Anda di halaman 1dari 16

E-COMMERCE SEBAGAI PELUANG BISNIS BAGI

MASYARAKAT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

E-Commerce and E-Banking

Dosen pengampu: H. Sunardi Edirianto, MH

Disusun Oleh :

Andrew Ridwan Habib

Ayu Rifqilah

Asep Mahfudin

Entin Prihatini

Syerin Agustiyan

Zahrotul Baiti
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi Ekonomi Syariah

Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur kehadirat Allah SWT Sang Pemilik Kasih dan Pemilik Cinta,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun dan
menyajikan makalah dengan judul ”Peran E-Commerce Bagi Ekonomi
Kerakyatan Sebagai Upaya Menangkitkan Persaingan dalam Pasar Global”.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kanda – kanda senior yang telah
banyak membantu kami dengan memberikan bimbingannya kepada kami dalam
proses penyusunan makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih mash jauh
dari kata sempurna dan terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan
makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun makalah-makalah atau
tugas-tugas selanjutnya.
Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam
memahami maksud penulis.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia semakin canggih dan teknologi semakin berkembang.


Perkembangan tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
sistem perdagangan, transaksi dan peredaran uang selama ini. Sebelumnya,
transaksi secara tradisional dilakukan dari tangan ke tangan secara langsung,
antara pembeli dan penjual bertatap muka, melakukan persetujuan dan akhirnya
terjadi kesepakatan. Namun kini, dengan adanya kecanggihan teknologi
komputer, semua keterbatasan sarana, jarak, dan waktu transaksi dapat teratasi
dengan mudah. Hanya dengan klik pelanggan bisa mendapatkan barang yang
diinginkan, bisa mengetahui apa saja yang diinginkan dan dapat melakukan
transaksi dengan siapa saja tanpa dibatasi waktu dan jarak. Kemudahan inilah
yang menjadi faktor utama berkembangnya E-commerce dan E-commerce ini
menjadi semakin penting dengan adanya kemajuan di bidang telekomunikasi dan
jaringan komputer yang terus menerus.

Selain itu, dengan adanya perdagangan bebas, dengan diberlakukannya


ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) tahun 2010, AFTA di ASEAN tahun
2015, APEC di Asia Pasifik tahun 2010, dan WTO di dunia tahun 2020, daya
saing dan kompetisi pelaku bisnis dan sistem birokrasi akan sangat terpengaruh,
termasuk di Indonesia. Bentuk perdagangan yang akan mendominasi
nantinya adalah bentuk perdagangan secara elektronik atau E-commerce.

Munculnya kegiatan E-commerce ini harus dapat diantisipasi dengan


tepat dan baik agar tidak kehilangan peluang meraih kesempatan dalam era
globalisasi, terutama di bidang ekonomi. Para pelaku ekonomi kerakyatan dalam
hal ini pengusaha kecil dan menengah di Indonesia merupakan sasaran pokok
yang harus dibina dan didorong agar dapat memanfaatkan E-commerce, hal ini
dikarenakan posisi UKM yang sangat strategis antara lain pada populasinya yang
mencapai 2,1 juta unit usaha yang tersebar di seluruh nusantara dan menyerap 20
juta tenaga kerja. Selain itu kegiatan usahanya relatif tahan terhadap resesi
ekonomi dan memiliki daya saing untuk menghasilkan produk di pasaran global.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Umum

a. Electronic Commerce (E-Commerce)

Saat ini tidak dapat ditemui definisi pasti dari Electronic


commerce atau E-commerce yang telah distandarkan dan disepakati
bersama. Kalakota dan Whinston (1997) dalam Daniel et al. (2002)
mendefinisikan E-commerce sebagai “pembelian dan penjualan informasi,
produk dan layanan melalui jaringan komputer” dimana jaringan komputer
yang dimaksud adalah Internet.

Laudon dan Traver (2002) dalam Asing-Cashman et al. (2004)


mendefinisikan E-commerce sebagai transaksi komersial antara dan antar
organisasi dan individual yang dilakukan secara digital. Schneider (2002)
masih dalam Asing-Cashman et al. (2004) mendefinisikan E- commerce
sebagai aktivitas bisnis yang dilakukan dengan menggunakan teknologi
transmisi data elektronik seperti yang digunakan di Internet dan World Wide
Web untuk menerapkan atau meningkatkan proses bisnis.

Baum (1999) dalam Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi (2001)
memberi definisi sebagai berikut “E-commerce is a dynamic set of
technologies, applications, and business process that link enterprises,
consumers, and communities through electronic transactions and the
electronic exchange of goods, services, and information” (pp.36-44). Jadi,
E-commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses
bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu
melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan
informasi yang dilakukan secara elektronik. Teknologi informasi,
telekomunikasi dan Internet adalah teknologi yang dibutuhkan oleh E-
commerce (Yuliana, 2000). Secara umum, E-commerce dapat
diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu Business to Business (B2B) dan
Business to Consumer (B2C) (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,
2001).

Berbeda dengan transaksi perdagangan biasa, transaksi e-commerce


memiliki beberapa karakteristik yang sangat khusus, yaitu :

 Transaksi tanpa batas


Sebelum era internet, batas-batas geografi menjadi penghalang suatu
perusahaan atau individu yang ingin go-international. Sehingga, hanya
perusahaan atau individu dengan modal besar yang dapat memasarkan
produknya ke luar negeri.Dewasa ini dengan internet pengusaha kecil dan
menengah dapat memasarkan produknya secara internasional cukup dengan
membuat situs web atau dengan memasang iklan di situs-situs internet
tanpa batas waktu (24 jam), dan tentu saja pelanggan dari seluruh dunia
dapat mengakses situs tersebut dan melakukan transaksi secara on line.
 Transaksi anonym
Para penjual dan pembeli dalam transaksi melalui internet tidak harus
bertemu muka satu sama lainnya. Penjual tidak memerlukan nama dari
pembeli sepanjang mengenai pembayarannya telah diotorisasi oleh
penyedia sistem pembayaran yang ditentukan, yang biasanya dengan kartu
kredit.
 Produk digital dan non digital
Produk-produk digital seperti software komputer, musik dan produk lain
yang bersifat digital dapat dipasarkan melalui internet dengan cara
mendownload secara elektronik. Dalam perkembangannya obyek yang
ditawarkan melalui internet juga meliputi barang-barang kebutuhan hidup
lainnya.
 Produk barang tak berwujud
Banyak perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce dengan
menawarkan barang tak berwujud separti data, software dan ide-ide yang
dijual melalui internet.
Implementasi e-commerce pada dunia industry maupun pada
ekonomi kerakyatan yang penerapannya semakin lama semakin luas tidak
hanya mengubah suasana kompetisi menjadi semakin dinamis dan global,
namun telah membentuk suatu masyarakat tersendiri yang dinamakan
Komunitas Bisnis Elektronik (Electronic Business Community). Komunitas
ini memanfaatkan cyberspace sebagai tempat bertemu, berkomunikasi, dan
berkoordinasi ini secara intens memanfaatkan media dan infrastruktur
telekomunikasi dan teknologi informasi dalam menjalankan kegiatannya
sehari-hari. Seperti halnya pada masyarakat tradisional, pertemuan antara
berbagai pihak dengan beragam kepentingan secara natural telah
membentuk sebuah pasar tersendiri tempat bertemunya permintaan
(demand) dan penawaran (supply). Transaksi yang terjadi antara demand
dan supply dapat dengan mudah dilakukan walaupun yang bersangkutan
berada dalam sisi geografis yang berbeda karena kemajuan dan
perkembangan teknologi informasi, yang dalam hal ini adalah teknologi e-
commerce.

b. Ekonomi Kerakyatan

Ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang berbasis pada


kekuatan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat adalah berbagai bentuk kegiatan
ekonomi maupun usaha yang dilakukan oleh rakyat secara swadaya terhadap
sumber daya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan serta dikuasainya.

Di Indonesia pembangunan ekonomi kerakyatan umum disebut Usaha


Kecil dan Menengah (UKM) yang meliputi sektor pertanian, peternakan,
kerajinan, makanan, dan sebagainya. Dengan tujuan utama guna memenuhi
kebutuhan dasar keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan
masyarakat lain.

Dalam Konvensi ILO169 tahun 1989 secara ringkas memberi definisi,


ekonomi kerakyatan adalah ekonomi tradisional yang menjadi basis
kehidupan masyarakat lokal guna mempertahankan kehidupannnya.
Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan berdasar pada pengetahuan dan
keterampilan masyarakat lokal dalam mengelola lingkungan dan tanah
mereka secara turun temurun.

Aktivitas ekonomi kerakyatan terkait dengan ekonomi sub sistem


antara lain mencakup pertanian tradisional seperti perburuan, perkebunan,
mencari ikan, dan lainnya maupun kegiatan-kegiatan yang berlangsung di
sekitar lingkungannya seperti kerajinan tangan dan industri rumahan.

Semua kegiatan ekonomi tersebut di atas dilakukan dengan pasar


tradisional dan berbasis masyarakat yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat itu sendiri. Catatan, kegiatan ekonomi
kerakyatan ini dikembangkan tanpa mengekploitasi sumber daya alam yang
ada.

Ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif dari para


ahli ekonomi Indonesia sebagai jawaban terhadap kegagalan yang dialami
oleh negara-negara berkembang pada umumnya termasuk Indonesia
sekaligus sebagai penerapan teori pertumbuhan yang telah sukses di
kawasan eropa.

Dengan pengembangan ekonomi kerakyatan ini diharapkan agar


hasil dari pertumbuhan ekonomi di suatu negara bisa dinikmati oleh
masyarakat hingga lapisan paling bawah, sekaligus sebagai jawaban yang
mana di banyak negara berkembang terjadi kesenjangan sosial ekonomi
dengan tetap mempertahankan manusia sebagai stake holders atau
pelakunya. Pembangunan yang berorientasi pada kerakyatan ini bercirikan
pada berbagai kebijakan yang pro kepentingan rakyat. Maka dengan
demikian konsep ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk
lebih mengedepankan pembangunan ekonomi rakyat.

Guru Besar Fakultas Ekonomi UGM Prof. Dr. Mubyarto (Alm)


pernah menyatakan bahwa ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang
berasaskan kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, serta benar-benar berpihak
pada ekonomi rakyat. Praktiknya, ekonomi kerakyatan dapat diartikan pula
sebagai ekonomi jejaring (network) yang menghubungkan sentra–sentra
inovasi, produksi, dan kemandirian usaha masyarakat ke dalam suatu sebuah
wadah jejaring ekonomi yang berbasis teknologi informasi guna
terbentuknya jaringan pasar domestik antar sentra dan pelaku usaha
masyarakat yang kuat dan mandiri.

Sebagai suatu jaringan, ekonomi kerakyatan diupayakan siap


bersaing dalam era globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi informasi
dan sistem manajemen yang paling canggih sebagaimana dimiliki oleh
lembaga lembaga bisnis internasional.

b. Pasar Global

Pasar global adalah sama seperti pasar internasional, karena ruang


lingkupnya meliputi world universal, meliputi dua negara atau meliputi
beberapa negara dalam bidang bisnis pemasaran. pasar berskala dunia yang
terbuka bagi seluruh pelaku usaha Peluang pasar selalu terbuka bagi semua
pelaku usaha, tak terkecuali di bagi para pengusaha kecil menengah. Yang
penting mesti kreatif dan mau berinovasi dalam mengembangkan pasar.

Pasar global mengalami perkembangan yang pesat belakangan ini


karena beberapa faktor, antara lain Adanya beberapa negara industri yang
mampu menghasilkan produk berkualitas dengan harga murah, misalnya
China dan Taiwan

Jika sudah memahami pengertian pasar global dengan baik, tentunya


kita bisa menyimpulkan bahwa pasar global adalah peluang bisnis yang
sangat besar dan menantang. Ketika suatu orang atau perusahaan
memutuskan untuk ikut serta dalam pasar global, maka terbukalah
kesempatan baginya untuk mengembangkan bisnisnya dan meraih lebih
banyak keuntungan. Beberapa kesempatan tersebut antara lain:
 Perusahaan dapat membuka pabrik di negara lain yang upah buruhnya
lebih murah
 Perusahaan dapat membuka kantor cabang dan pabrik cabang di
beberapa tempat di seluruh dunia untuk mempermudah dan
mempermurah distribusi produknya
 Perusahaan dapat memperoleh target konsumen yang lebih banyak
dengan memperkenalkan produknya di negara lain yang potensial
2.3 Kendala dan Peluang Penerapan E-Commerce pada Ekonomi
Kerakyatan

Menurut Samuel (2010) ,pengimplementasian e-commerce di Indonesia


masih harus menempuh jalan yang panjang dan berliku. Berbagai hambatan
yang ada dalam pengimplementasiannya dapat berupa teknis dan non-teknis
yang kesemua itu membutuhkan kerjasama yang utuh antara pemerintah,
pengembang dari e-commerce, pebisnis dan para konsumen pemanfaatnya.
Seperti produk-produk teknologi informasi lainnya seperti juga e-government,
e-commerce masih membutuhkan waktu yang lama untuk dapat dikenal dan
diterima di Indonesia. Berbagai hambatan tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:

a. Dukungan pemerintah.
Dukungan pemerintah yang masih belum jelas ditambah dengan belum
adanya kebijakankebijakan yang mendukung perkembangan dari e-
commerce ini dikeluarkan, belum jelasnya deregulasi dari system teknologi
informasi khususnya internet yang merupakan salah satu tulang punggung
dari perkembangan e-commerce, perbaikan sistem pabeanan dan deregulasi
dalam ekspor impor barang.
b. Perkembangan infrastruktur yang lambat.
Salah satu hambatan utama adalah masih kurangnya insfrastrukur yang ada
dan belum merata kepelosok Indonesia. Dibutuhkan keseriusan pemerintah
untuk secara bertahap membangun infrastrukur yang baik dan terprogram
sehingga secara bertahap, rakyat Indonesia mulai dapat dikenalkan dengan
internet sebagai salah satu hasil dari perkembangan teknologi informasi
dengan biaya yang murah dan terjangkau.
c. Kurangnya sumber daya manusia.
Kurangnya SDM Indonesia yang benar-benar menguasai sistem e-
commerce ini secara menyeluruh, yang tidak saja menguasai secara teknis
juga non-teknis seperti sistem perbankan, lalu lintas perdagangan hingga
sistem hukum yang berlaku. Salah satu alasan yang cukup utama yaitu
masih kurangnya ketersediaan informasi, mulai dari buku-buku referensi,
jurnal, majalah/tabloid yang membahas tentang e-commerce juga sarana
pendidikan, seminar, workshop hingga pusat-pusat pengembangan yang
dibangun antara pemerintah, pusat-pusat pendidikan dan tenaga ahli di
bidang e-commerce.
d. Dukungan dari institusi finansial seperti bank dan asuransi.
Belum banyaknya bank yang telah membangun system ’electronic banking’
nya dengan baik, selain itu perbankan Indonesia juga masih sulit untuk
melakukan transaksi dengan menggunakan mata uang lain, apalagi dalam
jumlah nilai yang kecil serta belum adanya pihak ketiga sebagai penjamin
transaksi secara online yang benar-benar berada di Indonesia.
e. Perbaikan sistem perdagangan yang ada.
Adanya keseriusan dari pemerintah untuk menderegulasi system
perdagangan yang memberi kesempatan luas bagi berkembangnya UKM,
sistem jaringan pengiriman yang baik dan aman, tidak adanya gangguan
diperjalanan dan di institusi yang berhubungan dengannya seperti
pelabuhan, pintu-pintu perbatasan dan international airport. Serta yang
paling penting deregulasi di bidang ke pabeanan dan pajak yang
mendukung sistem e-commerce ini berkembang.

Kesemuanya itu bukanlah penghalang yang menjadi hambatan bagi


perkembangan e-commerce di Indonesia, diharapkan sekali hambatan tersebut
menjadi poin penting untuk mulai mengembangkan e-commerce di Indonesia.
Sedangkan jika kita melihat peluang-peluang yang ada, kesemuanya itu
tentunya diharapkan memberikan energi atau semangat khusus bagi semua
pihak bahwa sebenarnya ecommerce dapat menjadi solusi baru bagi
ketertinggalan kita disemua bidang selama ini, seperti:

a. Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan pangsa pasar yang


masih dapat banyak digarap
b. Kondisi geografis yang sangat mendukung berkembangnya e-commerce,
dengan begitu banyaknya pulau-pulau yang tersebar diseluruh nusantara,
e-commerce merupakan salah satu jalan terbaik untuk meningkatkan bisnis
antar pulau
c. Begitu banyaknya bahan alam yang dapat diolah menjadi produk-produk
yang bagus dan istimewa
d. Begitu banyaknya adat-istiadat dan budaya yang ada, merupakan sumber
inspirasi bagi perkembangan usaha kerajinan yang dapat menjadi sumber
perdagangan dan komoditi pariwisata jika dikelola dengan baik.

2.4 Penerapan E-Commerce pada Ekonomi Kerakyatan

Berbicara mengenai manusia Indonesia, dapat dikatakan bahwa


pengusaha kecil, menengah dan koperasi di indonesia merupakan sasaran
pokok yang harus dibina dan didorong agar memanfaatkan perdagangan
elektronik ini dengan melihat posisinya yang amat strategis, antara lain :
populasinya yang mencapai 2,1 juta unit usaha yang relatif tahan terhadap
resesi ekonomi dan memiliki daya saing untuk menghasilkan produk di
pasaran global.Kemajuan

Teknologi Informasi (TI) perlu dimanfaatkan para pelaku Usaha Kecil


dan Menengah (UKM) untuk mengembangkan bisnisnya melalui e-
Commerce, peluangnya terbuka lebar dan secara teknis mudah dijalankan,
Teddy Sukardi, Ketua Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII)
mengatakan dalam perbincangan dengan Business News.

Pemanfaatan teknologi informasi untuk perdagangan dan jasa atau yang


dikenal dengan E-Commerce bisa dilakukan baik untuk B2B (business to
business) misalnya antara pabrik dengan pemasok bahan baku atau antara
distributor dengan dealer; maupun untuk B2C (business to consumer) seperti
perusahaan transportasi dengan calon penumpang, antara rumah sakit dengan
pasien dan antara pedagang dengan pembeli. Selain itu ada jenis pemanfaatan
untuk E-Marketplace, pasar yang terbentuk dan secara maya mempertemukan
penjual dan penjual.
Dengan memanfaatkan E-Commerce dalam operasional bisnisnya, UKM
akan mendapatkan akses pasar yang lebih luas dan berpeluang menggaet
pelanggan baru. Di sisi lain, pelanggan akan lebih mudah mendapatkan
informasi yang diperlukan secara on-line. Berbagai penghematan dan efisiensi
akan dicapai seperti dalam hal biaya transportasi, komunikasi telepon atau fax,
pengiriman, dokumen, cetakan, waktu dan tenaga kerja

Kondisinya sekarang sangat mendukung, antara lain jumlah pemakai


internet di dunia yang diperkirakan lebih dari 1,3 miliar dan di Indonesia
diperkirakan lebih dari 25 juta orang pengguna internet. Jumlah tersebut
dipastikan bakal bertambah setiap harinya. Peluang pasarnya terbuka lebar
karena jumlah penduduk dan kebutuhan produk dan jasa relatif besar. Sumber
daya potensial juga tersedia, termasuk ketersediaan tenaga kerja trampil di
bidang IT. Satu hal yang tidak perlu diragukan, penerapan IT dalam bisnis
bukan hal yang baru karena telah diimplementasikan dengan berhasil oleh
pelaku bisnis besar maupun para pioneer.

Implementasinya banyak, bisa untuk pengembangan produk, promosi,


transaksi secara online, pengiriman dan untuk layanan purna jual.
Pelaksanaannya juga bisa bertahap, misalnya dengan menggunakan computer
dalam kegiatan kantor selanjutnya komputer tersebut terhubung dengan
internet dan menggunakan internet tersebut untuk mencari informasi maupun
email. Berikutnya, pelaku UKM bisa membangun website untuk mengenalkan
usaha dan produk barang atau jasanya. Pada akhirnya, menggunakan internet
untuk transaksi bisnis dengan pelanggan maupun mitra bisnisnya.

Mengembangkan E-Commerce sebenarnya tidak sulit, yaitu mulai dari


hal yang kecil dan mulai sekarang juga, antara lain dengan belajar memakai
computer dan internet, memiliki kartu alamat yang ada emailnya, dan
mempromosikan produk melalui web. kita senantiasa harus proaktif
memberdayakan kelompok usaha kecil menengah yang mempunyai
keterbatasan modal, sumber daya manusia dan keahlian sehingga mereka
dapat berperan dalam perdagangan global yang akan datang.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

E-commerce adalah pembelian dan penjualan informasi, produk dan


layanan melalui jaringan komputer dimana jaringan komputer yang
dimaksud adalah Internet.

Ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang berbasis pada


kekuatan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat adalah berbagai bentuk kegiatan
ekonomi maupun usaha yang dilakukan oleh rakyat secara swadaya terhadap
sumber daya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan serta dikuasainya.

Dengan memanfaatkan E-Commerce dalam operasional bisnisnya,


para pelaku ekonomi kerakyatan akan mendapatkan akses pasar yang lebih
luas dan berpeluang menggaet pelanggan baru. Di sisi lain, pelanggan akan
lebih mudah mendapatkan informasi yang diperlukan secara on-line. Dengan
segala kelebihannya tersebut diharapkan penerapan E-Commerce mampu
membawa perusahaan kecil menengah bersaing dalam pasar global.

3.2 Saran

 Hendaknya penerapan E-Commerce bagi usaha kecil menengah diberi


dukungan baik oleh pemerintah.
 Para pelaku ekonomi kerakyatan hendaknya memanfaatkan E-Commerce
sehingga mampu bersaing di Pasar Global nantinya
 Kami sebagai penyusun makalah berharap semoga apa yang kami susun
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

http://jurnalinspiration.wordpress.com/2012/02/03/e-commerce-sebagai-solusi-
pemasaran-bagi-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm/

http://eprints.undip.ac.id/17595/1/Vidi_Arini_Yulimar.pdf

http://citozcome.blogspot.com/2009/05/pemanfaatan-e-commerce-dalam-bisnis-
di.html
https://www.facebook.com/ProdukUkm/posts/574931572520372

http://www.pajak.go.id/content/e-commerce-tentukan-masa-depan-perdagangan-
indonesia?lang=en

Anda mungkin juga menyukai