darah arteri.
Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan vasokontraski
pembuluh darah perifer dan pembuluh darah coroner. Akibatnya, suplai darah ke
jaringan menurun.
Nikotin ditemukan pada tembakau dan masuk ke tubuh lewat paru-paru (rokok
kretek dan cerutu) dan membrane mukosa mulut (mengunyah tembakau serta
merokok). Pada dosis rendah, nikotin merangsang reseptor nikotinik di otak untuk
melepaskan norepinefrin dan epinefrein, yang menyebabkan vasokontriksi.
Akibatnya, frekuensi jantung meningkat dan kemampuan kontraksi ventrikel
meningkat. Efek gastrointestinal (GI) mencakup peningkatan sekresi asam
lambung, tonus dan motilitas otot polos GI , dan meningkatkan muntah.

f. Dampak Negatif Rokok


Sudah banyak diteliti dan telah terbukti bahwa kandungan dalam rokok
membahayakan kesehatan seseoang baik asap yang dihisap langsung saat
merokok maupun yanh kelur dari ujung rokok, sama-sama mengandung bahan
kimia beracun, seperti nikotin, tar, nitrous oxide, fomic acid, caron monoksida,
dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut apabila beri nteraksi dan berakumulasi secara
kronis dalam waktu yang lama dapat menimbulkan penyakit kanker paru,bir,
kerongkongan, usus, penyakit jantung dan penyakit paru kronis.
Cahyono (2008) mengatakan tentang bahaya rokok yang merupakan penyebab
kematian dini yang sebenarnya dapat dicegah. Penyebab kematian utama yang
disebabkan oleh rokok adalah penyakit jantung (1,69 juta kematian), dan kanker
paru (0.85 juta kematian). Sekitar 90% kanker paru berhubungan dengan
kebiasaan merokok. Jenis kanker lain yang bisa terkait dengan rokok adalah
kanker kandung kemih, ginjal, kanker leher Rahim. Kanker esophagus, dan kanker
pancreas.
Nikotin adalah salah satu zat beracun yang bersifat adiktif yang berperan besar
dalam menimbulkan gangguan tubuh. Nikotin dapat meningkatkan denyut jantung
dan tekanan darah. Nikotin dapat mengaktivasi trombosit dan meningkatkan asam
lemak, mencetuskan aterosklerosis, penyempitan pembuluh coroner. Penyempitan
arteri coroner dapat menimbulkan serangan jantung. Sumbatan pembuluh darah
juga dapat terjadi di tempat lain. Apabila sumbatan terjadi di pembuluh darah
ginjal, menyebabkan terjadinya hipertensi dan gagal ginjal. Apabila penyumbatan
terjadi di otak bisa menyebabkan terjadinya stroke.
Telah ditetapkan bahwa asap rokok mengandung lebih dari 40 macam
karsinogen. Kemungkinan kanker paru pada perokok 22 kali lebih besar dari pada
non perokok. Kanker hidung, lidah, mulut, kelenjar ludah2 kali lebih besar dari
non perokok. Kanker pharynk 6-7 kali lebih besar, kerongkongan 12 kali lebih
besar, eshophagus 8-10 kali lebih besar, ginjal 5 kali lebih besar dari non perokok
(Depkes, 2009).
Rokok juga beresiko menimbulkan impotensi. Rokok juga dapat menyebabkan
disfungsi ereksi pada umur 30-40 tahun. Hal ini disebabkan karena bahan kimia
dalam rokok menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah sekitar genital.
Adanya disfungsu ereksi merupakan tanda dini gangguan pembuluh darah
ditempat lain.
g. Penatalaksanaan
Ada dua metode yang selama ini dikembangkan para ahli dalam dunia rokok
untuk menghentikan kecanduan terhadap rokok (Syafiie, 2009). Metode tersebut
yaitu :
a. Metode yang mengandalkan perubahan perilaku
1) Metode cold turkey
Perokok hanya perlu berhenti merokok. Metode ini tidak
menggunakan perencanaan yang panjang. Perokok cukup
menentukan kapan dia akan melakukannya.
2) Teori perilaku kognitif
Perokok hanya akan merubah prilaku buruk merokok kalau dia
tahu bahwa merokok itu buruk.
3) Pengondisian berbalik
Teknik ini sangat unik, yaitu memasangkan sebuah stimulasi
negative dengan prilaku yang ingin dirubah.
b. Metode yang mengandalkan terapi dan obat-obatan
1) Nikotin yang biasanya didapat dari rokok diganti sumbernya
dengan nikotin yang didapat dari kulit (susuk nikotin), mukosa
hidung (nikotin sedot hidung), dan mukosa mulut (permen
karet nikotin).
2) Pemberian obat-obatan
a) Varenklin
Varenklin menghalangi nikotin menempel pada reseptor
dan mengurangi rasa nikmat yang ditimbulkan dari
rokok. Efektivitas obat ini sudah teruji dalam studi
terhadap 2.000 perokok. Dosis yang digunakan untuk
terapi adalah 1 mg, diberikan 2 kali sehari, efek
samping yang ditimbulkan adalah mual, sakit kepala,
insomnia dan mimpi buruk, namun hanya terjadi pada
kurang dari 10 % (Larasaty, 2009).
b) Bupropin
Obat ini memiliki efek poten untuk berhenti merokok,
bahkan melebihi khasiat varenklin. Efek samping
bupropion tersering adalah insomnia, mulut kering,
mual dan dapat menyebabkan kejang dengan resiko
1:1.000, maka tidak boleh digunakan pada pasien
dengan riwayat epilepsy (Suryadjaja, 2013).
c) Klonidin
Klonidin efektif menurunkan gejala putus obat pada
pasien yang berhenti merokok atau berhenti minum
alcohol. Efek samping utama klonidin adalah mulut
kering dan sedasi. Klonidin berguna bagi pasien yang
memiliki kontraindikasi dengan farmakoterapi lainnya.
3) Metode hipnotis
Perokok diberi intervensi oleh penghipnitis bahwa merokok itu
buruk dan dia harus berhenti, maka pada saat dia sadar kembali,
besar kemungkinan dia akan berhenti, sekalipun dia tidak tahu
siapa yang menyuruhnya berhenti

CONTOH KASUS ROKOK DAN TEMBAKAU

Dalam bab ini penulis menjelaskan laporan kasus Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada
keluarga Tn.B khususnya An.S dengan masalah kebiasaan remaja merokok yang
berada di wilayah Utan Panjang Rt 001 Rw 02 Kel: Utan Panjang Kec. Kemayoran
Jakarta Pusat. Kegiatan dilaksanakan selama 2 minggu mulai tanggal 16 April 2018 –
28 April 2018 dengan melakukan kunjungan rumah sebanyak 7 kali pertemuan
melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
pengkajian, analisa data dan perumusan masalah keperawatan, prioritas diagnose
keperawatan dengan teknik skoring, perencanaan dan evaluasi.

I. Pengkajian keperawatan
1. Data umum
a. Nama : tn. B
b. Usia : 46 tahun
c. Pendidikan : buruh
d. Alamat : jl. Utan panjang Rt 001 Rw 02 kelurahan utan panjang
kecamatan kemayoran
e. Tipe keluarga
tipe Keluarga Tn.B adalah Nuclear Family atau keluarga
inti, dimana di dalam rumah hanya ada Tn.B, Ny.S, kedua
anaknya. Kedua anaknya bernama An.S dan An.R.
f. Suku
Tn.B berasal dari daerah betawi asli dan Ny.S berasal dari daerah jawa
tengah dan dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa
Indonesia. Pola hidup keluarga Tn.B khususnya An.S sering merokok.
Mayoritas penduduk di lingkungan keluarga Tn.B pendatang dari mana
saja. Dan tidak ada budaya yang bertentangan dengan kesehatan.
g. Agama
Agama keluarga Tn.B adalah islam dan tidak ada satupun ketentuan
islam yang bertentangan dengan kesehatan.
h. Status sosial ekonomi keluarga
Sumber penghasilan keluarga Tn.B berasal dari Tn.B sebagai buruh,
Ny.S sebagai karyawan pabrik dan anak pertamanya yaitu An.S yang
bekerja sebagai security dengan penghasilan kurang lebih semuanya
Rp ± 3000.000. Dari uang tersebut digunakan untuk membayar
keperluan bulannya seperti biaya kontrakan, Air, listrik dan juga
digunakan untuk adiknya sekolah dan juga digunakan untuk biaya
sehari-hari keluarga Tn.B. dengan pendapatan segitu Tn.B mengatakan
bahwa pas-pasan untuk kebutuhan perbulannya.
i. Aktivitas dan tahap perkembangan keluarga
Keluarga Tn.B biasa menghabiskan waktu bersama keluarga dengan
menonton tv, memasak, main hp serta mengobrol. Biasanya kalau libur
lebaran pulang kampung ke Jawa Tengah, dan Bekasi.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa dan
meningkat otonominyaPada tugas perkembangan ini telah
terpenuhi, karena Tn.B dan Ny.S sudah memberikan
kepercayaan kepada An.S yang sudah belajar mandiri mencari
rezeki dan tanggung jawab dengan pekerjaannya sekarang
sebagai security.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
Hubungan yang intim pada keluarga Tn.B dan Ny.S terjalin
dengan baik, Ny.S suka memasak sebelum berangkat kerja
untuk anak dan suaminya, selalu makan bersama jika pagi hari
dan malam hari, jika ada waktu senggang suka menonton
televisi bersama dan pergi berlibur jika waktu libur panjang
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
1) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang
tua. Hindari perdebatan, permusuhan dan kecurigaan.
Komunikasi An.S jarang berbicara secara terbuka kepada orang
tua nya melainkan kepada teman sebaya, karena orang tua nya
terlalu sibuk bekerja.
2) Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga Pada perubahan system peran dan peratuan di
keluarga system peran pada keluarga Tn.B baik, Tn.B sebagai
ayah, kepala keluarga dan bekerja mencari nafkah, Ny.S
sebagai ibu, dan membantu mencari nafkah, An.S sebagai anak
dan membantu mencari nafkah, An.R sebagai anak dan pelajar.
Tetapi pada peraturan di keluarga tidak baik,Tn.B dan Ny.S
membuat peraturan tidak boleh pulang malam lebih dari jam
11, peraturan tersebut tidak berjalan dengan baik karena anak
selalu melanggar peraturan, dan tidak mendengarkan nasihat
orangtua.
c. Riwayat keluarga ini
Tn.B asli Betawi tinggal di Haji ung dan Ny.S asal dari Jawa Tengah
dan pindah menetap di Kemayoran sejak kecil, setelah lulus SMA
Ny.S bekerja si pabrik plastic dan bertemu dengan Tn.S, kemudian
dekat dan berpacaran selama 1 tahun lalu menikah dan memiliki 2
orang anak yaitu An.S dan An.R. setelah menikah mereka tinggal di
Utan Panjang.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Di dalam keluarga Tn.B pada orang tua Tn.B tidak memiliki riwayat
penyakit apapun dan dari keluarga Ny.S ibu Ny.S mempunyai riwayat
penyakit hipertensi. Ny.S mengalami hipertensi sejak 2 tahun yang lalu
karena banyak pikiran sampai pingsan karena keleyengan.

3. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn.B adalah pola komunikasi tertutup
yaitu setiap anggota keluarga bila memiliki masalah pribadi anak
enggan bercerita kepada orang tuanya, tetapi komunikasi ayah dan ibu
baik, jika ada suatu masalah diceritakan kepada keluarga. Dalam
pengambilan keputusan biasanya selalu dibicarakan secara
musyawarah dengan anggota keluarga yang lain, Pola interaksi
biasanya yang paling sering di lakukan adalah di pagi hari saat sarapan
atau malam hari saat sedang menonton televisi, gambaran pola
interaksi antara ayah dan ibu baik, antara ibu dan anak kurang baik,
antara ayah dan anak kurang baik, antara anak dengan
anak baik, masalah dalam berinteraksi adalah tidak terbukanya anak
kepada orang tua karena orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya
dan anak suka bercerita dengan teman sebaya nya.
b. Struktur keluarga
Di dalam pengambilan keputusan di keluarga menggunakan metode
musyawarah, dan yang mengambil keputusan adalah kepala keluarga
atau Tn.B, anggota keluarga lain yang di percaya oleh kepala keluarga
adalah Ibu, Secara keseluruhan hubungan keluarga Tn.B saling
harmonis karena menghormati dan menghargai satu sama lain.
c. Struktur nilai
Suku Tn.B adalah Betawi dan suku Ny.S adalah Jawa, budaya yang
dominan adalah Betawi, tidak ada nilai-nilai tertentu yang dianut
keluarga bertentangan dengan kesehatan, dan tidak ada kegiatan agama
yang bertentangan dengan kesehatan, kesehatan merupakan hal yang
penting bagi keluarga.
d. Struktur peran
Tn.B berperan sebagai suami dari Ny.S, ayah dari 2 orang anak dan
sekaligus berperan sebagai kepala keluarga. Ny.S berperan sebagai istri
dari Tn.B , ibu dari 2 orang anak dan sebagai ibu rumah tangga.
Anak Pertama yaitu An.S berperan sebagai kakak tertua yang sudah
berkerja dan pencari nafkah. Anak Kedua yaitu An.R berperan sebagai
anak dan sedang menuntut ilmu di bangku SMP kelas 1.

4. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Respon anggota keluarga bila ada salah satu anggota keluarga yang
sakit maka anggota keluarga yang lain akan merasakan sedih dan bila
ada anggota keluarga yang medapatkan perhargaan maka anggota
keluarga yang lain akan ikut merasakan senang. Dan apabila ada satu
anggota keluarga yang kehilangan maka anggota keluarga yang lain
merasakan
sedih.
b. Fungsi sosialisasi
Anggota keluarga Tn.B tidak ada yang mengikuti organisasi
masyarakat. Meskipun begitu keluarga Tn.B tetap menjalani interaksi
dan hubungan yang baik dengan tetangga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn.B dan Ny.S ikut keluarga berencana karena dua anak saja
cukup agar dapat memantau perkembangan dan pertumbuhan anak,
Ny.S menggunakan akseptor yaitu suntik, karena jika memakai pil
takut lupa dan jika memakai yang lain merasa takut jadi Ny.S memilih
suntik,suntik dilakukan di puskesmas terdekat, lamanya ± 2 tahun dan
tidak ada masalah dalam masalah seksual.
d. Fungsi ekonomi
Setiap anggota keluarga sudah bekerja dan mendapat penghasilan.
Tn.B sendiri bekerja sebagai buruh Ny.S pun bekerja sebagai
karyawan pabrik dan An.S bekerja sebagai security , bila digabungkan
pendapatan keluarga sebulan diatas Rp.2.700.000 dan pengeluaran
rutin tiap bulan adalah kebutuhan sehari-hari, membayar sekolah,
membayar kontrakan ,dll, dan dengan pendapatan segitu Tn.B
mengatakan bahwa pas-pasan untuk kebutuhan perbulannya. Yang
mengelola keuangan keluarga adalah Ny.S
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan
1) Perilaku keluarga dalam penanggulangan sakit
Kebiasaan keluarga Tn.B berobat jika anggota keluarga yang
sakit selalu membawa ke puskesmas di lingkungan tempat
tinggalnya.
2) Pemenuhan kebutuhan makanan
Pengadaan makanan sehari-hari adalah Ny.S memasak sendiri
atau terkadang membeli, komposisi jenis makanan sehari-hari
makanan pokok selalu ada, lauk-pauk selalu ada, sayuran selalu
ada, buah-buahan kadang-kadang, susu kadangkadang, cara
penyajian makanan dalam keluarga adalah tertutup, tidak ada
pantangan makanan terhadap keluarga selain Ny.S yaitu
makanan rendah garam karena Ny.S menderita hipertensi, air
minum biasanya suka membeli di warung, dan pengolahan
makanan suka di cuci terlebih dahulu baru di potong-potong,
kebiasaan makan dalam keluarga biasa bersama-sama atau
terkadang sendiri.
3) Pemenuhan kebutuhan istiahat dan tidur
Tidak semua anggota keluarga terbiasa tidur siang hari karena
Tn.B dan Ny.S bekerja sampai sore. Hanya An.S dan An.R
yang terkadang tidur siang, tidak semua anggota memiliki
kamar tidur, hanya ada dua kamar tidur dan An.S dan An.R
tidur bersama, jika ada anggota keluarga yang tidak bisa tidur
maka membangunkan anggota lain untuk menemani atau
mencoba untuk bisa tidur dengan memikirkan hal-hal yang baik
atau berdzikir.
4) Pemenuhan kebutuhan rekreasi dan latihan
Kebiasaan rekreasi kelurga yang teratur kira-kira 1 bulan 1 kali
ke rumah nenek atau jalan-jalan sperti ke monas , dll. Jika ada
waktu senggang biasanya menonton televisi bersama,
mengikuti pengajian, mengikuti acara-acara di lingkungan
sekitar dan melakukan olahraga, biasanya olahraga jogging di
hari minggu.
5) Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
Kebiasaan anggota keluarga mandi 2 kali sehari pagi dan sore,
menggosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore , dan shampoan
biasanya 2 hari 1 kali , alat-alat yang digunakan
sabun,odol,sikat gigi, shampoo.

5. Stress dan koping keluarga


a. Stressor jangka pendek
Pada saat ini yang menjadi beban fikiran Tn.B dan Ny.S adalah tentang
bagaimana cara memenuhi kebutuhan keluarga agar tercukupi dan
memikirkan An.S yang merokok dan memilih bekerja daripara
menyelesaikan sekolahnya dan An.R yang malas dan suka bergadang.
An.S merasakan kurangnya perhatian dan memilih mencari perhatian
dengan berbuat kenakalan dengan teman-temannya merokok dan susah
diberi nasihat, dan merasa malu dengan pekerjaan yang lain seperti
pedagang dan memilih menjadi security di malam hari.
b. Kemampuan keluarha berespon terhap masalah
Tn.B mengatakan bila ada masalah di dalam keluarga maka anggota
keluarga yang lain saling membantu untuk menyelesaikan masalah dan
mendiskusikan bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya.
c. Strategi koping yang digunakan
An.S mengatakan bila memiliki masalah maka An.S selalu merokok
dan bercerita kepada teman sebayanya.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Semua anggota keluarga Tn.B bila memiliki masalah selalu
diselesaikan dengan bersama-sama dan selalu menyelesaikan masalah
dengan cara bermusyawarah .

6. Kesehtan lingkungan
a. Karakteristik rumah
Keluarga Tn.S tinggal di daerah Jakarta Pusat dimana lingkungannya
sangat padat penduduk, rumah yang ditinggali keluarga Tn.S adalah
kontrakan dengan ukuran 3 x 5 meter Dinding rumahnya terbuat dari
tembok dan atapnya terbuat dari genteng dan asbes, kontrakan keluarga
Tn.S berlantai 2 dimana terdapat 1 jendela, 1 pintu, 2 kamar tidur, 1
kamar mandi. Ventilasi ada kira-kira < 10 % luas lantai, cahaya yang
masuk pada siang hari tidak ada, penerangan menggunakan listrik,
lantai rumah dari ubin Secara keseluruhan kondisi rumah keluarga
Tn.B rapih dan bersih. Tidak ada halaman rumah, tidak ada ruang
tamu, tidak ada dapur, kamar utama itu merupakan tempat menonton
televisi dan bersih, kamar mandi
bersih. Suasana kontrakan keluarga Tn.B nyaman terkadang bising.
Pengelolaan sampah rumah dan sampah dapur biasanya di bawah
kontrakan ada tempat sampah yang biasa di angkut oleh petugas
sampah.
Sumber air dari PAM dan untuk minum tidak dari situ tetapi membeli
di warung, air tidak berbau dan tidak ada pengendapan.
Jamban di rumah ada berupa jamban cemplung, jarak penampungan air
dari sumber air > 10 meter Pembuangan air limbah ada di bawah
kontrakan dan tampak baik.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas tetangga
Keluarga Tn.B selama tinggal di Rt 001 Rw 02 kelurahan utan panjang
kecamatan kemayoran tidak pernah memiliki masalah ataupun terdapat
konflik dengan tetangga di lingkungan tempat tinggalnya dan
hubungan silahturahmi dengan tetangga terjalin baik, keluarga Tn.B
bersikap ramah
dan sangat baik dengan tetangga. Dilingkungan rumah keluarga Tn.B
tetangganya ramah-ramah dan sopan.
c. Mobilitas geografik keluarga
Tn.B tinggal di daerah haji ung dari lahir hingga saat ini tinggal di utan
panjang kemudian untuk Ny.S dari kecil pindah ke Jakarta bersama
orangtua sampai kemudian menikah dengan Tn.B
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.B melakukan perkumpulan keluarga pada moment
lebaran bersilahturahmi dengan keluarga besar. Keluarga Tn.B dalam
interaksi dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar juga baik seperti
Tn.B sering mengikuti kegiatan di Rt . System pendukung keluarga.
e. System pendukung keluarga
Keluarga Tn.B ketika mendapat musibah dibantu oleh tetangga dan
saudara dari Ny.S keluarga Tn.B mendapatkan bantuan dari
pemerintah berupa BPJS yang diterima oleh keluarga Tn.B dalam
memenuhi kebutuhan kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari
keluarga Tn.B selalu mendapat dukungan dari setiap anggota keluarga
yang lain.

7. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan


Perkumpulan kegiatan di wilayah ini seperti posyandu, posbindu yang
diadakan 1 bulan 1 kali, dan pengajian di masjid, ada fasilitas kesehatan
terdekat yaitu puskesmas kelurahan utan panjang, bisa dijangkau dengan
kendaraan motor atau bisa dengan jalan kaki.

8. Pemeriksaan fisik : head to toe

9.
Pemeriksaan Tn.B Ny.S An.S An.R
. Fisik

1. Keadaan Baik, Baik, Baik, Baik,


Umum Composme Composment Composme Composm
ntis is ntis entis
2. Kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit
bersih, tidak bersih, Tidak bersih, tidak Kepala
ada ada benjolan, ada bersih,
benjolan, rambut bersih benjolan, tidak Ada
rambut tidak Ada rambut benjolan,
bersih tidak ketombe dan bersih tidak Rambut
ada tidak rontok adak Bersih
ketombe ketombe tidak Ada
dan tidak dan tidak Ketombe
rontok rontok dan Tidak
Rontok

3. Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungti


an-anemis an-anemis an-anemis va an-
Sclera an- Sclera an- Sclera an- anemis
ikterik ikterik ikterik Sclera an-
ikterik

4. Hidung Bersih , Bersih, Tidak Bersih, Bersih,


tidak ada ada benjolan tidak ada tidak Ada
benjolan benjolan Benjolan

5. Telinga Bersih, Bersih, Tidak Bersih, Bersih,


tidak ada ada cairan tidak ada tidak Ada
cairan yang yang Keluar cairan yang cairan
keluar dari dari telinga keluar dari yang
telinga dan dan Tidak telinga dan keluar dari
tidak Berdenging tidak telinga
berdenging berdenging dan tidak
Berdengin
g

6. Mulut Bersih tidak Bersih Tidak Bersih tidak Bersih


ada ada stomatitis ada tidak Ada
stomatitis stomatitis Stomatitis

7. Gigi Bersih, Bersih, Gigi tampak Bersih,


tidak Terdapat kuning, tidak
terdapat caries Bersih, Terdapat
caries tidak caries
terdapat
caries

8. Leher Tidak ada Tidak Ada Tidak ada Tidak Ada


pembesaran Pembesaran pembesaran Pembesara
kelenjar Kelenjar kelenjar n kelenjar
getah getah bening getah getah
bening bening bening

9. Dada dan Bentuk Bentuk Dada Bentuk Bentuk


paru-paru dada simetris, dada dada
simetris, tidak ada otot simetris, simetris,
tidak ada bantu nafas, tidak ada tidak ada
otot bantu suara nafas otot bantu otot bantu
nafas, suara Vesikuler nafas, suara nafas,
nafas nafas suara
vesikuler vesikuler nafas
vesikuler

10. Abdomen Tidak ada Tidak Ada Tidak ada Tidak ada
distensi distensi distensi distensi
abdomen Abdomen abdomen abdomen

11. Ektermitas Tidak ada Tidak Ada Tidak ada Tidak ada
keluhan dan keluhan Dan keluhan dan keluhan
gangguan Gangguan gangguan dan
pergerakan Pergerakan pergerakan gangguan
pergeraka
n

12. Tanda-tanda 120/90 150/90 120/80 110/70


Vital mmHg mmHg mmHg mmHg

13. Kesimpulan Tn.B dari Ny.S Dari An.S dari An.R dari
hasil hasil hasil hasil
pemeriksaa Pemeriksaan pemeriksaa pemeriksa
n keadaan Keadaan n keadaan an
umum, umum, umum, keadaan
kepala, kepala, mata, kepala, umum,
mata, hidung, mata, kepala,
hidung, teling, mulut, hidung, mata,
teling, gigi, leher, teling, hidung,
mulut, gigi, dada Dan mulut, teling,
leher, dada paru-paru, leher, dada mulut,
dan paru- abdomen, dan paru- gigi, leher,
paru, Ekstermitas paru, dada dan
abdomen, Semuanya abdomen, paru-paru,

10. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga


Keluarga Tn.B berharap adanya Asuhan Keperawatan Keluarga akan
membuat mereka lebih mengetahui dan memahami tentang bahaya rokok

A. Analisa data

No. Data Fokus Masalah Diagnose


Kesehatan Keperawatan
1. Data Subjektif : Perokok Perilaku
1. An.S mengatakan “Rokok kesehatan
adalah tembakau, didalam cenderung
rokok terdapat zat nikotin dan beresiko pada
tar, saya merokok karena ingin keluarga Tn.B
mencoba, saya merokok sejak khususnya
kelas 2 SMP dan merokok An.S
sehari habis 10 batang dan
biasanya merokok sebelum
dan sesudah makan atau
sedang menonton televisi, jika
terlalu banyak merokok saya
suka merasa sesak”
2. Ny.S mengatakan “akibat
lanjut dari rokok kalau tidak
segera dihentikan bisa
penyakit jantung, darah tinggi,
kalau melihat An.S merokok
langsung saya marahi.”
3. Ny.S mengatakan “sudah saya
suruh untuk An.S berhenti
merokok”
4. Ny.S mengatakan “rumah
selalu tertutup, jendela tidak
pernah dibuka, cahaya
matahari juga tidak masuk ke
rumah”
5. Ny.S mengatakan “ada
puskesmas tapi tetapi jarang
dimanfaatkan”

B. Prioritas diagnosa keperawatan


1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada tn. B khususnya an.s
2. Resiko tinggi ( pecahnya pembuluh darah ) pada keluarga tn. B khususnya ny.
S
D. Asuhan keperawatan penggunaan alkohol
a. Defenisi alkohol
1. Alkoholnisme
Alkoholik dapat diartikan sebagai kekacauan dan kerusakan
kepribadian yang disebabkan karna nafsu untuk minum yang bersifat
kompulsif, sehingga  penderita  penderita akan minum minuman minuman
beralkohol beralkohol secara berlebihan berlebihan dan dijadikan dijadikan
kebiasaan (Chaplin. 1995). Pengertian alkoholisme tersebut juga mencakup
tidak dapat tidak dapat dikendalikannya kemampuan berpantan annya
kemampuan berpantang atau adanya perasaa perasaan tidak dapat hidup tanpa
minum (Atkinson dkk., 1992). Alkoholisme atau ketergantungan pada alkohol
biasanya dimulai dari acara minum-minum sedikit pada acara-acara tertentu
misalnya ada pada acara-acara tertentu misalnya ada acara kumpul-kumpul
atau mpul atau social event dari acara ke acara sampai kemudian berlanjut
menjadi seorang  peminum setelah melewati masa tertentu.
Istilah alkoholisme sendiri ditujukan kepada orang yang tergantung
kepada minuman beralkohol, artinya sudah ada ketergantungan kepada
alkohol yaitu orang menjadi terobsesi dengan minuman beralkohol dan tidak
dapat menguasai diri untuk mengatasi keinginan minum alkohol hingga berapa
banyak bahkan sering sudah menyebabkan timbulnya masalah rumah tangga,
problem di kantor maupun masalah keuangan. Ada juga kategori peminum
alkohol yang masih bisa mengontrol diri tapi sudah sering minum dan mabuk
tapi masih bisa mengendalikan diri atau belum sepenuhnya masuk kedalam
alkoholisme dimasukkan kedalam kategori (alkohol abuse). Secara statistic
alkohol merupakan penyebab 1 kematian diantara 25 penyebab kematian lain
diseluruh dunia. Di Scotland menyebabkan 6 kematian perhari (British
Medical Journal).

2. Tahapan Dalam Alkoho Tahapan Dalam Alkoholisme penderita


alkoholisme umu lisme penderita alkoholisme umumnya melewati empat
mnya melewati empat tahap yang tahap yang meliputi: Pra Alkoholik
Pra Alkoholik. Prodromal. Gawat, omal. Gawat, Kronis (Atkinson dkk.,
1992).
a) Pra Alkoholik
Pada tahap ini individu minum-minum bersama-sama teman sebayanya
dan terkadang minum agak banyak untuk meredakan ketegangan dan
melupakan masalah yang dialaminya.
b) Prodormal
Prodormal Pada tahap ini individu minum secara sembunyi-sembunyi. Ia
masih tetap sadar dan relatif koheren tetapi kemudian tidak lagi dapat
mengingat kejadian-kejadian yang pemah dialaminya.
c) Gawat
Pada tahap ini semua kendali hilang. Penderita akan minum dan
melanjutkannya sampai pingsan atau sakit. Pergaulan sosial menjadi
makin buruk dan ia terang-terangan minum di hadapan keluarga, teman
teman atau kantor. Penderita pada tahap ini mulai minum pada pagi hari,
lalu minum terus-menerus sampai berhari-hari tanpa mengindahkan aturan
makannya.
d) Kronis
Pada tahap ini hidup penderita hanya untuk minum, minum terus-menerus
tanpa berhenti. Kondisi tubuhnya sudah terbiasa dengan alkohol, sehingga
ia mengalami gejala-gejala penarikan diri tanpa alkohol dan gejala-gejala
gangguan fisiologis. Sedangkan menurut Soedjono Dirdjosisworo (1970)
dalam bukunya "Patologi Sosial", mereka yang kecanduan alkohol itu,
terdiri dari tiga tahap. Pertama, mengakibatkan kehilangan ingatan atau
yang kita kenal dengan nama amnesia. Biasanya orang tua yang kena
penyakit  penyakit ini, akan tetapi bagi pemabuk, pemabuk, kecanduan
kecanduan juga bisa membuat membuat ia tidak ingat lagi mana yang
benar dan mana yang salah. la bisa jadi terlihat sadar, dia berbicara, tapi
esoknya sangat besar kemungkinan ia lupa apa yang dilakukannya hari
kemarin. Tahapan kedua yaitu kehilangan  pengendalian diri ketika
sipeminum mulai menenggak. Pada titik ini si peminum sulit sekali untuk
mengendalikan dirinya ketika minum. la sulit sekali berhenti, kalaupun
hendak diberhentikan maka ia akan bersikeras untuk berkata "tidak."
b. Etiologi
1. Riwayat Masa Kanak-kanak 
Beberapa faktor telah teridentifikasi dalam riwayat masa kanak-kanak  dari
seseorang yang memiliki gangguan berhubun dengan alkohol. Anak-anak
beresiko yang memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol yaitu jika satu
atau lebih orang tuanya adalah pengguna alkohol. Pada riwayat masa kanak-
kanak terdapat gangguan defisit-atensi / hiperaktivitas atau gangguan konduksi
atau keduanya yang meningkatkan resiko anak untuk memiliki gangguan
berhubungan dengan alkohol pada masa dewasanya. Gangguan kepribadian
khususnya antisosial juga merupakan predisposisi seseorang kepada suatu
gangguan berhubungan dengan alkohol.
2. Faktor Psikoanalisis
Teori psikoanalisis tentang gangguan berhubungan dengan alkohol telah
dipusatkan pada hipotesis superego yang sangat bersifat menghukum dan
fiksasi pada stadium oral dari perkembangan psikoseksual. Menurut teori
psikoanalisis, orang lisis, orang dengan superego yang keras bersifat
menghukum diri sendiri berpaling ke alkohol sebagai cara menghilangkan
stres bawah sadar mereka. Kecemasan pada orang yang terfiksasi pada
stadium oral mungkin diturunkan dengan menggunakan zat seperti alkohol
melalui mulutnya. Beberapa dokter psikiatrik   psikodinamika
menggambarkan kepribadian umum dari seseorang dengan gangguan
berhubungan dengan alkohol adalah pemalu, terisolasi, adalah pemalu,
terisolasi, tidak  sabar, iritabel, penuh kecemasan, hipersensitif, dan terrepresi
secara seksual.
3. Faktor Sosial dan Kultural
Beberapa lingkungan sosial menyebabkan minum yang berlebihan.Asrama
perguruan tinggi dan basis dan militer adalah dua contoh lingkungan dimana
minum berlebihan dipandang normal dan prilaku yang diharapkan secara
sosial. Sekarang ini, perguruan tinggi dan universitas mencoba mendidik
mahasiswanya tentang resiko kesehatan dari minum alkohol yang berlebihan.

4. Faktor Prilaku dan Pelajaran


Sama seperti faktor kultural, faktor prilaku dan pelajaran juga dapat
mempengaruhi kebiasaan minum, demikian juga kebiasaan di dalam keluarga,
khususnya kebiasaan minum pada orang tua dapat mempengaruhi kebiasaan
minum. Tetapi beberapa bukti menunjuk bukti menunjukkan  bahwa,
walaupun kebiasaan minum pada keluarga memang mempengaruhi kebiasaan
minum pada anak-anaknya, kebiasaan minum pada keluarga kurang langsung
berhubungan dengan perkembangan gangguan berhubungan dengan alkohol
seperti yang dianggap seperti yang dianggap sebelumnya, walaupun hal
tersebut memang memiliki peranan penting.

5. Faktor Genetika dan Biologi Lainnya


Data yang kuat menyatakan adanya suatu komponen genetika pada
sekurangnya suatu bentuk gangguan berhubungan dengan alkohol. Laki-laki
lebih banyak menggunakan alkohol dari pada wanita. Banyak penelitian telah
menunjukkan bahwa orang dengan sanak saudara tingkat pertama yang
terpengaruh oleh gangguan berhubungan dengan alkohol adalah 3-4 kali lebih
mungkin memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol daripada orang
yang tidak memiliki sanak saudara tingkat pertama yang terpengaruh dengan
alkohol.
c. Tanda dan gelaja
1. minum sendirian saja
2. minum secara diam-diam
3. tak dapat membatasi diri si diri sampai berapa banyak yang diminum
4. lupa waktu
5. acara minu ra minum sudah men m sudah menjadi acar ritua i acar ritual,
marah jik l, marah jika dikom a dikomentari atau ari atau  jika merasa
terganggu, terganggu, bisa dilakukan dilakukan sebelum sebelum atau sesudah
sesudah makan atau sementara makan atau sesudah jam kerja.
6. Membutuhkan jumla an jumlah alkohol yang banyak untu yak untuk
merasakan baru kan baru ada efek merasa mual, muntah dan keringat dingin
jika tidak minum. (Risma, 2012)

d. Patofisiologi
Karakteristik rasa dan bau berbagai minuman yang mengandung alkohol
tergantung kepada metode pembuatannya, yang menghasilkan  berbagai  berbagai
senyawa senyawa dalam hasil akhirnya.Senyawa tersebut termasuk metanol,
butanol, aldehida, fenol, tannins, dan sejumlah kecil berbagai logam. Walaupun
senyawa ini dapat menyebabkan suatu efek   psikoaktif yang berbeda pada
berbagai minuman yang mengandung alkohol, perbedaan tersebut dalam efeknya
adalah minimal dibandingkan dengan efek etanol itu sendiri.
Kira-kira 10% alkohol yang dikonsumsi diabsorpsi di lambung, dan sisanya di
usus kecil. Konsentrasi puncak alkohol didalam darah dicapai dalam waktu 30-90
menit, biasanya dalam 45-60 menit, tergantung apakah alkohol diminum saat
lambung kosong, yang meningkatkan absorbsi atau diminum bersama makanan
yang memperlambat absorbsi. Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak dalam
darah juga merupakan suatu faktor selama alkohol dikonsumsi, waktu yang
singkat menurunkan waktu untuk mencapai konsentrasi puncak. Absorbsi paling
cepat 15-30% (kemurnian -30 sampai -60).
Tubuh memiliki alat pelindung terhadap masuknya alkohol. Sebagai contoh, jika
konsentrasi alkohol menjadi terlalu tinggi didalam lambung, mukus akan
disekresikan dan katup pilorik ditutup, hal tersebut akan memperlambat absorbsi
dan menghalangi alkohol masuk  ke usus kecil. Jadi, sejumlah besar alkohol dapat
tetap tidak terabsorbsi didalam lambung selama berjam-jam. Selain itu,
pilorospasme sering kali menyebabkan mual dan muntah.
Jika alkohol telah diabsorbsi ke dalam aliran darah, alkohol didistribusikan ke
seluruh jaringan tubuh. Jaringan yang mengandung  proporsi air yang tinggi
memiliki konsentrasi alkohol yang tinggi. Efek  intoksikasi menjadi lebih besar
jika konsentrasi alkohol didalam darah tinggi.
Kira-kira 90% alkohol yang diabsorbsi dimetabolisme di hati, sisanya
dieksresikan tanpa diubah oleh ginjal dan paru-paru. Kecepatan oksidasi di hati
konstan dan tidak tergantung pada kebutuhan energi tubuh. Tubuh mampu
memetabolisme kira-kira 15 mg/dl setiap jam dengan rentan berkisar antara 10-34
mg/dl per   jamnya.
Alkohol dimetabolisme dengan bantuan 2 enzim yaitu alkohol dehidrogenase
(ADH) dan aldehida dehidrogenase. ADH mengkatalisasi konversi alkohol
menjadi asetilaldehida yang merupakan senyawa toksik. Aldehida dehidrogenase
mengkatalisasi konversi asetaldehida menjadi asam asetat. Aldehida
dehidrogenase diinhibisi oleh disulfiram ( An-tabuse), yang sering digunakan
dalam  pengobatan gangguan terkait alkohol.
e. Penata pelaksanaan medis
1. Pemberian cairan atas dasar hasil pemeriksaan elektrolit dan keadaan umum
2. Atasi kondi si kondisi gelisa si gelisah dengan golo gan golongan
benzodiazepin (diazepam 5 mg IM atau IV yang dapat diulang tiap 30 menit
sampai dosis maksimal 20 mg/hari)
3. Bila ad Bila ada kejan a kejang akibat putu at putus zat mak s zat maka atasi
de a atasi dengan benzodiazepine (diazepam 5 mg yang disuntikan IV secara
perlahan)
4. Dapat juga dib at juga diberikan thi kan thiamine 100 mg dita ne 100 mg
ditambah 4 mg magn mg magnesium sulfat dalam 1 liter 5% Dextrose/normal
saline selama 1-2 jam 1-2 jam (Risma, 2012)
f. Penatalaksanaan keperawatan
1. Gejala: emosi labil, kulit memerah, muntah,depresi pernafasan, stupor  sampai
koma.
2. Tindakan: Tindakan:
a. Bilas lambung dengan air
b. Beri kopi pahit
c. Infus glukosa: mencegah hipoglikemia

E. Asuhan keperawatan kenakalan remaja


a. Definisi remaja
Remaja adalah individu baik perempuan maupun laki-laki yang berada pada
masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda
sesuai dengan sosial budaya setempat. WHO (2006) mendefinisikan remaja adalah
mereka dengan rentang usia 10-19 tahun. Berdasarkan program pelayanan,
definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang
berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Menurut Santrock (2007) membagi
masa remaja menjadi masa remaja awal (10 – 14 tahun), masa remaja pertengahan
(15-16 tahun) dan masa remaja akhir (17-19 tahun). Masa remaja merupakan masa
peralihan dari masa anak- anak ke masa dewasa, seorang remaja sudah tidak lagi
dapat dikatakan sebagai kanak-kanak namun masih belum cukup matang untuk
dapat dikatakan dewasa (Wong, 2008). Remaja pada masa ini relatif belum
mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka harus menghadapi
tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan. Banyak perubahan-
perubahan dalam pertumbuhan dan perkembangan yang dialami remaja,
mencakup fisik, mental, emosi dan perilaku sosial. Oleh karena itu, remaja sangat
rentan sekali mengalami masalah-masalah psikologis dan fisiologis. Masalah
tersebut yang akan berakibat pada masalah kesehatan pada remaja.
Masalah-masalah yang terjadi pada remaja tidak dapat terlepas dari pengaruh
interaksi dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosial terhadap
berkembangnya masalah-masalah remaja dan orang-orang yang berasal dari
berbagai usia lainnya. Menurut pendekatan biologis, masalah yang terjadi pada
remaja dapat berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Sedangkan
faktor – faktor psikologis yang dianggap sebagai sebab timbulnya masalah remaja
adalah gangguan berpikir, gejolak emosional, proses belajar yang keliru, dan
relasi yang bermasalah. Selanjutnya faktor sosial yang melatarbelakangi
timbulnya masalah pada remaja yaitu berasal dari latar belakang budaya, sosial-
ekonomi, latar belakang keluarga, dan lingkungan (Santrock, 2007). Memahami
remaja dan permasalahannya, kita harus terlebih dahulu memahami karakteristik
psikososial yang dialami oleh remaja. Menurut Depkes RI (2001) dalam Sumiati
(2009) dijelaskan bahwa perkembangan psikososial remaja dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu perkembangan psikososial remaja awal (10-14 tahun), remaja
pertengahan (15-16 tahun), dan remaja akhir (17- 19 tahun).
b. Perkembangan Remaja

Wong (2008) mengatakan pada saat remaja terjadi beberapa perkembangan,


dimana perkembangan tersebut meliputi perkembangan biologis atau fisik,
perkembangan psikososial, perkembangan kognitif, perkembangan moral,
perkembangan spiritual, dan perkembangan sosial.

1. Perkembangan biologis

Wong (2008) menjelaskan perkembangan biologis yang terjadi pada remaja


terdiri dari perubahan hormonal saat pubertas, kematangan seksual,
prtumbuhan fisik dan perubahan fisiologis. Perubahan hormonal secara
kualitatif dan kuantitatif mengakibatkan pertumbuhan yang cepat dari
berat dan panjang badan, perubahan dalam komposisi tubuh dan jaringan
tubuh serta timbulnya ciri-ciri seks primer dan sekunder yang
menghasilkan perkembangan dari seorang anak laki-laki dan perempuan
menjadi seorang pria danwanita dewasa. Kematangan seksual pada remaja
dicapai secara berurutan. Kematangan seksual pada anak perempuan dapat
dilihat dari tumbuhnya payudara, pertumbuhan rambut pubis, serta
munculnya menstruasi. Sedangkan kematangan seksual pada anak laki-laki
dapat dilihat dari pembesaran pada alat reproduksi (penis dan testis),
pertumbuhan rambut pubis, sampai ejakulasi pertama terjadi.

2. Perkembangan emosi

Akibat langsung perkembangan fisik dan hormonal adalah perubahan


dalam aspek emosionalitas. Selain menyebabkan perubahan pada
seksual, perubahan hormonal juga menimbulkan dorongan-dorongan
serta perasaan-perasaan baru dalam diri remaja. Keseimbangan
hormonal yang baru menyebabkan individu merasakan hal- hal yang
belum pernah dirasakan sebelumnya. Keterbatasan secara kognitif
untuk mengolah perubahan baru tersebut sering membawa remaja
dalam fluktuasi emosi tertentu, sehingga dapat dikatakan tingkat
kematangan emosi remaja masih belum stabil. Perubahan ini akan
dikontrol oleh perubahan kognitif.

3. Perkembangan kognitif
Teori perkembangan kognitif Piaget menyebutkan, remaja memasuki
tahap periode operasional formal dalam perkembangan kognitifnya
(Wong, 2008). Remaja pada tahap ini disebutkan bahwa telah dapat
berpikir deduktif dan abstrak. Remaja telah dapat berpikir jauh ke
depan, dan memikirkan tentang kemungkinan yang akan terjadi dari
suatu tindakan. Kemampuan berpikir yang baru memungkinkan
remaja untuk menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang terjadi
bukan satu-satunya alternatif yang dipilih, tetapi masih ada
kemungkinan lain yang dapat dipilih, misalnya aturan-aturan dari
orangtua, status remaja dalam kelompok sebaya, dan aturan-aturan
yang diberlakukan pada remaja tidak lagi dipandang sebagai hal-hal
yang tidak mungkin berubah, oleh karena itu banyak remaja
akhirnya melanggar aturan yang telah ada (Agustiani, 2006).
4. Perkembangan psikososial
Teori perkembangan psikososial Erikson (Wong, 2008) menyebutkan
bahwa masa remaja berada dalam identitas dan penolakan vs kebingungan
peran. Identitas disini dicirikan dengan perubahan fisik yang cepat.
Remaja berfokus pada perubahan fisiknya, dan mereka sangat memikirkan
akan penampilan mereka di mata orang banyak. Remaja juga berusaha
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, yaitu dengan megikuti apa
yang sedang trend, dan menyeuaikan perannya sesuai dengan
apa yang dilakukan oleh teman-teman mereka. Remaja yang tidak dapat
menyesuaikan diri akan terlibat konflik inti dan menyebabkan terjadinya
kebingungan peran. Tidak hanya identitas individu ang berupa kesadaran
akan perubahan tubuh dan penilaian oranglain terhadap dirinya serta
identitas kelompok yang berupa penyesuaian remaja terhadap nilai dan
konsep yang dianut kelompok menjadi fokus remaja, tetapi juga identitas
peran seksual seperti hubungan heteroseksual dengan teman sebayanya
serta emosionalitas remaja yang masih terombang-ambing dan tidak stabil
merupakan hal yang juga diperhatikan oleh remaja dalam pengembangan
identitas dirinya.

Anda mungkin juga menyukai