Anda di halaman 1dari 6

1.

Kesehatan dlm nawacita


Periode I = poin 5
Periode II= poin 2

2. SDG,s
TUJUAN 1. Mengakhiri kemiskinan
dalam segala bentuk dimanapun
TUJUAN 2. Mengakhiri kelaparan,
mencapai ketahanan pangan dan
nutrisi yang lebih baik dan
mendukung pertanian
berkelanjutan
TUJUAN 3. Memastikan kehidupan
yang sehat dan mendukung
kesejahteraan bagi semua untuk semua usia
TUJUAN 4. Memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, juga mendukung
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua
TUJUAN 5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak
perempuan
TUJUAN 6. Memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan
sanitasi bagi semua
TUJUAN 7. Memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan,
berkelanjutan dan modern bagi semua
TUJUAN 8. Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja
penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua
TUJUAN 9. Membangun infrastruktur yang tangguh, mendukung industrialisasi yang inklusif
dan berkelanjutan dan membantu perkembangan inovasi
TUJUAN 10. Mengurangi ketimpangan didalam dan antar negara
TUJUAN 11. Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh dan
berkelanjutan
TUJUAN 12. Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan
TUJUAN 13. Mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya*
TUJUAN 14. Mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut,
samudra dan maritim untuk pembangunan yang berkelanjutan
TUJUAN 15. Melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan
terhadap ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi
(penggurunan), dan menghambat dan membalikkan degradasi tanah dan menghambat
hilangnya keanekaragaman hayati
TUJUAN 16. Mendukung masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan membangun institusi-
institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua level
TUJUAN 17. Menguatkan ukuran implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan yang berkelanjutan

3. HKN = 12 November 1964


4. CTPS 15 oktober

5. UU no. 36/ 2014 tentang Tenaga Kesehatan


6. UU no. 36/ 2009 tentang Kesehatan :

Semangat para Pejuang NIP !!! 1


a. Ps. 75 :Larangan  Aborsi
b. Ps. 76: Yg boleh melakukan aborsi 

7. Nakes yang wajib ada di PKM (uu no.43/ 2009 tntg Puskesmas psl. 17 ayat: )
1. dokter/ dokter layanan primer
2. dokter gigi, nakes lainnya, non nakes
3. jenis nakes lainnya: 
a. perawat;
b. bidan;
c. tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku;
d. tenaga sanitasi lingkungan;
e. nutrisionis;
f. tenaga apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian;
g. ahli teknologi laboratorium medik.

8. Dalam Konferensi Internasional Promosi  Kesehatan di Ottawa Canada tahun 1986 telah
menghasilkan Piagam Ottawa ( Ottawa Charter ) yang berisi 5 ( lima ) butir kesepakatan
yang meliputi :
a. Kebijakan berwawasan kesehatan ( Healthy public policy )
Dalam proses pembangunan adakalanya aspek kesehetan sering diabaikan, oleh
karena itu adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan, diharapkan bisa
mengedepankan proses pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek
kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada para pengambil kebijakan ( policy
makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah
maupun swasta. Sebagai contoh ; adanya perencanaan pembangunan PLTN di
daerah jepara, para penagmbil kebijakan dan pembuat keputusan harus benar-benar
bisa memperhitungkan untung ruginya. harus diperhatikan kemungkinan dampak
radiasi yang akan ditimbulkan, serta kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa
berdampak pada kesehatan.
b. Lingkungan yang mendukung ( Supportive environment ).
Aspek lingkungan juga perlu diperhatikan. Lingkungan disini diartikan dalam
pengertian luas. Baik lingkungan fisik (biotik, non biotik), dan lingkungan non fisik.
Diharapkan tercipta lingkungan yang kondusip yang dapat mendukung terwujudnya
masyarakat yang sehat. Contoh : perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-
akhir ini sering diabaikan pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya
perlindungan diri pada kelompok terpapar pencemaran udara , seperti penggunaan
masker pada penjaga loket jalan tol, petugas polantas, dsb.
c. Reorientasi pelayanan kesehatan ( Reorient health service ).
Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung jawab
pelayanan kesehatan kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health provider ),
tetapi  pelayanan kesehatan  juga merupakan  tanggung jawab  bersama antara
pemberi pelayanan kesehatan ( health provider ) dan pihak yang mendapatkan
pelayanan. Bagi pihak pemberi pelayanan diharapkan tidak hanya sekedar
memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga bisa membangkitkan peran serta
aktif masyarakat untuk berperan dalam pembangunan kesehatan. dan sebaliknya
bagi masyarakat, dalam proses pelayanan dan pembangunan kesehatan harus
menyadari bahwa perannya sangatlah penting, tidak hanya sebagai subyek, tetapi
sebagai obyek. Sehingga peranserta masyarakat dalam pembangunan kesehatan

Semangat para Pejuang NIP !!! 2


sangatlah diharapkan. Contoh : semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan yang
bersumberdaya masyarakat (UKBM), seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti
Husada, poskestren, dll.
d. Ketrampilan individu ( Personal Skill )
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ketrampilan
individu mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin banyak individu yang terampil
akan pelihara diri dalam bidang kesehatan, maka akan memberikan cerminan bahwa
dalam kelompok dan masyarakat tersebut semuanya dalam keadaan yang sehat.
ketrampilan individu sangatlah diharapkan dalam mewujudkan keadaan masyarakat
yang sehat. Sebagai dasar untuk terapil tentunya individu dan masyarakat perlu
dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai kesehatan, selain itu masyarakata
juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola-pola hidup sehat. Contoh : melalui
penyuluhan secra indicidu atau kelompok seperti di Posyandu, PKK. Adanya
pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll.
e. Gerakan masyarakat ( Community action ).
Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kesehatan tidak
hanya milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat menciptakan
gerakan kearah hidup sehata, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan
ketrampilan. selain itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu berperilaku hidup
sehat. Kewajiban dalam upaya meningkatkan kesehatan sebagai usaha untuk
mewujudkan derajat setinggi-tingginya, teranyata bukanlah semata-mata menjadi
tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat justru yang berkewajiban dan
berperan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai yang
tertuang dalam Pasal 9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang kesehatan, yang berbunyi :
“Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”. Contoh ; adanya gerakan 3
M dalam program pemberantasn DBD, gerakan jumat bersih, perlu diketahuai di
negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan seribu langkah (hal ini bisa kita contoh),
bahkan untuk mengukurnya disana sudah dijual alat semacam speedometer.

9. GERMAS
10. UU no. 40/ 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
UU no. 24/ 2011 tentang BPJS
PP no.12/ 2013 tentang Jaminan Kesehatan →
diselenggarakan o/ BPJS (1-1- 2014)
PP no.82/ 2018 tentang Jaminan Kesehatan 
PP no. 82/ 2018 dirubah menjadi PP no. 75/ 2019

11. Fungsi Puskesmas : Penyelenggaraan UKP dan UKM tingkat pertama. Dalam
melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Puskesmas berwenang untuk:

Semangat para Pejuang NIP !!! 3


a. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor biologis,
psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter - pasien yang erat
dan setara;

b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan


preventif;

c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus


pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat;

d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan,


keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja;

e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama


inter dan antar profesi;

f. melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;

g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses


Pelayanan Kesehatan;

h. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya


manusia Puskesmas;

i. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan;
dan

j. melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di


wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tujuan puskesmas a/ mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan


masyarakat yang:
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat;
b. mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu;
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.

12. PHBS dlm rumah tangga


a. persalinan dtlng nakes f. jamban sehat
b. ASI exclusive g. pemberantasan jentik dirumah
c. menimbang bayi & balita h. makan buah & sayur
d. menggunakan air bersih i. aktifitas fisik setiap hari
e. CTPS j. tidak merokok didalam rumah

13. 5 meja posyandu:


i. Pendaftaran iv. Punyuluhan kesehatan
ii. Penimbangan v. KIA dan Imunisasi
iii. Pencatatan KMS

Semangat para Pejuang NIP !!! 4


14. Suatu kelurahan/ desa dikatakan sebagai kelurahan/ desa siaga aktif jika :
a. Penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar (yankesdas) setiap
hari.
b. Penduduknya dapat mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM).
c. Melaksanakan Surveillance Berbasis Masyarakat (SBM) : a. Pemantauan
penyakit, b. Pemantauan kesehatan ibu dan anak (KIA), c. Pemantauan gizi, dan
d. Pemantauan lingkungan dan perilaku.
d. Penduduk dapat memahami dan mengatasi kedaruratan kesehatan.
e. Penduduk dapat memahami cara penanggulangan bencana.
f. Masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
15. Teori Promkes (?)
16. PROMKES a/ proses yg memungkinkan seseorang u/ meningkatkan control thdp factor
penentu Kesehatan  kesehatannya meningkat (WHO, 1986)
17. Prinsip dasar Promkes =
a. Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses pemberdayaan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the
process of enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari
pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi
Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain Penyuluh/Pendidikan
Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan.
b. Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang
kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang
sangat 
berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
c. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai
perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
d. Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang
selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi
dengan upaya advokasi dan bina suasana (social support).
e. Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan
yaitu di rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat
kerja (where we work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything)
dan di sarana kesehatan (where we get health services).
f. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh
kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat
(mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan
masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara
lintas program dan lintas sektor.
g. Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya,
dengan tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya
sangat susah untuk mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan
perilaku individu dan masyarakat. Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan
frekuensi kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dan
lain-lain.
18. Prinsip advokasi : http://ajikeristianto2013.blogspot.com/2013/04/konsep-advokasi-
dalam-promosi-kesehatan.html
Prinsip pemberdayaan : http://wisnualkatiri.blogspot.com/2013/03/pemberdayaan-
masyarakat-dalam-promosi.html

Semangat para Pejuang NIP !!! 5


Prinsip kemitraan : https://syehaceh.wordpress.com/2008/05/12/kemitraan-dalam-
kesehatan/
Prinsip binasuasana : https://edywarsanpunya.wordpress.com/tentang-aku/bina-
suasana/

Semangat para Pejuang NIP !!! 6

Anda mungkin juga menyukai