Soal:
1. Sebutkan 3 jenis tanaman transgenik.
Jenis tanaman transgenic antara lain :
Tanaman Transgenik Tahan Kekeringan
Tanaman toleran terhadap kekeringan ditransfer dari gen kapang yang
mengeluarngkan enzim trehalose. Tembakau adalah salah satu
tanaman yang dapat toleran terhadap suasana kekeringan.
Tanaman Transgenik Resisten Penyakit
Dengan memasukkan gen penyandi tanaman terselubung (coat protein)
Johnson grass mosaic poty virus (JGMV) ke dalam suatu tanaman,
diharapkan tanaman tersebut menjadi resisten apabila diserang oleh
virus yang bersangkutan. Potongan DNA dari JGMV, misalnya dari
protein terselubung dan protein nuclear inclusion body (Nib) mampu
diintegrasikan pada tanaman jagung dan diharapkan akan
menghasilkan tanaman transgenik yang bebas dari serangan virus.
Tanaman Transgenik Resisten Hama
Terdapat Bacillus thuringiensis yang menghasilkan protein toksin
sewaktu terjadi sporulasi atau saat bakteri memberntuk spora. Dalam
bentuk spora, berat toksin mencapai 20% dari berat spora. Apabila
larva serangga memakan spora, maka di dalam alat pencernaan larva
serangga tersebut, spora bakteri pecah dan mengeluarkan toksin.
Toksin yang masuk ke dalam membran sel alat pencernaan larva
mengakibatkan sistem pencernaan tidak berfungsi dengan baik dan
pakan tidak dapat diserap sehingga larva mati. Dengan membiakkan
Bacillus thuringiensis kemudian diekstrak dan dimurnikan, makan
akan diperoleh insektisida biologis (biopestisida) dalam bentuk kristal.
Tanaman tembakau untuk pertama kali merupakan tanaman transgenik
pertama yang menggunakan gen BT toksin.
2. Sebutkan rambu-rambu penggunaan bioteknologi modern.
Rambu-rambu penggunaan bioteknologi modern terdapat dalam peraturan
pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2005 tentang keamanan
hayati produk rekayasa genetik dengan rahmat tuhan yang maha esa presiden
republik Indonesia. Mengenai PRG, PRG baik yang berasal dari dalam negeri
maupun dari luar negeri yang akan dikaji atau diuji untuk dilepas dan/atau
diedarkan di Indonesia harus disertai informasi dasar sebagai petunjuk bahwa
produk tersebut memenuhi persyaratan keamanan lingkungan, keamanan
pangan dan/atau keamanan pakan. Setiap orang yang melakukan penelitian
dan pengembangan PRG wajib mencegah dan/atau menanggulangi dampak
negatif kegiatannya pada kesehatan manusia dan lingkungan. Pengujian PRG
selama dalam proses penelitian dan pengembangan harus dilakukan di
laboratorium, fasilitas uji terbatas dan/atau lapangan uji terbatas. PRG yang
dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 sebelum diusulkan untuk dilepas dan/atau diedarkan harus diuji
efikasi dan memenuhi persyaratan keamanan hayati.