Anda di halaman 1dari 9

TUGAS REVIEW JURNAL

NAMA : SALI

KELAS : EKONOMI 6A

SEMESTER : VI

JURUSAN : EKONOMI SYARI'AH

1. JUDUL JURNAL : MANAJEMEN RISIKO BERBASIS SPIRITUAL ISLAM

IDENTITAS JURNAL : (Nur Khustiyah Indrawati, Jurnal Ekonomi & Keuangan,


No. 110/DIKTI/Kep/200)

ISI SINGKAT JURNAL :


Framework manajemen risiko Islam pada
bisnis di Ponpes Sunan Drajat menyerupai framework manajemen risiko pendekatan tradisional
baik dalam perspektif
konvensional maupun Islam. Namun,
terdapat ciri khas mendudukkan niat
yang kuat sebagai esensi dari proses
manajemen risiko, sehingga mendasari
proses manajemen risiko secara keseluruhan dan ada kekuatan spiritual
berupa khusnuzhzhan kepada Allah SWT.
Nilai-nilai Islam yang membingkai bisnis
di Ponpes Sunan Drajat meliputi maslahah dan barokah sebagai fondasi dasar
(nilai Islam Dasar) dilaksanakannya aktivitas bisnis, yang diupayakan pencapaian
nya melalui nilai-nilai Islami, seperti
Akhlak Fathonah, Istiqomah, Amanah,
Tawakal, Shiddiq, ihsan, keadilan, ikhlas,
ukhuwah (persaudaraan) yang dikemas

tidak banyak memberi arti bagi kehidupan manusia tanpa disertai kebahagiaan batiniyah.

KOMENTAR TTG JURNAL :


Penelitian ini menemukan satu jenis
risiko, yaitu risiko spiritual. Jenis risiko
ini sebelumnya tidak menjadi elemen
risiko konvensional maupun Islam. Hal
ini dikarenakan tujuan perusahaan adalah untuk mencapai maslahah menuju
falah. Jenis risiko ini belum terungkap
apakah juga terjadi pada bisnis di ponpes
yang lain atau perusahaan-perusahaan
yang beroperasi berdasarkan syari’ah
dan nilai-nilai Islam. Dengan demikian,
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
terhadap risiko spiritual di lembagalembaga bisnis yang berlabel syari’ah.

2. JUDUL JURNAL : ANALISIS PENGENDALIAN RESIKO PADA USAHA KERIPIK


SINGKONG
IDENTITAS JURNAL : (Eka pariyanti, Jurnal Manajemen Magister, Vol. 03. No.01,
Januari 2017
ISI SINGKAT JURNAL :
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, dapat penulis simpulkan
bahwa
pengendalian resiko yang
dilakukan oleh pelaku usaha Keripik
Singkong XYZ adalah pengendalian fisik
(resiko dihilangkan, resiko diminimalisir)
yaitu meminimasi resiko dilakukan
dengan upaya-upaya untuk
meminimumkan kerugian.
1) Resiko pada input (singkong atau
bahan baku)
Resiko pada tahap input (bahan baku)
adalah bahan baku mudah busuk dan
harga bahan baku tidak menentu.
Pengendalian resiko bahan baku yang
mudah busuk dilakukan dengan
melakukan pemilihan singkong
(sortasi bahan baku), menjaga
kebersihan bahan baku dan hanya
melakukan produksi sesuai dengan
pesanan konsumen. Pada resiko harga
bahan baku yang tidak menentu,
pelaku usaha keripik singkong XYZ
tidak bisa mengendalikan resiko
tersebut, karena harga bahan baku
(singkong) sudah ditentukan oleh
pasar.
2) Resiko pada proses (pengolahan
bahan baku)
Resiko pada tahap proses
(pengolahan bahan baku) adalah
belum memiliki standarisasi produk.
Pengendalian resiko belum memiliki
standarisasi produk dilakukan dengan
menggunakan alat perajangan yang
bersih dan dapat bekerja dengan baik
serta melakukan pengecekan produk
secara visual.

Resiko pada output (produk keripik


singkong)
Resiko pada tahap output adalah
keripik mudah hancur, semakin
banyaknya pesaing dan produk
kadaluarsa di pasaran. Pengendalian
resiko keripik yang mudah hancur
dilakukan dengan menggunakan
bahan baku (singkong) yang bermutu
baik dan saat proses perajangan dan
penggorengan harus dilakukan
dengan baik. Pada resiko semakin
banyaknya pesaing, pengendalian
resiko dilakukan dengan menjaga dan
meningkatkan kualitas produk serta
membuat variasi rasa produk.
Sedangkan pada resiko produk
kadaluarsa di pasaran, pengendalian
resiko dengan cara melakukan sistem
produksi sekali habis dan melakukan
produksi sesuai dengan pesanan
konsumen
KOMENTAR TTG JURNAL :
1.Perusahaan sebaiknya memperhatikan
sarana produksi yang tepat jumlah,
mutu dan waktu sehingga resiko pada
produk keripik singkong tidak terlalu
besar.
2. Perusahaan hendaknya memberikan
pelatihan karyawan, khususnya pada
bagian produksi untuk mengurangi
resiko yang diakibatkan oleh sumber
daya manusia, seperti pada resiko
belum memiliki standarisasi produk
dan keripik yang mudah hancur.
3. Karena resiko yang paling banyak
terjadi adalah produk kadaluarsa di
pasaran, maka sebaiknya perusahaan
memberikan potongan harga satu
minggu sebelum produk keripik
singkong tersebut kadaluarsa
3. JUDUL JURNAL : ANALISIS MANAJEMEN RISIKO BISNIS

IDENTITAS JURNAL : Mudrika Berliana As Sajjad, Jurnal Akuntansi Universitas


Jember
Vol. 18 No. 1 (2020)

ISI SINGKAT JURNAL :


UMKM Cuanki Asoy merupakan salah satu UMKM yang bergerak di bidang
kuliner, khususnya kuliner khas Bandung. Didirikan pada 1 Mei 2018 di sebuah kompleks
peruamahan di Jember. Cuanki Asoy berdiri atas kelangkaan makanan khas Bandung di
jember. Menurut (Sudaryanto, 2011) UMKM merupkan salah satu sektor yang
mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia, oleh karena itu UMKM di
Indonesia perlu dalam mengantisipasi atau mengurangi kemungkinan
terjadinya risiko tersebut dengan cara melakukan analisis manajemen risiko.
Dalam menganalisis manajemen risiko, hal yang dilakukan oleh UMKM Cuanki
Asoy adalah melalui 3 cara yaitu mengidentifikasi risiko, menilai risiko, dan mengelola
risiko. Identifikasi risiko terbagi atas 4 risiko yaitu risiko keuangan, risiko produk, risiko
operasional, dan risiko pemasaran. Masing-masing risiko terbagi lagi menjadi beberapa
yaitu risiko usaha terhenti, harga yang semakin mahal, modal usaha digunakan untuk
kepentingan pribadi, kurangnya tenaga kerja, operasional tidak teratur, kehilangan
branding usaha, tempat yang jauh dari target pemasaran, pemasaran yang lambat, produk
tidak terkenal luas, produk kadaluarsa dan kemasan produk kurang menarik sehingga akan
kehilangan pelanggan.
Hasil dari penilaian risiko ditemukan bahwa risiko paling besar yang
terjadi pada UMKM Cuanki Cuanki Asoy terletak pada risiko produk. Selain
risiko produk, risiko keuangan juga patut untuk diwaspadai. Seperti halnya pada
UMKM lainnya yang masih berkutat dengan masalah permodalan. Untuk itu
dibutuhkan pengelolaan risiko pada risiko yang telah diidentifikasi dan nilai. Cara
yang dapat dilakukan oleh UMKM untuk mengelola risikonya terbagi atas
beberapa hal yaitu penghindaran, ditahan (retention), diversifikasi, atau ditransfer
ke pihak lainnya (Hanafi, 2014).
Pengelolaan risiko yang ditahan maksutnya adalah menghadapi risiko
tersebut. Risiko yang harus ditahan adalah harga yang semakin mahal, kurangnya
tenaga kerja, produk kadaluarsa, pemasaran lambat. Selain menghadapi risiko itu
sendiri, hal yang dapat dilakukan lainnya adal menghindari risiko yang harus
seperti usaha terhenti dan kehilangan branding perusahaan.
KOMENTAR TTG JURNAL :
Setelah di analisis risiko, perusahaan tersebut terapat banyak sekali kekurang dari segi
operasional, produk pemasaran lambat terkadang kadaluarsa, seharunya tim organisasi yang
sudah terstruktur terus mengawasi jalanya kegian operasional sehingga bisa lancar tersusun
dengan baik.. jika begitu tidakntersusun dengan baik akibatnya fatal bisa bangkrut dan
kehilangan cap branding perusahaan

4. JUDUL JURNAL : MANAJEMEN RISIKO PADA PERUSAHAAN JASA


PELAKSANA KONSTRUKSI DI PROPINSI PAPUA
(Study Kasus di Kabupaten Sarmi),

IDENTITAS JURNAL : Arif lokobat, Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.2,
September 2014 (109-118) ISSN: 2087-9334

ISI SINGKAT JURNAL


:
Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor risiko
dengan menggunakan Analisis Komponen
Utama (Principal Component Analysis) pada
Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi di
Propinsi Papua (Study Kasus di Kabupaten
Sarmi) diperoleh 8 (delapan) aspek risiko
untuk kemungkinan terjadinya kejadian.
Aspek-aspek risiko tersebut, yaitu; aspek
manajemen pengendalian dan produksi, aspek
manajemen sumber daya manusia dan sosial
budaya, aspek material dan peralatan, aspek
pendidikan dan keuangan, aspek perencanaan,
aspek cuaca dan pengawasan, aspek harga
dan anggaran biaya, dan aspek Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja (K3). Berdasarkan
konsekuensi diperoleh 8 (delapan) aspek
risiko, yaitu; aspek material, peralatan dan
waktu, aspek lokasi, sumber daya manusia
dan mutu, aspek sosial budaya, kesehatan dan
keselamatan kerja (K3), aspek pengawasan,
aspek anggaran biaya, aspek perencanaan,
aspek cuaca, dan aspek harga.
2. Setelah sumber risiko pada Perusahaan Jasa
Pelaksana Konstruksi di Propinsi Papua
(Study Kasus di
Kabupaten Sarmi)
didapatkan dan dilanjutkan dengan analisis
risiko menggunakan skala pengukuran
AS/NZS 4360:2004 untuk mendapatkan
klasifikasi tingkatan risiko (risk level).
Tingkatan risiko berdasarkan kejadian, yaitu;
High Risk, terdiri dari aspek harga dan
anggaran biaya. Significant Risk, yang terdiri
dari aspek material dan peralatan, aspek
pendidikan dan keuangan, aspek perencanaan,
aspek cuaca dan pengawasan. Medium Risk,
teridiri dari aspek manajemen pengendalian
dan produksi, aspek manajemen sumber daya
manusia dan sosial budaya, aspek Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja (K3). Tingkatan
risiko berdasarkan konsekuensi, yaitu; High
Risk, aspek pengawasan. Significant Risk,
aspek lokasi, sumber daya manusia dan mutu,
aspek sosial budaya dan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3), aspek perencanaan,
aspek cuaca, dan aspek harga. Medium Risk,
aspek material, peralatan dan waktu, aspek
anggaran biaya.
KOMENTAR TTG JURNAL :

Seharusnya kepada kontraktor yang bekerja di


Propinsi Papua, Kabupaten Sarmi untuk mampu
menganalisa setiap risk yang dapat terjadi dan
dapat menerapkan manajemen risiko pada
pekerjaan konstruksi yang dikerjakan. Dengan
demikian dapat menghindar dari terjadinya
keterlambatan pekerjaan, pembengkakkan biaya
(Cost Overrun), ketidakpuasan owner terhadap
hasil pekerjaan, dan lain-lain yang dapat menye

Menyebabkan besarnya risiko yang harus ditanggung

Oleh kontraktor.

1. JUDUL JURNAL : Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko terhadap


Kepuasan Kinerja Keuangan pada Bank
Pembangunan Daerah di Indonesia

IDENTITAS JURNAL : Nurul mahfuzah, JURNAL VISIONER & STRATEGIS


Volume 7, Nomor 1, Maret 2018
ISSN : 2338-2864
p. 41-50

ISI SINGKAT JURNAL :


Non Performing Loan (NPL) tidak berpengaruh
terhadap return on asset (ROA) pada Bank
Pembangunan Daerah di Indonesia, hal dikarenakan
bank yang memiliki kinerja yang baik tidak pernah
menganggap risiko kredit sebagai masalah di dalam
meningkatkan kinerja keuangannya. Net Interest
Margin (NIM) juga tidak berpengaruh berpengaruh
terhadap return on asset (ROA), ini berarti risiko
pasar tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja keuangan Bank Pembangunan
Daerah di Indonesia. Loan to Deposit Ratio (LDR)
berpengaruh negatif terhadap return on asset (ROA),
semakin tinggi nilai LDR maka semakin menurun
return on asset (ROA), serta Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) juga
berpengaruh negatif terhadap return on asset (ROA)
pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia.

KOMENTAR TTG JURNAL :


Seharusnya kepada pihak perbankan agar
memperhatikan faktor risiko dalam melakukan
operasional. Karena LDR dan BOPO mempunyai
pengaruh yang negatif terhadap profitabilitas
perbankan. Artinya semakin tinggi biaya operasional
dan semakin banyak pinjaman yang diberikan maka
akan mengurangi profitabilitas perbankan.

Anda mungkin juga menyukai