Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TERAPI KOGNITIF SENAM OTAK PADA LANSIA DI PANTI

SOSIAL TRISNA WERDHA KOTA BENGKULU

Di Susun Oleh
Kelompok 2 :

1. Liza Hardiyanti Purnama, S. Kep 8. Rita Susilawati, S. Kep


2. Wenti Dewentri, S. Kep 9. Henti Wilyanti, S. Kep
3. Tiara Vitaloka Dwi Putri, S. Kep 10. Ahmad Irham Prawinata, S. Kep
4. Ayun Sari, S. Kep 11. Elda Andriani, S. Kep
5. Alvistiqomah Rianni Safitri, S. Kep 12. Nia Eleend Engellina, S. Kep
6. Hendriyansyah, S. Kep 13. Vinsia Aurellina Ameyica, S. Kep
7. Rica Andopa, S. Kep 14. Fahri Permata, S. Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2021/2022
A. Latar Belakang
Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang dapat
terjadi pada setiap orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang
untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual. Aspek yang juga mengalami penurunan secara
degenerative adalah fungsi kognitif (kecerdasan/pikiran). Salah satu contoh gangguan
degeratif kognitif pada lansia adalah demensia (Constatinides, 2006).
Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi
hidup sehari-hari (Brocklehurst and Allen, 1987 dalam Boedhi-Darmojo, 2009). Pada
lansia dengan demensia penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang
secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan
untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian, sehingga
terkadang terjadi gangguan terhadap bio-psiko-sosial-spritual pada lansia ( Costa, P.D.
dkk, 2016).

Menurut data dari kementrian kesehatan RI pada bulletin lansia tahun 2013
data lansia di Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada tahun 2011 dengan usia
harapan hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada saat ini di antaranya adalah
setengah jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia, Pertumbuhan lansia
pada negara sedang berkembang lebih tinggi dari negara yang sudah berkembang.
Masalah terbesar lansia adalah penyakit degenerative. Diperkirakan pada tahun 2050
sekitar 75% lansia penderita penyakit degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di
rumah) (Kemenkes RI, 2016).
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan sebagai
target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung,
saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru
yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif (Dewi, S.R. 2014).
Salah satu wisma yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha adalah Wisma
Mawar dan Melati dengan kondisi lansia yang sehat fisik dan mental, yang mana
wisma mawar merupakan wisma untuk lansia laki-laki, wisma melati merupakan
tempat untuk lansia perempuan

Sebagian besar lansia di wisma mawar dan melati aktivitasnya dilakukan


secara mandiri. Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu lansia dihabiskan dengan
melakukan kegiatan yang tesedia di Panti Sosial Tresna Werdha dan ada sebagian
yang hanya didalam kamar saja. Di wisma mawar dan melati sarana hiburannya
terbatas tetapi setiap hari selalu ada kegiatan yang diadakan Panti Sosial Tresna
Werdha sehingga lansia bisa melakukan kegiatan yang ingin dilakukan lansia.
Berdasarkan hasil survey di lapangan dengan melakukan skrining pada lansia
di dua wisma dengan menggunakan MMSE ditemukan sebanyak 60,4% mengalami
gangguan kognitif.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukannya terapi kognitif senam otak diharapakan dapat mempertahankan
daya ingat dan konsentrasi lansia.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi kognitif senam otak selama 30 menit diharapkan audiens
dapat :
a. Mengetahui pengertian senam otak
b. Mengetahui manfaat senam otak
c. Mampu melakukan senam otak

C. Manfaat Kegiatan
a. Memperlambat kepikunan.
b. Menghilangkan stres.
c. Meningkatkan konsentrasi.
d. Membuat emosi lebih tenang.

D. Sasaran Strategis
a. Lansia yang ada di wisma mawar dan melati di Panti tresna werdha
b. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
c. Lansia yang kooperatif
E. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Kamis, 18 November 2021


Waktu : pukul 10:00 s.d 11.00 WIB
Tempat : Aula Panti Sosial Trisna Werdha

F. METODE
Demonstrasi / role play

G. MEDIA
Sound system, laptop.

H. SUSUNAN PELAKSANA
Moderator : 1. Leader : Henti Wilyanti
2. Co leader : Tiara Vitaloka
Fasilitator : 1. Irham 3. Fahri
2. Rita 4. Hendri
Observer : 1. Liza 3. Elda
2. Ayun
Terapis : 1. Vinsia 4. Rica
2. Visti 5. Nia Elen
3. Wenti

I. STRATEGI PELAKSANAAN

No Strategi Pelaksanaan Uraian Kegiatan Waktu PJ


1. Fase Orientasi Pada saat ini terapis melakukan : 5 menit Moderator
a. Memberi salam terapeutik :
salam mulai dari terapis,
perkenalan nama dan
panggilan terapis.
b. Evaluasi/Validasi :
menanyakan perasaan lansia
saat ini dan terapis
menanyakan tentang sejak
kapan lansia mulai tinggal
di Wisma Mawar penurunan
daya ingat dan fungsi
pendengaran.
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main
tersebut
- Jika ada lansia yang akan
meninggalkan kelompok
harus minta ijin kepada
terapis
- Lama kegiatan 30 menit
- Setiap lansia mengikuti
kegiatan dari awal sampai
akhir
- Jika peserta merasa kurang
jelas dengan penjelaskan
leader, dapat menanyakan
kepada leader dengan
menunjuk tangan terlebih
dahulu.
- Peserta hadir di tempat 5
menit sebelum kegiatan
berlangsung.
2. Fase Kerja 1. Mendemonstrasikan 20 menit Terapis
Demontrasi senam Otak
senam otak kepada
lansia dan petugas panti
2. Memberikan
kesempatan lansia dan
petugas untuk mencoba
kembali sendiri
3. Mengulang kembali
senam otak secara
bersama lansia dan
petugas panti
4. Melakukan senam otak
bersama-sama dengan
mahasiswa/I dengan
menggunakan musik
3. Fase Terminasi 1. Evaluasi 5 menit Moderator
1) Mahasiswa menanyakan
perasaan lansia setelah
mengikuti kegiatan
2) Memberikan pujian
atas keberhasilan
lansia.
a. Rencana Tindak lanjut
Terapis meminta lansia dan
petugas untuk mengulang
hal yang telah dipelajari
secara mandiri
 Memasukan dalam
jadwal kegiatan harian
panti
b. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan
dan mengingatkan kepada
lansia untuk melakukan
kegiatan yang biasa
dilakukan di panti.

2. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi dilakukan saat proses
TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang
dinilai dan dievaluasi adalah
kemampuan lansia sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk
TAK senam otak, kemampuan
lansia yang diharapkan adalah
mengikuti kegiatan, respons
yang diharapkan adalah lansia
dan petugas mampu
melakukan kegiatan senam
secara mandiri dan bila
dilakukan secara rutin
diharapkan fungi kognitif
dapat meningkat.
J. Evaluasi
a. Audiens dapat mengenal senam otak
b. Audiens dapat mengenal manfaat senam otak
c. Audiens mampu melakukan senam otak
MATERI SENAM OTAK

A. Definisi
Senam merupakan salah satu tindakan yang jarang sekali dilakukan para
lansia,banyak lansia yang mengeluh badannya capek dan pegal itu semua dikarenakan
kurangnya pergerakan otot-otot. Kebanyakan lansia tidak mau melakukan senam
karena capek,males dan lain-lain, maka dari itu kita sebagai perawat harus bisa
mengajak para lansia untuk melakukan senam,salah satunya yaitu senam otak.
Senam otak adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana.
Gerakan itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas);
meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak (dimensi
pemfokusan); merangsang sistem yang terkait dengan perasaan/emosional, yakni otak
tengah (limbis) serta otak besar (dimensi pemusatan).

B. Manfaat

a. Memperlambat kepikunan,

b. Menghilangkan stres,

c. Meningkatkan konsentrasi,

d. Membuat emosi lebih tenang.

Dengan diadakan senam otak kita bisa mengetahui gerakan tubuh sederhana
yang digunakan untuk merangsang otak kiri dan kanan, merangsang system yang
terkait dengan emosional serta relaksasi otak bagian belakang ataupun depan, itu
bermanfaat bagi otak kita. Jadi senam otak sangat berfungsi bagi para lansia maupun
yang belum lansia. Senam otak tidak menyembuhkan suatu penyakit tetapi dengan
rutin melakukan senam otak, sel-sel tubuh akan bekerja optimal, sehingga dapat
mencegah datangnya penyakit.

C. Gerakan Dasar

1. Gerakan dan angkat tangan kanan serta tangan kiri membentuk angka nol,
lakukan secara bergantian

2. Buatlah gerakan tangan kanan menggunakan 4 jari dan tangan kiri membentuk
panah, lakukan secara bergantian

3. Buka tangan kanan dan kepalkan tangan kiri dan lakukan secara bergantian

4. Letakkan tangan kanan di bahu kiri lalu letakkan tangan kiri di atas kepala,
lakukan secara bergantian

5. Kepalkan tangan kanan di bawah dan buka tangan kiri di atas tangan kanan,
lakukan secara bergantian

6. Gerakkan tangan kanan dan lakukan gerakan melingkar di perut, tangan kiri
menepuk nepuk kepala.
Untuk mengefektifkan manfaat senam otak, dapat dilakukan pada pagi hari dalam
kurun waktu 5 sampai 15 menit agar otak siap dan seimbang untuk memulai aktivitas.
Serangkaian latihan sederhana yang disebut senam otak dapat membantu fungsi otak kita
menjadi lebih baik dan tajam, cerdas dan jauh lebih percaya diri.
DAFTAR PUSTAKA

Constatinides.(2006). Teori proses menua, dalam R.Boedi Darmojo(Penyuting),


Geriatri,Balaipenerbit FKUI : Jakarta

Costa, P.D., Wahyuni N., Purnawati S., Dinata I.M.K. 2016. Pelatihan Hathha Yoga
Modifikasi Pada Lansia di Denpasar Timur. 2016

Dewi, S.R. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Deepublish.

Junaidi, S. 2011. Pembinaan Fisik Lansia melalui Aktivitas Olahraga Jalan Kaki. Jurnal
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 1(1). ISSN 2088-6802

Kemenkes RI. 2016. Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia. Infodatin Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. ISSN 2442-7659.

Anda mungkin juga menyukai