Process costing adalah suatu cara penentuan harga pokok produksi yang bisa diterapkan
pada usaha-usaha yang bersifat masal.
Harga pokok produk per unit ditentukan dengan membagi seluruh biaya yang terjadi
selama satu periode dengan unit yang diproduksi dalam periode yang sama
Dari data tersebut diketahui biaya produksi barang jadi perusahaan ini per unit :
Rp 20.000.000 = Rp 2.000
10.000 unit
atau dengan perincian sebagai berikut :
Departemen I Departemen II Departemen III
Rp 10.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
10.000 unit 10.000 unit 10.000 unit
= Rp 1.000 = Rp 500 =Rp 500
1
Atau dengan perhitungan sbb :
Biaya departemen I = Rp 1.000,- (dipindah ke departemen II),
Jadi biaya produksi departemen II = Rp1.000 + Rp 500 = Rp 1.500
Biaya produksi departemen III = Rp 1.500 + Rp 500 = Rp 2.000
Contoh tersebut di atas ditunjukkan dengan anggapan bahwa seluruh produk yang diproses
pada periode tersebut semuanya jadi dan sudah 100 % menyerap biaya produksi di tiga
departemen produksi.
Masalah perhitungan akan berbeda apabila ternyata pada saat penghitungan (biasanya
akhir periode) ada sejumlah unit yang belum selesai (dalam proses) berarti barang
dalam proses ini belum seluruhnya menyerap biaya. Dengan demikian maka harus dicari
berapa persen barang dalam proses tersebut sudah menyerap biaya kemudian ditambah
dengan unit yang sudah jadi jumlah tersebut merupakan pembagi jumlah biaya produksi
yang sudah dikeluarkan untuk mencari biaya per unit.
UNIT EKUIVALEN
Adalah jumlah perkalian antara prosentase penyelesaian dengan unit dalam proses
ditambah unit yang selesai pada periode yang bersangkutan.
Contoh :
Pada departemen I jumlah produk diproses 10.000 unit, tetapi 4.000 unit masih dalam
proses akhir pada akhir perhitungan biaya produksi, sedang 6.000 unit sudah diolah lebih
lanjut di departemen selanjutnya.
Biaya Bahan Rp 5.000.000
Upah Langsung Rp 4.000.000
Overhead pabrik Rp 1.000.000
Rp 10.000.000
Diketahui dari catatan biaya bahwa unit yang masih dalam proses sudah menyerap
bahan-baku 100 % dan biaya konversi 50 %.
2
PENCATATAN PENGOLAHAN PRODUK MELALUI SATU DEPARTEMEN
5. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Jurnal :
Persediaan produk jadi Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya bahan Baku Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya bahan penolong Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya tenaga kerja Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya overhead pabrik Rp xxx
6. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum
selesai.
Jurnal :
Persediaan produk dalam proses Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya bahan Baku Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya bahan penolong Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya tenaga kerja Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya overhead pabrik Rp xxx
3
JURNAL APABILA PRODUK DIPROSES LEBIH DARI Satu DEPARTEMEN
Jurnal di Departemen I :
1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku
Jurnal :
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan baku Departemen I Rp xxx
Persediaan bahan Baku Rp xxx
Jurnal di Departemen II :
1. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke dep selanjutnya
Persediaan produk jadi Departemen II Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya bahan Baku Departemen I Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya bahan penolong Departemen I
Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya tenaga kerja Departemen I Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya overhead pabrik Departemen I Rp xxx
2. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai.
Jurnal :
Persediaan produk dalam proses - Departemen II Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya bahan Baku Departemen I Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya bahan penolong departemen I Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya tenaga kerja Departemen I Rp xxx
Barang Dalam proses - Biaya overheaad pabrik Departemen I Rp xxx
4
PENENTUAN DAN PELAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI TANPA
PRODUK YANG HILANG
5
Unit Ekuivalen Biaya per unit
-------------------------------------------------------------------------------------------------
PDP + MG = UE
Bahan baku (500 unit x 100 %) + 2000 unit = 2.500 unit. Rp5.000.000 = Rp2.000
2.500
B.Penolong (500 unit x 100 %) + 2000 unit = 2.500 unit. Rp 7.500.000 = Rp3.000
2.500
Upah L (500 unit x 50 %) + 2000 unit = 2.250 unit.Rp11.250.00 = Rp5.000
2.250
BOP (500 unit x 30 %) + 2000 unit = 2.150unit.Rp16.125.00=Rp7.500+
2.150
Total biaya produksi per unit Rp17.500
4. Jurnal BOP
Barang dalam proses – BOP Rp 16.125.000
Biaya overhead pabrik Rp 16.125.000
6
PRODUK DIOLAH MELALUI DUA DEPARTEMEN PRODUKSI
Contoh 2:
PT “ ABC” memiliki dua departemen produksi yaitu departemen I dan Departemen II
untuk menghasilkan produksinya. Data produksi dan biaya kedua departemen tersebut
dalam bulan Juli 2015 sbb :
Departemen I Departemen II
Masuk Proses 35.000 unit
Produk dipindah ke dep. II 30.000 unit
Produk selesai dipindah ke gudang 24.000 unit
Produk dalam proses akhir 5.000 unit 6.000 unit
Biaya yang dikeluarkan :
Biaya bahan baku Rp 70.000 Rp 0
Biaya tenaga kerja Rp155.000 Rp 270.000
Biaya overhead pabrik Rp248.000 + Rp 405.000 +
Total Biaya Produksi Rp473.000 Rp 675.000
======== ========
Tingkat penyelesaian produk
Dalam proses akhir :
Biaya bahan baku 100 % -
Biaya konversi 20 % 50 %
7
Laporan Harga Pokok Produksi Departemen II sbb :
PT “ABC”
Laporan Harga Pokok Produksi Departemen II
Bulan Juli 2015
Skedul kuantitas : Skedul biaya :
Diterima dari Dep I 30.000 unit Jenis Biaya Total Per unit
Masuk gudang 24.000 unit B. dr Dep I Rp 450.000 Rp 15
Dalam proses 6.000 unit Upah L Rp 270.000 Rp 10
(100 % BB, 50 % BK) BOP Rp 405.000 Rp 15
30.000 unit Total B.Prod Rp1.125.000 Rp 40
Alokasi biaya Produksi ke gudang :
Biaya produk dipindah ke gudang : 24.000 unit x Rp 40 Rp 960.000
Biaya produk masih dalam proses :
Biaya bahan baku ; (6.000 unit x 100 %) x Rp 15 =Rp 90.000
Biaya upah langsung : (6.000 unit x 50 %) x Rp 10 =Rp 30.000
Biaya overhead pabrik: (6.000 unit x 50 %) x Rp 15 =Rp 45.000
Rp 165.000 +
Jumlah biaya produksi Rp1.125.000
==========
Unit Ekuivalen Biaya per unit
-------------------------------------------------------------------------------------------------
PDP + MG = UE
B.dari dep.I (100% X6.000 unit) + 24.000 unit = 30.000 unit Rp450.000= Rp 15
30.000
UL (50% x6.000 unit) + 24.000 unit = 27.000unit Rp270.000 = Rp 10
27.000
BOP (50% x6.000 unit) + 24.000 unit = 27.000 unit Rp 405.000 = Rp 15 +
27.000
Total biaya produksi per unit Rp 40
Untuk latihan buatlah jurnal yang terkait dengan transaksi di departemen II di atas.