Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PENDAHULUAN

ASMA BRONKHIAL

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners

Disusun oleh :

Pegi Dwi Yantiro (21149011124)

Dosen Pembimbing :

Ns. Mareta Akhriansyah, S.Kep.,M.Kes.,M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIK BINA HUSADA PALEMBANG
2021/202
LAPORAN PENDAHULUAN ASMA

A. PENGERTIAN
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang mengalami
radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan
napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus,
dan meningkatnya proses radang (Almazini, 2012).

Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini
bersifat sementara. Asma dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi
umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dan orang dewasa pada
usia sekitar 30 tahunan (Saheb, 2011).

Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan
elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperresponsivitas saluran napas yang
menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk
terutama malam hari dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi saluran
napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan
(Bousquet, 2008).

B. KLASIFIKASI

Menurut Global Initiative for Asthma (GINA) (2006) penggolongan asma berdasarkan
beratnya penyakit dibagi 4, yaitu:

a. Asma Intermiten (asma jarang)


 gejala kurang dariseminggu
 serangansingkat
 gejala pada malam hari < 2 kali dalamsebulan
 FEV 1 atau PEV >80%
 PEF atau FEV 1 variabilitas 20% –30%
b. Asma mild persistent (asma persistenringan)

 gejala lebih dari sekaliseminggu


 serangan mengganggu aktivitas dantidur
 gejala pada malam hari > 2 kalisebulan
 FEV 1 atau PEV >80%
 PEF atau FEV 1 variabilitas < 20% –30%

c. Asma moderate persistent (asma persisten sedang)


 gejala setiaphari
 serangan mengganggu aktivitas dan tidur
 gejala pada malam hari > 1 dalam seminggu
 FEV 1 tau PEV 60% –80%
 PEF atau FEV 1 variabilitas >30%

d. Asma severe persistent (asma persistenberat)


 gejala setiaphari
 serangan terusmenerus
 gejala pada malam hari setiaphari
 terjadi pembatasan aktivitasfisik
 FEV 1 atau PEF =60%
 PEF atau FEV variabilitas >30%

2. Selain berdasarkan gejala klinis di atas, asma dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat
serangan asma yaitu (GINA,2006) :

a. Serangan asma ringan dengan aktivitas masih dapat berjalan, bicara satu kalimat,bisa
berbaring, tidak ada sianosis dan mengi kadang hanya pada akhir ekspirasi
b. Serangan asma sedang dengan pengurangan aktivitas, bicara memenggal kalimat,lebih
suka duduk, tidak ada sianosis, mengi nyaring sepanjang ekspirasi dan kadang -kadang
terdengar pada saatinspirasi.

c. Serangan asma berat dengan aktivitas hanya istirahat dengan posisi duduk bertopang
lengan, bicara kata demi kata, mulai ada sianosis dan mengi sangat nyaring terdengar
tanpa stetoskop
d. Serangan asma dengan ancaman henti nafas, tampak kebingunan, sudah tidak terdengar
mengi dan timbul bradikardi.

Perlu dibedakan derajat klinis asma harian dan derajat serangan asma. Seorang penderita
asma persisten (asma berat) dapat mengalami serangan asma ringan. Sedangkan asmaringan
dapat mengalami serangan asma berat, bahkan serangan asma berat yang mengancam terjadi
henti nafas yang dapat menyebabkan kematian.

C. ETIOLOGI

Suatu hal yang yang menonjol pada penderita asma adalah fenomena hiperaktivitas bronkus.
Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun non imunologi.
Adapun rangsangan atau faktor pencetus yang sering menimbulkan Asma adalah: (Smeltzer &
Bare,2002) :

a. Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik yang disebabkan oleh alergen atau alergen yang
dikenal seperti debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang.
b. Faktor intrinsic (non-alergik) : tidak berhubungan dengan alergen, seperti commoncold,
infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan
serangan.
c. Asma gabungan bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk alergik dan non-alergik.
D. ANATOMI, FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI ASMA

1. ANATOMI

Gambar 1 : Anatomi sistem pernapasan

Gambar 2. Anatomi keadaan normal dan Asma Bronkhial


a. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua
lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Di dalamnya terdapat bulu-
bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk ke dalam lubang
hidung.

b. Faring
Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan
makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan
ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain adalah ke atas berhubungan dengan
rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama koana, ke depan berhubungan dengan
rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium, ke bawah terdapat 2 lubang (ke
depan lubang laring dan ke belakang lubang esofagus).

c. Laring
Laring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara dan bertindak sebagai
pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikal dan
masuk ke dalam trakhea di bawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang
tenggorokan yang biasanya disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsi
pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.

d. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16
sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf
C) sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya
bergerak ke arah luar. Panjang trakea 9 sampai 11 cm dan di belakang terdiri dari jarigan ikat yang
dilapisi oleh otot polos.

e. Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang
terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V, mempunyai struktur serupa dengan trakea
dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah
tampuk paru-paru.Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari
6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan,
terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang.Bronkus bercabang-cabang, cabang yang lebihkecil
disebut bronkiolus (bronkioli). Pada bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli
terdapat gelembung paru atau gelembung hawa atau alveoli.

f. Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung
(gelembung hawa atau alveoli). Gelembug alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika
dibentangkan luas permukaannya kurang lebih 90 m². Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara,
O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya gelembung paru-paru ini
kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan).
Paru-paru dibagi dua yaitu paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belahan paru), lobus
pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-
paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari
belahan yang kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen
pada lobus superior, dan 5 buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10 segmen
yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3 buah
segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan
yang bernama lobulus.
Di antara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi
pembuluh darah getah bening dan saraf, dan tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Di dalam
lobulus, bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap
duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2-0,3 mm.
Letak paru-paru di rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada atau kavum
mediastinum. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada mediastinum depan
terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi
2 yaitu, yang pertama pleura visceral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang
langsung membungkus paru-paru. Kedua pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada
sebelah luar. Antara keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa) sehingga paru-paru dapat
berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki
permukaanya (pleura), menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada
gerakan bernapas.
2. FISIOLOGI ASMA
Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa dari
oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut
ekspirasi. Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dan udara
masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah secara osmosis.
Kemudian CO2 dikeluarkan melalui traktus respiratorius (jalan pernapasan) dan masuk
kedalam tubuh melalui kapiler- kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung
(atrium sinistra) menuju ke aorta kemudian ke seluruh tubuh (jaringan- jaringan dan sel- sel), di
sini terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai sisa dari pembakaran adalah CO2 dan dikeluarkan
melalui peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi kanan atau atrium dekstra) menuju
kebilik kanan (ventrikel dekstra) dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan
paru-paru. Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2
ini adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan
dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan kulit.
Setelah udara dari luar diproses, di dalam hidung masih terjadi perjalanan panjang menuju
paru-paru (sampai alveoli). Pada laring terdapat epiglotis yang berguna untuk menutup laring
sewaktu menelan, sehingga makanan tidak masuk ke trakhea, sedangkan waktu bernapas epiglottis
terbuka,begitu seterusnya.Jika makanan masuk ke dalam laring, maka akan mendapat serangan
batuk, hal tersebut untuk mencoba mengeluarkan makanan tersebut dari laring.
Bernapas berarti melakukan inpirasi dan eskpirasi secara bergantian, teratur, berirama,
dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernapasan.
Refleks bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di dalam sumsum penyambung
(medulla oblongata). Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat, atau mempercepat
napasnya, ini berarti bahwa refleks bernapas juga dibawah pengaruh korteks serebri. Pusat
pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah dan kekurangan dalam darah.
Inspirai terjadi bila muskulus diafragma telah mendapat rangsangan dari nervus frenikus lalu
mengerut datar.
Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah ,mendapat rangsangan kemudian
mengerut dan tulang iga (kosta) menjadi datar. Dengan demikian jarak antara sternum (tulang
dada) dan vertebra semakin luas dan melebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik,
yang menarik paru-paru sehingga tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari
luar.
Ekspirasi, pada suatu saat otot-otot akan kendor lagi (diafragma akan menjadi cekung,
muskulus interkostalis miring lagi) dan dengan demikian rongga dan dengan demikian
rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong keluar. Jadi proses respirasi atau
pernapasan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura danparu-paru.
Pernapasan dada, pada waktu seseorang bernapas, rangka dada terbesar bergerak,
pernapasan ini dinamakan pernapasan dada. Ini terdapat pada rangka dada yang lunak, yaitu
pada orang-orang muda dan padaperempuan.
Pernapasan perut, jika pada waktu bernapas diafragma turun naik, maka ini dinamakan
pernapasan perut. Kebanyakan pada orang tua, Karena tulang rawannya tidak begitu lembek
dan bingkas lagi yang disebabkan oleh banyak zat kapur yang mengendap di dalamnya dan
banyak ditemukan pada laki-laki.

3. PATOFISIOLOGI

Tiga unsur yang ikut serta pada obstruksi jalan udara penderita asma adalah spasme otot
polos, edema dan inflamasi membran mukosa jalan udara, dan eksudasi mucus intraliminal, sel-
sel radang dan debris selular. Obstruksi menyebabkan pertambahan resistensi jalan udara yang
merendahkan volume ekspresi paksa dan kecepatan aliran, penutupan prematur jalan udara,
hiperinflasi paru, bertambahnya kerja pernafasan, perubahan sifat elastik dan frekuensi
pernafasan. Walaupun jalan udara bersifat difus, obstruksi menyebabkan perbedaaan satu bagian
dengan bagian lain, ini berakibat perfusi bagian paru tidak cukup mendapat ventilasi dan
menyebabkan kelainan gas-gas darah terutama penurunan pCO2 akibat hiperventilasi.

Pada respon alergi di saluran nafas, antibodi IgE berikatan dengan alergen menyebabkan
degranulasi sel mast. Akibat degranulasi tersebut, histamin dilepaskan. Histamin menyebabkan
konstriksi otot polos bronkiolus. Apabila respon histamin berlebihan, maka dapat timbul spasme
asmatik. Karena histamin juga merangsang pembentukan mukkus dan meningkatkan permiabilitas
kapiler, maka juga akan terjadi kongesti dan pembengkakan ruang iterstisium paru.

Individu yang mengalami asma mungkin memiliki respon IgE yang sensitif berlebihan
terhadap sesuatu alergen atau sel-sel mast-nya terlalu mudah mengalami degranulasi. Di manapun
letak hipersensitivitas respon peradangan tersebut, hasil akhirnya adalah bronkospasme,
pembentukan mukus, edema dan obstruksi aliran udara.
E. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klasik penderita asma berupa sesak nafas, batuk-batuk dan mengi (whezzing) telah
dikenal oleh umum dan tidak sulit untuk diketahui. Batuk-batuk kronis dapat merupakan satu-
satunya gejala asma dan demikian pula rasa sesak dan berat didada. Untuk melihat tanda dan gejala
asma sendiri dapat digolongkan menjadi :

1. Asma tingkat I
Yaitu penderita asma yang secara klinis normal tanpa tanda dan gejala asma atau keluhan
khusus baik dalam pemeriksaan fisik maupun fungsi paru. Asma akan muncul bila penderita
terpapar faktor pencetus atau saat dilakukan tes provokasi bronchial di laboratorium.

2. Asma tingkat II
Yaitu penderita asma yang secara klinis maupun pemeriksaan fisik tidak ada kelainan,
tetapi dengan tes fungsi paru nampak adanya obstruksi saluran pernafasan. Biasanya terjadi
setelah sembuh dari serangan asma.

3. Asma tingkatIII
Yaitu penderita asma yang tidak memiliki keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik dan tes
fungsi paru memiliki tanda-tanda obstruksi. Biasanya penderita merasa tidak sakit tetapi bila
pengobatan dihentikan asma akan kambuh.

4. Asma tingkat IV
Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik atau rumah sakit yaitu dengan
keluhan sesak nafas, batuk atau nafas berbunyi.

5. Asma tingkat V
Yaitu status asmatikus yang merupakan suatu keadaan darurat medis beberapa serangan
asma yang berat bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai. Karena pada
dasarnya asma bersifat reversible maka dalam kondisi apapun diusahakan untuk mengembalikan
nafas ke kondisi normal.
F. KOMPLIKASI
Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas (Smeltzer & Bare,
2002).

a. Chronic persisten bronchitis


b. Bronchitis
c. Pneumonia
d. Emphysema

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1) Pemeriksaan sputum
Pada pemeriksaan sputum ditemukan :

 Kristal –kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristaleosinofil.


 Terdapatnya Spiral Curschman, yakni spiral yang merupakan silinder sel-sel cabang-
cabang bronkus
 Terdapatnya Creole yang merupakan fragmen dari epitelbronkus
 Terdapatnya neutrofil eosinophil

2) Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi, sedangkan leukosit
dapat meninggi atau normal, walaupun terdapat komplikasi asma

 Analisa gas darah


Terdapat hasil aliran darah yang variabel, akan tetapi bila terdapat peninggian PaCO2
maupun penurunan pH menunjukkan prognosis yang buruk.

 Kadang –kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH yangmeninggi


 Hiponatremi 15.000/mm3 menandakan terdapatinfeksi

 Pada pemeriksaan faktor alergi terdapat IgE yang meninggi pada waktu seranggan,dan
menurun pada waktu penderita bebas dari serangan.
 Pemeriksaan tes kulit untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergennyadapat
menimbulkan reaksi yang positif pada tipe asma atopik.
3) Foto rontgen
Pada umumnya, pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. Pada serangan asma,
gambaran ini menunjukkan hiperinflasi paru berupa rradiolusen yang bertambah, danpelebaran
rongga interkostal serta diagfragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, kelainan
yang terjadi adalah:

 Bila disertai dengan bronkhitis, bercakan hilus akanbertambah

 Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) menimbulkan gambaran yang bertambah.

 Bila terdapat komplikasi pneumonia maka terdapat gambaran infiltrat padaparu.

4) Pemeriksaan faalparu
 Bila FEV1 lebih kecil dari 40%, 2/3 penderita menujukkan penurunan tekanan sistolenya
dan bila lebih rendah dari 20%, seluruh pasien menunjukkan penurunan tekanan sistolik.
 Terjadi penambahan volume paru yang meliputi RV hampi terjadi pada seluruh asma, FRC
selalu menurun, sedangan penurunan TRC sering terjadi pada asma yang berat.

5) Elektrokardiografi

Gambaran elektro kardiografi selama terjadi serangan asma dapat dibagi atas tiga bagian dan
disesuaikan dengan gambaran emfisema paru, yakni :

 Perubahan aksis jantung pada umumnya terjadi deviasi aksis ke kanan dan rotasi searah
jarum jam
 Terdapatnya tanda-tanda hipertrofi jantung, yakni tedapat RBBB
 Tanda-tanda hipoksemia yakni terdapat sinus takikardi, SVES, dan VES atau terjadinya.
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian Primer Asma
a. Airway
 Peningkatan sekresipernafasan
 Bunyi nafas krekles, ronchi, weezing

b. Breathing
 Distress pernafasan : pernafasan cuping hidung, takipneu/bradipneu,retraksi.
 Menggunakan otot aksesoris pernafasan
 Kesulitan bernafas : diaforesis,sianosis

c. Circulation

 Penurunan curah jantung : gelisah, latergi,takikardi


 Sakitkepala
 Gangguan tingkat kesadaran : ansietas,gelisah
 Papiledema
 Urin output meurun

d. Dissability
Mengetahui kondisi umum dengan pemeriksaan cepat status umum dan neurologi dengan
memeriksa atau cek kesadaran, reaksi pupil.

2) Pengkajian Sekunder Asma


a. Anamnesis
Anamnesis pada penderita asma sangat penting, berguna untuk mengumpulkan berbagai
informasi yang diperlukan untuk menyusun strategi pengobatan. Gejala asma sangat bervariasi
baik antar individu maupun pada diri individu itu sendiri (pada saat berbeda), dari tidak ada
gejala sama sekali sampai kepada sesak yang hebat yang disertai gangguan kesadaran. Keluhan
dan gejala tergantung berat ringannya pada waktu serangan. Pada serangan asma bronkial yang
ringan dan tanpa adanya komplikasi, keluhan dan gejala tak ada yang khas.
Keluhan yang paling umum ialah : Napas berbunyi, Sesak, Batuk, yang timbul secara
tiba-tiba dan dapat hilang segera dengan spontan atau dengan pengobatan, meskipun ada yang
berlangsung terus untuk waktu yang lama.

b. Pemeriksaan Fisik

Berguna selain untuk menemukan tanda-tanda fisik yang mendukung diagnosis asma dan
menyingkirkan kemungkinan penyakit lain, juga berguna untuk mengetahui penyakit yang
mungkin menyertai asma, meliputi pemeriksaan :

1. Status kesehatan umum

Perlu dikaji tentang kesadaran klien, kecemasan, gelisah, kelemahan suara bicara, tekanan
darah nadi, frekuensi pernapasan yang meningkatan, penggunaan otot-otot pembantu
pernapasan sianosis batuk dengan lendir dan posisi istirahat klien.

2. Integumen

Dikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan pigmentasi, turgor kulit,
kelembapan, mengelupas atau bersisik, perdarahan, pruritus, ensim, serta adanya bekas
atau tanda urtikaria atau dermatitis pada rambut di kaji warna rambut, kelembaban dan
kusam.

3. Thorak
a. Inspeksi
Dada di inspeksi terutama postur bentuk dan kesemetrisan adanya peningkatan
diameter anteroposterior, retraksi otot-otot Interkostalis, sifat dan irama pernafasan
serta frekwensi peranfasan.
b. Palpasi.
Pada palpasi di kaji tentang kosimetrisan, ekspansi dan taktil fremitus.
c. Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan diafragma
menjadi datar dan rendah.
d. Auskultasi.
Terdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan expirasi lebih dari 4 detik
atau lebih dari 3x inspirasi, dengan bunyi pernafasan dan Wheezing.
c. Sistem pernafasan

1) Batuk mula-mula kering tidak produktif kemudian makin keras dan seterusnya menjadi
produktif yang mula-mula encer kemudian menjadi kental. Warna dahak jernih atau putih
tetapi juga bisa kekuningan atau kehijauan terutama kalau terjadi infeksi sekunder.

2) Frekuensi pernapasan meningkat

3) Otot-otot bantu pernapasan hipertrofi.

4) Bunyi pernapasan mungkin melemah dengan ekspirasi yang memanjang disertai ronchi
kering dan wheezing.

5) Ekspirasi lebih daripada 4 detik atau 3x lebih panjang daripada inspirasi bahkan
mungkin lebih.

6) Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan:


 Hiperinflasi paru yang terlihat dengan peningkatan diameter antero posterior rongga
dada yang pada perkusi terdengar hipersonor.
 Pernapasan makin cepat dan susah, ditandai dengan pengaktifan otot-otot bantu
napas (antar iga, sterno kleidomastoideus), sehingga tampak retraksi suprasternal,
supra clavikula dan sela iga serta pernapasan cuping hidung.
7) Pada keadaan yang lebih berat dapat ditemukan pernapasan cepat dan dangkaldengan
bunyi pernapasan dan wheezing tidak terdengar(silent chest),sianosis.

d. Sistem kardiovaskuler

1) Tekanan darah meningkat, nadi jugameningkat

2) Pada pasien yang sesaknya hebat mungkinditemukan:


 takhikardi makin hebat disertai dehidrasi.
 Timbul Pulsus paradoksusdimana terjadi penurunan tekanan darah sistolik lebih dari
10 mmHg pada waktu inspirasi. Normal tidak lebih daripada 5 mmHg,pada asma
yang berat bisa sampai 10 mmHg atau lebih.
3) Pada keadaan yang lebih berat tekanan darah menurun, gangguan iramajantung.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN ASMA YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

3. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan kuragnya


informasi
C. RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA


NO INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN HASIL (NOC)
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC :
Bersihan jalan napas
selama 2 x 24 jam, diharapkan pasien  Auskultasi bunyi nafas seperti weezing
tidak efektif
mampu :  Kaji dan pantau frekuensi nafas dan
berhubungan dengan
batuk
peningkatan produksi Dengan kriteria hasil:
 Kaji pasien untuk posisi yang nyaman
sekret  Jalan nafas normal
misalnya : peninggian kepala tidak duduk
 Sesak berkurang
pada saandaran
 Tanda-tanda vital dalam batas
 Observasi nafas, batuk dan sputum
normal
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Airway Management
Intoleransi aktivitas
selama 2 x 24 jam, diharapkan pasien
berhubungan dengan
mampu beraktifitas :
keletihan dan ketidak  Evalusia respond pasien terhadap aktivitas
Dengan kriteria hasil:
effektifan jalan nafas
 Pasien dapat melakukan  Bantu pasien ke posisi nyaman untuk
aktivitas sehari-hari secara istirahat dan tidur
mandiri
 Bantu aktivitas keperawatan diri yang di
 Kesadaran umum pasien baik
perukan
 Badan tidak lemas
 Kekuatan otot terasa normal  Berikan lingkungan tenang daan batasi
pengunjung selama fase akut sesuai
indikasi
3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Airway Management
Kurangnya pengetahuan
selama 2 x 24 jam, diharapkan pasien  Diskusi aspek ketidak nyamanan dari
tentang proses penyakitnya
dan keluarga mengetahui tentang penyakit, lamanya penyembuhan, dan
berhubungan dengan
penyakit : harapan kesembuhan
kuragnya informasi
Dengan Kriteria Hasil:  Berikan informasi dalam bentuk
 Pengetahuan pasien dan keluarga tertulis dan dan verbal
tentang proses penyakit menjadi  Tekankan pentingnya melanjutkan
bertambah batuk efektif atau latihan pernfasan
 Mencari proses penyakit  Indikasi tanda atau gejala yang
- Pasien dan keluarga memerlukan pelapotan pemberian
mengerti tentang definisi perawatan kesehatan
asma  Buat langkah untuk meningkatkan
- Pasien dan keluarga kesehatan umum dan kesejahteraan
mengerti tentang misalnya : istirahat dan aktivitas
penyebab dan pencegahan seimbang
dari asma
- Pasien dan keluarga
mengerti komplikasi dari
asma
DAFTAR PUSTAKA

Almazini, P. 2012. Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma Berat.
Jakrta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6.
Jakarta: EGC Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta :EGC.

GINA (Global Initiative for Asthma) 2006.; Pocket Guide for Asthma
Managementand Prevension In Children. www. Dimuat
dalamwww.Ginaasthma.org

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River

Linda Jual Carpenito, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Purnomo. 2008. Faktor Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Asma
Bronkial Pada Anak. Semarang: Universitas Diponegoro

Ruhyanudin, F. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan


Sistem Kardio Vaskuler. Malang : Hak Terbit UMM Press

Saheb, A. 2011. Penyakit Asma. Bandung: CV medika

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.


Jakarta: Prima Medika

Sundaru H. 2006 Apa yang Diketahui Tentang Asma, JakartaDepartemen Ilmu


Penyakit Dalam, FKUI/RSCM

Suriadi. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi I. Jakarta: Sagung Seto
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasisw a : Pegi Dwi Yantiro


Semester/Tingkat : Semester 1/ Ners
Tempat Praktek : RS. BUNDA
Tanggal Pengkajian: 14 November 2021

DATA KLIEN
A. DATA UMUM
1. NamaInisial Klien : An. F
2. Umur : 7 Tahun
3. Alamat : jl. Talang gading kel. kalidoni
4. Agama : Islam
5. Tanggal Masuk RS/RB: 12 Oktober 2021
6. Nomor Rekam Medis: 2021-12-39-74
7. Bangsal : Penyakit Dalam

- Pola hidup (konsumsi/alkohol/olahraga, dll) :


Pola hidup pasien sehat, pasien tidak mengkonsumsi alkohol

PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA

1. HEALTH PROMOTION
a. KesehatanUmum : compos mentis
- Alasan masuk rumah sakit :
Keluarga pasien mengatakan An. F sesak nafas dan batuk, dan ada
dahak tetapi tidak keluar
- Tekanan darah : -
- Nadi : 92x/menit
- Suhu : 36,60 C
- Respirasi :24x/m
b. Riwayat masa lalu (penyakit, kecelakaan, dll) :
Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulu

c. Riwayat pengobatan
NamaObat/Jamu Dosis Keterangan
- - - -
- - - -
- - - -

d. Kemampuan mengontrol kesehatan :


- Yang dilakukan bila sakit : keluarga pasien mengatakan jika An. F
sesak dan batuknya kambuh, yang di lakukan adalah duduk sambil
mengusap dada pasien dan memberi air minum

e. Faktor social ekonomi (penghasilan/asuransikesehatan, dll) :


biaya pengobatan di tanggung BPJS

f. Pengobatan sekarang :
No NamaObat Dosis Kandungan Manfaat
1. Cefotaxim 8mg Antibiotic Untuk
membunuh
bakteri
2. Dexamethason 1 mg kortikosteroid Untuk
meningkatkan
imun
3. Ventolin 10 – 20 ml salbutamol Untuk
melegakan
saluran nafas
g. Riwayat Imunisasi (pada anak) :
Jenis Ke-1 Ke-2 Ke-3
Imunisasi
BCG Umur : 1 bulan
Oleh :
Komplikasi :
Hepatitis B Umur : 0 bulan Umur : 1 bulan Umur : 6 bulan
Oleh : perawat Oleh : bidan Oleh : bidan
Komplikasi : Komplikasi : Komplikasi :
DPT Umur : 2 bulan Umur :3 bulan Umur :4 bulan
Oleh : bidan Oleh : bidan Oleh : bidan
Komplikasi : Komplikasi : Komplikasi :
Polio Umur : 1 bulan Umur : Umur :
Oleh : bidan Oleh : Oleh :
Komplikasi : Komplikasi : Komplikasi :
Campak Umur : 9 bulan
Oleh : bidan
Komplikasi :
Imunisasi Jelaskan :
lain yang
pernah
dijalani

2. NUTRION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT :
1) BB biasanya :23 kg dan BB sekarang : 23 kg
2) Lingkar perut :-
3) Lingkar kepala :-
4) Lingkar dada :-
5) Lingkar lengan atas :-
23 𝑘𝑔 23 𝑘𝑔 23
6) IMT : IMT = = = = 16,37
125 𝑐𝑚 1,25 𝑚 𝑥 1,25 𝑚 1,5625

b. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abnormal


Leukosit 12.1 , Eusinofil 5, Basofil 0, Limfosit 18

c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa


bibir, conjungtiva anemis/tidak :
Normal mukosa bibir lembab, konjungtiva tidak anemis, rambut
bersih, turgor kulit normal

d. D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang diberikan


selama dirumah sakit :
Ibu An. F mengatakan pasien makan 3x sehari, nafsu makan normal

e. E (Energy) meliputi kemampuan klien dalam beraktifias selama di


rumah sakit :
Ibu pasien mengatakan selama di rumah sakit An. F sulit tidur dan
aktivitasya terbatas karna batuk dan dahak yang tidak keluar

f. F (Factor) meliputi penyebab masalah nutrisi : (kemampuan menelan,


mengunyah, dll) : Normal

g. Penilaian Status Gizi : -


Berat badan pasien sebelum dan sesudah sakit adalah 23 kg , pasien
menghabiskan makan sebanyak 1/2 porsi.

h. Pola Asupan Cairan :


Cairan Masuk : Pasien dalam 1 hari minum sebanyak kurang lebih
sekitar 1.300 cc dalam 1 hari, infus 1000 cc
Cairan Keluar : Keluarga mengatakan an.A dalam 1 hari buang air
kecil (BAK) sebanyak kurang lebih 1400 cc, BAB sebanyak kurang
lebih 100 cc, IWL 700cc/jam

i. Penilaian Status Cairan (Balance Cairan) :


Intake cairan pasien : 1300cc + 1000 cc = 2300 cc
Output pasien : 1400 cc+100 cc+ 700cc = 2200
Intake cairan urin- output cairan urin = 2300 cc - 2200 cc
= 100 cc
IWL An. F = 378 +200 (38,2°c -36,6°c)
= 378+ 200 (1,6)
= 378 + 320 = 698
Output cairan an.S : Urin+ IWL = 1300+698 = 1998
Jadi, balance cairan = 2300 cc – 1998 cc = 302 cc

j. Pemeriksaan Abdomen : Normal

3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidak nyamanan)
Ibu An. F mengatakan pasien BAK 4 – 6 x/hari
2) Riwayat kelainan kandung kemih :tidak ada kelainan kandung
kemih
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau) : Warna kuning jernih,
tidak berbau
4) Distensi kandung kemih/retensi urine: tidak ada distensi kandung
kemih
b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi :-
2) Konstipasi dan factor penyebab konstipasi : -
c. Sistem Integumen
1) Kulit (integritas kulit/hidrasi/turgor/warna/suhu) : tidak ada
gangguan pada sistem integumen

ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : Ibu An. F mengatakan An. F tidur jam 21.00
2) Insomnia : Ibu An. F mengatakan tidak ada gangguan
insomia
3) Pertolongan untuk merangsang tidur : Tidak ada

b. Aktivitas
1) Pekerjaan :-
2) Kebiasaan olahraga :-
3) ADL
a) Makan : 3x sehari
b) Toileting : BAB 1x sehari dan 4-6x BAK sehari
c) Kebersihan : pasien mandi 2x sehari
d) Berpakaian :-
4) Bantuan ADL :-
5) Kekuatan otot :-
6) ROM : normal
7) Resiko utuk cidera :-
c. Cardio respons
1) Penyakit jantung :-
2) Edoma esktremitas :-
3) Tekanan darah dan nadi: 92x/menit
a) Berbaring:
b) Duduk
4) Tekanan vena jugularis: -
5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : normal
b) Palpasi : normal
c) Perkusi : normal
d) Auskultasi : normal
d. Pulmonary respon
1) Penyakit system nafas : asma bronkial
2) Penggunaan O2 : menggunakan nebulizer
3) Kemampuan bernafas : 25x/m
4) Gangguan pernafasan (batuk, suara nafas, sputum, dll) : ibu pasien
mengatakan An. F sesak dan batuk serta ada dahak, pasien
bernapas tampak berat/dangkal, terdengar suara napas tambahan
(ronchi)

5) Pemerik saan paru-paru


a) Inspeksi :-
b) Palpasi :-
c) Perkusi :-
d) Auskultasi :-

4. PERCEPTION/COGNITION
a. Oerintasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : SD
2) Kurangp pengetahuan :-
3) Pengetahuan tentang penyakit:-
b. Orientasi (waktu, tempat, orang):
Sensasi/persepsi
1) Riwayat penyakit jantung : Tidak ada
2) Sakit kepala : Tidak ada
3) Penggunaan alat bantu : Tidak ada
4) Penginderaan : Normal

c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : Indonesia
2) Kesulitan berkomunikasi : tidak ada

5. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : tidak ada
2) Perasaan putusasa/kehilangan :tidak ada
3) Keinginan untuk menciderai : tidak ada
4) Adanyaluka/cacat : tidak ada

6. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan : Anak
2) Orang terdekat :Ayah dan ibu
3) Perubahan konflik/peran :-
4) Perubahan gaya hidup :-
5) Interaksi dengan orang lain : tidak ada masalah

7. SEXUALITY
a. Identitasseksual
1) Masalah/disfungsiseksual :-
2) Perioden menstruasi :-

3) Metode KB yang digunakan : -


4) Pemeriksaan SADARI :-
5) Pemeriksaan pasmear :-
8. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas : tidak ada
2) Kemampuan untuk mengatasi :-
3) Perilaku yang menampakkan cemas : pasien tidak tampak cemas

9. LIFE PRINCIPLES
a. Nilaikepercayaan
1) Kegiatan ke agamaan yang diikuti : pasien sudah bisa belajar
sholat
2) Kemampuan untuk berpartisipasi :-
3) Kegiatna kebudayaan :-
4) Kemampuan memecahkan masalah :-
10. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : tidak ada alergi
b. Penyakit autoimmune : tidak ada
c. Tandainfeksi :tidak ada
d. Gangguan thermoregulasi :tidak ada
e. Gangguan /resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi
neurovaskuler peripheral, kondisi hipertensi, perdarahan, hipoglikemia,
syndrome disuse, gaya hidup yang tetap) : Tidak Ada

11. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbul kan nyeri) : -
2) Quality (bagaimana kualitasnya) :-
3) Regio (dimanale taknya) :-
4) Scala (berapaskalanya) :-
5) Time (waktu) :-
b. Rasa tidak nyaman lainnya : tidak ada
c. Gejala yang menyertai :tidak ada
12. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan
b. DDST (Form dilampirkan)

B. DATA LABORATORIUM
Tanggal Jenis Hasil Harga
Satuan Interpretasi
& Jam Pemeriksaan Pemeriksaan Normal
01/11/ Hemoglobin 13,9 12 – 16 g/dl
2021 Leukosit 12,1 4,8 – 10,8 10A3/mmA
Hematokrit 40 37 – 47 3
Trombosit 297 150 – 450 %
Eosinofil 5 2–4 10A3/mmA
Basofil 0 1 3
Stab 3 2–6 %
Sagmen 69 50 – 70 %
Limfosit 18 25 – 40 %
Monosit 6 2–8 %
%
ANALISIS DATA

Nama Pasien : An.F Diagnosa Medis : Asma Bronkial


Jenis Kelamin : L No. Medis Record : 2021-12-39-74
No. Kamar Bed : 517 Hari/tanggal : 14 November 2021
No Data Senjang Etiologi Masalah Nama dan
Keperawatan Paraf
Perawat
1 DS : Sesak nafas Bersihan jalan
Ibu pasien nafas tidak
mengatakan batuk Tekanan partial efektif
sesak nafas oksigen di alvioli

DO : Penyempitan jalan
-Pasien bernapas nafas
tampak berat/
dangkal Peningktanan kerja
-Terdengar suara otot pernafasan
napas tambahan
(ronchi) Pola nafas tidak
-N : 92x/m efektif
-S : 36,60C
2. DS : Perubahan pola Gangguan
Ibu pasien napas pola tidur
mengatakan selama
di rumah sakit An. F muncul pada malam
sulit tidur dan hari
aktivitasya terbatas
karna batuk dan gangguan pola tidur
dahak yang tidak
keluar
DO :
-Tingkat kesadaran
compos mentis
-Pasien tambak
batuk dan terdengar
suara napas
tambahan (ronchi)

MASALAH KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Gangguan pola tidur

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi secret.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak effektifan jalan nafas .
NURSING PLANING

Nama Pasien : An.F Diagnosa Medis : Asma Bronkial


Jenis Kelamin : L No. Medis Record : 2021-12-39-74
No. Kamar Bed : 517 Hari/tanggal : 15 November 2021

No Diagnosa Jam Tujuan Rencana Nama


Keperawatan (SMART) Keperawatan dan TT
perawat
1 Bersihan jalan NOC:  Pastikan kebutuhan
nafas tidak 1. Respiratory status : oral / tracheal
efektif Ventilation suctioning.
berhubungan 2. Respiratory status :  Berikan O2
dengan Airway patency  Anjurkan pasien
peningkatan 3. Aspiration Control untuk istirahat dan
produksi secret Setelah dilakukan napas dalam
di tandai tindakan keperawatan  Posisikan pasien
dengan : selama 3 hari pasien untuk
keluarga pasien menunjukkan memaksimalkan
mengatakan keefektifan jalan ventilasi
sesak dan batuk nafas dibuktikan  Lakukan fisioterapi
dengan kriteria hasil : dada jika perlu
1. Mendemonstrasika  Keluarkan sekret
n batuk efektif dan dengan batuk atau
suara nafas yang suction
bersih, tidak ada  Auskultasi suara
sianosis dan nafas, catat adanya
dyspneu (mampu suara tambahan
mengeluarkan  Monitor status
sputum, bernafas hemodinamik
dengan mudah,
tidak ada pursed  Berikan pelembab
lips) udara Kassa basah
2. Menunjukkan jalan NaCl Lembab
nafas yang paten  Berikan antibiotik :
(klien tidak merasa  Atur intake untuk
tercekik, irama cairan
nafas, frekuensi mengoptimalkan
pernafasan dalam keseimbangan.
rentang normal,  Monitor respirasi
tidak ada suara dan status O2
nafas abnormal)  Pertahankan
3. Mampu hidrasi yang
mengidentifikasika adekuat untuk
n dan mencegah mengencerkan
faktor yang sekret
penyebab.  Jelaskan pada
4. Saturasi O2 dalam pasien dan
batas normal keluarga tentang
penggunaan
peralatan : O2,
Suction, Inhalasi.

2 Gangguan pola NOC: NIC :


tidur berhubungan 1. Anxiety Control Sleep
dengan ketidak 2. Comfort Level Enhancement
effektifan jalan 3. Pain Level - Determinasi
nafas . 4. Rest : Extent and efek-efek
Pattern medikasi
5. Sleep : Extent ang terhadap pola
Pattern tidur
Setelah dilakukan - Jelaskan
tindakan keperawatan pentingnya
selama 3 hari tidur yang
gangguan pola tidur adekuat
pasien teratasi dengan - Fasilitasi untuk
kriteria hasil: mempertahank
1. Jumlah jam tidur an aktivitas
dalam batas sebelum tidur
normal (membaca)
2. Pola tidur,kualitas - Ciptakan
dalam batas lingkungan
normal yang nyaman
3. Perasaan fresh - Kolaburasi
sesudah pemberian obat
tidur/istirahat tidur
4. Mampu
mengidentifikasi
hal-hal yang
meningkatkan
tidur
NURSING IMPLEMENTASI

Nama Pasien : An. F Diagnosa Medis : Asma Bronkial


Jenis Kelamin : L No. Medis Record : 2021-12-39-74
No. Kamar Bed : 517 Hari/tanggal : 16 November 2021

No Diagnosa Jam Tindakan Respon Nama


Keperawatan dan TT
Perawat
1 Bersihan jalan 16/11/2 -Memberikan -Pasien nyaman
nafas tidak 021 posisi yang nyaman dengan posisi
efektif untuk mengurangi yang diberikan
berhubungan sesak -Pasien
dengan -Memberikan terapi menghirup obat
peningkatan inhalasi : ventolin terapi yang
produksi secret -Mengukur tanda diberikan
di tandai vital (suhu) - Suhu tubuh
dengan : -Mengganti cairan pasien normal
keluarga pasien infus asering 500ml 36.0
mengatakan -tidak ada
sesak dan masalah terkait
batuk cairan yang
diberikan
2 Gangguan pola 16/11/2 -Mengidentifikasi -Pasien sulit tidur
tidur 021 pola aktivitas dan karena batuk dan
berhubungan tidur dahak yang
dengan ketidak -Mengidentifikasi tertahan
effektifan jalan faktor pengganggu - Pasien batuk
nafas . tidur (fisik dan sehingga
psikologis) membuat pasien
- Menjelaskan sulit tidur
pentingnya tidur -Pasien
cukup selama sakit memahami apa
- Menganjurkan yang
pasien utk tidur disampaikan
tepat waktu -Pasien menurut
apa yang
dianjurkan

1 Bersihan jalan 17-11- -Mengajarkan -Pasien


nafas tidak 2020 pasien batuk efektif melakukan cara
efektif -Memberikan posisi batuk yang
berhubungan yang nyaman untuk efektif
dengan mengurangi sesak -Pasien nyaman
peningkatan -Memberikan terapi dengan posisi
produksi secret inhalasi : ventolin yang diberikan
di tandai -Pasien
dengan : menghirup obat
keluarga pasien dan tidak ada
mengatakan masalah
sesak dan
batuk
2 Gangguan pola 17/11/ -Mengidentifikasi -Pasien masih
tidur 2021 pola aktivitas dan sulit tidur karena
berhubungan tidur batuk
dengan ketidak -Mengidentifikasi - Pasien masih
effektifan jalan faktor pengganggu batuk sehingga
nafas . tidur (fisik dan membuat pasien
psikologis) sulit tidur
-Menjelaskan -Pasien
pentingny tidur memahami apa
cukup selama sakit yang
- Menganjurkan disampaikan
pasien untuk tidur -Pasien menurut
tepat waktu apa yang
dianjurkan
1 Bersihan jalan 18/11/ -Ajarkan pasien -Pasien
nafas tidak 2021 batuk efektif melakukan cara
efektif -Memberikan posisi batuk yang
berhubungan yang nyaman untuk efektif, dan
dengan mengurangi sesak dahak sudah
peningkatan -Memberikan terapi keluar pada saat
produksi secret inhalasi : ventolin pasien batuk
di tandai -Pasien nyaman
dengan : dengan posisi
keluarga pasien yang diberikan
mengatakan -Pasien
sesak dan menghirup obat
batuk dan tidak ada
masalah
2 Gangguan pola 18/11/ -Mengidentifikasi -Pasien sudah
tidur 2021 pola aktivitas dan bisa tidur
berhubungan tidur -Pasien menurut
dengan ketidak -Menganjurkan apa yang
effektifan jalan pasien untuk tidur dianjurkan
nafas . tepat waktu
EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. F Diagnosa Medis : Asma Bronkial


Jenis Kelamin : L No. Medis Record : 2021-12-39-74
No. Kamar Bed : 517 Hari/tanggal : 16 November 2021

No Diagnosa Jam Evaluasi Nama


Keperawatan dan TT
Perawat
1 Bersihan jalan 16/11/2021 S : Pasien mengatakan masih
nafas tidak terasa sesak dan dahak belum
efektif bisa keluar
berhubungan O:
dengan -Dahak belum ada yang keluar,
peningkatan pasien masih terlihat sesak
produksi secret -Terdengar bunyi suara napas
di tandai tambahan (ronchi)
dengan : -Nadi 95x/mt
keluarga pasien -Suhu 36,5°C
mengatakan - RR 25x/mnt
sesak dan A :Masalah belum teratasi
batuk P :Intervensi dilanjutkan

2 Gangguan pola 16/11/2021 S : Pasien mengatakan tidak bisa


tidur tidur karna sesak dan batuk
berhubungan O: Kesadaran umum compos
dengan ketidak mentis
effektifan jalan A : Masalah belum teratasi
nafas . P : Intervensi dilanjutkan
1 Bersihan jalan 17/11/2021 S:Keluarga pasien mengatakan
nafas tidak An. F masih merasa sesak dan
efektif dahak belum banyak keluar
berhubungan O:
dengan -Dahak sudah keluar
peningkatan -Suara napas tambahan ronchi
produksi secret -Nadi 87x/mt
di tandai -Suhu 36,1°C
dengan : - RR 24x/mnt
keluarga pasien A :Masalah teratasi sebagian
mengatakan P : Intervensi dilanjutkan
sesak dan
batuk
2 Gangguan pola 17/11/2021 S : Keluarga pasien mengatakan
tidur An. F bisa tidur tetapi masih
berhubungan suka terbangun karena batuk
dengan ketidak O: ku normal
effektifan jalan A : Masalah teratasi sebagian
nafas . P : Intervensi dilanjutkan

1 Bersihan jalan 18/11/2021 S: Keluarga pasien mengatakan


nafas tidak sudah tidak sesak lagi dan dahak
efektif sudah keluar
berhubungan O : KU normal
dengan - Nadi 87x/mt
peningkatan - Suhu 36.0°C
produksi secret RR 22x/mnt
di tandai A :Masalah teratasi
dengan : P :intervensi dihentikan
keluarga pasien
mengatakan
sesak dan
batuk
2 Gangguan pola 18/11/2021 S : Keluarga pasien mengatakan
tidur bisa tidur
berhubungan O: ku normal, pasien tidur
dengan ketidak A : Masalah teratasi
effektifan jalan P : Intervensi dihentikan
nafas .
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An. F Diagnosa Medis : Asma Bronkial


Jenis Kelamin : L No. Medis Record : 2021-12-39-74
No. Kamar Bed : 517 Hari/tanggal : 16 November 2021

Catatan Nama & Catatan Nama Catatan Nama &


No Diagnosa Jam Perkembangan Paraf Jam Perkembangan & Paraf Jam Perkembangan Paraf
Keperawatan Perawat Perawat Perawat
Shift Pagi Shift Sore Shift malam
1 Bersihan jalan 18.30 S: Pasien mengatakan
nafas tidak 16/11/2 masih terasa sesak
efektif 021 dan dahak belum
berhubungan bisa keluar
dengan O:
peningkatan -Dahak belum ada
produksi secret yang keluar, pasien
di tandai masih terlihat sesak
dengan : -Terdengar bunyi
keluarga pasien suara napas tambahan
mengatakan (ronchi)
sesak dan batuk -Nadi 95x/mt
-Suhu 36,5°C
- RR 25x/mnt
A :Masalah belum
teratasi
P:Intervensi
dilanjutkan

1. Memberikan posisi
yang nyaman untuk
mengurangi sesak
2. Memberikan terapi
inhalasi : ventolin
3. Mengukur tanda
vital (suhu)
4. Mengganti cairan
infus asering 500ml

2 Gangguan pola 18.30 S : Pasien


tidur 16/11/2 mengatakan tidak
berhubungan 021 bisa tidur karna sesak
dengan ketidak dan batuk
effektifan jalan O: Kesadaran umum
nafas . compos mentis
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan

1. Mengidentifikasi
pola aktivitas dan
tidur
2. Mengidentifikasi
faktor pengganggu
tidur (fisik dan
psikologis)
3. Menjelaskan
pentingnya tidur
cukup selama sakit
4.Menganjurkan
pasien utk tidur tepat
waktu
1 Bersihan jalan 17/11/2 S:Keluarga pasien
nafas tidak 021 mengatakan An. F
efektif 19.00 masih merasa sesak
berhubungan dan dahak belum
dengan banyak keluar
peningkatan O:
produksi secret -Dahak sudah keluar
di tandai -Suara napas
dengan : tambahan ronchi
keluarga pasien -Nadi 87x/mt
mengatakan -Suhu 36,1°C
sesak dan batuk - RR 24x/mnt
A :Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
2 Gangguan pola S : Keluarga pasien
tidur mengatakan An. F
berhubungan bisa tidur tetapi
dengan ketidak masih suka terbangun
effektifan jalan karena batuk
nafas . O: ku normal
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
1 Bersihan jalan 18/11/2 S: Keluarga pasien
nafas tidak 021 mengatakan sudah
efektif 18.45 tidak sesak lagi dan
berhubungan dahak sudah keluar
dengan O : KU normal
peningkatan - Nadi 87x/mt
produksi secret - Suhu 36.0°C
di tandai RR 22x/mnt
dengan : A :Masalah teratasi
keluarga pasien P :intervensi
mengatakan dihentikan
sesak dan batuk
2 Gangguan pola 18.45 S : Keluarga pasien
tidur mengatakan bisa tidur
berhubungan O: ku normal, pasien
dengan ketidak tidur
effektifan jalan A : Masalah teratasi
nafas . P : Intervensi
dihentikan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

NEBULIZER

A. Pengertian

Nebulizer adalah alat untuk mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi uap yang
dihirup. Pengobatan yang memanfaatkan nebulizer biasanya diberikan pada penderita gangguan
pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) saat gejala sesak napas
sedang muncul.

No Kegiatan
1 Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat:
- Set nebulizer
- Obat bronkodilator
- Bengkok 1 buah
- Tissue
- Spuit10cc
- CairanNacl 0.9%
- Tissue
- Handscoon
- Stetoskop
2 Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

3 Tahap Kerja
1. Mengucapkan Basmallah
2. Mencucitangan dan memakai handscoon
3. Menjaga privacy pasien
4. Mengatur pasien dalam posisi duduk
5. Melakukan pemeriksaan awal suara nafas pasien
6. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set nebulizer
7. Memasukkan obat bronkodilator sesuai dosis
8. Diencerkan dengan cairan Nacl 0.9% 5-10 ml
9. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
10. Memasang masker pada pasien
11. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat habis
12. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
4 TahapTerminasi
1. Merapikan klien dan tempat tidur klien
2. Melakukan evaluasi tindakan, cek kembali suara nafas pasien
3. Membereskan alat
4. Melepas handscoon
5. Mencuci tangan
6. Mengucapkan hamdallah
7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai