Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kesiapan

a. Pengertian Kesiapan

Menurut Slameto (2010) mengemukakan kesiapan adalah

keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk

memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu

situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh

atau kecenderungan untuk memberi respon. Menurut Djamarah

(2012) kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah

dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan.

b. Faktor-faktor Kesiapan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan

belajar siswa. Menurut Slameto (2010) kondisi kesiapan

mencakup 3 aspek, yaitu:

1) Kondisi fisik, mental dan emosional.

2) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan.

3) Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang

telah dipelajari.

8
9

Menurut Djamarah (2012) faktor-faktor kesiapan meliputi :

1) Kesiapan fisik

Misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu, mengantuk

dan sebagainya).

2) Kesiapan psikis

Misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada

motivasi intrinsik.

3) Kesiapan materiil

Misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku

bacaan, catatan.

c. Prinsip-prinsip kesiapan meliputi:

Menurut Slameto (2010) prinsip-prinsip kesiapan meliputi:

1) Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling berpengaruh

mempengaruhi)

2) Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh

manfaat dari pengalaman.

3) Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif

terhadap kesiapan.

4) Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode

tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.

d. Aspek-aspek Kesiapan

4 Aspek-aspek kesiapan Menurut Slameto (2010) mengemukakan

aspek-aspek kesiapan adalah :


10

1) Kematangan

Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan

tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan.

2) Kecerdasan

Perkembangan kecerdasan dalam menghadapi semua hal dalam

bentuk apapun yang memberikan pengaruh positif selama masa

pembentukkan perkembang

2. Kesiapan Menjadi Bidan

a. Pengertian Bidan

Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari

pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi

profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki

kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikat dan atau

secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik

kebidanan (IBI, 2014). Sedangkan kebidanan adalah satu

bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni dalam

mempersiapkan menjadi orang tua, mempersiapkan kehamilan,

menolong persalinan, nifas, menyusui, bayi dan balita,

pemberdayaan ibu dan keluarga dalam pengaturan kesuburan,

persiapan menghadapi interval, klimakterium dan menoupose

serta interaksinya yang komplek dengan faktor lain yang

berkaitan dengan kesehatan reproduksi perempuan.


11

b. Kompetensi Bidan

Menurut Kepmendiknas No.045/U/2010 kompetensi

adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab

yang dimiliki seseorang sebagai syarat dianggap mampu oleh

masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang

pekerjaan tertentu.

Kompetensi bidan adalah seperangkat tindakan cerdas

yang dilandasi oleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap penuh

tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang bidan dalam

melakukan berbagai praktik yang saling terkait sebagai syarat

untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan

tugas sebagai bidan (IBI &Aipkind, 2012)

Sedangkan kompetensi bidan lulusan Diploma III

Kebidanan adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh

tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang bidan sebagai

syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat untuk

melaksanakan tugas sebagai bidan Ahli Madya Kebidanan.

Kompetensi bidan terdiri dari 7 area yaitu etika legal dan

keselamatan pasien, komunikasi efektif, pengembangan diri

dan profesionalisme, landasan ilmiah ilmu kebidanan,

ketrampilan klinis dalam praktek kebidanan, promosi

kesehatan, manajemen kewirausahaan dan kepemimpinan (IBI

& AIPKIND, 2012)


12

c. Kesiapan menjadi bidan

Kesiapan menjadi bidan mengacu pada kompetensi bidan

dan kualifikasi kelulusan sesuai dengan jenjang pendidikan.

Menurut AIPKIND (2012) ada beberapa faktor yang

berpengaruh dalam membentuk mahasiswa menjadi seorang

bidan terdapat faktor internal yang mencakup : motivasi

belajar, minat dan psikis sedangkan faktor eksternal yang

berupa Indeks Prestasi Kumulatif sebagai hasil belajar seorang

tersebut selama mengikuti pendidikan. Menurut IBI dan

AIPKIND (2012) kualifikasi kelulusan D III Kebidanan yaitu :

1) Mampu menyelesaikan pekerjaan yang berlingkup luas,

memilih metode sesuai dari beragam pilihan yang sudah

maupun belum baku serta mampu menunjukkan kinerja

dengan mutu dan kuantitas terukur terhadap hasil kerja

sendiri, orang lain dan kelompok yang menjadi tanggung

jawab pengawasan di lingkup bidang kerjanya.

2) Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan secara

umum tetapi mendalam di bidang-bidang tertentu, serta

mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

3) Mempunyai kemampuan mengelola kelompok kerja dan

menyusun laporan tertulis secara komprehensif.

4) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi

tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.


13

Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan

keterampilan. Dalam menentukan standar kompetensi lulusan

harus mengacu pada Standar Kompetensi Bidan (IBI &

AIPKIND, 2012)

Berdasarkan Standar Global Pendidikan Kebidanan,

lulusan bidan harus dapat mendemonstrasikan kompetensi

praktek kebidanan, lulusan mampu menunjukkan pemahaman

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, lulusan

mampu memenuhi ketentuan untuk registrasi dan lisensi, lulusan

mendapatkan gelar profesional tergantung level pendidikan,

lulusan harus memenuhi syarat mengikuti program pendidikan

lanjut dan diperlukan monitoring lulusan secara berkelanjutann

baik yang terkait dengan pengembangan profesi dan pendidikan

lanjut (IBI & AIPKIND, 2012)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hesti Arinda

(2013 menyatakan bahwa ada hubungan antara motivasi dengan

kesiapan menjadi bidan dengan uji chi-square diperoleh P value =

0,01 lebih kecil dari α (0,05) yang berarti Ho ditolak maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara motivasi dengan kesiapan

kerja. Dari hasil analisis diketahui bahwa distribusi kesiapan menjadi

bidan yang siap menjadi bidan sebanyak 40 responden (53,3%)dan


14

yang tidak siap menjadi bidan sebanyak 25 responden (46,7%). dari

65 orang mahasiswa.

3. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang

memungkinkan seseoran untuk bertindak atau melakukan sesuatu.

Dorongan itu akan muncul apabila seseorang itu merasa

membutuhkan (need). Seseorang yang merasa butuh akan

bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh

sebab itu dalam rangka untuk membangkitkan motivasi, guru

harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi

belajar bagi kehidupan seseorang, dengan demikian siswa akan

belajar bukan sekedar untuk memperoleh nilai atau pujian, akan

tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.

(Wina Sanjaya, 2008).

Motivasi adalah keadaan internal yang membangkitkan,

mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Studi tentang

motivasi difokuskan pada bagaimana dan mengapa orang

mempakarsai tindakan yang diarahkan pada tujuan tertentu,

berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan

itu, seberapa intensif mereka terlibat dalam kegiatan itu dan

bagaiamana usaha untuk mencapai tujuan dan apa yang mereka


15

pikir dan rasakan di sepanjang perjalanannya. (Anita Woolfolk,

2009).

Motivasi belajar, motivasi di dalam kegiatan belajar

merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong

bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada

pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan

tujuan pembelajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan

nampak melalui keaktifan bertanya, mengemukakan pendapat,

menyimpulkan pelajaran, mencatat, membuat resume,

menpraktekkan sesuatu, mengerjakan latihan dan evaluasi

sesuai dengan tuntutan pembelajaran. (Aunurahman, 2012).

Ada tiga tahap elemen penting tentang motivasi yaitu :

1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi

pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi

akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system

“neurophysiological” yang ada pada organisme manusia

2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa “feeling”, afeksi

seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan

persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi dapat

menentukan tingkah laku manusia.

3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi

sebenarnya motivasi merupakan respon dari suatu aksi

yaitu tujuan.
16

Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar,

namun motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam

kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar dan memberikan arah tujuan yang peranannya dapat

menumbuhkan gairah, merasa senang dan bersemanagat

(Sardiman, 2012).

Berdasarkan pendapat diatas, maka motivasi belajar

adalah dorongan internal yang membangkitkan, mengarahkan,

dan mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada diinya

dan potensi dari luar dirinya, serta membuat pilihan (a) tujuan

yang hendak dicapai, (b) usaha yang akan dilakukan untuk

mencapai tujuan belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar

akan nampak melalui keaktifan bertanya, mengemukakan

pendapat, menyimpulkan pelajaran, mencatat, membuat

resume, mempraktekan sesuatu, mengerjakan latihan-latihan

dan evaluasi sesuai denga tuntutan pembelajaran.

b. Jenis-jenis motivasi

Macam-macam motivasi menurut Sardiman (2012) yaitu :

1) Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif

atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena

dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk


17

melakukan sesuatu. Motivasi muncul dari kesadara diri

sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar

simbol. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor

intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasi dan dorongan

kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Beberapa

indikator motivasi intrinsik :

a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

c) Adanya harapan dan cita – cita masa depan

d) Adanya penghargaan dalam belajar

e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f) Adanya lingkungan belajar yang kondusif

2) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi

ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi

yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak

berkaitan dengan aktivitas belajar. Faktor ekstrinsik yaitu

adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan

kegiatan belajar yang menarik. Motivasi dan belajar

merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar

adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan

secara potensial terjadi sebagai hasil praktik atau penguatan


18

(reinforce practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai

tujuan tertentu.

c. Faktor pembentuk motivasi

Menurut Cotton (2007), motivation might be seen as (motivasi

dapat dilihat dari) :

1) The defence of ego psychoanalysis (Psikoanalisis dari

pertahanan diri).

2) Shaping the desired response in potential in humanistic

psychology (Paham tentang pembentukan respon

keinginan).

3) Achieving full individual potential in humanistic psyvology

(Pencapaian potensi penuh individu dalam psikologi

manusia).

4) Levels of arousal and maintaining bodily balance (Tingkat

keseimbangan kebangkitan dan kodisi badan).

5) Clarifying aims having the right atittude and problem

solving (Penetapan tujuan mempunyai sikap dan pemecahan

yangg baik).

Dalam metode tripartite pengembangan motivasi

belajar dikemukakan 3 faktor penting pembentuk motivasi

belajar yaitu :

1) Attitude (sikap), atau kepercayaan diri untuk dapat berhasil

mencapai hasil yang minimal.


19

Menurut model ini rasa percaya diri atas kemampuan yang

dimiliki dapat menumbuhkan motivasi untuk mencapai

tujuan belajar. Kuatnya motivasi turut menentukan

keberhasilan seseoarang dalam belajar. Rasa percaya diri

dapat ditingkatkan antara lain melalui pelatihan tentang

strategi belajar, dan cara memonitor serta mengoreksi

kesalahan-kesalahan dalam belajar. Selain itu juga dengan

cara pemberian umpan balik produktif akan tetapi selain

semua itu rasa percaya diri dapat ditumbuhkan melalui

capaian hasil belajar yang memuaskan (Haris Mudjiman,

2006)

2) Drive (dorongan) atau semangat untuk mencapai tujuan.

Pendorong semangat belajar adalah persepsi pembelajar

tentang nilai dan manfaat yang dapat diberikan dari hasil

belajar. Persepsi ini membentuk motivasi, dan kuatnya

motivasi juga sebagai penentu hasil belajar. Persepsi

tentang manfaat belajar dapat dibentuk oleh pengalaman

keberhasilannya sendiri, atau di dapatkan dari keberhasilan

orang lain (Haris Mudjiman, 2006)

3) Strategy (strategi) untuk mencapai hasil Strategi untuk

mencapai keberhasilan belajar meliputi teknik perencanaan

belajar, monitorin terhadap kegiatan belajar, evaluasi dalam

belajar. Strategi belajar menuntut si pemelajar untuk


20

mengetahui arah tujuan kemana ia harus pergi atau

bertindak serta masalah yang dihadapi serta bagaimana

pemecahan masalahnya (Haris Mudjiman,2006)

d. Ciri-ciri Motivasi

Menurut Sardiman (2012) motivasi yang ada pada diri

seseorang itu akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Tekun menghadapi tugas

2) Ulet menghadapi kesulitan

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam

4) Lebih senang bekerja sendiri

5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin

6) Dapat mempertahankan pendapatnya

7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

8) Senang mencari dan memecahkan masalah

Ciri-ciri tersebut akan sangat penting dalam

kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar

akan berhasil baik apabilasiswa mampu tekun dalam

belajar siswa yang belajar dengan baik.

e. Fungsi dan Peranan Motivasi Dalam Belajar

Menurut Oemar Hamalik (2011) fungsi motivasi

adalah sebagai berikut :


21

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.

Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu

perbuatan seperti belajar.

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya

mengarahkan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan.

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya

motivasi akan menentukan cepat atau lambatnay suatu

pekerjaan.

Adapun menurut Sardiman (2012) fungsi motivasi

adalah sebagai berikut :

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yaitu memberikan arah

dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan

tujuan.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-

perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna

mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha

dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam

belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain


22

adanya usaha yang tekun terutama didasari adanya

motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat

melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang

siswa menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

Peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran

ialah bahwa motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam

memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk

perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa

peranan penting dari motivasi dalam belajar dan

pembelajaran antara lain menentukan hal yang dapat

dijadikan penguatan belajar, memperjelas tujuan belajar

yang hendak dicapai, menentukan ragam kendali terhadap

rangsangan belajar, menentukan ketekunan belajar (Hamzah

B.Uno, 2012).

f. Cara Menumbuhkan motivasi Belajar di Sekolah

Menurut Sardiman AM. (2012) ada beberapa bentuk

dan cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di

sekolah yaitu :

1) Memberi angka

Angka dalam hal imi sebagai simbol dari nilai

kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama

justru untuk mencapai angka/nilai yang baik sehingga

siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan.


23

Angka-angka yang baik bagi para siswa merupakan

motivasi yang sangat kuat. Disisi lain ada banyak siswa

bekerja atau belajar hanya ingin mengejar bisa naik

kelas saja. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang

harus ditempuh oleh guru adalah bagaiman acara

memberikan angka-angka dapat dikatakan dengan

values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan

yang diajarkan kepada siswa sehingga tidak sekedar

kognitif saja tetapi juga ketrampilannya.

2) Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi,

tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah suatu

pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seorang

yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu

pekerjaan tersebut.

3) Kompetisi

Kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi

untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik

persaingan individual maupun persaingan kelompok

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Unsur


24

persaingan ini memang banyak dimanfaatkan untuk

meningkatkan kegiatan belajar.

4) Ego-involment

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar

merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai

tantangan sehingga bekerja keras dengan

mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu

bentuk motivasi yang cukup penting. Penyelesaian tugas

dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri,

begitu juga untuk siswa sebagai subjek belajar. Para

siswa akan belajar dengan giat karena mempertahankan

harga dirinya.

5) Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar jika

mengetahui adanya ulangan, oleh karena itu

memberikan ulanagan juga merupakan salah satu sarana

motivasi. Hal yang harus diingat oleh guru adalah

jangan terlalu sering memberi ulangan karena dapat

membuat bosan siswa dan bersifat rutinitas. Tetapi guru

harus memiliki sifat terbuka untuk menyampaikan

kepada siswa apabila akan mengadakan ulangan siswa

untuk diberitahu.

6) Mengetahui hasil
25

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apabila terjadi

kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat

belajar. Siswa semakin mengetahui bahwa grafik hasil

belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa

untuk belajar.

7) Pujian

Apabila da siswa yang sukses yang berhasil

menyelesaiakan tugas dengan baik maka perlu diberikan

pujian. Pujian ini dalam bentuk reinforcemment yang

positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.

8) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif

tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak menjadi

alat motivasi yang baik.

9) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan

untuk belajar. Hal ini akan lebih baik dibndingkan

dengan segala keinginan yang besar untuk memilih

suatu pelajaran yang berhubungan dengan dirinya.

10) Minat
26

Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat,

motivasi muncul karena ada kebutuhan begitu juga

minat merupakan alat motivasi yang pokok.

4. Minat

a. Pengertian Minat

Minat merupakan kegairahan atau keinginan untuk

menghasilakan sebuah keinginan. Minat adalah suatu rasa

lebih suka dan rasa ketertarikkan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Muhibbin Syah, 2011).

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri.

Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin

besar minatnya (Slameto, 2010). Minat belajar adalah

kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar untuk memilih suatu pelajaran yang

berhubungan dengan dirinya (Lee et al, 2011).

b. Penggolongan Minat

Macam-macam penggolongan minat menurut Rahman

Shaleh (2011) :

1) Berdasarkan Timbulnya

Minat dibedakan menjadi primitif, minat primitif adalah

minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-

jaringan tubuh.
27

2) Minat Kultural

Merupakan minat yang timbulnya karena proses belajar,

minat ini secara langsung berhubungan dengan diri kita.

Contoh misalnya minat belajar individu punya pengalaman

bahwa masyarakat atau lingkungan akan lebih menghargai

orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi, sehingga hal

ini akan menimbulkn minat individu untuk belajar dan

berprestasi agar mendapat penghargaan dari lingkungan.

3) Berdasarkan Arah

Minat dapat dibedakan menjadi intrinsik dan ekstrinsik.

Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan

dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih

mendasar atau minat asli. Sedangkan minat ekstrinsik adalah

minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan

tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan

minat tersebut hilang.

4) Berdasarkan cara mengungkapkan dibedakan menjadi 4

yaitu :

a) Expressed interest

Merupakan minat yang diungkapkan dengan cara

meminta kepada subyek untuk menyatakan atau

menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas


28

maupun bukan tugas yang disenangi dan paling tidak

disenangi. Dari jawabannya dapatlah diketahui minatnya.

b) Manifest interest

Merupakan minat yang diungkapkan dengan cara

mengobservasi atau melakukan pengamatan secara

langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan

subyek.

c) Tested interest

Merupakan minat yang diungkapkan cara menyimpulkan

dari hasil jawaban tes objektif yang diberikan nilai-nilai

yang tinggi pada suatu objekatau masalah biasanya

menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut.

d) Inventoried interest

Merupakan minat yang diungkapkan dengan

menggunakan alat-alat yang sudah distandarisasi dimana

biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan

kepada subjek.

Menurut Djali (2011) berdasarkan orang dan pilihan

kerjanya, minat dapat dibagi menjadi enam jenis :

1) Realistis

Realistis orang yang realistis mumnya mapan, kasar,

praktis dan terampil. Tetapi orang realistis kurang meampu

menggunakan medium komunikasi verbal dan kurang


29

memiliki keterampilan berkomunikasi dengan orang lain.

Karena itu pada umumnya mereka kurang menyenangi

hubungan sosial, cenderung memiliki sifat stabil, jarang

melakukan kegiatan kreati dan menyukai masalah konkret.

2) Investigatif

Pada umumnya orang yang memiliki sifat investigatif

termasuk orang yang berorientasi keilmuan. Mereka

umumnya berorientasi pada tugas, introspektif, dan asosial,

lebih menyukai memikirkan sesuatu daripada

melaksanakannya, memiliki dorongan kuat untuk memahami

alam menyukai tugas-tugas yang tidak pasti.

3) Artistik

Orang artistik menyukai hal-hal yang tidak terstruktur

Bebas, memiliki kesempatan bereaksi, sangat membutuhkan

suasana yang dapat mengekspresikan sesuatu secara

individual, sangat kreatif dalam bidang seni dan musik.

4) Sosial

Tipe ini dapat mudah bergaul, bertanggung jawab,

berkemanusiaan dan suka bekerja dalam kelompok. Suka

memecahkan masalah secara intelektual da suka kegiatan

yang menginformasikan.

5) Enterprising
30

Tipe ini cenderung menguasai atau memimpin orang

lain, memiliki ketrampilan verbal untuk memiliki

kemampuan yang agresif, percaya diri, dan umumnya sangat

aktif.

6) Konvensional

Orang yang konvensional menyukai lingkungan yang

sangat tertib, menyenangi komunikasi verbal, senang

kegiatan yang berhubungan dengan angka, sangat efektif

menyelesaikan tugas yang berstruktur tetapi menghindari

situasi yang tidak menentu.

c. Unsur-unsur Minat

Menurut Abdul Rachman Abror (2012) unsur-unsur

minat meliputi unsur koginisi dan unsur konasi. Yang disebut

unsur kognisi yaitu unsur yang berupa pengetahuan dan

informasi mengenai suatu obyek yang ditandai dengan adanya

kesadaran. Sedangkan unsur konasi merupakan unsur yang

diwujudkan dalam bentuk adanya kemauan atau hasrat

terhadap suatu obyek yang diminati.

Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2011)

mengatakan ada tiga faktor yang menjadi faktor timbulnya

minat yaitu :
31

1) Dorongan dari dalam individu misal dorongan ingin tahu

terhadap sesuatu hal seperti melakuakn penelitian,

membaca, bekerja atau mencari penghasilan.

2) Motif sosial dapat menjadi faktor yang membangkitkan

minat untuk melakukan suatu aktifitas tertentu seperti

minat untuk belajar atau menuntut ilmu yang baru yang

belum pernah didapatkan yang akan di abdikan agar

mendapat penghargaan dari lingkungan.

3) Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang

sangat erat dengan emosi, Bila seseorang mendapatkan

kesuksesan pada aktivitasnya yang menimbulkan rasa

senang dan hal tersebut yang akan memperkuat minat

terhadap aktivitas sebaliknya suatu kegagalan akan

menghilangkan minat.

d. Cara Meningkatkan Minat

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada

dasarnya adalah membantu siswa untuk melihatbagaimana

hubungan materi yang diharapkan untuk dipelajari oleh dirinya

sebagai individu. Proses ini beararti menunjukkan pada

siswabagaimana kecakapan tertentu untuk mempengaruhi


32

dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-

kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan

suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap

penting serta melihat hasil dari pengalaman belajar yang akan

membawa kemajuan (Slameto, 2010).

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b. Adanya ketertarikan

c. Adanya dasar minat dan persoalan pengalaman yang

lampau

d. Adanya informasi-informasi

e. Adanya interaksi dengan lingkungan

f. Adanya kebutuhan/keinginan

e. Faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian

setelah berinteraksi dengan lingkungan. Minat terhadap

sesuatudipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta

mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat

terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong

belajar-belajar selanjutnya. Seorang bidan tidak dilahirkan

untuk menjadi bidan tetapi akibat pengalaman dan belajarnya

kemudian tertarik untuk menjadi bidan. Menurut Bernard

(dalam Sardiman AM, 2010) minat timbul tidak secara tiba-


33

tiba atau spontan, melainkan timbul akibat partisipasi,

pengalaman, kebiasaan, sehingga minat akan selalu terkait soal

kebutuhan atau keinginan. Untuk mengukur minat maka

indikator yang dipakai adalah sebagai berikut :

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b. Adanya ketertarikan

c. Adanya dasar minat dan persoalan pengalaman yang

lampau

d. Adanya informasi-informasi

e. Adanya interaksi dengan lingkungan

f. Adanya kebutuhan/keinginan
34

B. Kerangka Teori

Faktor pembentuk motivasi Klasifikasi Motivasi :

a. Psikoanalisis dari 1. Intrinsik


pertahanan diri - Hasrat ingin berhasil
Motivasi
b. Pembentukan respon - Harapan dan cita-cita
keinginan - Dorongan dan kebutuhan
c. Pencapaian potensi 2. Entrinsik
d. Kondisi badan - Penghargaan
e. Penetapan tujuan - Lingkungan

Faktor yang mempengaruhi


kesiapan :
Kualifikasi kelulusan :
a. Kesiapan fisik (meliputi
keadaan tubuh) Kesiapan a. Mampu menyelesaikan
b. Kesiapan psikis (ada pekerjaan lingkup luas
b. Sesuai standar kompetensi
motivasi, hasrat belajar, c. Menguasai konsep teoritis
minat/keinginan) d. Mampu mengelola
c. Kesiapan materiil (bahan kelompok kerja
pelajaran) e. Bertanggung jawab

Faktor yang mempengaruhi


minat : Klasifikasi Minat :
a. Kebutuhan Minat a. Berdasarkan timbulnya
b. Ketertarikan
b. Minat kultural
c. Informasi-informasi
c. Berdasarkan arah
d. Pengalaman
d. Berdasarkan cara
e. Interaksi lingkungan
mengungkapkan
f. Keinginan

Teori Sardiman (2012), Slameto (2010) dan AIPKIND

Bagan 2.1 Kerangka teori


35

C. Kerangka Konsep

Minat
kesiapan menjadi seorang bidan
Motivasi

Bagan 2.2 Kerangka konsep

D. Hipotesis

a. Ada hubungan motivasi belajar dengan kesiapan menjadi bidan

pada mahasiswa semester VI Prodi DIII Kebidanan Poltekkes

Permata Indonesia Yogyakarta.

b. Ada hubungan minat dengan kesiapan menjadi bidan pada

mahasiswa semester VI Prodi DIII Kebidanan Poltekkes Permata

Indonesia Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai