Anda di halaman 1dari 14

DAMPAK REVOLUSI 4.

0 TERHADAP BANK

MAKALAH E-COMMERCE AND E-BANKING


Dosen Pengampu : H. Sunardi Edirianto, MH. CACP

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah E-Commerce and E-Banking
Program Sudi Ekonomi Syariah

Oleh :

FAJAR SYAIFURACHMAN NIM : 2018.2.7.1.01027


HAFIID JANUAR NIM : 2018.2.7.1.01039
HIKMATULMUNAWAROH NIM : 2018.2.7.1.01044
KHOIRUL IMAN NIM : 2018.2.7.1.01062
TRIANA PUTRI NIM : 2018.2.7.1.01188
VENNY AGUSTIN NIM : 2018.2.7.1.01196

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Dampak Revolusi 4.0 Terhadap Bank” dengan baik tanpa ada halangan yang
berarti.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak
yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami selaku penyusun menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ---------------------------------------------------------------------------------------- i

Daftar Isi ----------------------------------------------------------------------------------------------- ii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------ 1


B. Rumusan Masalah --------------------------------------------------------------------------- 1
C. Tujuan ----------------------------------------------------------------------------------------- 1

BAB II Pembahasan

A. Sejarah Revolusi 4.0 ------------------------------------------------------------------------ 2


B. Revolusi Industri 4.0 di Sektor Perbankan ---------------------------------------------- 3
C. Cara Perbankan dalam Menghadapi Revolusi 4.0 ------------------------------------- 5

BAB III Penutup


Kesimpulan -------------------------------------------------------------------------------------------- 8

Daftar Pustaka ---------------------------------------------------------------------------------------- 9

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Revolusi industri 4.0 yaitu era yang ditandai dengan adanya konektivitas
manusia, data, dan mesin dalam bentuk virtual atau dikenal dengan cyber physical yang
semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan
revolusi industri membawa perubahan yang sangat cepat. Pada era ini ada pergeseran
trend inovasi ke arah teknologi digital. Kehadiran revolusi industri 4.0 akan
mengancam lini usaha yang ada, karena profesi dan lapangan kerja digantikan oleh
sistem otomatis dan robot maupun teknologi digital. Penggunaan tenaga robot
berdampak pada biaya yang lebih murah, efektif dan efisien. Salah satu bidang yang
menuju pergeseran era industri 4.0 terjadi pada bidang perbankan dan keuangan. Era
digital banking 4.0 atau kemajuan teknologi di industri perbankan dan keuangan
menjadi peluang bagi perbankan di Indonesia untuk lebih berinovasi memberi layanan
kepada nasabah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah revolusi industri 4.0?
2. Bagaimana sejarah revolusi industri 4.0 pada sektor perbankan?
3. Bagaimana cara perbankan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah revolusi industri 4.0.
2. Mengetahui sejarah revolusi industri 4.0 pada sektor perbankan.
3. Mengetahui bagiamana cara perbankan dalam menghadapi era revolusi industri
4.0.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Revolusi 4.0
Pengembangan pasar, internasionalisasi, dan daya saing berkembang telah
menyebabkan munculnya Revolusi Industri Keempat yang disebut dan pengembangan
paralel dari kedua konsep Industri 4.0 dan domainnya studi. Industri 4.0 berikut tiga
sebelumnya transformasi teknologi: tenaga uap, yang merupakan kekuatan transformatif
dari abad kesembilan belas yaitu listrik, yang mengubah sebagian besar abad kedua
puluh, dan era awal komputer di tahun 1970-an. Industri 4.0 adalah langkah berikutnya
dalam proses panjang pembangunan, revolusi berdasarkan penggunaan sistem cyber fisik
(Grieco et al. 2017). Bahkan, konsekuensi dari pengembangan Internet of Things dan Big
Data konsepsi Perindustrian 4.0 sebagai konsekuensi dari pembangunan berkelanjutan
mereka (Witkowski 2017). Peluang untuk pengembangan lebih lanjut dan arah dan visi
yang terkait dengan Industri 4.0 diperkenalkan (Pfeiffer 2017). Ide-ide utama Industri 4.0
awalnya diterbitkan oleh Kagermann berdasarkan cyber fisik sistem-enabled manufaktur
dan inovasi layanan selama acara Hannover Fair pada tahun 2011 yang dihasilkan dari
inisiatif mengenai strategi teknologi tinggi untuk tahun 2020 (Lee et al. 2014; Komisi
Eropa2018; Zhou et al. 2015).
Industri 4.0 memberikan paradigma baru bagi manajemen industri usaha kecil
danmenengah (UKM). Didukung oleh meningkatnya jumlah teknologi baru, konsep ini
muncul lebih fleksibel dan lebih murah daripada sistem informasi perusahaan tradisional,
seperti ERP dan MES. Namun, UKM menemukan diri mereka tidak siap untuk
memenuhi peluang baru mengenai perencanaan produksi dan fungsi kontrol (Moeuf et al.
2018).
Revolusi industri 4.0 diproyeksikan mempengaruhi perilaku personal secara
mendalam yang dimulai pada akhir abad ke-18. Dimana terjadinya peralihan dalam
penggunaan tenaga hewan dan manusia, yang kemudian digantikan oleh penggunaan
mesin yang berbasis manufaktur.
Revolusi industri 4.0 yaitu era yang ditandai dengan adanya konektivitas manusia,
data, dan mesin dalam bentuk virtual atau dikenal dengan cyber physical yang semakin
konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi. Penggunaan tenaga robot

2
berdampak pada biaya yang lebih murah, efektif dan efisien. Salah satu bidang yang
menuju pergeseran era industri 4.0 terjadi pada bidang perbankan dan keuangan.
Perkembangan revolusi industri membawa perubahan yang sangat cepat. Pada era
ini ada pergeseran trend inovasi ke arah teknologi digital. Kehadiran revolusi industri 4.0
akan mengancam lini usaha yang ada, karena profesi dan lapangan kerja digantikan oleh
sistem otomatis dan robot maupun teknologi digital.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peluang strategis, operasional, serta
lingkungan dansosial adalah driver positif Perindustrian 4.0 pelaksanaan, sedangkan
tantangan mengenai dayasaing, kelangsungan hidup masa depan, serta organisasi dan
produksi fit menghambat kemajuannya. Selain itu, terlihat bahwa persepsi Industri
peluang 4.0 terkait dan tantangan, yang merupakan langkah pertama menuju Industri 4.0
implementasi, tergantung untuk sebagian besar pada karakteristik perusahaan yang
berbeda (Müller et al. 2018).

B. Revolusi Industri 4.0 disektor perbankan


Dengan meningkatnya ekspektasi pelanggan, sektor perbankan berfokus pada
mengadaptasi solusi teknologi baru untuk mengotomatisasi proses untuk menawarkan
layanan pelanggan yang lebih baik. Oleh karena itu konsep perbankan digital muncul.
Menurut Hyman (Fintech Focus), inovasi mengarah ke kepuasan pelanggan lebih mudah
melalui Konsep Baru sepenuhnya digital dan digitalisasi operasi dan proses perbankan,
dan perbaikan infrastruktur inti. perbankan digital memungkinkan konsep personalisasi,
aksesibilitas dan konsistensi diperangkat, yang terhubung keperistiwa kehidupan
pelanggan, dan memungkinkan pengambilan keputusan fasilitas data-driven cerdas. Oleh
karena itu menawarkan aplikasi ekonomi perilaku,analisis prediktif.
Wilkesmann dan Wilkesmann (2017) mengatakan bahwa ketersediaan informasi real
time menetapkan ruang bawah tanah untuk penciptaan nilai, dengan jaringan semua
entitas terkait kesatu platform dengan aliran nilai optimal setiap saat. Hubungan antara
orang, benda, real-time dan sistem mengatur dirinya sendiri dipengaruhi oleh fakta biaya,
ketersediaan dan konsumsi sumber daya. Oleh karena itu penggunaan komputasi awan
dan cyber sistem fisik adalah penting dalam industri perbankan untuk menawarkan
layanan pelanggan yang lebih baik. Sebagai Wonglimpiyarat (2017) menyebutkan, ada
beberapa inovasi baru dalam lanskap perbankan seperti transfer dana elektronik pada
titik-of-sale (EFTPOS), otomatis teller ATM, internet banking, seluruh dunia

3
telekomunikasi antar bank keuangan, transfer dana elektronik internasional, Electronic
Data Interchange (EDI), mobile banking.
Era digital banking 4.0 atau kemajuan teknologi di industri perbankan dan keuangan
menjadi peluang bagi perbankan di Indonesia untuk lebih berinovasi memberi layanan
kepada nasabah. Inovasi itu dibutuhkan unutk menyikapi persaingan seiring pesatnya
pertumbuhan teknologi keuangan atau fintech. Perkembangan digital akan menyebabkan
disruption bagi perbankan jika tidak disikapi dengan baik sebab perilaku konsumen
berubah.
Saat ini berkembang dengan pesat beragam bentuk layanan keuangan dari berbagai
perusahaan startup nonbank dalam bentuk digital yang dengan mudah diakses serta
digunakan dimanapun dan kapan pun juga. Dunia digital sudah memasuki industri
keuangan seperti e-commerce yang semakin meningkat transaksinya dari hari ke hari.
Masyarakat di era digital ini menginginkan dan menyukai kemudahan. Mereka dengan
terbuka akan menerima segala keterbukaan dan kemajuan teknologi.
Di industri keuangan sendiri sudah ada berbagai uang elektronik yang dimaksudkan
untuk mempermudah berbagai kegiatan manusia sehari hari. Dimana para ahli bisnis
akan digantikan dengan penemuan baru seperti penemuan e-commerce baru yang akan
menggantikan kerja/fungsi dari mereka sendiri.
Contoh dari e-commerce yaitu DANA. Sebagai dompet digital, Dana bertujuan
membantu perekonomian digital Indonesia, dengan menghadirkan kemudahan dalam
bertransaksi atau melakukan pembayaran baik secara langsung maupun online. Dompet
digital DANA dirancang untuk memiliki kapabilitas yang dapat dimanfaatkan untuk
memberdayakan ekosistem ekonomi digital dan digunakan oleh berbagai kalangan tanpa
memandang kelas sosial, ekonomi, dan usia.
Adapun dampak positif masuknya era industri 4.0 pada bidang perbankan dan
keuangan yaitu pada tingkat inklusi teknologi digital. Sehingga kreativitas, inovasi,
efisiensi, dan produktivitas dapat dimanfaatkan secara optimal, dan dapat terselenggara
denga tingkat keamanan tinggi. Dampak positif lainnya yaitu kemudahan dalam transaksi
menjadi kelebihan utama dompet digital. Dengan menggunakan dompet digital, kita
tidak perlu lagi membawa dompet tebal penuh uang tunai, kartu debit/kredit, atau
mengantre untuk melakukan tarik tunai di ATM maupun di bank. Selain itu, dompet
digital juga lebih aman dan mudah dibawa saat bepergian.Dalam keadaan darurat,
menggunakan dompet digital dapat memudahkan kita.

4
C. Cara Perbankan dalam Menghadapi Revolusi 4.0
Perkembangan teknologi yang semakin pesat mengarahkan perbankan untuk lebih
meningkatkan layanan dengan membentuk perbankan digital. Hal ini bertujuan agar bank
dapat memaksimalkan pelayanannya kepada nasabah dan meningkatkan mutu
opersionalnya. Sehingga diharapkan bagi bank dapat mengembangkan perbankan
digitalnya sendiri. Perbankan digital ini dirancang agar nasabah dapat melaksanakan
transaksinya secara mandiri, seperti: pembukaan rekening, memperoleh informasi,
transaksi, penutupan rekening dan kebutuhan lainnya dari nasabah. Keuntungan yang
bisa diambil perbankan untuk memajukan perbankan digital ialah memanfaatkan
penetrasi telepon seluler (ponsel) yang sudah demikian besar. Sampai dengan saat ini,
pengguna ponsel di Tanah Air sudah mencapai 95% dari total penduduk Indonesia,
sedangkan yang dapat mengakses fasilitas perbankan hanya berada di angka 20%.
Pengembangan layanan perbankan digital (digital banking) mulai dilaksanakan oleh
perbankan di Indonesia. Pengembangannya bermula dari layanan perbankan tanpa kantor
cabang (branchless banking) dan Layanan Keuangan Digital (LKD). Pengembangan
teknologi ini juga terkait erat dengan program yang dicanangkan pemerintah, yakni
keuangan inklusif. Perbankan digital memungkinkan bagi bank untuk mengembangkan
layanan kepada nasabah, memberikan alternatif kepada bank untuk memberikan
informasi langsung pada nasabah dan mengurangi interaksi langsung di kantor cabang.
Saat ini nasabah mengharapkan tingkat interaksi yang sama melalui perbankan digital
dan media sosial. pelaku industri perbankan dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat akan proses layanan yang cepat. Ditambah lagi, ketersediaan alat komunikasi
yang canggih kian mendorong evolusi layanan tersebut sehingga masyarakat bisa
mengakses layanan perbankan dimanapun dan kapanpun. Sejatinya, hal ini pun telah
dikembangkan perbankan melalui layanan internet banking dan mobile banking (m-
banking).
Perbankan digital merupakan orientasi dari pelayanan, hal ini membuat teori
pemasaran jasa merupakan sesuatu yang penting dalam konseptualisasinya keuangan
bank seperti Return on Asset (ROA), atau Investment (ROI). Secar metodologis, tidak
semua pengukuran kinerja keuangan sepadan disemua bank ketika mereka tidak
dinyatakan dalam persentase. Oleh karena itu, penelitian ini melihat dari ukuran
persentase yaitu, ROE, NIM dan Cost-to-income ratio.
Sejalan dengan perkembangan teknologi disektor perbankan, pelayanan perbankan
dalam menjalankan fungsinya selama 24 jam merupakan sesuatu yang sangat penting,
5
salah satunya layanan ATM. Layanan ini menjadi hal yang penting bagi sebagian orang
terutama bagi mahasiswa yang menghabiskan sebagian besar kesehariannya
menggunakan layanan tersebut. Selain itu, karena cabang bank terletak jauh dari kampus,
bisa sulit bagi siswa untuk bolak-balik ke cabang bank, harus mereka mengalami
kesulitan dengan transaksi perbankan. Dalam hal ini penting bagi mereka untuk dapat
mendapatkan informasi atau berkonsultasi melalui media telepon atau email secepat
mungkin. Hal ini membuktikan peran kualitas pelayanan dalam bank tersebut agar
masyarakat merasakan kepuasan dalam pelayanan bank.
Sekitar tahun 1980-an, bank mulai menggunakan sistem pencatatan data yang bisa
diakses dengan computer. Dan inilah yang sebenarnya menjadi embrio berkembangnya
fintech yang mulai muncul didalam back office layanan perbankan serta fasilitas
permodalan lainnya.
Pada tahun 1998 perbankan mulai mengenalkan layanan online banking untuk para
nasabahnya. Fintech pun menjadi semakin mudah digunakan masyarakat luas Cikal
bakal revolusi digital dimulai dengan ditemukannya komputer, yang beberapa tahun
kemudian yakni sekitar tahun 1992, hampir disetiap negara memiliki akses
jaringan/internet untuk memudahkan segala aktivitas, baik sosial maupun bisnis dan
lainnya. Dan loncat ke tahun 2000-an muncullah situs jejaring sosial atau sosial media.
Hingga tak salah, ada yang menyebut generasi sekarang atau generasi millenial adalah
generasi amnesia. Kenapa dikatakan amnesia, karena hampir disetiap kegiatan, selalu
ditemani oleh smartphone. Berjalan sambil melihat smartphone, makan dengan
smartphone, bahkan ke kamar mandi pun ditemani oleh smarphone. Hingga saat
bercengkrama dengan teman maupun keluarga pun sambil melihat smartphone, sehingga
takayal, tidak saling bertegur sapa ataupun berbincang hangat dengan kolega, seperti
zaman dahulu. Bersandar pada publikasi yang disampaikan oleh www.wearesocial.com
yang menyampaikan data bahwa:
1. Lebih dari setengah populasi dunia menggunakan smartphone
2. Hampir 2/3 dari populasi dunia memiliki mobile phone/handphone
3. Lebih dari setengah lalu lintas data digital/ internet, diakses dengan mobile phone
dan smartphone
4. Lebih dari 1/5 dari populasi dunia berbelanja dengan online shoppping
Layanan keuangan berbasis teknologi digital saat ini berkembang pesat sejalan
dengankemajuan teknologi digital. Bank pun mulai beralih dari mengandalkan kantor
dan layanan konvensional ke layanan aplikasi digital. Ini merupakan sebuah transformasi
6
atau perubahan yang tidak dapat dielakkan di era sekarang. Perbankan perlu aware atau
memberikan perhatian terhadap perkembangan teknologi digital tersebut, jika tidak ingin
ditinggalkan nasabah-nasabahnya yang beralih kepada lembaga keuangan yang
memanjakan keinginan nasabah. Contoh layanan perbankan yang melakukan
transformasi adalah dengan apa yang dilakukan oleh Bank BTPN melalui produknya
yang dinamakan “BTPN Jenius” dan “BTPN Wow”. Dan saat ini sudah diikuti oleh
beberapa Bank lainnya, seperti BCA, BNI, dan lain-lain. PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk (BTPN) terus melakukan inovasi dalam produk dan layanan agar relevan
dengan masyarakat penggunanya. Terutama dalam inovasi dan pengembangan produk
dan layanan digital. Sepanjang sembilan bulan pertama 2017, perseroan telah
menanamkan investasi Rp 624 miliar atau meningkat 77 perseroan dibandingkan nilai
investasi diperiode sama tahun sebelumnya. Saat ini BTPN memiliki dua platform digital
banking untuk melayani dua segmen yang berbeda. Pertama BTPN Wow yang
diperuntukkan bagi kelompok masyarakat menengah ke bawah dan kedua platform
Jenius untuk segmen consuming-class.
Hal yang harus kita persiapkan dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dengan
meningkatkan kompetensi di bidang teknologi digital, kemampuan beradaptasi,
keterampilan berpikir kritis dan kemampuan berinovasi. Khususnya pada bidang
perbankan dan keuangan pihak bank harus pintar memposisikan dirinya di era revolusi
industri 4.0 ini.
Bank harus sudah mulai memikirkan bagaimana caranya mendesain suatu aplikasi
untuk memenuhi kebutuhan nasabah dengan pola pikir start up. Di sisi lain juga untuk
bidang perbankan dan keuangan nasional diminta untuk mengantisipasi adanya
perubahan digitalisasi terutama menyambut revolusi 4.0 yang telah berkembang saat ini.
Seperti bermunculnya e-commerce digital baru tadi yang mana sudah hampir
menggantikan fungsi dari perbankan itu sendiri. Untuk mengantisipasi hal tersebut
sehingga industri keuangan juga harus bersiap diri menyongsong revolusi industri 4.0.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Revolusi industri 4.0 yang berkembang pada saat ini telah membawa dampak
terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk di dunia perbankan. Revolusi industri 4.0
memaksa perbankan untuk melakukan perubahan perubahan unuk meningkatkan kualitas
dari perusahaan demi keberlangsungan hidup perusahaan. Perbankan juga melakukan
inovasi yang mempermudah masyarakat dalam bertransaksi dengan sistem digitalisasi
dengan program-program yang tidak lagi memperluas birokrasi dari proses transaksi
namun mengusahakan bagaimana semua sistem terintegrasi dengan ringkas.

8
Daftar Pustaka

Petra Maresova, Ivan Soukal, Martina Hedvicakova dkk. Agustus 2018. Consequences of
Industry4.0 in Business and Economics

Michela Piccarozzi , Barbara Aquilani 1 and Corrado Gatti. Oktober 2018. Industry 4.0 in
Management Studies: A Systematic Literature Review

http://marketeers.com/masa-depan-perbankan-ada-di-digital-banking/. (Diakses tanggal 19 November


2021, pukul 11.32 WIB)

Anda mungkin juga menyukai