Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO GANGGUAN JIWA DENGAN KEPUTUSASAAN

Oleh :
NENSY MEYDIA AMANDA
2021207209121

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU


LAMPUNG
PROGRAM STUDI NERS KONVERSI
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
RESIKO GANGGUAN JIWA DENGAN KEPUTUSASAAN

A. KASUS/ MASALAH UTAMA : KEPUTUSASAAN

1. Defenisi Keputusasaan
Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan
bersifat subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya
alternatif lain atau pilihan pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul
atau untuk mencapai apa yang diiginkan serta tidak dapat mengerahkan
energinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. (Carpenito, 563).

Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang


melihat keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang
tersedia dan tidak dapat memobilisasi energy yang dimilikinya (Nanda,
2005).

Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan,


ketidakmampuan,keraguan, duka cita, apati, kesedihan, depresi, dan
bunuh diri. (Cotton dan Range, 1996). Sedangkanmenurut (Pharris,
Resnick,dan ABlum, 1997), mengemukakan bahwa keputusasaan
merupakan kondisi yang dapat menguras energi.

Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa


kehidupannya terlalu berat untuk dijalani (dengan kata lain
mustahil).Seseorang yang tidak memiliki harapan tidak melihat adanya
kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak menemukan
solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau
siapapun tidak akan bisa membantunya.
B. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Etiologi Keputusasaan
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat (keluarga)
e. Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam
jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman

2. Manifestasi Keputusasaan
a. Mayor (harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang
mendalam, berlebihan, dan berkepanjangan dalam merespon situasi
yang dirasakan sebagai hal yang mustahil isyarat verbal tentang
kesedihan.
Contohungkapan :
1) “Lebih baik saya menyerah karena saya tidak mampu
memperbaiki keadaan.”
2) “Masa depan saya seolah suram.”
3) “Sayatidak dapat membayangkan masa depan saya 10 tahun
kedepan.”
4)  “Saya sadar, saya tidak pernah mendapatkan apa yang
sayainginkan sebelumnya.”
5) “Rasanya saya tidak mungkin menggapai kepuasan dimasa
yang akan datang.”

Fisiologis  respon terhadap stimulus melambat


 tidak ada energy
 tidur bertambah
Emosional  individu yang putus asa sering sekali kesulitan
mengungkapkan perasaannya tapi dapat
merasakan
 tidak mampu memperoleh nasib baik,
keberuntungan dan pertolongan tuhan
 tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
 hampa dan letih
 perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
 tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
Individu  Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam
memperlihatka perawatan
n  Penurunan verbalisasi
 Penurunan afek
 Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
 Ketidakmampuan mencapai sesuatu
 Hubungan interpersonal yang terganggu
 Proses pikir yang lambat
 Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan
dan kehidupannya sendiri
kognitif Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah
dan kemampuan membuat keputusan
·  Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan
datang bukan masalah yang dihadapi saat ini
·  Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
·  Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama
sekali)
·  Tidak punya kemampuan berimagenasi atau
berharap
·  Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target
dan tujuan yang ditetapkan
·  Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta
membuat keputusan
·  Tidak dapat mengenali sumber harapan
·  Adanya pikiran untuk membunuh diri.

b. Minor

Fisiologis  Anoreksia
 BB menurun
Emosional Individu marasa  putus asa terhadap diri sendiri dan
orang lain
·  Merasa berada diujung tanduk
·  Tegang
·  Muak (merasa ia tidak bisa)
·  Kehilangan kepuasan terhadap peran dan
hubungan yang ia jalani
·  Rapuh
Individu yang Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan
memperlihatka dari pembicara
n ·  Penurunan motivasi
·  Keluh kesah
·  Kemunduran
·  Sikap pasrah
·  Depresi
Kognitif   Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi
yang diterima
·  Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa
sekarang , masa datang
·  Bingung
·  Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
·  Distorsi proses pikir dan asosiasi
·  Penilaian yang tidak logis

3. Dampak Keputusasaan
Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan yaitu :
a. Stres
b. Depresi
c. Galau
d. Sakit
e. Pola hidup yang tidak teratur
f. Letih, Lesu, Lemah; disebabkan karena faktor psikis
g. Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia
sibuk dengan rasa putus asa yang ada.
h. Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk
melakukan hal yang sama karena takut akan mengalami rasa putus
asa untuk yang kedua kalinya.
i. Gila; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian
orang
j. Sakit; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut,
beban pikiran yang berlebihan.
k. Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan
tidak hanya karena sakit yang berkepanjangan namun juga karena
faktor psikis yang berlebihan.

4. Pencegahan Keputusasaan
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaan yaitu:
a. Berbaik sangkalah kepada Allah, Ingat bahwa setiap yang kita alami
ada hikmahnya. Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti
kecintaaan tuhan kepada kita.
b. Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita bisa
mengubahnya dengan ber buat hal-hal baru.
c. Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa
memilih tindakan atau mengubah kebiasan lama dan mencari jalan
untuk mengatasi masalah yg tengah kita hadapi
d. Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di
harapkan. Apabila kita dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru
maka ketegangan kita kan berkurang.
e. Kembangkan tindakan yang kreatif Tanyakan pada diri sendiri
"Kesempatan Apa Bagi Saya Di Sini ? Jalan Mana Yang Terbuka
Bagi Saya ?"
f. Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak
agar bisa di dapatkan pemecah masalah yang baik.
g. Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang  merupakan pengalaman
yang menyakitkan. Tapi daripada  memikirkan kerugian yang kita
alami, lebih baik fokuskan pada apa yang telah kita pelajari.
h. Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain  jika gagal,tapi
perhatikan baik-baik masalah nya dan cobalah
memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri bagaimana
mengatasinya?
i. Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera
memecahkan masalah,tetapi akan membantu kita melihat masalah
secara perspektif. Hal itu bagaikan cahaya dalam kegelapan.
j. Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita
bisa belajar tentang bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita
mengatasi sebuah kegagalan

5. Penatalaksanaan Keputusasaan
Penatalaksan aanmedis pada orang yang mengalami keputusasaan yaitu :
a. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan
keputusasaan.

b. Psikoterapi
Adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah
diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana
kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman
diri sudah baik. Psikoterapi  ini bermacam-macam bentuknya antara
lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan,
semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan
semangat juangnya.

Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan


ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan  pendidikan di
waktu lalu, psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk
memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan
menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit, psikologi
kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif
(daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu
membedakan nilai- nilai moral etika. Mana yang baik dan buruk,
mana yang boleh dan tidak, dsbnya.

Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan


perilaku yang terganggu menjadi perilaku yang mampu
menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk
memulihkan penderita dan keluarganya.

c. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri,
mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak
menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi
psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat
psikofarmaka.

d. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita
gangguan jiwa. Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum
komitmen agama berhubungan dengan manfaatnya di bidang klinik.
Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti
sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan,
ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb.
e. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan
kembali kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan
di lembaga (institusi) rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit
jiwa. Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara
lain; terapi kelompok, menjalankan  ibadah keagamaan bersama,
kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan,
berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya.

Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6


bulan. Secara berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali
yaitu evaluasi sebelum penderita mengikuti program rehabilitasi dan
evaluasi pada saat si penderita akan dikembalikan ke keluarga dan
ke masyarakat.

C. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU


DIKAJI

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No
register, dan dignosa medis.

b. Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati
klien: apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan
melalui perilaku. Beberapa percakapan yang merupakan bagian
pengkajian agar mengetahui apa yang mereka pikir dan rasakan
adalah :
1) Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
2) Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu
masalah
3) Perilaku koping yang adekuat selama proses

c. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon
keputusasaan adalah:
1) Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di
dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit
mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu
permasalahan
2) Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola
hidup yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan
mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan
individu yang mengalami gangguan fisik
3) Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa
terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai
dengan perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh
masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam
menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan.
4) Struktur Kepribadian
Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan
menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif
terhadap stress yang dihadapi.

d. Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan
keputusasaan adalah:
1) Faktor kehilangan
2) Kegagalan yang terus menerus
3) Faktor Lingkungan
4) Orang terdekat ( keluarga )
5) Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam
jiwa)
6)  Adanya tekanan hidup
7) Kurangnya iman

e. Respon Emosional

Mayor Minor
 individu yang putus asa sering 1. Individu marasa  putus
sekali kesulitan asa terhadap diri sendiri
mengungkapkan perasaannya dan orang lain
tapi dapat merasakan 2. Merasa berada diujung
  tidak mampu memperoleh tanduk
nasib baik, keberuntungan dan 3.  Tegang
pertolongan tuhan 4. Muak ( merasa ia tidak
 .    tidak memiliki makna atau bisa)
tujuan dalam hidup 5. Kehilangan kepuasan

 .    hampa dan letih terhadap peran dan

 .    perasaan kehilangan dan hubungan yang ia jalani

tidak memiliki apa-apa 6. Rapuh

 .    tidak berdaya,tidak mampu


dan terperangkap.

f. Respon Kognitif
Mayor Minor
1. Penurunan kemampuan untuk 1. Penuruna
memecahkan masalah dan kemampuan untuk
kemampuan membuat keputusan menyatukan
2. Mengurusi masalah yang telah lalu informasi yang
dan yang akan datang bukan diterima
masalah yang dihadapi saat ini 2. Hilangnya persepsi
3. Penurunan fleksibilitas dalam proses waktu tentang mas
pikir lalu , masa
4.  Kaku ( memikirkan semuanya atau sekarang , masa
tidak sama sekali ) datang
5. Tidak punya kemampuan 3. bingung
berimagenasi atau berharap 4. Ketidakmampuan
6. Tidak dapat mengidentifikasi atau berkomunikasi
mencapai target dan tujuan yang secara efektif
ditetapkan 5. Distorsi proses pikir
7. Tidak dapat membuat perencanaan, dan asosiasi
mengatur serta membuat keputusan 6. Penilaian yang tidak
8. Tidak dapat mengenali sumber logis
harapan
9. Adanya pikiran untuk membunuh
diri.

D. Diagnosa Keperawatan
Keputusasaaan
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No NANDA NOC NIC


1. Keputusasaan Status kenyamanan: psyikososial DukunganSpiritual
Indicator: Aktivitasnya:
·      Kesejahteraan Psikologis ·  Menggunakan komunikasi terapeutik
·      Harapan untuk membangun kepercayaan dan
·      Konsep Diri empati peduli
·      GambaranI nternal Diri ·  menggunakan alat untuk memonitor dan
·      EfekKetenangan mengevaluasi kesejahteraan rohani yang
·      Ekspresi sesuai
·      Optimis ·  memperlakukan individu dengan
·      Penentuan Tujuan bermartabat dan hormat
·      Makna Dan Tujuan DalamHidup ·  mendorong partisipasi dalam interaksi
·      Kepuasan Spiritual dengan anggota keluarga, teman, dan
·      Depresi lain-lain
·      Kegelisahan ·  memberikan privasi dan ketenangan
·      Takut untuk kegiatan spiritual
·      KehilanganSpiritual ·  mengajarkan metode
·      Pikiran Untuk Bunuh Diri relaksasi dan meditasi
·  menyediakan music spiritual,
Kontrol depresi diri sastra, radio, atau program tv
Indikator: ·  untuk individu
·      Memonitor Kemampuan Untuk ·  terbuka terhadap sifat individu yang
Berkonsentrasi merasa kesepian dan tidak berdaya
·      Memonitor Intensitas Depresi ·  membantu individu untuk bisa
·      Mengidentifikasi Penyebab Depresi mengekspresikandan meringankan
·      Memonitor Manifestasi Perilaku Depresi kemarahan dengan cara yang tepat
·      Laporan Tidur Yang Cukup ·  menggunakan nilai teknik klarifikas
·      Laporan Meningkat Nafsu iuntuk membantu individu memperjelas
·      Memonitor Manifestasi Fisik Dari Depresi keyakinan dan nilai-nilai yang sesuai
·      Laporan Memperbaiki Suasana  Hati
·      Berpartisipasi Dalam Aktivitas INSPIRASI HARAPAN
Menyenangkan ·  membantu pasien /keluarga untuk
·      Mentaati Jadwal Terapi mengidentifikasi daerah-daerah harapan
·      Menghindari Penyalahgunaan Alkohol dalam hidup
·      Menghindari Penyalahgunaan Obat Non ·  menghindari tindakan menutupi
Resep kebenaran
·      MenghindariPenggunaan Narkoba ·  membantu pasien
·      MenjagaKebersihan Pribadi DanPerawatan mengembangkanspiritual diri
·  menciptakan lingkungan yang
Harapan memfasilitasi pasien berlatih agama  yang
Indicator: sesuai
·      Mengutarakan Harapan Masa Depan Yang ·  memberikan pasien /keluarga
Positif kesempatan untuk terlibat dengan
·      Mengekspresikan Keyakinan kelompok pendukung
Mengutarakan Kehendak Untuk Hidup ·  mendorong hubungan terapeutik dengan
·      Mengutarakan Alasan Untuk Hidup penting lainnya
·      Mengutarakan Makna Hidup ·  memfasilitasi pasien yang memasukkan
·      Menyatakan Optimisme kerugian pribadi ke dalam gambar
·      Mengungkapkan Keyakinan Diri tubuhnya
·      Mengutarakan Kepercayaan Lain
·      Mengutarakan Kedamaian Batin
·      Mengutarakan Rasa Kontrol Diri
·      Pameran Semangat Hidup
·      Menetapkan Tujuan
Ketahanan pribadi
Indicator:
·      Verbalisasi Positif Melihat Keluar
·      Menggunakan Strategi Koping Yang Efektif
·      MengekspresikanEmosi
·      Berkomunikasi Dengan Jelas Dan Tepat
Untuk Usia
·      Pameran Suasana Hati Yang Positif
·      Pameran Positif  Harga Diri
·      Mengutarakan Kenyamanan
DenganKesendirian
·      Mengutarakan Rasa Percaya Diri
·      Bertanggung JawabAtas Tindakan Sendiri
·      Mencari Dukungan Emosional
·      Beratnya Alternatif  Untuk Memecahkan
Masalah
·     MenghindariPenyalahgunaan Narkoba
·      Menghindari Penyalahgunaan Alkohol
·      Menggunakan Sumber Daya
·       Pendidikan Dan Kejuruan
·      Verbalisasi Kesiapan Untuk Belajar
F. DAFTAR PUSTAKA

Azis, R. (2003). Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr.


Amino Gondoutomo.

Keliat, B.A. (2005). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, B.A., Akemat, Helena, N., Susanti, H., Panjaitan, R.V., Wardani, I,
Y., dkk. (2006). Modul praktek keperawatan profesional jiwa (MPKP
Jiwa). Jakarta: FIK UI dan WHO

Stuart, G.W. (2007). Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 6. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai