BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Sebagai institusi pelayanan kesehatan tingkat rujukan rumah sakit
mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Kegiatan upaya kesehatan dirumah sakit berupa pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
dilakukan terhadap penyakit menular maupun tidak menular yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan(1).
Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu departemen/unit atau bagian
disuatu rumah sakit dibawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh
beberapa apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, tempat atau
fasilitas penyelenggara yang bertanggungjawab atas seluruh pekerjaan dan
pelayanan kefarmasian yang terdiri atas pelayanan paripurna, mencakup
perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan
kesehatan/sediaan farmasi, dispensing obat berdasarkan resep bagi
penderita rawat inap dan rawat jalan, pengendalian mutu, pengendalian
distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit,
pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis, mencakup pelayanan
langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang merupakan program
rumah sakit secara keseluruhan(2).
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
2
D . Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman,
dan pengetahuan peneliti mengenai kepuasan pasien terhadap mutu
pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.
2. Bagi Akademik
Penelitian diharapkan dapat menambah pustaka dan informasi bagi
mahasiswa Universitas Tulang Bawang Jurusan Farmasi.
3. Bagi Instansi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif
bagi Rumah Sakit Advent Bandar Lampung Untuk meningkatkan
kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kefarmasian agar dapat
memberikan pelayanan yang optimal pada pasien.
E. Hipotesis
Ketidaksesuaian antara pelayanan yang diterima dengan pelayanan
yang diharapkan pasien.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Berdasarkan PERMENKES No. 56 Tahun 2016 Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit
merupakan salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan
upaya kesehatan(8).
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat(8).
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit
merupakan bagian intergral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan
dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif)
kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi
tenaga kesehatan dan pusat penelitian medis (8).
Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, fungsi rumah sakit yaitu(3):
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
6
yang dimaksud adalah obat, bahan obat, gas medis dan alat
kesehatan, mulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang
diperlukan bagi kegiatan pelayanan rawat jalan dan rawat inap. IFRS
berperan sangat sentral terhadap pelayanan di rumah sakit terutama
pengelolaan dan pengendalian sediaan farmasi dan pengelolaan
perbekalan kesehatan(10).
b. Tanggung Jawab
Mengembangkan pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi
dengan baik dan tepat untuk memenuhi kebutuhan unit pelayanan
yang bersifat diagnosis dan terapi untuk kepentingan pasien yang
lebih baik(10).
c. Fungsi
IFRS berfungsi sebagai unit pelayanan dan unit produksi. Unit
pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan yang bersifat manajemen
(nonklinik) merupakan pelayanan yang tidak bersentuhan langsung
dengan pasien dan tenaga kesehatan lain. Pelayanan IFRS yang
menyediakan unsur logistik atau perbekalan kesehatan dan aspek
administrasi. IFRS yang berfungsi sebagai pelayanan nonmanajemen
(klinik) pelayanan yang bersentuhan langsung dengan pasien atau
kesehatan lainnya (10).
d. Ruang lingkup
Ruang lingkup IFRS yaitu memberikan pelayanan farmasi
berupa pelayanan nonklinik dan klinik. Pelayanan nonklinik
biasanya tidak secara langsung dilakukan sebagai bagian terpadu,
pelayanan ini sifatnya administrasi atau manajerial seperti
pengelolaan sediaan farmasi dan pengelolaan perbekalan kesehatan
dan interaksi profesional dengan tenaga kesehatan lainnya.
Pelayanan klinik mencakup fungsi IFRS yang dilakukan dalam
program rumah sakit yaitu pelayanan obat di apotik/depo,
8
c. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk
merealisasikan perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang
efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu
yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai dengan
mutu.
d. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin
kesesuaian, jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu
penyerahan, dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua
dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan
baik.
e. Penyimpanan
Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan
pemnyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian.
Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan
kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas
dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan
penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai.
f. Pendistribusian
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
rangka menyalurkan/menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dari tempat
penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan
tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan
ketepatan waktu.
g. Pemusnahan dan penarikan
10
2) Duplikasi pengobatan.
3) Alergi dan Reaksi Obat Tidak Dikehendaki (ROTD).
4) Kontraindikasi.
5) Interaksi obat.
Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan,
ketersediaan, penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai. Termasuk
peracikan obat, dan pemeriksaan, penyerahan pemberian
informasi.
b. Penelusuran Riwayat penggunaan obat
Penelusuran Riwayat penggunaan obat menggunakan
proses untuk mendapatkan informasi mengenai seluruh
obat/sediaan farmasi lain yang pernah dan sedang
digunakan, Riwayat pengobatan dapat diperoleh dari
wawancara atau data rekam medik/pencatatan penggunaan
obat pasien.
c. Rekonsiliasi obat
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan
instruksi pengobatan dengan obat yang telah didapat pasien.
Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya
kesalahan obat (medication error) seperti obat tidak
diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi obat.
Tahapan proses rekonsiliasi obat meliputi pengumpulan
data, komparasi, melakukan konfirmasi kepada dokter jika
menemukan ketidaksesuaian dokumentasi, dan komunikasi.
d. Pelayanan informasi obat
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan
penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat
yang independent, akurat, tidak biasa, terkini dan
komperhensif yang dilakukam oleh Apoteker kepada
dokter, Apoteker, Perawat, profesi Kesehatan lainnya serta
pasien dan pihak lain diluar rumah sakit.
12
2. Ghost Shopping
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan
pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang ghostshopper
untuk berperan sebagai pelanggan potensial jasa perusahaan dan pesaing.
Mereka lantas melaporkan berbagai temuan penting berdasarkan
pengalamannya mengenai kekuatan dan kelemahan jasa perusahaan
dibandingkan para pesaing. Selain itu, para ghostshoppers juga dapat
mengobservasi cara perusahaan dan pesaingnya melayani pelanggan.
Ada baiknya para manajer perusahaan terjun langsung sebagai
ghostshoppers untuk mengetahui secara langsung bagaimana
karyawannya berinteraksi dan memperlakukan para pelanggan.
3. Lost Customer Analysis
Metode ini dilakukan dengan cara menghubungi para pelanggan yang
telah berhenti membeli atau yang telah beralih ke pemasok lain agar
dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil
kebijakan perbaikan atau penyempurnaan untuk langkah selanjutnya.
4. Survei Kepuasan Pelanggan
Umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan pelanggan
menggunakan metode survei, baik via pos, e-mail, maupun wawancara
langsung. Melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan
umpan balik langsung dari pelanggan dan juga memberikan sinyal positif
bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap mereka.
Untuk mengukur kepuasan pelanggan, dapat diukur dengan
menggunakan 5 (lima) dimensi SERVQUAL(17):
1. Keandalan (reliability)
Kemampuan pihak penyedia jasa dalam memberikan jasa atau
pelayanan secara tepat dan akurat sehingga konsumen dapat
mempercayai dan mengandalkannya.
2. Ketanggapan (responsiveness)
Kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan
pelayanan dengan cepat dari kesigapan tenaga kerja.
16
3. Keyakinan (assurance)
Pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan
mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau
assurance.
4. Empati (empathy)
Kesediaan untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi
pelanggan.
5. Berwujud (tangible)
Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel atau sumber daya
manusia (SDM), dan media komunikasi.
D. Kuisioner SERVQUAL
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan
sejumlah pertanyaan yang telah tersusun secara sistematis yang diberikan
kepada responden(18).
SERVQUAL adalah suatu kuesioner yang sering digunakan untuk
mengukur kualitas jasa yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan
Berry pada tahun 1980-an. Dengan menggunakan kuesioner ini, kita bisa
mengetahui seberapa besar dari celah (gap) yang ada diantara ekspektasi atau
keinginan pelanggan dan persepsi pelanggan terhadap suatu perusahaan.
Skala SERVQUAL meliputi 5 (lima) dimensi kualitas yaitu kehandalan
(reliability), ketanggapan (responsiveness), keyakinan (assurance), empati
(empathy), dan berwujud (tangible) (19).
E. Penggolongan Usia
Usia adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, dikatakan masa
awal dewasa adalah usian 18-40 tahun, dewasa madya yaitu 41-60 tahun,.
Usia merupakan lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan.
Umur manusia dapat dibagi menjadi beberapa rentang atau kelompok diman
masing-masing kelompok menggambarkan tahap pertumbuhan manusia
tersebut, jenis perhitungan usia yang terdiri dari (20):
a. Usia kronologis adlah usia yang dihitung dari saat kelahiran seseorang
17
F. Rancangan Penelitian
1. Prinsip Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif non eksperimental
dengan pendekatan Cross Sectional. Peneliti dalam penelitian ini tidak
melakukan intervensi atau perlakuan terhadap subjek penelitian tetapi
hanya meberikan kuesioner. Rancangan penelitian ini digunakan untuk
menggambarkan tingkat kepuasan pasien sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya guna memperoleh perbaikan mutu pelayanan dan kepuasan
pasien rawat jalan di instalasi farmasi RS Advent Bandar Lampung.
2. Kerangka Teori
Pasien rawat jalan yang datang untuk berobat ke RS Advent bandar
lampung baik pasien asuransi, jkn, BPJS, ataupun pasien pribadi,
mengharapkan pelayanan yang terbaik khususnya pelayanan kefarmasian
di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Advent contohnya
Pelayanan Informasi Obat (PIO). berikut adalah kerangka teori kepuasan
pasien terhadap pelayanan kefarmasian.
1. Bukti fisik
(tangible)
Tingkat kepuasan
2. Kehandalan
pasien
(reliability)
3. Daya tangkap
(responsiveness)
4. Jaminan (assurance) Sangat Tidak Puas
5. Empati (emphaty) Tidak Puas
Puas
Sangat Puas
- Usia
Karakteristik
Pasien - Jenis kelamin
- Pekerjaan
- Penghasilan
- Jarak Rumah-RS
19
Kinerja
Dimensi
Tingkat
SERVQUAL Kepuasan
Harapan
- Keandalan (realibility)
- Ketanggapan (responsiveness)
- Keyakinan (assurance)
- Empati (empathy)
- Berwujud (tangible)
4. Definisi Operasional:
Tabel 2.2 Definisi operasional.
No. Variabel Definisi Cara Alat Ukur Hasil ukur Skala
Ukur
1. Pelayanan Pelayanan Kuesioner -Keandalan -Sangat Tidak Nominal
Kefarmasian Kefarmasian (reliability) Memuaskan /
adalah suatu - Sangat Tidak
pelayanan Ketanggapan Penting = 1
langsung dan (responsiven -Tidak
bertanggung ess) Memuaskan /
jawab kepada -Keyakinan Tidak Penting =
pasien yang (assurance) 2
berkaitan -Empati -Memuas kan
dengan (empathy) / Penting = 3
sediaan -Berwujud
Farmasi (tangible).
dengan -Sangat
maksud Memuaskan /
mencapai Sangat Penting =
hasil yang 4
20
pasti untuk
meningkatkan
mutu
kehidupan
pasien
2. Kepuasan Kepuasan Tabulasi Microsoft Tingkat Nominal
Excel
pasien pasien adalah data & & SPSS Kepuasan
Perasaan Kartesius
pasien yang
Timbul
sebagai akibat
dari kinerja
Layanan
Kesehatan
Yang
Diperolehnya
Setelah
Dibandingkan
dengan apa
Yang
Diharapkan
pegawai/ karyawan
swasta,
buruh/petani,
lainnya.
Penghasilan: belum
berpenghasilan,
500.000-1.000.000,
1.000.000-
2.500.000,
2.500.000-
5.000.000,
>5.000.000, lainnya
Jarak rumah sakit:
< 1km, 1-2km,2-
3km, 3-4km, 4-
5km, >5km.
n=
N
1+N(d)2
Keterangan:
n = Sampel
N = Besar Populasi
d = Presisi (0,1)
6. Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel(23).
Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1. Pasien yang berobat dan mendapatkan pelayanan kefarmasian di
Instalasi Farmasi rawat jalan Rumah Sakit Advent Bandar
Lampung.
2. Tidak cacat mental dan fisik.
3. Tidak buta huruf.
4. Pasien dengan usia dewasa (26-45 tahun)
5. Pasien mengisi kuisioner lengkap.
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat
diambil sebagai sampel(23). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini
adalah:
1. Pasien yang tidak mendapatkan pelayanan kefarmasian di Instalasi
Farmasi rawat jalan Rumah Sakit Advent Bandar Lampung.
2. Pasien mengisi kuisioner tidak lengkap.
3. Keluarga pasien yang mengambil obat.
23
A. Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas (independen)
Variabel bebas (independen) dari penelitian ini adalah pelayanan farmasi
yang meliputi 5 dimensi yaitu keandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), kepastian (assurance), empati (empathy), dan berwujud
(tangibles).
2. Variable terikat (dependen)
Variabel terikat (dependen) dari penelitian ini adalah tingkat kepuasan
pasien rawat jalan di instalasi farmasi Rumah Sakit Advent Bandar Lampung.
B. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
yang diberikan kepada tiap responden mempunyai dua bagian dengan bagian
pertama memuat pertanyaan yang terkait dengan demografi responden dan bagian
kedua kuesioner memuat data skor harapan kinerja yang dinilai responden pada
masing masing dimensi SERVQUAL yaitu kehandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), kepastian (assurance), empati (empathy), dan berwujud
(tangibles).
C. Uji Validitas dan Realibilitas
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid
apabila pernyataan pada suatu kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk mengetahui apakah
kuesioner yang disusun tersebut mampu mengukur apa yang akan diukur,
maka perlu diuji dengan uji kolerasi antara skor (nilai) tiap-tiap item
(pernyataan) dengan skor total kuesioner tersebut(23).
25
E. Skema Penelitian
Pembuatan
proposal
perizinan
Tahap persiapan
Pembuatan
kuisioner
Penyusunan
jadwal kegiatan
Penyebaran
kuisioner
Tahap pelaksanaan
Pengumpulan data
dan analisis data
Laporan hasil
akhir
Memuaskan / Penting 3
3. Tingkat kesesuaian
Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan nilai kinerja dengan nilai
tingkat harapan. Tingkat kesesuaian ada 3 kriteria yaitu puas dengan nilai
tingkat kesesuaian kinerja dengan harapan >75%, cukup puas 56 - 75%
dan kurang puas dengan nilai <56% yang digambarkan secara matematis
dengan persamaan berikut(16)(19):
Keterangan:
TKI = Tingkat kesesuaian responden
XI = Total kinerja/pelaksana (kepuasan)
YI = Tingkat harapan ( kepentingan)
Kuadran A Kuadran B
Kuadran C Kuadran D
X (Kinerja)
Gambar 3.2 Diagram kartesius
dan pasien sudah merasa puas. Diharapkan jika aspek yang sudah masuk
dalam kuadran ini, rumah sakit dapat mempertahankan kinerja pelayanan.
c. Kuadran C
Pada kuadran ini terdapat faktor-faktor yang dianggap mempunyai tingkat
kinerja lebih rendah dibanding tingkat harapan pasien sehingga pihak rumah
sakit perlu meningkatkan kinerja dari pelayanan demi tercapainya kepuasan
pasien.
d. Kuadran D
Pada kuadran ini terdapat faktor-faktor yang tidak terlalu penting dan
tidak diharapkan oleh pelanggan atau pasien sehingga perusahaan atau
rumah sakit lebih baik memprioritaskan faktor yang memiliki prioritas
tinggi. Namun untuk butir pertanyaan yang dianggap tidak penting oleh
pasien, tetapi menurut petugas farmasi informasi tersebut harus diberikan
maka tetap harus tetap diberikan guna tercapainya efek terapi yang tepat
kepada pasien.
31
BAB IV
dan mandiri,” begitu pula dengan visi Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung
yaitu: “Bandar Lampung sehat, cerdas, beriman, berbudaya, unggul, dan
berdaya saing berbasis ekonomi kerakyatan,” untuk menyukseskan program
pemerintah di dalam memberikan jaminan kesehatan nasional.
a. Visi , Misi, Motto dan Budaya
a) Visi rumah sakit advent adalah “Menjadi Rumah Sakit yang
memenuhi rencana Tuhan dan pilihan pertama di kota
Bandar Lampung”.
b) Misi rumah sakit advent adalah :
1. Menyediakan SDM yang berserah, bersatu, berintegritas,
berbudaya, berusaha dan kompeten.
2. Memberikan pelayanan yang cepat, ramah dan
berkualitas.
3. Menyediakan teknologi informasi yang berintegrasi
4. Menyediakan peralataan yang memenuhi standar rumah
sakit tipe c
5. Menyediakan lingkungan dan fasilitas yang bersih, indah
dan nyaman
6. Memiliki marketing internal dan eksternal yang kuat
7. Memiliki kinerja keuangan yang handal
c) Motto ; Kami Melayani Tuhan Menyembuhkan
1. Budaya Rumah Sakit Advent 6B :
- Bertobat
- Berserah
- Bersatu
- Berintegritas
- Berbudaya
- Berusaha
b. Instalasi Farmasi Advent Bandar Lampung
34
Administrasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent
Bandar Lampung.
35
B. Analisa Univariat
Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang dipergunakan untuk
mengukur apa yang diukur. Adapun caranya adalah mengkorelasikan antara
skor yang diperoleh pada masing-masing item pertanyaan dengan skor total
individu.
Tabel 4.1
Analisa Univariat Kuesioner Dimensi Keandalan, Dimensi Daya
Tanggap, Dimensi Kepastian, Dimensi Empati, Dimensi Berwujud
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji validitas menggunakan SPSS diketahui bahwa
rhitung > rtabel dimana n = 30 ( rtabel = 0,361) yang artinya kuesioner
pengetahuan dalam penelitian ini valid.
C. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid.
Suatu variabel dikatakan reliable atau handal jika jawaban terhadap
pertanyaan selalu konsisten.
Tabel 4.2
Uji Reliabilitas Kuesioner Dimensi Keandalan, Dimensi Daya Tanggap,
Dimensi Kepastian, Dimensi Empati, Dimensi Berwujud
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perem Perempuan
puan Laki-
48% Laki
53%
Pendidikan Terakhir
Lai
SM
nny
aP
6%2%
S1 SM
29 A
% 40
%
DIP
LO
MA
22
%
Pekerjaan
PNS/
BUR POLRGUR
UH/ Lainn
ya I/TNI U/D
WIRA
PETA 12% 10% OSEN SWA
NI 2%
TA
9% 12%
PEGA
WAI/
KARY
AWA
N
SWA
STA
55%
5. Penghasilan
40
Penghasilan
500.000
Belum
-
Berpeng
1.000.0
hasilan
Lainnya00
>5.000.0 9% 1%7%
00
10% 1.000.0
00-
2.500.0
00
25%
2.500.0
00-
5.000.0
00
47%
Jarak Rumah
<1
km
151-2
lain %km
nya 5%
2-3
41 km
% 8%
3-4
4-5 km
km 14
16 %
%
Elemen Dimensi
Rata-Rata Rata-Rata Kesenjangan
No Keandalan
Kinerja Harapan (gap)
(Reliability)
Kecepatan pelayanan
1 3,30 3,77 -0,46
obat
Petugas farmasi
memberikan
2 keterangan tentang 3,43 3,81 -0,37
kegunaan obat yang
diberikan
Petugas farmasi
menjelaskan tentang
3 3,37 3,78 -0,40
dosis/seharusnya obat
yang harus diminum
Petugas farmasi
4 menjelaskan tentang 3,28 3,74 -0,45
cara penyimpanan obat
42
Petugas farmasi
5 menjelaskan tentang 3,15 3,84 -0,69
efek samping obat
Kepastian
Kinerja Harapan (gap)
(Assurance)
Pasien yakin obat yang
diberikan dapat
1 3,22 3,76 -0,54
menyembuhkan
mereka
Pasien yakin dengan
2 kebenaran obat yang 3,32 3,76 -0,43
diterimanya
Layanan yang
3 diberikan cepat dan 3,11 3,61 -0,49
tepat
Petugas farmasi
bersifat ramah dan
4 3,40 3,85 -0,44
sopan kepada pasien
saat memberikan obat
Privasi informasi
5 pasien selalu dijaga 3,56 3,85 -0,29
oleh petugas farmasi
Elemen Dimensi
Rata-Rata Rata-Rata Kesenjangan
No Empati
Kinerja Harapan (gap)
(Empaty)
Petugas Farmasi
1 memahami keperluan 3,21 3,70 -0,48
pasien
Petugas farmasi
memantau keluhan
2 3,26 3,79 -0,53
pasien tentang
pengobatan
Petugas farmasi
3 memberi layanan 3,43 3,82 -0,38
dengan sepenuh hati
Komunikasi antara
4 pasien dan petugas 3,39 3,80 -0,40
farmasi baik
Petugas farmasi
mengambil peran
5 tentang masalah 3,30 3,72 -0,41
pasien terkait
pengobatan
Elemen Dimensi
Rata-Rata Rata-Rata Kesenjangan
No Berwujud
Kinerja Harapan (gap)
(Tangible)
Petugas farmasi
1 berpenampilan rapi 3,30 3,77 -0,46
dan menarik
Instalasi farmasi
2 terlihat bersih dan 3,43 3,81 -0,37
rapih
Fasilitas seperti AC
maupun kipas angina
3 maupun TV ada 3,37 3,78 -0,40
diruang tunggu
membuat nyaman
Lokasi instalasi
4 farmasi mudah 3,28 3,74 -0,45
dijangkau
5 Petugas farmasi 3,15 3,84 -0,69
memberikan
keterangan tentang
kegunaan obat yang
47
diberikan
Berdasarkan Tabel 4.6 dengan nilai tingkat kesesuaian >75% dari kelima
dimensi keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), kepastian
(assurance), empati (empathy) dan berwujud (tangible) menunjukan bahwa
pasien sudah merasa puas terhadap pelayanan kefarmasian yang diberikan
oleh petugas farmasi di ruang farmasi Rumah Sakit Advent Bandar Lampung.
G. Importance Performance Analysis (IPA)
48
A B
C D
Keterangan:
1. Kecepatan pelayanan obat
2. Petugas farmasi memberikan keterangan tentang kegunaan obat yang
diberikan
3. Petugas farmasi menjelaskan tentang dosis/seharusnya obat yang harus
diminum
4. Petugas farmasi menjelaskan tentang cara penyimpanan obat
49
tentang pasien dijaga dengan baik oleh petugas, instalasi farmasi terjaga
dengan bersih dan rapih, kemudian mudah dijangkau oleh pasien.
c. Kuadran C (Prioritas Rendah)
Kuadran C merupakan kuadran dimana tingkat kinerja rendah dan tingkat
harapan pasien rendah sehingga prioritas juga menjadi rendah, walaupun
rendah pihak Puskesmas harus tetap memperhatikan pelaksanaan
kinerjanya juga menjadikan pelayanan yang memuaskan serta menjamin
mutu pelayanan kefarmasian.
Terdapat 6 item pernyataan yang dianggap tidak amat penting tetapi juga
perlu untuk membuat stok resep obat yang diperlukan pasien selalu ada,
obat diberikan tepat waktu kepada pasien, petugas farmasi cakap dalam
melayani pasien, petugas memahami keperluan pasien, pasien yang
mempunyai keyakinan terhadap kesembuhan karena obatnya, dan layanan
diberikan dengan cepat dan tepat.
d. Kuadran D ( Berlebihan)
Kuadran D merupakan kuadran dimana kualitas kinerja atau kualitas
pelayanan yang dilakukan oleh petugas kefarmasian di ruang farmasi
Rumah Sakit Advent Bandar Lampung sangat memuaskan pasien, namun
pada kuadran ini memiliki tingkat harapan pasien yang rendah dengan
demikian item pernyataan yang ada pada kuadran ini perlu
dipertimbangkan kembali pelaksanaannya karena dianggap terlalu
berlebihan.
Pada kuadran D pasien merasa pelayanan yang diberikan oleh petugas
kefarmasian berlebihan namun untuk item tersebut wajib dilaksanakan.
Petugas farmasi mengambil peran terhadap pasien terkait pengobatan,
fasilitas seperti AC maupun kipas angina maupun TV ada diruang tunggu
membuat nyaman, prosedur penyampaian informasi jelas dan mudah
dimengerti, dan pasien yakin dengan kebenaran obat yang diterimanya
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Didapatkan bahwa nilai tingkat kesesuaian >75% dari kelima
dimensi keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness),
kepastian (assurance), empati (empathy) dan berwujud (tangible)
menunjukan bahwa pasien sudah merasa puas terhadap pelayanan
kefarmasian yang diberikan oleh petugas farmasi di ruang farmasi
Rumah Sakit Advent Bandar Lampung.
2. Diketahui bahwa jenis kelamin pada responden di Rumah Sakit
Advent Bandar Lampung yang digunakan peneliti pada penelitian
ini adalah Laki-laki sebesar 52 responden (52,5%) dan Perempuan
sebanyak 47 responden (47,5%). usia yang digunakan peneliti pada
penelitian ini adalah usia 21-30 tahun sebanyak 46 responden
(46,5%) , usia 31-40 tahun sebanyak 32 responden (32,3%) dan
usia 41-50 tahun sebanyak 21 responden (21,2%). tingkat
pendidikan yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah
53
B. Saran
Berdasarkan analisa menggunakan Informance Performance Analysis
didapatkan bahwa terdapat 4 item pernyataan yang harus diperbaiki
petugas farmasi di Rumah Sakit Advent Bandar Lampung untuk
gunanya meningkatkan kepuasan pasien. 4 item pernyataannya sebagai
berikut:
1. Petugas farmasi menjelaskan tentang efek samping obat
Pentingnya petugas farmasi lebih lagi memberikan penjelasan
tentang efek samping obat kepada pasien, agar pasien lebih
memahami dan tidak sembarang menggunakan atau
mengkonsumsi obat.
2. Petugas farmasi memberi tanggapan yang baik dan cepat terhadap
keluhan pasien
Pentingnya petugas farmasi lebih lagi memberikan tanggapan yang
baik dan cepat terhadap pasien untuk meningkatkan kenyamanan
pasien.
3. Pasien mendapatkan informasi yang jelas dan mudah dimengerti
tentang obat tersebut
Pentingnya petugas farmasi dalam memberikan informasi yang
jelas dan mudah dimengerti oleh pasien tentang obat yang akan
dikonsumsi.
4. Petugas farmasi memantau keluhan pasien tentang pengobatan
Pentingnya petugas farmasi lebih lagi memantau keluhan pasien
tentang pengobatan yang sedang pasien jalani.