Leko Boko mempunyai 4 buah layaknya Heo dan dipakai dengan cara dipetik. Bijol dibuat dari labu hutan,
kayu dan usus kuskus untuk bahannya. Labu hutan untuk wadah resonansi, kayu untuk tempat perentang dawai
dan usu kuskus untuk dawainya
Selain dimainkan untuk hiburan pribadi, Bijol juga kerap dipakai sebagai musik pengiring pada acara-acara
adat-budaya. Bijol sering dimainkan bersama dengan Heo untuk membentuk bunyi yang harmoni. Bijol
digunakan untuk menjadi musik pengiring dan Heo digunakan sebagai melodi utama
Sasando adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan dipetik. Instrumen musik ini berasal dari
pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote,
sasandu, yang berasal dari kata Sandu atau Sanu yang artinya bergetar atau meronta. Suara sasando memiliki
kemiripan dengan alat musik dawai lainnya seperti gitar, biola, kecapi, dan harpa. Sasando menurut Organologi
tergolong dalam Sitar tabung Bambu.
Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah,
melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di
tabung, dari atas kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap
petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun
lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando. Perkembangan Sasando
berjalan seiring perubahan waktu. Modifikasi dan peningkatan kualitas bunyi mulai dilakukan. Agar mendapat
bunyi yang lebih keras dan bisa disesuai dalam wadah pertunjukkan musik apapun maka Sasando akustik
beralih perlahan lahan ke Sasando elektrik. Bentuk Sasandopun dimodifikasi dan dibuat lebih modern dan
elegan. Pada tahun 2018 bahkan mulai diciptakan oleh seorang pemain Sasando profesional Natalino Mella
Sasando yang diberi nama Sasando Bariton. Sasando bariton mempunyai bunyi yg berbeda dengan sasando
pada umumnya. Sasando ini menggunakan jenis senar yang berbeda dalam ketebalannya dan mempunyai bunyi
yang lebih bulat dan lebih terasa bassnya. Dilengkapi dengan 32 senar berwarna dan bridge yang bisa
dipindahkan serta bisa dimainkan dengan teknik 10 jari yang membuat sasando ini akan lebih kaya untuk
dipelajari
Pa`pompang atau Pa`bas adalah alat musik bambu yang berasal dari tanah Toraja Sulawesi Selatan. Alat
musik bambu pa’ pompang ini dibunyikan dengan cara ditiup. Penduduk setempat menyebutnya dengan
Pa`pompang atau Pa`bas karena suara bas yang lebih dominan terdengar. Berbeda dengan angklung, musik
bambu Toraja merupakan jenis alat musik yang ditiup untuk mengeluarkan bunyi yang memiliki jangkauan
nada dua setengah oktaf tangga nada. Meski termasuk alat musik tradisional, tetapi alat musik bambu ini bisa
juga dikolaborasikan dengan alat musik modern lain seperti terompet, saksofon, organ, atau piano saat
mengiringi lagu