Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
1. Tinjauan Teori Program KIA-KB di Puskesmas
A. Definisi Program KIA-KB
Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi dan anak balita
serta anak prasekolah, serta pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Pemberdayaan
Masyarakat bidang KIA–KB merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk
membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat
darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan
merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat,
dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi (telepon genggam, telpon
rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB
(Kemenkes RI, 2017)..
Program KB merupakan suatu program untuk mengurangi kematian ibu
dengan kondisi 4T (kondisi ibu yang hamil terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan
terlalu banyak) untuk muda melahirkan (dibawah usia 20 tahun), terlalu sering
melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (diatas usia 35
tahun) (Kemenkes RI, 2017).
B. Tujuan Program KIA-KB
Program KIA memiliki tujuan yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat
melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan Norma Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS), serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk
menjamin proses tumbuh kembang optimal yang menjadi landasan bagi peningkatan
kualitas manusia seutuhnya. Sedangkan pengelolaan program KB pada prinsipnya
bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KB
secara efektif dan efisien (Eniyati & Santi, 2014).
C. Kegiatan Dalam Program KIA-KB
Untuk menunjang keberhasilan program kesehatan ibu dan anak, ada pelaksanaan
kegiatan program KIA didalamnya. Beberapa fokus kegiatan program KIA yaitu
(Ruswana, 2018):
1. Pelayanan Antenatal
Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan
(SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik
(umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta
intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan).
Dalam penerapannya terdiri atas:
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan dengan alat timbangan dan
mikrotois.
b. Ukur tekanan darah dengan alat tensimeter.
c. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas) dengan meteran.
d. Ukur tinggi fundus uteri.
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin dengan alat stetostop.
f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan dengan alat form skrining.
g. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
h. Test laboratorium (rutin dan khusus)
i. Tatalaksana kasus.
j. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan golongan darah,
hemoglobin, protein urine dan gula darah puasa. Pemeriksaan khusus dilakukan di
daerah prevalensi tinggi dan atau kelompok berisiko, pemeriksaan yang dilakukan
adalah hepatitis B, HIV, sifilis, malaria, tuberkulosis, kecacingan dan thalasemia.
Dengan demikian maka secara operasional, pelayanan antenatal disebut lengkap
apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut.
Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali
selama kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan
sebagai berikut:
a. Minimal 1 kali pada triwulan pertama.
b. Minimal 1 kali pada triwulan kedua.
c. Minimal 2 kali pada triwulan ketiga.
Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan
penanganan komplikasi. Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan
pelayanan antenatal kepada ibu hamil adalah: dokter spesialis kebidanan, dokter,
bidan dan perawat
2. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu
bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan
maupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila perlu.
Tujuan dari penyuluhan kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat
dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Sasaran penyuluhan kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Sasaran Jangkauan Penyuluhan
Kelompok umum
Kelompok khusus
b. Sasaran Hasil Penyuluhan
Sasaran tersebut di atas yang telah mengalami perubahan pengetahuan sikap dan
perilaku, dikaitkan dengan sasaran program.
3. Skrining HIV.
Uji Tapis/Skrining adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum
tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan
cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang
yang mungkin tidak menderita. Tujuan dari skrining HIV adalah sebagai berikut:
a. Uji Skrining dilakukan untuk mendeteksi secara dini mereka yang diduga
menderita penyakit tertentu, agar dapat ditindak lanjuti.
b. Mencegah meluasnya penyakit menjadi lebih serius pada populasi risiko
tinggi.
c. Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini
mungkin terhadap penyakit tertentu.
d. Mendapatkan gambaran epidemiologis yang mendekati sebenarnya dari
penyakit.
Adapun bentuk pelaksanaan skrining HIV antara lain:
a. Secara massal pada kelompok orang tertentu, misalnya dilakukan skrining
terhadap seluruh kelompok masyarakat.
b. Secara selektif pada kelompok resiko tinggi, misalnya dilakukan pada
kelompok WTS, tahanan penjara, pengguna jarum suntik dll.
c. Ditujukan untuk suatu penyakit tertentu atau sekaligus pada beberapa
penyakit.
Jenis skrining HIV menurut UNAIDS/WHO terdapat 4 jenis model skrining HIV,
yaitu:
1. Pemeriksaan dan Konseling HIV (voluntary counselling and testing)
2. Pemeriksaan HIV Diagnostic
3. Pemeriksaan HIV dengan inisiatif dari tenaga kesehatan (Provider-Initiated
Testing and Counseling-PITC)
4. Skrining HIV wajib
4. Kelas ibu hamil
Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan
antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah peserta
maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan
tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan
sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas
ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket
Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku
senam Ibu Hamil.
Tujuan dari kelas ibu hamil yaitu meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan
perilaku ibu agar memahami tentang Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan Nifas, KB pasca
persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat,
penyakit menular dan akte kelahiran.
Sedangkan untuk sasaran kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur
kehamilan 4 s/d 36 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah
kuat, tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah
peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga
ikut serta minimal 1 kali pertemuan.
Adapun beberapa program dalam pelayanan KB yaitu (Kemenkes RI, 2014) :
1. Program GenRe (Generasi Berencana)
GenRe adalah suatu program di bawah naungan BKKBN yang dikembangkan
dalam rangka penyiapan dan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja.
Generasi Remaja dalam bentuk subjek adalah remaja dan pemuda yang memiliki
pengetahuan, bertindak dan berperilaku sebagai remaja untuk menyiapkan dan
perencanaan menuju keluarga berencana.
2. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya yang
dilakukan dalam pelayanan kontrasepsi dapat bersifat sementara maupun bersifat
permanen. Metode kontrasepsi yang ideal memiliki ciri-ciri di antaranya berdaya
guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak memerlukan motivasi terus
menerus dan efek samping yang minimal.
D. Alur Pelayanan KIA-KB di Puskesmas
Mekanisme layanan khusus Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), adalah sebagai berikut
(Eniyati & Santi, 2014):
1) Semua pasien yang datang harus melalui loket pendaftran dengan membawa
kartu. Pasien yang datang terdiri dari pasien baru dan pasien lama.
2) Pasien lama, datang langsung menunjukkan kartu berobat yang dimiliki,
kemudian mencari kebenaran data pasien tersebut dalam sistem manual.
3) Pasien baru, pertama datang langsung mengisi formulir
4) Petugas pendaftaran membuatkan kartu berobat dan mencatat data pasien baru
tersebut ke dalam sistem manual.
5) Pasien melakukan pemeriksaan pada bagian pemeriksaan yaitu pada balai
pengobatan umum dengan menyerahkan kartu berobat
6) Bidan atau dokter melakukan anamnesa kepada pasien. Anamnesa adalah
pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang dokter
dengan pasiennya secara langsung untuk mengetahui kondisi pasien.
7) Pasien ditimbang badannya. Pasien ini terdiri dari Ibu dan Anak.
8) Bidan atau dokter melakukan pemeriksaan pemeriksaan fisik terhadap pasien. Jika
pasien perlu rujukan, maka akan dibuatkan surat keterangan rujukan keluar atau
kedalam.
9) Jika pasien memerlukan tindakan medis berupa pemberian vitamin dan imunisasi,
maka bidan atau dokter akan menindaklanjuti dan member resep, dan jika tidak
maka akan langsung diberi resep bila diperlukan.
7) Jumlah ibu hamil yang dilakukan pemeriksaan HIV, Sipilis, dan Hepatitis
80 71
60 62
50 54
60 45
40 25
20
0
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Jumlah ibu hamil yang dilakukan pemeriksaan HIV, Sipilis, dan Hepatitis
9) Cakupan balita yang ditimbang berat badannya (D/S)
KB Peserta Aktif
60 52.9
46.1
50
39
40 31.7
30 22.1 24.2
16.1 17.6
20
8.1
10
0
Jumlah ibu hamil yang dilakukan pemeriksaan HIV, Sipilis, dan Hepatitis
E. Lampiran Foto
Kegiatan Senam Ibu Hamil
DAFTAR PUSTAKA
Eniyati, S., & Santi, R. C. N. (2014). Model Sistem Informasi KIA dan KB pada Puskesmas
dalam Usaha Peningkatan Manajemen Layanan Kesehatan Masyarakat. Dinamik, 19(1).
Kemenkes RI. (2017). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. 2014. Jakarta. Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Diakses dari
https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/
ProfilKesehatanIndonesia-2016.pdf.
Ruswana, W. (2018). Pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Polonia
Medan Tahun 2018.
Zahtamal, Z., Restuastuti, T., & Chandra, F. (2011). Analisis Faktor Determinan Permasalahan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
(National Public Health Journal), 6(1), 9-16.