Makalah Asp - Kelompok 4-1
Makalah Asp - Kelompok 4-1
PENGANGGARAN, APBN/APBD
Dosen Pengampu: Annafi Indra Tama, S.Pd., M.Si.
Disusun oleh:
1. Kristiantoro 41183403170062
2. Mayang Permata sari 41183403200057
3. Sari Oktaviyani 41183403200063
4. Sekar Arum Nurlatifah 41183403200058
5. Julfi Paradila 41183403200056
6. Tifani Herlina 41183403200065
7. Anisa Ayu 41183403200023
8. Fitri Ariza 41183403200042
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik. Makalah yang
berjudul “Pengertian dan fungsi penganggaran, jenis penganggaran APBN/APBD”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Annafi Indra Tama S.Pd.,M.Si. pada mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.
Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kita semua tentang
sistem pendendalian sektor publik.
Kami sadar, bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak sekali
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat diharapkan demi perbaikan isi dari makalah ini. Demikian yang bisa kami
sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan memberikan
manfaat untuk kita semua.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1 KONSEP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK.......................................................................2
2.2 PENGERTIAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK...............................................................3
PENTINGNYA ANGGARAN SEKTOR PUBLIK.................................................................3
ANGGARAN dan KEBIJAKAN FISKAL PEMERINTAH.....................................................3
2.3 FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK........................................................................4
2.4 JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK..................................................................6
2.5 PRINSIP-PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK..........................................................8
2.6 PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK................................................9
2.7 Prinsip – Prinsip Pokok Dalam Anggaran Sektor Publik............................................9
2.8 APBN......................................................................................................................11
2.9 APBD ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah )..............................................13
Pelaksanaan APBN dan APBD...................................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran
finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk
mempersiapkan suatau anggaran. Penganggaran dalam organisasi sektor
publik merupakan tahapan yang cukup rumit dan mengandung nuansa
politik yanng tinggi. Dalam oerganisasi sektor publik, penganggaran
merupakan suatu proses politik. Hal tersebut berbeda dengan
penganggaran pada sektor swasta yang relati kecil nuansa politisnya. Pada
sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang
ter tutup, untuk publik, namun sebaliknya pada sektor publik anggaran
justru harus diimpormasikan kepada publik untuk dikritik , didiskusikan,
dan diberi masukan, anggaran sektor publik merupakan instrumen
akuntabilitas atas pengelolahan dana publik dan pelaksanaan program-
program yang dibiayai dengan uang publik.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan fungsi penganggaran?
2. Apa saja jenis penganggaran?
3. Apa itu APBN/APBD?
I.3 Tujuan
1. untuk mengetahui apa itu penganggaran dan fungsi agaran
2. untuk mengetahui dan memahami apa saja jenis penganggaran
3. untuk memehani apa itu APBN/APBD
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
II.2 PENGERTIAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran sektor publik berisi rencana kegiatan yang
direpresentasikan dalam bentuk rencana prolehan pendapatan dan
belanja suatu moneter. Dalam bentuk yang paling sederhana, anggaran
publik merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi
keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai
pendapatan, belanja dan aktivitas. Anggaran berisi estimasi mengenai
apa yang hendak dilakukan dalam beberapa periode yang akan datang
3
Anggaran sektor publik penting karena beberap alasan sebagai berikut :
A. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan
pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
B. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuuhan dan keinginan masyarakat
yang tak terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada
terbatas. Anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasasn
sumber daya ( scarcity of resources), pilihan (choice), dan trade off.
C. Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah
bertanggungjawab terhadap rakyat dalam hal ini anggaran publik
merupakan instrument pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-
lembaga publik yang ada.
4
memenuhi kewajibannya. Selain itu, untuk memberi informasi dan
meyakinkan legislative bahwa pemerintah bekerja secara efisien dan tidak
ada korupsi serta pemborosan.
Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu :
Membandingkan kinerja actual dengan kinerja yang dianggarkan
Menghitung selisih anggaran
Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan dan tidak dapat
dikendalikan atas suatu varians
Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.
5
7. Anggaran sebagai alat motivasi (motivation tool)
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan
stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai
target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi
pegawai, anggaran hendaknya bersifat challenging but attainable
maksudnya adalah target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi.
Sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga
terlalu mudah untuk dicapai.
2. Anggaran Modal
Anggaran modal menunjukan rencana jangka panjang dan pembelanjaan
atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan
sebagainya. Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan
menggunakan pinjaman. Belanja investasi / modal adalah pengeluaran
yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan
menambah aset atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan
6
menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaan.
Anggaran berfungsi sebagai alat politis yang digunakan untuk
memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sektor tersebut.
a. Anggaran tradisional
Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak
digunakan dinegara berkembang. Terdapat dua ciri utama yaitu, cara
penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan dan struktur dan
susunan anggaran yang bersifat line item.
Incrementalism
Anggaran tradisional yang bersifat incrementalism yaitu hanya menambah
atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada
sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar
untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa
dilakukan kajian yang mendalam.
Line item
Penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur line item dilandasi
alasan adanya orientasi system anggaran yang dimaksudkan untuk
mengontrol pengeluaran
b. New public management
Sejak pertengahan 1980an telah terjadi perubahan manajemen
sektor publik yang cukup drastis dari system manajemen tradisional yang
terkesan kaku, birokratis, dan hierarkis menjadi model manajemen sektor
publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Perubahan tersebut
bukan sekedar perubahan kecil dan sederhana. Perubahan tersebut
mengubah peran pemerintah terutama dalam hal hubungan antara
pemerintah dengan masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam
7
manajemen sektor publik tersebut adalah pendekatan new public
management.
Model new era management mulai dikenal tahun 1980-an dan
kembali popular tahun 1990an yang mengalami beberapa bentuk
inkarnasi, misalnya munculnya konsep managerialism, market based
public administration, dan enterpeneurial government. New public
management berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi
pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma new
public management, menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah
diantaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan
biaya, dan kompetisi tender.
8
program-program tersebut dibiayai. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran
tahunan merupakan rangkaian proses anggaran. Proses penyusunan anggaran
mempunyai empat tujuan, yaitu:
1. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan
koordinasi antarbagian dalam lingkungan pemerintah.
2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang
dan jasa publik melalui proses pemrioritasan.
3. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
4. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepads
DPR/DPRD dan masyarakat luas.
Faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran adalah:
1. Tujuan dan target yang hendak dicapai
2. Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki
pemerintah)
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target.
4. Faktor-faktor lain yang mempengarahi anggaran, seperti: munculnya
peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan
politik,bencana alam, dan sebagainya.
Pengelolaan keuangan publik melibatkan beberapa aspek, yaitu aspek
penganggaran, aspek akuntansi, aspek pengendalian, dan aspek auditing. Aspek
penganggaran mengantisipasi pendapatan dan belanja (revenues and
expenditures), sedangkan aspek akuntansi terkait dengan proses mencatat,
mengolah, dan melaporkan segala aktivitas penerimaan dan pengeluaran
(receipts and disbursments) atas dana pada saat anggaran dilaksanakan. Kedua
aspek tersebut dianggap penting dalam manajemen keuangan publik. Namun, di
antara kedua aspek tersebut aspek penganggaran dianggap sebagai isu sentral
bila dipandang dari sisi waktu. Kalau aspek akuntansi lebih bersifat
"retrospective" (pencatatan masa lalu), maka aspek penganggaran lebih bersifat
"prospective" atau "anticipatory" (perencanaan masa yang akan datang). Karena
aspek penganggaran dianggap sebagai isu sentral, maka para manajer publik
perlu mengetahui prinsip-prinsip pokok yang ada pada siklus anggaran.
9
untuk perencanaan dan pengendalian atas penerimaan dan pengeluaran dana
dalam rangka pencapaian tujuan akhir pemerintah.
Selama ini kapabilitas dan efektivitas pemerintah dalam perencanaan dan
pengendalian keuangan dirasakan masih terlalu lemah. Pengalaman masa lalu
menunjukkan bahwa pada umumnya, lembaga – lembaga pemerintah belum
menjalankan fungsi dan perannya secara efisien. Pemborosan adalah
fenomena umum yang terjadi di berbagai departemen pemerintahan. Kondisi
seperti ini muncul karena pendekatan umum yang digunakan dalam penentuan
besar alokasi dana untuk tiap kegiatan adalah pendekatan incrementalism yang
didasarkan pada perubahan satu atau lebih variabel yang bersifat umum,
seperti tingkat inflasi dan jumlah penduduk. Sementara itu, analisis untuk
mengetahui struktur, komponen, dan tingkat biaya untuk setiap kegiatan masih
sedikit sekali dilakukan. Padahal studi seperti ini akan menjamin
teridentifikasika nya jumlah kebutuhan alokasi dana yang lebih akurat sesuai
dengan kebutuhan riil dari seluruh kegiatan.
Prinsip – prinsip pokok siklus anggaran perlu diketahui dan dikuasai
dengan baik oleh penyelenggara pemerintahan. Pada dasarnya prinsip –
prinsip dan mekanisme penganggaran relatif tidak berbeda antara sektor
publik ( Henley et al,. 1990 ). Siklus anggaran meliputi empat tahap yang
terdiri atas :
a. Tahap persiapan anggaran ( preparation );
b. Tahap ratifikasi ( approval/ratification );
c. Tahap implementasi ( implementation ); dan
d. Tahap pelaporan dan evaluasi ( reporting & evaluation ).
10
( informasi ) akuntansi dan sistem pengendalian manajemen. Manajer
keuangan publik dalam hal ini bertanggungjawab untuk menciptakan sistem
akuntansi yang memadai dan handal untuk perencanaan dan pengendalian
anggaran yang telah disepakati, dan bahkan dapat diandalkan untuk tahap
penyusunan anggaran periode berikutnya. Sistem akuntansi yang baik meliputi
pula dibuatnya sistem pengendalian intern yang memadai.
II.8 APBN
Anggaran negara adalah rencana pengeluaran/belanja dan
penerimaan/pembiayaan belanja suatu negara selama periode tertentu.
Pengertian anggaran negara dapat dibedakan dalam arti luas dan sempit.
Dalam arti luas anggaran negara berarti jangka waktu perencanaan,
pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran (suatu daur anggaran).
Sedangkan arti sempit, anggaran negara berarti rencana pengeluaran dan
penerimaan hanya dalam kurun waktu satu tahun. Anggaran memiliki
beberapa fungsi yaitu :
1. Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam mengelola negara selama
periode mendatang
2. Sebagai alat pengawas bagi masyarakat terhadap kebijakan yang telah
dipilih pemerintah karena sebelum anggaran negara dijalankan harus dapat
persetujuan DPR terlebih dahulu.
3. Sebagai alat pengawas bagi masyarakat terhadap kemampuan pemerintah
dalam melaksanaakan kebijakan yang telah dipilihnya karena pada
akhirnya anggaran harus dipertanggungjawabkan pelaksanaan oleh
pemerintah DPR
Dalam arti luas, anggaran negara dapat berarti suatu daur anggaran. Menurut
UUNomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara, proses daur anggaran
tersebut dikemukakan sebagai berikut :
1. Penyampaian pokok-pokok kebijakan fiscal dan kerangka ekonomi makro
oleh pemerintah.
2. Pembahasan kerangka ekonomi makro dan kebijakan fiscal oleh DPR dan
pemerintah.
3. Penetapan kebijakan umum dan prioritas anggaran sebagai pedoman bagi
departemen/Lembaga.
4. Mentri/pemimpin Lembaga Menyusun rencana serta pemikiran anggaran
tahun berikutnya berdasarkan target prestasi yang hendak dicapai.
11
5. Mentri/pemimin Lembaga melakukan pembahsan dengan komisi DPR
mengenai rancangan anggaran, sesuai dengan pedoman dari Mentri
Keuangan, dan hasilnya juga disampaikan kepada mentri keuangan.
6. Presiden menyampaikan RAPBN pada pertengahan agustus.
7. Penetapan APBN dilakukan dua bulan sebelum awal tahun anggaran yang
bersangkutan agar dokumen pelaksanaan anggaran dapat diterbitkan tepat
waktu dan pemerintah daerah mempunyai waktu yang cukup untuk
menyusun dan menetapkan APBD.
8. Dalam membahas dan menetapkan anggaran, Undang-Undang Susunan
dan Kedudukan mengatur kewenangan panitia anggaran dan komisi-
komisi sectoral pada Lembaga legislative.
12
pengeluaran setinggi-tingginya guna membiayai kegiatan-kegiatan dan proyek-
proyek daerah selama satu tahun anggaran tertentu, dan di pihak lain
menggambarkan perkiraan dan sumber-sumber penerimaan daerah guna
menutupi pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud (Mamesah, 1995: 20; dalam
Halim dan Kusufi, 2012). Sedangkan definisi APBD pada orde lama adalah
kegiatan badan legislatif (DPRD) memberikan kredit kepada badan eksekutif
(kepala daerah) untuk melakukan pembiayaan guna kebutuhan rumah tangga
daerah sesuai dengan rancangan yang menjadi dasar (grondslag) penetapan
anggaran, dan yang menunjukkan semua penghasilan untuk menutup
pengeluaran tadi (Wajong, 1962: 81; dalam Halim dan Kusufi, 2012).
Dari kedua definisi tersebut, menunjukkan bahwa APBD sebagai anggaran
daerah memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1. Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara terperinci.
2. Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk
menutupi biaya terkait aktivitas tersebut, dan adanya biaya yang
merupakan batas maksimal pengeluaran yang akan dilaksanakan.
3. Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka.
4. Periode anggaran, biasanya satu tahun.
Pada era prareformasi, bentuk dan susunan APBD telah mengalami dua kali
perubahan. Berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 1975 pada awalnya APBD terdiri
atas:
1. Anggaran rutin, yang dibagi lebih lanjut menjadi pendapatan dan belanja
rutin; dan
2. Anggaran pembangunan, yang juga dibagi lebih lanjut menjadi pendapatan
dan belanja pembangunan.
13
2. Menggunakan Line Item Budgeting atau pendekatan tradisional dalam
penyusunan anggaran, yaitu anggaran disusun berdasarkan penerimaan
dan pengeluaran.
3. Siklus APBD terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pemeriksaan, penyusunan, dan penetapan APBD. Penyusunan dan
penetapan APBD merupakan pertanggungjawaban APBD, yaitu
diserahkan kepada Menteri Dalam Negeri untuk pemerintah provinsi dan
kepada Gubernur untuk pemerintah Kabupaten/kota (pertanggungjawaban
vertikal).
4. Dalam tahap pengawasan dan pemeriksaan serta penyusunan dan
penetapan perhitungan APBD dilakukan pengawasan pendapatan dan
pengeluaran daerah (bersifat keuangan). Pengawasan tersebut tidak
memperhitungkan pertanggungjawaban dari aspek lain seperti aspek
kinerja.
5. Pengawasan terhadap pengeluaran daerah dilakukan berdasarkan ketaatan
terhadap tiga unsur utama, yaitu pada peraturan perundangan yang
berlaku, unsur kehematan dan efisiensi, dan hasil program (untuk proyek-
proyek daerah).
6. Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem stelsel kameral (tata
buku anggaran), yaitu penyusunan anggaran dan pembukuan saling
berhubungan dan mempengaruhi titik pada sistem ini, diperolehnya
pendapatan adalah pada saat penerimaan, sedangkan pembiayaan terjadi
pada saat dilakukan pembayaran. Sehingga sistem ini disebut juga tata
buku kas.
14
dan tunjangan pejabat dan PNS daerah, belanja subsidi, belanja bunga,
belanja hibah, belanja bagi hasil, belanja bantuan sosial, belanja
bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.
b. Belanja langsung, yaitu belanja yang terkait langsung dengan program
dan kegiatan pemerintah daerah titik belanja langsung dikelompokkan
menjadi belanja pegawai yang berisi honorarium dan penghasilan
terkait langsung dengan pelaksanaan kegiatan, belanja barang dan
jasa, dan belanja modal.
3. Pembiayaan, yang dikelompokkan menurut sumber-sumber pembiayaan,
yaitu sumber penerimaan dan pengeluaran daerah titik sumber pembiayaan
berupa penerimaan daerah merupakan sisa lebih anggaran tahun
sebelumnya, penerimaan pinjaman dan obligasi, hasil penjualan aset
daerah yang dipisahkan, dan transfer dari dana cadangan. Sedangkan
sumber pembiayaan berupa pengeluaran daerah terdiri atas Pembayaran
utang pokok yang telah jatuh tempo, penyertaan modal, transfer ke dana
cadangan, dan sisa lebih anggaran tahun yang sedang berlangsung.
15
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Penganggaran berbasis kinerja merupakan suatu pendekatan sistematis
dalam penyusunan anggaran yang mengaitkan pengeluaran yang dilakukan
organisasi sektor publik dengan kinerja yang dihasilkan dengan
menggunakan informasi kinerja yangdituangkan dalam bentuk indikator
kinerja dan penggunaan standar satuan harga.Suatu pemerintah dapat
dikatakan telah menerapkan bentuk sederhana dari penganggaran berbasis
kinerja (performance based budgeting) jika telahmempedomani standar
satuan harga dan telah menetapkan indikator kinerja dalam proses atau
mekanisme penyusunan anggaran
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18