Anda di halaman 1dari 22

“Faktor-Faktor Dismenorea Primer Pada Remaja Putri Kelas X di SMA Pangudi

Luhur St Louis IX Sedayu Bantul”

LINA YUNI SAPUTRI

INTISARI

Latar Belakang : Di Indonesia dismenorea primer menduduki angka 54,89% dari


seluruh kasus dismenorea dan sisanya prevalensi tipe sekunder. Studi pendahuluan yang
dilakukan 86,6% mengalami dismenorea. Angka prevalensi dan kesakitan yang tinggi
dari dismenorea primer masih kurang mendapatkan perhatian dari dunia medis. Adapun
faktor risiko kejadian dismenorea primer yaitu usia saat ini, usia menstruasi, panjang
siklus, lama menstruasi, dan status gizi.

Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor kejadian dismenorea primer pada remaja putri
kelas x di SMA Pangudi Luhur St Louis IX Sedayu.

Metode : Jenis penelitian adalah analitik observasional penelitian dengan pendekatan


cross-sectional. Data primer pada 60 remaja putri kelas x di SMA Pangudi Luhur St
Louis IX pada tanggal 02 Mei 2014. Format pengumpulan data dengan kuisioner, uji
statistik dengan analisi univariate dan bivariate.

Hasil : Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenorea primer yaitu : usia saat
ini 95% usia remaja awal 12-17 tahun (P>0,05), usia menstruasi < 12 tahun 59,4%
(P>0,05), panjang siklus menstruasi ≥ 30 hari 71,67% (P>0,05), lama menstruasi ≥ 6
hari 70% (P>0,05), status gizi normal 63,33% (P<0,05). Angka kejadian dismenorea
primer 61,67%.

Kesimpulan : Dari 5 faktor yang diteliti usia saat ini, usia pertama menstruasi, panjang
siklus menstruasi, lama menstruasi dan status gizi, secara statistik hanya status gizi yang
bermakna dengan (P<0,05).

1
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
ABSTRACT

Primary dysmenorrhoea is defined as nausea and low abdominal pain during


menstruation occur predominantly in young women in the absence of pathology such as
endometriosis. Primary dysmenorrhoea is a very common problem in young women,
but the very high risk of prevalence and the substantial morbidity of it may not come to
medical attention because many women were conditioned to regard the pain as a
normal, physiological event, even if it restricts their daily activities and may reduce
their quality of life. The aim of this study was to analysis the risk factors influencing
primary dysmenorrhoea symptoms. Dependent variable is primary dysmenorrhoea and
independent variables are present age, age of menarche, menses duration, nutritional
status. This research was a cross sectional study and investigation was done on 86,6%
women ages 12–17 years old, student of SMA Pangudi Luhur St Louis IX Pangudi
Luhur. These women must already menstruate and for the past six months always
menstruate. Information on present age, age of menarche, duration of menses,
nutritional status, were obtained through questionnaire and direct interview, while
height and weight were measured to calculate Body Mass Index (BMI) in order to show
nutritional status. The results of the Logistic Regression using Backward Stepwise (LR),
showed that there’s significant chi-square between nutritional status with primary
dysmenorrhoea symptoms. For further research on primary dismenorea, it is suggested
that other variable such as stress, dietary intake, etc can also be included in this
research. It is also suggested that women should retain a healthy life style in order to
avoid primary dismenorea.

Key words: risk factor, primary dismenorea

2
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
PENDAHULUAN (Benson, 2009). Pada
Remaja merupakan masa disminorea primer sering terjadi
transisi dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa yang mencakup pada remaja karena
perubahan-perubahan yang dismenorea primer berasal dari
menonjol pada fisik dan kontraksi rahim yang
karakteristik fisiologi tubuh. disebabkan ketidak
Masa remaja berlangsung antara seimbangnya hormon dan bukan
umur 12 tahun sampai dengan disebabkan oleh penyakit.
22 tahun bagi wanita. Rentang Sedangkan dismenorea sekunder
usia remaja dibagi menjadi dua disebabkan adanya penyakit
bagian,yaitu usia 12-17 tahun pada kandungannya
adalah remaja awal,dan usia 18- (Kasdu,D.2005).
22 tahun adalah remaja akhir Berdasarkan data dari
(Ali dan Asrori, 2010). berbagai negara, angka kejadian
Kesehatan reproduksi dismenorea di dunia cukup
remaja adalah kondisi sehat tinggi. Diperkirakan 50% dari
yang menyangkut system, seluruh wanita di dunia
fungsi, dan proses repsoduksi menderita akibat dismenorea
yang dimiliki remaja. Ciri khas dalam siklus menstruasi
kedewasaan seseorang wanita (Liewellyn,2005). Adapun
pada masa remaja ditandai faktor-faktor risiko yang
dengan menstruasi. Menstruasi dikaitkan dengan dismenorea
atau haid adalah situasi pelepasa primer ini adalah menarche pada
endometrium dalam bentuk usia dini, lama menstruasi,
perdarahan (Manuaba, 2009). panjang siklus, status gizi
Menstruasi merupakan topik (Nerdina,2011). Di Amerika
yang banyak menarik minat Serikat, prevelansi dismenorea
sebagian besar kalangan remaja diperkirakan 40-90% sedangkan
putri karena setiap bulannya menurut study longitudinal di
mereka mengalami menstruasi swedia melaporkan bahwa
dan sering mengalami nyeri haid angka kejadian dismenorea di
atau dismenorea. Nyeri ini swedia pada wanita umur
sering timbul pada saat haid , kurang dari 19 tahun sebanyak
sebelum haid atau setelah haid. 90% sedangkan pada wanita usia
Gejala tersebut antara lain 24 tahun sebanyak 67%
ketidak stabilan emosi, sakit (French,2005). Penelitian di
kepala, tidak bergairah, dan Mesir didapatkan kejadian
nafsu makan menurun. Gejala dismenorea pada remaja
fisik yang paling umum adalah sebanyak 74,8%.
ketidak nyamanan, nyeri dan Di Indonesia angka
kembung di daerah perut, rasa kejadian dismenorea berkisar
tertekan pada daerah 45-95%, dismenorea primer
kemaluannya dan dismenorea sebesar 54,89% dan sisannya

3
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
adalah prevelansi tipe sekunder frekuensi disfungsi menstruasi
(qittun,2008). Sementara pada dan dampaknya terhadap status
tahun 2012 angka dismenorea kesehatan,kualitas hidup dan
sangat tinggi sebesar 84,4% integritas social di kalangan
kejadian dismenorea primer wanita di Negara-negara
sementara sisanya adalah berkembang hanya sedikit.
dismenorea sekunder. Kurangnya data dan sifat pribadi
Sementara menurut penelitian menstruasi tersebut
yang dilakukan di SMK Batik membuktikan bahwa kurang nya
Surakarta menunjukan bahwa perhatian dari kesehatan
dismenorea mempengaruhi masyarakat terhadap kejadian
aktivitas siswi SMK Batik 1 dismenorea pada menstruasi (El-
Surakarta. Dari 85 siswi yang Gilany,2005).
menjadi responden penelitian Dari hasil study
61,7% di antaranya mengalami pendahuluan yang telah
penurunan aktivitas dan dilakukan di SMA Pangudi
kecemasan sedangkan sisanya Luhur Sedayu Bantul banyak
sebanyak 38,3% tidak siswa yang mengalami
mengalami penurunan aktivitas dismenorea. Dari beberapa
(Kurniawati, 2008). siswa yang diwawancarai
Angka prevelansi dan ternyata mereka mengalami
kesakitan yang tinggi dari dismenorea atau nyeri haid dan
dismenorea primer masih hanya sebagian siswa yang tidak
kurang mendapat perhatian dari mengalami nyeri haid.Nyeri
dunia medis karena banyak haid atau dismenorea yang
remaja putri dikondisikkan dialami para siswa sering
untuk menerima rasa sakit itu mengganggu aktifitas mereka
sebagai sesuatu yang normal sehari-hari selama 1-2 hari,siswa
yang dirasakan pada wanita kebanyakan mengeluh perut
yang menstruasi walaupun hal bagian bawah terasa nyeri,
tersebut menghambat aktifitas pusing, pegal-pegal sampai
sehari-hari. Sehingga banyak kepunggung,dan mual. Sebagian
remaja putri yang tidak siswa mengatakan tidak pernah
melakukan apa-apa untuk melakukan penanganan apapun
mengurangi rasa nyeri saat pada saat terjadi nyeri dan
menstruasi. Dismenorea ini belum pernah memeriksakan
memang tidak berbahaya tetapi kedokter karena menurut mereka
merupakakn penderitaan setiap wanita pasti merasakan
tersendiri bagi yang nyeri pada saat menstruasi.
mengalaminya. Sebaliknya hal Keadaan ini kadang diperburuk
ini tidak boleh dibiarkan karena dengan pendapat orang disekitar
kondisi ini merupakan salah satu mereka menganggap bahwa
penyebab endometriosis, dimana dismenorea adalah rasa sakit
hal ini dapat menurunkan angka yang wajar dan tidak perlu
kesuburan pada wanita secara dibesar-besarkan. Hal ini
signifikan (Anwar,2005). Data menunjukkan bahwa penderita

4
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
dismenorea sangat banyak,maka
penelitian ini dilakukkan untuk
mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi.

5
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
Tinjauan Teori

1. Nyeri Menstruasi atau a. Dismenorea primer adalah


Dismenorea nyeri haid tanpa ditemukan
Dismenorea adalah nyeri keadaan patologik pada
saat menstruasi, biasanya timbul panggul. Dismenorea primer
rasa kram dan terpusat di berhubungan dengan siklus
abdomen bawah. Keluhan nyeri ovulasi dan disebabkan oleh
menstruasi dapat timbul secara kontraksi miometrium
bervariasi mulai dari yang sehingga terjadi iskemia
ringan sampai yang berat akibat adanya prostaglandin
(Holder,2011). Keparahan yang diproduksi oleh
dismenorea berhubungan endometrium fase sekresi
langsung dengan lama dan (Prawiharjo. Sarwono, 2010).
jumlah darah menstruasi seperti Dismenorea primer biasanya
diketahui menstruasi hampir berlangsung 8-47 jam
selalu diikuti dengan rasa pertama saat haid.
mulas/nyeri. Dismenorea b. Dismenorea sekunder yang
menjadi sebab langsung dari disebabkan oleh kelainan
hilangnya waktu kerja, sekolah, ginekologi seperti
maupun kegiatan lain pada endometriosis, infeksi,
wanita yang tidak terhitung kelainan rahim sampai
(Badziad, 2005) Meskipun tidak dengan penggunaan alat
mengancam jiwa, dismenorea kontrasepsi dalam rahim
dapat melemahkan dan (Prawiharjo. Sarwono, 2010).
melelahkan psikologi banyak Dismenorea sekunder
wanita. biasanya berlangsung 10-16
Dismenorea dapat dibagi 2 hari.
kategori yaitu:
Tabel 1 Diagnosis Banding Dismenorea Primer dan Dismenorea Sekunder

Dismenorea Primer Dismenorea Sekunder

Usia lebih muda Usia lebih tua

Nyeri sering terasa sebagai Nyeri terasa terus menerus


kejang uterus

Nyeri timbul mendahului Nyeri mulai pada saat menstruasi dan meningkat
menstruasi dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah dan terkadang
pada hari pertama atau kedua nyeri terasa selama menstruasi
menstruasi

Hanya terjadi pada siklus Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi


menstruasi ovulatorik

Tidak dijumpai keadaan Berhubungan dengan kelainan pelvik

6
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
patologi pelvik

Sering memberikan respon Sering melakukan tindakan


terhadap pengobatan

a. Faktor penyebab dismenorea sehingga mengakibatkan


primer antara lain: yang bersifat siklik.
1) Faktor psikis atau kejiwaan: b. Faktor Risiko
ketidaksiapan remaja putri Faktor risiko adalah
dalam menghadapi karakteristik, tanda atau
perkembangan dan kumpulan gejala pada penyakit
pertumbuhan pada dirinya, yang diderita individu yang
yang mengakibatkan mana secara statistik
gangguan psikis yang berhubungan dengan
akhirnya menyebabkan peningkatan kejadian kasus baru
gangguan fisiknya, misalnya berikutnya (beberapa individu
gangguan menstruasi seperti lain suatu kelompok masyarakat.
dismenorea. Beberapa faktor di bawah
2) Faktor Konsitusi: faktor ini dianggap sebagai faktor
yang erat hubungannya risiko timbulnya nyeri
dengan faktor ketahanan menstruasi:
terhadap rasa nyeri, anemia,
penyakit menahun. 1) Usia menstruasi pertama
3) Faktor obstruksi kanalis (menarche)
servikalis: pada wanita Menarche pada usia
dengan uterus dalam lebih awal merupakan
hiperanteflaksi sehingga faktor risiko yang
dapat menimbulkan berpengaruh terhadap
terjadinya stenosis kanalis kejadian dismenorea
servikalis. primer. Alat reproduksi
4) Faktor endokrin dan adanya wanita harus berfungsi
kontraksi rahim atau sebagaimana mestinya,
iskemia otot rahim: faktor tetapi apabila menarche
endokrin mempunyai terjadi pada usia yang lebih
hubungan dengan tonus dan awal dari normal, dimana
kontaktilitas otot usus, yang alat reproduksi belum siap
biasanya bersamaan dengan untuk mengalami
kadar estrogen yang perubahan dan masih
berlebih tanpa adanya terjadi penyempitan pada
progesteron. Lepasnya leher rahim, maka akan
dinding rahim akibat timbul rasa sakit ketika
peningkatan prostaglandin menstruasi (Widjanarko,
yang berlebih, maka 2006). Faktor risiko pada
kontraksi uterus akan dismenorea primer antara
bertambah, menyebabkan lain usia saat menstruasi
vasospasme anteriol uterus, pertama <12 tahun.

7
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
2) Panjang Siklus dan Lama terjadi, maka semakin
Menstruasi sering uterus berkontraksi,
Darah menstruasi akibatnya semakin banyak
berjumlah banyak (deras pula prostaglandin yang
sekali) atau masa dikeluarkan. Akibat
menstruasi yang panjang. produksi prostaglandin
Dismenorea primer yang berlebihan, maka
signifikan pada mereka timbul rasa nyeri. Selain
yang mengalami itu, kontraksi uterus yang
perdarahan berat, terus menerus juga
menstruasi dengan durasi menyebabkan darah yang
panjang (≥ 6 hari) dan mengalir ke uterus berhenti
mereka dengan siklus sementara sehingga
panjang (≥ 30 hari). terjadilah dismenorea
Menurut (Shanon, 2006) primer.
semakin lama menstruasi

3) Status Gizi (Kelebihan dismenorea primer


Berat Badan) (Widjanarko, 2006).
Kelebihan berat badan Parameter status gizi
dapat mengakibatkan dapat diukur melalui
dismenorea primer, karena indeks antropometri, salah
di dalam tubuh orang yang satunya dengan Indeks
kelebihan berat badan Masa Tubuh (IMT).
terdapat jaringan lemak Menurut FAO batasan
yang berlebihan yang dapat berat badan normal
mengakibatkan hiperplasi ditentukan dengan Body
pembuluh darah Mass Index (BMI) dalam
(terdesaknya pembuluh bahasa Indonesia diartikan
darah oleh jaringan lemak) Indek Masa Tubuh (IMT).
pada organ reproduksi IMT merupakan alat
wanita sehingga darah yang sederhana untuk
seharusnya mengalir pada memantau status gizi yang
proses menstruasi berkaitan dengan
terganggu dan timbul kekurangan dan kelebihan
berat badan.
Berat Badan
IMT= 2
Tinggi Badan ( m )

Untuk Indonesia batas klinis dan hasil penelitian

ambang dimodifikasi lagi di beberapa Negara

berdasarkan pengalaman berkembang.

8
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
Tabel 2 Status Penilaian Status Gizi Umur 12-18 tahun

Umur Pembagian
(tahun)
Kurus Normal Gemuk

12 tahun ≤ 14,4 14,5-20,8 ≥ 20,9

13 tahun ≤ 14,9 15,0-21,8 ≥ 21,9

14 tahun ≤ 15,5 15,6-22,7 ≥ 22,8

15 tahun ≤ 15,9 16,0-23,5 ≥ 23,6

16 tahun ≤ 16,2 16,3-24,1 ≥ 24,2

17 tahun ≤ 16,4 16,5-24,8 ≥ 24,6

18 tahun ≤ 16,4 16,5-24,8 ≥ 24,9

Sumber:WHO, 2010

Tabel 3 Standar Penilaian Status Gizi Umur > 18 tahun

Batas Ambang IMT Orang Dewasa untuk Indonesia

< 18,5 Kurus


18,5-25 Normal
Gemuk
>25
4) Kebiasaan Merokok akibat adanya gangguan
Merokok dapat dari metabolisme akan
mengakibatkan nyeri saat menyebabkan gangguan
haid karena di dalam rokok pula dalam alat reproduksi
terdapat kandungan zat termasuk nyeri saat
yang dapat mempengaruhi menstruasi (Megawati,
metabolisme estrogen, 2006).
sedangkan estrogen 5) Riwayat Keluarga
bertugas untuk mengatur Keturunan merupakan
proses menstruasi dan salah satu faktor risiko
kadar estrogen harus cukup seorang wanita untuk
di dalam tubuh. Apabila mengalami dismenorea
estrogen tidak tercukupi primer misal ibu, kakak,

9
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
atau adiknya mengalami mengalami kontraksi yang
dismenorea. Riwayat mengakibatkan leher rahim
keluarga merupakan faktor menjadi lebar. Dismenorea
risiko yang dapat primer timbul jika saluran
meningkatkan canalis servikalis terlalu
kemungkinan terjadinya sempit, akibat darah yang
dismenorea primer. Dua menggumpal sulit keluar.
dari tiga wanita yang Dismenorea primer in i
menderita dismenorea akan hilang jika wanita
primer mempunyai riwayat tersebut pernah melahirkan,
dismenorea primer pada karena saluran serviknya
keluarganya. Banyak gadis telah melebar (Santoso,
yang menderita 2007).
dismenorea primer dan c. Faktor yang memperburuk
sebelumnya mereka sudah dismenorea, yaitu:
diperingati oleh ibunya 1) Rahim yang menghadap ke
bahwa kemungkinan akan belakang (retrofleksi).
menderita dismenorea Rahim yang terbalik
primer (Laurel D. sehingga membuat darah
Edmundson, 2006). menstruasi tidak mudah
6) Status Pernikahan dikeluarkan.
Menurunya kejadian 2) Kurang Berolahraga
dismenorea primer pada Olahraga merupakan
mereka yang pernah salah satu teknik relaksasi.
menikah disebabkan Olahraga dapat
keberadaan sperma suami menghasilkan hormon
dalam organ reproduksi endorphin. Endorphin
yang memiliki manfaat adalah neuropeptide yang
alami untuk mengurangi dihasilkan tubuh pada saat
produksi prostaglandin relaks / tenang. Hormon ini
atau zat seperti hormon berfungsi sebagai obat
yang menyebabkan otot penenang alami yang
rahim berkontraksi dan diproduksi otak yang
merangsang nyeri saat kemudian akan melahirkan
datang bulan. Jadi rasa nyaman dan
pernikahan dengan ditandai meningkatkan kadar
adanya hubungan seksual endorphin dalam tubuh
dan sperma yang masuk ke untuk mengurangi rasa
rahim dapat menghambat nyeri.
peningkatan prostaglandin 3) Stres Psikis dan Stres Sosial
untuk mengurangi rasa Para wanita yang
nyeri saat menstruasi. emosinya tidak stabil lebih
Selain itu alasan lain mudah mengalami nyeri
karena pada saat menstruasi, apalagi mereka
melakukan hubungan tidak mendapat penerangan
seksual otot rahim yang baik tentang proses

10
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
menstruasi dan mereka yang (kompres panas atau
terbebani berbagai masalah mandi panas), pemijatan
dalam dirinya. dan latihan relaksasi atau
4) Kurangnya Zat Besi yoga.
Kekurangan zat besi c) Latihan aerobic atau
dapat menimbulkan olahraga seperti senam,
gangguan pada pertumbuhan berjalan kaki, bersepeda.
tubuh baik sel tubuh maupun d) Tidur yang cukup atau
sel otak dan dapat istirahat
menurunkan daya tahan (Proverawati&Misaroh,
tubuh seseorang (Kasdu, 2009)
2005) e) Mengurangi garam dan
d. Dampak Negatif Dismenorea peningkatan penggunaan
Dismenorea adalah diuretik alami seperti
masalah ginekologis yang paling asparagus (Bobak, 2005)
sering atau banyak terjadi pada 2) Pengobatan
remaja putri. Penderita Pada wanita yang
dismenorea dampaknya dapat biasanya mengalami nyeri
mempengaruhi absentisme, menstruasi pada umumnya
kehilangan konsentasi di kelas, sudah mengetahui tindakan
dan menimbulkan kerugian. awal ketika nyeri menstruasi
Dismenorea merupakan salah datang. Obat-obat yang
satu penyebab gejala digunakan untuk meredakan
endometriosis, dimana hal ini nyeri antara lain:
dapat menurunkan kesehatan, paracetamol, asam
kualitas hidup dan kesuburan mefenamat, ibuprofen.
perempuan secara signifikan 2. Remaja
(Anwar, 2005). a. Pengertian Remaja
e. Penatalaksanaan pada Remaja didefinisikan
Dismenorea periode-periode dalam
1) Mencegah dan Mengurangi rentag kehidupan anak
Nyeri Dismenorea dianggap sudah dewasa
Ada banyak hal yang apabila sudah mampu
dapat dilakukan untuk mengadakan reproduksi.
mencegah dismenorea, Secara psikologis masa
antara lain: remaja adalah usia dimana
a) Mengatur pola makan individu berintegritas
dengan mengkonsumsi dengan masyarakat dewasa,
vitamin E, vitamin B6, usia dimana anak tidak lagi
dan minyak ikan, sayur merasa di bawah tingkat
dan buah-buahan serta orang-orang yang lebih tua
makanan rendah lemak. melainkan dalam tingkatan
b) Wanita yang sedang yang sama, sekurang-
dismenorea biasanya kurangnya dalam masalah
nyeri dapat dikurangi hak (Hurlock, 2008)
dengan pemberian panas b. Tahapan-tahapan Remaja

11
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
Tahapan remaja Bagi sebagian remaja,
menurut Proverawati dan usia diantara 12 dan 16
Misaroh (2009) dibagi tahun merupakan tahun
menjadi 2 tahap : kehidupan yang penuh
1) Remaja Awal kejadian sepanjang
Periode dimana anak- menyangkut
anak telah melewati dari pertumbuhan dan
masa pubertas, biasanya perkembangan.
pada anak perempuan Perkembangan fisik yang
terjadi mulai umur 15 cepatnya perkembangan
tahun sampai 16 tahun yang cepat, terutama
atau 17 tahun. Remaja pada awal masa remaja.
awal biasanya disebut Semua perkembangan itu
dua belasan yang sering menimbulkan perlunya
dipanggil pemuda atau penyesuaian mental dan
pemudi. perlunya membentuk
2) Remaja Akhir sikap, nilai dan minat
Masa remaja akhir baru.
adalah dimana masa
remaja yang paling
singkat. Remaja akhir ini
dimulai umur 17 tahun 2) Sebagai periode
atau 1 tahun. Biasanya peralihan
orang tua menganggap Struktur psikis remaja
hampir dewasa dan berasal dari masa kanak-
berada diambang kanak dan banyak ciri
perbatasan untuk yang umumnya dianggap
memasuki dunia kerja sebagai ciri khas remaja
orang dewasa. sudah ada pada akhir
Menurut Hurlock (2008) masa kanak-kanak.
masa remaja dibagi Perubahan fisik
menjadi 3 tahap yaitu: yangterjadi selama tahu
a) Remaja Awal awal masa remaja
Usia 12 tahun sampai mempengaruhi tingkat
dengan 15 tahun. perilaku individu dan
b) Remaja Pertengahan mengakibatkan
Usia 16 tahun sampai diadakannya penilaian
dengan 1 tahun. kembali penyesuaian
c) Remaja Akhir nilai-nilai yang telah
Usia 19 tahun sampai bergeser.
dengan 22 tahun. 3) Periode perubahan
c. Ciri-ciri Masa Remaja Ada 5 perubahan
Ciri-ciri remaja ada 4 yaitu :
(Hurlock, 2008), yaitu : a. Meningginya emosi
1) Sebagai periode yang yang intensitasnya
penting tergantung pada

12
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
tingkat perubahan c. Dengan berubahnya
fisik dan psikologis minat dan pola
yang terjadi. perilaku maka nilai-
b. Perubahan tubuh, nilai juga berubah.
minat dan peran yang d. Sebagian remaja
diharapkan. bersikap ambis

13
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian yang akan oleh peneliti yaitu daftar


digunakan yaitu penelitian analitik pertanyaan yang sudah
Observational dengan tersusunyang meliputi faktor-
menggunakan pendekatan cross faktor yang mempengaruhi
sectional. Cross sectional yaitu kejadian dsismenore primer.
peneliti melakukan observasi atau Alat ini digunakan untuk
pengukuran variabel pada saat memperoleh jawaban yang
tertentu, dengan cara pendekatan akurat dari responden
observasi atau pengumpulan data (Notoatmojo, 2010)Peneliti
sekaligus atau dalam satu waktu bekerjasama dengan guru dan
yang sama (Ari, 2010). Penelitian pengurus sekolah lain untuk
ini dilakukan pada 02 mei 2014. melakukan penelitian pada saat
Penelitian ini dilakukan di SMA jam istirahat siswa. Menjelaskan
Pangudi Luhur St IX Louis Sedayu kepada responden tentang
Bantul Yogyakarta kegiatan penelitian yang akan
Populasi adalah wilayah dilakukan. Memberikan materi
generalisasi yang terdiri atas subjek kepada responden kemudian
dan objek yang mempunyai membagikan quisioner pada
kuantitas dan karakteristik tertentu responden. Kemudian kuisioner
1) Jenis Data dicek kelengkapannya. Setelah
Jenis data yang data terkumpul, selanjutnya
dikumpulkan termasuk data peneliti melakukan pengolahan,
primer. dalam penelitian ini data analisis data, dan menyusun
primer karena diperoleh laporan akhir penelitian.yang
langsung dari sumbernya yaitu ditetapkan peneliti untuk
melalui kuisioner yang diberikan dipelajari kemudian ditarik
kepada responden. kesimpulannya (Sugiyono,
2) Cara Pengumpulan Data 2007). Populasi penelitian ini
Peneliti memperbanyak merupakan studi populasi
kuisioner yang telah dibuat sehingga seluruh anggota
sebagai pedoman yang diberikan populasi dijadikan subjek
pada responden yang berguna penelitian/total sampling. Subjek
untuk mengetahui berapa jumlah dalam penelitian ini adalah
kejadian dismenorea. Sebelum remaja putri kelas X yang
melakukan penelitian, peneliti berjumlah 60 siswi di SMA
meminta izin kepada instansi Pangudi Luhur St IX Louis
atau pihak terkait. Sedayu Bantul Yogyakarta yang
sudah menstruasi dan bersedia
Instrumen adalah cara atau menjadi responden. Variabel
alat untuk pengumpulan data adalah gejala yang menjadi
dalam penelitian. Instrumen fokus peneliti untuk diamati
yang digunakan adalah (Sugiyono,2007). Variabel
kuisioner. Kuisioner yang dibuat penelitian ini adalah faktor-

14
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
faktor dismenorea primer, antara gizi serta kejadian dismenorea
lain usia menarche, panjang primer.
siklus, lama siklus, dan status

kuisioner yang sudah analisis univariate yang


dijawab oleh responden bertujuan untuk menjelaskan
terkumpul kemudian dilakukan atau mendeskripsikan
pengolahan data: karakteristik setiap variabel
1. Transfering (memindahkan penelitian. Pada umumnya
data) analisis ini menghasilkan
Memindahkan data distribusi frekuensi dan
kedalam format pengumpulan presentase dari tiap variabel
data,kemudian data atau (Notoatmojo, 2010).
jawaban-jawaban dari Perhitungan presentase
masing-masing responden menggunakan rumus:
yang dalam bentuk angka
dimasukkan ke dalam X
P= x 100 %
program atau SPSS. Y
2. Tabulating (menyusun data)
Keterangan:
Penataan data kemudian
P: Presentase
menyususn data ke dalam
X: jumlah subjek dengan
bentuk tabel distribusi
karakteristik tertentu
frekuensi berdasarkan
Y:jumlah subjek seluruhnya
kriteria.
α: 0,05
3. Coding
Memberikan kode utuk
jawaban-jawaban dalam
angka. Kode 0 jawaban “a’’,
kode 1 jawaban “b”,dan kode
2 untuk jawaban “c”.
Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan

15
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi
Penelitian
SMA Pangudi Luhur St
Louis IX Sedayu Bantul pada dimaksudkan untuk mengetahui
tanggal 02 Mei 2014 dengan angka kejadian dismenorea
pertimbangan gejala dismenorea primer pada wanita usia remaja
primer bisa dialami oleh setiap yang terdiri dari usia saaat ini,
wanita yang masih mengalami usia pertama menstruasi,
menstruasi. Hal yang menjadi panjang siklus menstruasi, lama
alasan pemilihan lokasi adanya siklus menstruasi, dan status
masalah gangguan menstruasi gizi.
yang diketahu dari hasil studi
pendahuluan dan belum pernah Hasil Penelitian
ada penelitian sejenis di tempat a) Gambaran Subyek
tersebut. Penelitian ini Penelitian (Analisis
Univariate)
Gambaran subyek penelitian
berdasarkan usia disajikan
pada tabel berikut:

No Usia saat ini Frekuensi (n) Presentase (%)


1 12-17 tahun 57 95
2 18-22 tahun 3 5
Jumlah 60 100
Tabel 10 menunjukkan jumlah wanita usia remaja awal
bahwa 95% wanita usia remaja lebih banyak dibandingkan
awal yaitu umur 12-17 tahun dengan remaja akhir.
dan 5% wanita usia remaja akhir Gambaran subyek penelitian
yaitu umur 18-22 tahun. Dengan berdasarkan usia Menstruasi
demikian dapat dikatakan bahwa disajikan pada tabel berikut:
No Usia Menstruasi Frekuensi (n) Presentase (%)
1 < 12 tahun 19 59,4
2 > 13 tahun 16 40,5
Jumlah 60 100,00
dan hanya 40,56% yang
Tabel 11 menunjukkna bahwa menstruasi pada usia > 13 tahun.
59,45% responden mendapatkan
menstruasi pada usia <12 tahun,

16
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
responden mendapat menstruasi
Dengan demikian dapat pertama pada usia 12-13 tahun.
dikatakan bahwa sebagian besar

No Panjang Siklus Menstruasi Frekuensi (n) Presentase (%)


1 < 30 hari 43 71,67
2 ≥ 30 hari 17 28,33
Jumlah 60 100,00
Tabel 12 menunjukkan menstruasi ≥ 30 hari. Dengan
bahwa 71,67% responden demikian dapat dikatakan bahwa
memiliki panjang siklus responden lebih banyak yang
menstruasi < 30 hari, dan memiliki panjang sikilus < 30
28,33% memiliki panjang siklus hari dibandingkan ≥ 30 hari.
No Lama Menstruasi Frekuensi (n) Presentase (%)
1 < 6 hari 42 30
2 ≥ 6 hari 18 70
Jumlah 60 100
T

demikian dapat
tabel 13 menunjukkan
dikatakan bahwa sebagian besar
bahwa 30% responden lama
responden lama menstrasinya ≥
menstruasinya < 6 hari, dan 70%
6 hari.
responden lama menstruasinya ≥
6 hari.
No Status Gizi Frekuensi (n) Presentase (%)
1 Normal 38 63,33
2 Gemuk 22 36,67
Jumlah 60 100,00

Tabel 14 menunjukkan bahwa gemuk. Dengan demikian


dari status gizi responden sebagian besar responden
63,33% responden tergolong memiliki status gizi normal.
normal, 36,67% tergolong
No Kejadian Dismenorea Frekuensi (n) Presentase (%)

1 Dismenorea primer 37 61,67

2 Tidak dismenorea 23 38,33


Jumlah 60 100,00

17
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
Tabel 15 menunjukkan bahwa
61,67% responden mengalami dikatakan bahwa sebagian besar
dismenorea primer dan 38,33% responden mengalami
tidak mengalami dismenorea dismenorea primer.
primer. Dengan demikian dapat

PEMBAHASAN Widjanarko (2006) dan Laurel


Hasil penelitian D.Edmudson (2006) bahwa usia
diketahui bahwa dari usia saat menstruasi yang lebih awal
ini kejadian dismenorea merupakan faktor resiko yang
sebagian besar terjadi pada berpengaruh terhadap kejadian
responden remaja awal yaitu dismenorea primer, dimana alat
pada usia 12-17 tahun sebanyak reproduksi belum siap
78,57% dibandingkan remaja mengalami perubahan dan masih
akhir hanya 50%. Dimana dari terjadi penyempitan pada leher
hasil perhitungan dengan rahim sehingga akan timbul rasa
menggunakan uji statistik sakit saat menstruasi. Hasil
diperoleh (P>0,05), dengan hasil penelitian menunjukkan tidak
(P: 0,192) dimana Ho diterima ada hubungan usia mentruasi
dan menolak Ha yang artinya dengan kejadian dismenorea
tidak terdapat hubungan antara P>0,05 (P: 0,856) dimana Ho
usia saat ini dengan kejadian diterima dan menolak Ha secara
dismenorea. Hasil penelitian ini statistik tidak bermakna.
tidak sesuai dengan apa yang Dilihat dari panjang
dikemukakan Badziad (2008), siklus dan lama menstruasi,
dimana kejadian dismenorea kejadian dismenorea banyak
primer ditemukan pada usia 16- terjadi pada responden dengan
25, dan tertinggi pada usia 17-20 panjang siklus ≥ 30 hari 77,87%
tahun. Pada umur yang semakin dan dengan lama menstruasi ≥ 6
tua seseorang semakin sering hari sebanyak 75%. Responden
mengalami menstruasi dan dengan panjang siklus dan lama
semakin lebar leher rahim. menstruasi yang panjang
Dilihat dari usia merupakan salah satu resiko
menstruasi, responden seorang wanita menderita
mengalami kejadian dismenorea dismenorea primer lebih berat.
primer pada saat mentruasi usia Hal tersebut sesuai dangan
> 13 tahun sebesar 76,92% pendapat El-Gilany (2005) dan
sedangkan pada usia < 12 tahun Shanon (2006) bahwa
sebesar 74,47%. Hasil penelitian dismenorea primer signifikan
ini menunjukkan bahwa dengan pada mereka yang mengalami
usia menstruasi > 13 tahun perdarahan haid dengan siklus
angka kejadian dismenorea panjang. Semakin lama
menunjukkan angka yang sangat menstruasi terjadi semakin
signifikan, sehingga penelitian sering uterus berkontraksi
ini berbeda dengan pendapat sehingga prostaglandin semakin

18
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
banyak akibatnya timbul rasa yang dapat ditemukan dalam
nyeri yang menyebabkan otot uterus. Hasil penelitian
terjadinya dismenorea primer. menunjukkan ada hubungan
Dari hasil uji statistik yang status gizi dengan kejadian
dilakukan didapatkan hasil dismenorea (P<0,05) dimana Ho
P>0,05 (P: 0,610) sehingga Ho ditolak dan menerima Ha
diterima dan menolak Ha sehingga secara statistik
sehingga tidak ada hubungan bermakna.
antara panjang siklus dengan Keterbatasan Penelitian
kejadian dismenorea yang
secara statistik tidak bermakna. Keterbatasan dalam penelitian
Sedangkan hasil uji statistik ini antara lain metode
pada lama menstruasi pengumpulan data menggunakan
didapatkan hasil uji P>0,05 (P: kuisioner yang dirasa masih
1.000) dimana secara statistik kurang karena tidak dapat
tidak ada hubungan antara lama mengkaji masalah dari subjek
menstruasi dengan kejadian penelitian secara lebih
dismenorea atau secara statistik mendalam. Kemungkinan
tidak bermakna. kesalahan dalam menafsirkan
Status gizi dapat pertanyaan dalam kuisioner juga
berpengaruh dengan kejadian dapat diberikan dengan jelas dan
dismenorea, karena orang hanya seperlunya saja. Selain itu
dengan status gizi yang lebih penelitian ini juga tidak meneliti
dari normal menunjukan tentang faktor lainya seperti
peningkatan kadar prostagladin faktor penyebab, faktor
yang berlebih, sehingga memicu keturunan keluarga,kebiasaan
terjadinya spasme miometrium merokok ,status pernikahan dan
yang dipicu oleh zat dalam faktor yang memperburuk
darah haid, mirip lemak alamiah kejadian dismenorea.

KESIMPULAN usia menstruasi pertama


1) Berdasarkan hasil yaitu ≤ 12 tahun 74,47
penelitian yang dengan nilai sig 0,856
didapatkan responden secara statistik tidak
yang mengalami bermakna.
dismenorea primer pada 3) Berdasarkan hasil
usia 12-17 tahun penelitian yang
sebanyak 78,57% dengan didapatkan responden
nilai sig 0,192 yang yang memiliki panjang
secara statistik tidak siklus ≤ 30 hari 71,43%
bermakna. mengalami dismenorea
2) Berdasarkan hasil dengan nilai sig 0,610
penelitian yang sedangkan untuk lama
didapatkan responden menstruasi ≤ 6 hari 75%
yang mengalami mengalami dismenorea
dismenorea primer pada primer dengan sig 1,000

19
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
secara statistik tidak 2. Bagi tenaga kesehatan
bermakna. diharapkan dapat
4) Berdasarkan hasil melakukan promosi
penelitian yang kesehatan tentang
didapatkan responden penatalaksanaan kejadian
yang memiliki status gizi dismenorea primer yang
gemuk sebanyak 54,55% tepat, salah satunya
dengan nilai sig 0,035 melalui penyuluhan.
yang secara statitistik 3. Bagi mahasiswa
bermakna. Poltekkes Permata
Indonesia diharapkan
SARAN dapat menjadi acuan
Pada penelitian yang pembelajaran sebagai
telah dilakukan, saran yang penambah wawasan
diajukan yaitu sebagai tentang kesehatan
berikut: reproduksi remaja.
1. Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat
dilakukan penelitian
lebih lanjut tentang
faktor-faktor penyebab
dan faktor yang
memperburuk kejadian
dismenorea primer.
Arisman. 2007. Gizi dalam
DAFTAR PUSTAKA Daur Kehidupan. Jakarta :
EGC.
Ali, M. dan Mohammmad
Asrori. 2010. Psikologi Ayurai. 2006. Hubungan
Remaja : Perkembangan Pengetahuan dan Tingkat
Peserta Didik. Jakarta : PT Kecemasan Remaja tentang
Bumi aksara. Dismenorea di SMA 3
Sidoarjo. Diunduh tanggal
Anurogo, D. 2008. Segala 16 Oktober 2013 dari
Sesuatu tentang Nyeri Haid. http://ayurai.wordpree.com
Diposkan 19 Oktober 2008
dari
www.kabarindonesia.com

Anwar, Indra. 2005. Nyeri


Haid Endrolin. Diposkan Badziad, A. 2003.
tanggal 3 September 2005 Endokrinologi dan
dari Suara Karya online Ginekologi Edisi ke-2.
Jakarta : Media Aesculpius
Fakultas Kedokteran
Universitas.

20
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
Bobak. 2005. Buku Ajar Manuaba, 2009. Memahami
Keperawatan Maternitas Kesehatan Reproduksi
Edisi 4. Jakarta : Wanita, Edisi 2. Jakarta :
Kedokteran EGC EGC.

Calis, Karim Anton. 2011. Megawati, G. 2006.Bahaya


Dismenorrhea. E- Mengintai Wanita Perokok.
medicine Obstetrics and Diunduh tanggal 12
Gynecology. Diunduh Februari 2014.
tanggal 2 November dari
http://emedicine.medscape Nerdina, 2011. Nyeri Haid
.com (Dysmenorrhea). Diunduh
tanggal 1 Januari 2014 dari
Edmundson, Laurel D. 2006. http://www.medney.edu/arti
Dysmenorrhea Overview. kel
E-medicine Emergency
Medicine. Dari Notoatmojo, Soekidjo. 2010.
http://emedicine.medscape Metode Penelitian
.com Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Holder, A. 2011. Dysmenore in
Emergency Medicin. Proverawati, Misaroh. 2009.
Diunduh tanggal 11 Menarche Menstruasi
Oktober 2013 dari pertama penuh makna.
http://emedicine.medscape Yogyakarta: Nuha Medika.
.com
Prawiroharjo, Sarwono. 2010.
Hurlock, B. Elizabeth. 2008. Buku Ajar Ilmu Kebidanan.
Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Jakarta : Erlangga Sarwono Prawiharjo.

Junizar, Galya,dkk. 2009. Sastroasmoro, Sudigdo. 2011.


Pengobatan Dismenorea Dasar-dasar Metodologi
Secara Akupuntur. Cermin Penelitian Klinis Edisi 4.
Dunia Kedokteran no. 133. Jakarta : CV Agung Seto.
Hal. 50-51. Jakarta.
Shanon, dianne. 2006.
Kasdu, D. 2005. Solusi Dysmenorrea. Diunduh
Problem Wanita Dewasa. tanggal 5 November 2013
Jakarta : Puspa Swara. dari
http://www.mednyu.edu/arti
Liewellyn, D dan Jones. 2005. kel
Dasar-dasar Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta :
Hipokrates

21
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri
Sugiyono. 2007. Statistik untuk
Penelitian. Bandung :
Alfabeta.

Widjanarko, Bambang. 2006.


Dismenorea Tinjauan Terapi
pada Dismenorea Primer.
Majalah Kedokteran
Damianus : Volum 5.
Januari 2006

WHO, 2010. Growth


Reference : BMI for Age 5-
19 Years. Diunduh dari
http://www.situs.kespro.info
/kia

Wknjosastro, dkk. 2007. Ilmu


Kandungan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka

22
Faktor-faktor dismenorea primer pada remaja putri
Lina Yuni Saputri

Anda mungkin juga menyukai