Anda di halaman 1dari 6

RESUME BENCANA TANAH LONGSOR

1. Pengertian Tanah Longsor

Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, tanah longsor  adalah
perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau
material campuran yang bergerak ke bawah atau keluar  lereng.
Menurut BNPB (2010) tanah longsor adalah jenis bencana alam yang terjadi
karena gerakan massa tanah atau batuan yang keluar dari lereng akibat adanya gangguan
kestabilan tanah dari sebelumnya.
Secara geologi tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi dimana terjadi
pergerakan tanah seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.

2. Wilayah Rawan Tanah Longsor


a. Jawa Tengah 327 Lokasi
b. Jawa Barat 267 Lokasi
c. Sumatera Barat 100 lokasi
d. Sumatera Utara 53 Lokasi
e. Yogyakarta 30 Lokasi
f. Kalimantan Barat 23 Lokasi
g. Sisanya tersebar di NTT, Riau, Kalimantan Timur, Bali dan Jawa Timur

3. Penyebab Tanah Longsor ( Yang ini Boleh dimasukan poin-poinya aja)


a. Lereng Terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng
yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut dan angin.
Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 1800 apabila ujung
lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
b. Ketinggian
Semakin tinggi maka semakin besar potensi jatuhnya tanah.
c. Curah Hujan
Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air dipermukaan
tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah
hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan. Ketika hujan, air akan
menyusup kebagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengambang
d. Jenis Tanah
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan
lebih dari 2,5 m dari sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi
terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan.
e. Penggunaan Lahan
Tanah longsor sering terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan dan adanya
genangan air dilereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk
mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga
mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena
akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi
di daerah longsoran lama.

4. Dampak Bencana Longsor Terhadap Kesehatan


Bencana Tanah Longsor menyebabkan permasalahan :
a. Kelumpuhan ekonomi
b. Kerusakan lingkungan
c. Krisis kesehatan
- Bencana yang terjadi dapat menyebabkan korban massal, korban
meninggal, patah tulang, luka-luka, trauma dan kecacatan dalam jumlah
besar.
- Sedangkan pada pengungsian dalam jangka waktu tertentu dapat
menimbulkan efek bagi kesehatan seperti :
1) Infeksi lanjutan pada luka yang tak tertangani,
2) Meningkatnya resiko dan peluang komplikasi karena terganggunya
layanan kesehatan
3) Meningkatnya potensi kejadian penyakit menular maupun penyakit
tidak menular
4) Bahkan tidak jarang Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk beberapa
untuk PTM tertentu missal Diare dan Disentri yang dipengaruhi
lingkungan dan sanitasi yang memburuk , Infeksi Saluran Napas
Atas (ISPA) merupakan keluhan yang paling banyak diderita
pengungsi.

5. Manajemen Penanggulangan Bencana Longsor


Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi ke dalam tiga kegiatan utama,
yaitu:
a. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
serta peringatan dini;
b. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk
meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR), bantuan
darurat dan pengungsian;
c. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan
rekonstruksi

Cara Penanggulangan :
1. Petugas Penanggulangan
Undang-Undang No. 24 tahun 2004 menyebutkan ada tiga unsur pelaku
penyelenggaraan   penanggulangan bencana yaitu terdiri dari unsur pemerintah, unsur
masyarakat dan lembaga asing.
- Unsur pemerintah mempunyai peran meliputi : pengurangan resiko bencana dan
pemantauan pengurangan risiko  bencana  dengan program- program pembangunan
perlindungan masyarakat dari dampak bencana, penjaminan pemenuhan hak masyarakat
dan pengungsi yang terkena bencana secara adil dan sesuai dengan standar pelayanan.
- Unsur masyarakat mempunyai peran meliputi menjaga kehidupan sosial masyarakat yang
harmonis, memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup, melakukan kegiatan
penanggulangan  bencana  dan memberikan informasi yang benar kepada publik tentang
tentang  penanggulangan bencana.
- Unsur lembaga asing mempunyai peran meliputi ikut serta dalam kegiatan
penanggulangan bencana dan mendapatkan  jaminan  perlindungan dari pemerintah
terhadap para pekerjanya
2. Pengurangan Resiko Bencana Tanah Longsor
Bertumpu pada tiga faktor yaitu pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan. Aparat bersama-
sama masyarakat dalam rangka membangun kesiapsiagaan menuju terwujudnya budaya siaga
bencana dilakukan rencana aksi daerah dalam  pengurangan   resiko bencana dengan
peningkatan pemahaman dan penyamaan persepsi melalui penguatan kapasitas pemerintah
daerah yang berpijak kepada penguatan kebijakan  prosedur, personil dan kelembagaan.

Pan American Health Organitation (PAHO) menyebutkan Penanganan pelayanan kesehatan


untuk korban cedera dalam jumlah besar diperlukan segera setelah terjadinya bencana tanah
longsor. Oleh karena itu dibutuhkan kesiagaan untuk pertolongan  pertama  dan pelayanan
kedaruratan dalam beberapa jam pertama.

KESIAPSIAGAAN PEMERINTAHAN SETEMPAT YANG TERKAIT DALAM


UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA TANAH LONGSOR ANTARA LAIN
SEBAGAI BERIKUT :
a. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
b. TNI/POLRI
c. Dinas Kesehatan
d. Dinas Pekerjaan Umum
e. Search and Rescue (SAR)
f. Dinas Sosial
g. Organisasi Masyarakat

3. Mitigasi Bencana Tanah Longsor

Menurut Somantri (2008), mitigasi bencana longsor bertujuan untuk


meminimumkan dampak bencana tersebut, salah satunya dengan kegiatan peringatan dini
(Early Warning). Mitigasi bencana meliputi sebelum, saat terjadi, dan setelah bencana,
sebagai berikut :
1. Sebelum bencana antara lain dengan peringatan dini (early warning system) secara
optimal dan terus menerus pada masyarakat secara:
b. Mendata daerah rawan longsor berdasarkan tingkat kerentanannya
c. Memberi tanda khusus pada daerah rawan longsor
d. Memanfaatkan peta-peta kajian tanah longsor
e. Pemukiman sebaiknya menjauhi tebing
f. Melakukan reboisasi pada hutan yang pada saat ini dalam keadaan gundul,
menanam pohon-pohon penyangga, melakukan penghijauan pada lahan terbuka.
g. Membuat terasering atau sengkedan pada lahan yang memiliki kemiringan yang
relatif curam
h. Membatasi lahan untuk pertanian
i. Membuat saluran pembuangan air menurut kontur tanah
j. Menggunakan teknik penanaman dengan sistem kontur tanah
k. Waspada gejala tanah longsor (retakan, penurunan tanah) terutama dimusim
hujan.
2. Saat bencana, berupaya menyelamatkan diri dan ke arah mana jalur evakuasi yang
harus diketahui oleh masyarakat.
Tahap tanggap darurat dukungan yang diberikan dalam kegiatan penyelamatan
keselamatan atau evakuasi korban bencana adalah dengan  penyediaan dan
pengoperasian peralatan yang diperlukan untuk  mendukung dan memberikan akses
bagi pelaksanaan kegiatan  pencarian dan penyelamatan/evakuasi korban bencana
beserta harta bendanya  di lokasi keluar dari lokasi bencana.
Pelaksanaan kegiatan tanggap darurat utamanya dilakukan untuk memulihkan
kondisi dan fungsi prasarana dan sarana khususnya bidang ke PU-an yang rusak
akibat bencana yang bersifat darurat/sementara namun harus mampu mencapai
tingkat pelayanan minimal yang dibutuhkan dan menyediakan berbagai sarana yang
diperlukan  bagi peralatan dan penampungan sementara para  pengungsi/masyarakat
korban bencana.
3. Sesudah bencana antara lain, kegiatan pemulihan (recovery) dan masyarakat harus
dilibatkan, yaitu:
a. Penyelamatan korban secepatnya ke daerah yang lebih aman.
b. Penyelamatan harta benda yang mungkin masih bisa diselamatkan.
c. Menyiapkan tempat-tempat penampungan sementara atau tenda-tenda darurat
bagi para pengungsi.
d. Menyediakan dapur-dapur umum.
e. Menyediakan air bersih dan sarana kesehatan.
f. Memberikan dorongan semangat bagi para korban bencana agar korban tersebut
tidak frustrasi dan lain-lain.
g. Koordinasi secepatnya dengan aparat pengendali bencana.

4. Rehabilitasi Pasca Bencana


- Membangun kembali dan memperbaiki prasarana dan sarana  publik  y ang rusak seperti
jalan raya, jembatan, rumah sakit, dll yang memenuhi standar teknis tata bangunan serta
pemakaian  pemakaian alat yang lebih baik
- Membangun kembali dan memperbaiki rumah masyarakat yang memenuhi standar teknis
tata bangunan dengan mempertimbangkan potensi resiko bencana
- Menyelenggarakan pendidikan, penyuluhan dan pelatihan mengenai Bencana Tanah
Longsor

Anda mungkin juga menyukai