Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

DASAR-DASAR MANAJEMEN KONTRUKSI

“PENJADWALAN PROYEK”

Disusun Oleh:

1.Albar Maulana Jauhari (02)

2.Mohammad Nur Khotib (07)

3.Rudi Hartono (15)

4.Tria Febriandhayani (17)

Program Studi Teknik Sipil

Politeknik Negeri Malang Cabang Psdku Lumajang

Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya,sehingga
laporan ini dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah membantu dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca,untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,kami yakin masih


banyak kekurangan dalam laporan ini,oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Lumajang,11 November 2021,

Penulis,
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan
masalah
1.3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
penjadwalan proyek
2.2. Perkembangan
penjadwalan proyek
2.2.1. Bar Chart
2.2.2. Kurva S
2.2.3. Metode penjadwalan linier(Diagram Vektor)
2.2.4. Metode penjadwalan Network Planning
2.2.5. Program Evaluation and Review Teknique (PERT)
2.2.6. Critical Path Methode (CPM)
2.2.7. Precedence Diagram Method (PDM)
2.2.8. Metode Burgess
2.3. Manfaat penjadwalan proyek
2.4. Faktor-faktor penjadwalan proyek
2.5. Pendekatan-pendekatan penjadwalan proyek
1. Gant Chart
2. Diagram PERT
3. CPM

BAB III

3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.2.1.Gant Chart atau Bar Chart


2. Gambar 2.2.2.Kurva S
3. Gambar 2.2.3.Metode Linier
4. Gambar 2.2.4.Network Planning
5. Gambar 2.2.7.Node kegiatan PDM
6. Gambar 2.5.Diagram PERT
7. Gambar 2.5.Network Diagram
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penjadwalan merupakan kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme di sistem opersi


yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem komputer.

Penjadwalan bertugas memutuskan proses yang harus berjalan,kapan dan selama


berapa lama proses berjalan.

1.2. Rumusan masalah


1. Pengertian penjadwalan proyek
2. Perkembangan penjadwalan proyek
3. Manfaat penjadwalan proyek
4. Faktor-faktor penjadwalan proyek
5. Pendekatan-pendekatan penjadwalan proyek
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari penjadwalan proyek
2. Untuk mengetahui perkembangan penjadwalan proyek
3. Untuk mengetahui apa saja manfaat penjadwalan proyek
4. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor dari penjadwalan proyek
5. Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan di dalam penjadwalan proyek
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
penjadwalan Proyek

Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek


yang harus diselesaikan,bahan baku,tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh
setiap aktivitas.Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan
yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek
dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya,tenaga kerja,peralatan dan material serta
rencana durasi proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek.

Dalam proses penjadwalan,penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan


dibuat lebih terperinci dan sangat detail.Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pelaksanaan evaluasi proyek.

Penjadwalan atau scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia


melaksanakan masing – masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek
hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan – keterbatasan
yang ada.Penjadwalan proyek meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh
kegiatan proyek.Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram
Gantt.

Penjadwalan proyek membantu dalam :

1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek.


2. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
3. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
4. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan
cara hal-hal kritis pada proyek.
Selama proses pengendalian proyek,penjadwalan mengikuti perkembangan
proyek dengan berbagai permasalahannya.Proses monitoring serta updating selalu
dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi sumber
daya dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek. Berikut ini
adalah sumber daya proyek yang yang berkaitan dengan penjadwalan proyek :

1.Sumber daya manusia ini biasanya diklasifikasikan berdasarkan keahliannya


terkait dengan proyek. Contohnya, programmer, engineer mesin, tukang les,
pengawas, derektur pemasaran dll.

2. Material Proyek mencakup spektrum luas : misalnya bahan-bahan kimia untuk


proyek ilmiah, pondasi untuk proyek konstruksi. survei data untuk pemasaran,
dll.

3. Peralatan, yang biasanya digunakan untuk menunjukan tipe,ukuran dan


jumlahnya,dalam beberapa kasus,peralatan dapat ditukar tempatkan untuk
perbaikan jadwal,tetapi tidak selalu.Peralatan sering dianggap sebagai pembatas.
Kesalahan yang paling sering adalah asumsi adanya sumber daya berlebih dalam
proyek.

4. Modal Kerja,dalam stuasi proyek tertentu seperti kontruksi, modal kerja di


perlukan sebagai sumber daya karena jumlahnya yang terbatas.Jika modal kerja
sudah tersedia,menejer proyek dapat bekerja pada beberapa pekerjaan secara
bersamaan. Berkaitan dengan faktor ketersediaan sumber daya,hal lain yang
perlu di perhatikan adalah fluktuasi penggunaan tenaga kerja dan peralatan,untuk
menghindari kebutuhan yang naik dan turun secara tajam,dengan mengadakan
pemerataan sumber daya.Dalam penerapannya,metode penjadwalan recources
dapat dikukan melalui metode Trial and Error dan komputerisasi.
2.2. Perkembangan
Penjadwalan Proyek

Diperkenalkannya diagram batang adalah untuk mengidentifikasikan unsur


waktu dan urutan dalam perencanaan suatu kegiatan yang terdiri dari waktu selesai
dan waktu pelaporan.Network analysis sebenarnya adalah perbaikan dari metode
diagram batang. Metode tersebut menyajikan secara jelas hubungan ketergantungan
antara bagian kegiatan dengan kegiatan lain dan kegiatan yang tidak perlu tergesa-
gesa.Metode Network analysis tersebut mengalami penyempurnaan secara bertahap,
yaitu PERT,CPM,PDM dan terakhir penjadwalan dengan komputer.

2.2.1. Bar Chart

Bar chart atau lebih dikenal di Indonesia sebagai diagram batang mula-mula
dipakai dan diperkenalkan oleh Hendri Lawrence Gantt pada tahun 1917.Metode
tersebut bertujuan mengidentifikasi unsur waktu dan urutan untuk merencanakan
suatu kegiatan,yang terdiri dari waktu mulai,waktu selesai dan waktu pelaporan.
Penggambaran bar chart terdiri dari kolom dan baris.Pada kolom terdapat urutan
kegiatan yang disusun secara bergantian.Baris menunjukkan periode waktu yang
dapat berupa jam,hari,minggu ataupun bulan.Penggambaran bar (batang) pada setiap
baris kegiatan akan menunjukkan waktu mulai sampai waktu selesainya kegiatan.

Masing-masing garis menunjukkan awal sampai dengan akhir waktu


penyelesaian suatu pekerjaan dari serangkaian pekerjaan yang ada di suatu
proyek,Karena pembuatan dan penampilan informasinya sederhana dan hanya
menyampaikan dimensi waktu dari masing-masing kegiatannya,maka bar chart lebih
tepat menjadi alat komunikasi untuk melukiskan kemajuan pelaksanaan proyek
kepada manajemen senior.
Gambar 2.2.1.Gambar Gantt Chart atau Bar Chart

2.2.2. Kurva S

Pada proyek yang tidak banyak kegiatannya, metode bar chart sering digunakan.
Penggunaannnya digabungkan dengan kurva S sebagai pemantauan biaya. Disebut
kurva S karena bentuknya yang menyerupai huruf S,hal tersebut terjadi karena pada
awal proyek (kegiatan persiapan) besarnya kegiatan yang dikeluarkan per satuan
waktu cenderung rendah,kemudian meningkat cepat pada pertengahan proyek
(kegiatan konstruksi)dan menurun rendah kembali pada akhir proyek (penyelesaian
akhir).

Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif


terhadap sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horizontal. Kemajuan kegiatan
biasanya diukur terhadap jumlah uang yang tidak dikerluarkan oleh
proyek.Pembandingan kurva S rencana dengan kurva pelaksanaan memungkinkan
dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai,lambat ataupun dapat
lebih dari yang direncanakan.
Gambar 2.2.2.Kurva S

Bobot kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana penggunaannya dipakai


untuk mengetahui kemajuan proyek tersebut.

Harga Kegiatan
Rumus bobot kegiatan = x 100 %
HargaTotal Kegiatan

Keunggulan penggunaan bar chart pada system penjadwalan adalah mudahnya


dibaca dan dimengerti oleh seluruh level baik pelaksana sampai manajer kerena
bentuk grafisnya yang sangat sederhana. Pada awal proyek di mana banyak terjadi
perubahan-perubahan rencana,bar chart sangat cocok digunakan karena pada proses
pembuatannya sangat mungkin dilakukan revisi berkali-kali. Kelemahan bar chart
terletak pada kurangnya penjelasan akan keterkaitan antar kegiatan,dan tidak dapat
secara langsung memberikan informasi mengenai akibatakibat yang akan terjadi bila
ada suatu perubahan.Walaupun memiliki kelemahan,bar chart tetap merupakan suatu
penjadwalan proyek yang baik.

2.2.3. Metode penjadwalan linier (Diagram Vektor)

Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah
kegiatan relatif sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan
yang berulang seperti pada proyek konstruksi jalan raya,runway bandar udara,
terowongan / tunnel atau proyek industri manufaktur.

Metode ini sangat memuaskan untuk diterapkan pada proyek-proyek tersebut


karena menggunakan sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi
keterampilan pada suatu pekerjaan/kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain.

Metode ini juga cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan gedung
bertingkat dengan keragaman masing–masing tingkat bangunan relatif sama. Pada
proyek yang cukup besar, metode ini membantu memonitor progres beberapa
kegiatan tertentu yang berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini
dapat dilakukan bila metode ini dikombinasikan dengan metode network, karena
metode penjadwalan linier dapat memberikan informasi tentang kemajuan proyek
yang tidak dapat di tampilkan oleh metode network.

Gambar 2.2.3.Metode Linier

2.2.4. Metode Penjadwalan Network Planning

Network planning diperkenalkan pada tahun 50-an oleh tim perusahaan Du-
pont dan rand corporation untuk mengembangkan sistem kontrol manajemen.Metode
ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki
ketergantungan yang kompleks.Metode ini relatif lebih sulit,hubungan antar kegiatan
jelas dan dapat memperlihatkan kegiatan kritis,dari informasi network planning-lah
monitoring serta tindakan koreksi kemudian dapat dilakukan,yakni dengan
memperbarui memperbarui jadwal.Akan tetapi, metode ini perlu dikombinasikan
dengan metode lainnya agar lebih informatif.

Gambar 2.2.4.Network Planning

2.2.5.Program Evaluation and Review Teknique (PERT)

Metode PERT dikembangkan oleh Navy Special Project Office yaitu biro
proyekkhusus angkatan laut Amerika Serikat pada tahun 1957 dalam proyek
pengembanganPolaris Missile System.Teknik ini mampu mereduksi waktu selama
dua tahun dalampengembangan sistem senjata tersebut dan sejak itu mulai digunakan
secara luas.Dalam pembahasan selanjutnya diasumsikan pembaca telah memahami
CPM, karena komputasi dari teknik ini identik seperti dalam CPM,PERT mempunyai
banyak kesamaan dengan CPM dan PDM. Seperti dalam CPM, PERT menggunakan
teknik diagram Activity On Arrow (AOA),yang berarti bahwa arrow digunakan untuk
menggambarkan kegiatan sedangkan node menggambarkan event.PERT tidak seperti
dalam CPM dan PDM,tetapi berorientasi pada event(event-oriented technique) yang
berarti bahwa komputasi dilakukan terhadap waktu kejadian (event times).
Sedangkan CPM dan PDM berorientasi pada waktu kegiatan (task-oriented) yang
berarti bahwa komputasi dilakukan terhadap waktu kegiatan (task times).PERT pada
prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian kegiatan yang
digambarkan dalam bentuk diagram network.Dengan demikian dapat diketahui
bagian-bagian kegiatan mana yang harus didahulukan dan kegiatan mana yang
menunggu selesainya pekerjaan.
Metode PERT dapat digunakan untuk memperkirakan durasi suatu proyek dan
memungkinkan melakukan komputasi nilai probabilitas dari sebuah kegiatan atau
proyek secara keseluruhan.

1. Estimasi Durasi Kegiatan

Dalam metode PERTI diketahui tiga buah estimasi durasi setiap kegiatan,
sedangkan dalam metode CPM dan PDM hanya diperoleh satu estimasi durasi.Ketiga
estimasi durasi tersebut adalah:

a. Optimistic estimate (t0) adalah durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan


suatu kegiatan jika segala sesuatunya berjalan dengan baik.Dapat digambarkan di sini
jika seseorang melakukan suatu kegiatan berulang sebanyak 100 kali, maka dapat
dipastíkan durasi yang dibutuhkan.

b. Pessimistic estimate (tp) adalah durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan


suatu kegiatan jika segala sesuatunya dalam kondisi buruk (tidak mendukung).

c. Most likely estimate (tm), adalah durasi yang dibutuhkan untuk


menyelesaiakan suatu kegiatan di antara optimistic estimate dan pessimistic estimate
atau dikenal dengan median duration.te = (t0 + 4 tm + tp) / 6

2. Durasi Efektif Kegiatan

Karena terdapat tiga buah waktu dalam setiap kegiatannya, maka


diperlukakomputasi untuk mendapatkan durasi efektif dari setiap kegiatan (te).
Formulyang digunakan adalah sebagai berikut:

te = (t0 + 4 tm + tp) / 6

3. Standar Deviasi Kegiatan

Perhitungan standar deviasi dari setiap kegiatan diperlukan untuk menghitung


varian dari kegiatan.Perhitungan didasarkan pada formula sebagai berikut :
d = (tp —t0)/6

4. Varian Kegiatan (V)

Varian ini merupakan jumlah dari varian kegiatan yang mendahului kejadian,
formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

v=d

5. Varian Kejadian (Event)

Varian ini merupakan jumlah dari varian kegiatan yang mendahului


kejadian,formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

V = ∑ vcp

6. Deviasi Kejadian (Event)

Kegunaan melakukan perhitungan dari deviasi kejadian adalah untuk menghitung


probabilitas kejadian nyata terhadap suatu angka tertentu,perhitungannya
mengikuti formula sebagai berikut:

D=√

1. Distribusi Normal

Distribusi normal adalah jenis distribusi yang digambarkan berupa kurva


berbentuk lonceng setangkup, yang melebar tak berhingga pada kedua arah positif
dan negatifnya. Penggunaanya sama dengan penggunaan kurva distribusilainnya.
Frekuensi relatif suatu variabel yang mengambil nilai antara dua titik adalah luas di
bawah kurva antara dua titik itu pada sumbu datar.Tidak semua distribusi berbentuk
lonceng setangkup merupakan distribusi normal.Untuk membuat jaringan kerja kita
harus mengetahui semua kegiatan yang terjadi pada suatu proyek, waktu (durasi)
setiap kegiatan, dan ketergantungan antar kegiatan (kegiatan pendahulu/predecessors
dan kegiatan pengikut/successors). Urutan-urutan logis seluruh proyek harus
diketahui dengan baik.Setiap kegiatan harus diketahui kegiatan pendahulu serta
kegiatan pengikutnya.Dengan demikian jaringan kerja dapat terbentuk dari awal
proyek sampai dengan akhir proyek.Dibandingkan dengan bar chart, metode PERT
memiliki beberapa keunggulan,yaitu berupa hubungan ketergantungan kegiatan yang
logis sehingga memungkinkan proyek dapat dikendalikan dan dikerjakan dengan
prosedur yang jelas.Apabila ada suatu proyek yang terganggu, maka kita dapat
mengetahui pengaruhnya terhadap kegiatan yang lain.Walaupun metode tersebut
memiliki keunggulan akan tetapi metode tersebut juga memiliki
kelemahan.Kelemahannya terletak pada cara pembacaan, tidak semua
levelmenajemen dapat membaca/memahami dan dapat mengetahui kegiatan mana
yang memerlukan perhatian penuh agar proyek tersebut dapat selesai rencana.

2.2.6.Critical Path Methode (CPM)

Pada tahun 1958, perusahaan bahan-bahan kimia Du Pon Company (USA)


memecahkan kesulitan-kesulitan dalam proses fabrikasi dengan menemukan metode
Critical Path Methode (CPM). Perbedaan mendasar antara metode ini dengan PERT
adalah dalam penentuan perkiraan waktu, CPM dapat memperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan dan dapat memperkirakan waktu
yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan dan dapat menentukan prioritas
kegiatan yang harus mendapat perhatian pengawasan yang cermat agar kegiatan dapat
selesai sesuai rencana. Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis
jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka
memprediksi durasi total.Critical path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang
menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan.Critical
path adalah jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan
paling sedikit.Metode tersebut lebih dikenal dengan istilah lintasan kritis. Lintasan
kritis adalah untuk mengetahui dengan cepat kegiatan-kegiatan yang tingkat
kepekaannya tinggi terhadap keterlambatan pelaksanaan.
Metode tersebut memiliki istilah-istilah dan symbol-simbol yang sedikit berbeda
dengan PERT, yaitu :

1. E (earliest event occurence time ): Saat tercepat terjadinya suatu peristiwa.

2. L (Latest event occurence time): Saat paling lambat yang masih


diperbolehkanbagi suatu peristiwa terjadi.

3. ES (earliest activity start time): Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila
waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal
kegiatan dimulai.

4. EF (earliest activity finish time): Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan.
EFsuatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya.

5. LS (latest activity start time): Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai
tanpa memperlambat proyek.

6. Tanda (simbol)

Anak panah (arrow), kegiatan (activity),job Ada tiga jenis anak panah :

Anak panah biasa menunjukkan suatu kegiatan yang dapat


dikerjakan secara manual.

Anak panah tebal menunjukkan suatu kegiatan yang harus menjadi


perhatian (kritis).

Anak panah putus-putus menunjukkan kegiatan semu (dummy


activity).
2.2.7.Precedence Diagram Method (PDM)

Metode Preseden Diagram (PDM) diperkenalkan oleh J.W.Fondahl dari


Universitas Stanford USA pada awal dekade 60-an. Selanjutnya dikembangkan oleh
perusahaan IBM.Bila CPM dan PERT digambarkan sebagai kegiatan anak panah atau
activity on arrow (AOA), maka pada PDM adalah kegiatan pada node atau activity on
node (AON). PDM adalah jaringan kerja yang umumnya berbentuk segi
empat,sedangkan anak panahnya hanya sebagai petunjuk kegiatan-kegiatan yang
bersangkutan tidak memerlukan kegiatan semu (dummy). Pada PDM sebuah kegiatan
baru dapat dimulai tanpa menunggu kegiatan pendahulunya selesai 100%. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara tumpang tindih (overlapping).PDM metode
yang digunakan adalah Activity on Node (AON) di mana tanda panah hanya
menyatakan keterkaitan antara kegiatan.Kegiatan dari peristiwa pada PDM ditulis
dalam bentuk node yang berbentuk kotak segi empat.

Gambar 2.2.7.Node kegiatan PDM

Pada PDM sebuah kegiatan dapat dikerjakan tanpa menunggu kegiatan


pendahulunya selesai 100%, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara tumpang tindih
(overlapping). Walaupun penggunaan PDM lebih logis dibandingkan dengan metode
yang lainnya, akan tetapi penggambaran masih dalam bentuk network yang hanya
dapat dibaca/dimengerti oleh level manajemen tertentu saja.
Penggunaan PDM saat ini sudah sangat popular, terutama perhitungannya yang
sekarang telah dikomputerisasikan.

2.2.8.Metode Burgess

Digunakan untuk peralatan pemakaian fasilitas/tenaga kerja.Prinsip pemerataan


pemakaian pasilitas/tenaga kerja berdasarkan minimum jumlah kuadrat pemakaian
tenaga kerja. Dengan menentukan nilai jumlah kuadrat (Z) dari tenaga kerja yang
akan dianalisis. Semakin kecil nilai Z maka fluktuasi yang timbul pada kebutuhan
sumber daya akan semakin kecil.Pada langkah ini akan dilakukan sistem reverse late
start dimana kegiatan nonkritis dengan waktu mulai paling akhir (late start/ LS) akan
ditempatkan pada tempat pertama.Setelah itu,hitung jumlah kuadrat setelah dilakukan
penundaan kegiatan untuk setiap unit waktu sesuai dengan jumlah float kegiatan
tersebut.Perhitungan ini dilakukan secara berulang –ulang hingga setiap kegiatan
nonkritis dengan sistem reverse late start telah dianalisis semua.

∑ Yi ²
i=1

dimana :

Z = jumlah kuadrat suatu periode waktu i

T = durasi proyek

Yi = jumlah dari sumber daya yang diperlukan dari setiap kegiatan per unit waktu

Pada langkah ini akan dilakukan sistem reverse late start dimana kegiatan
nonkritis dengan waktu mulai paling akhir (late start/ LS) akan ditempatkan pada
tempat pertama.Setelah itu, hitung jumlah kuadrat setelah dilakukan penundaan
kegiatan untuk setiap unit waktu sesuai dengan jumlah float kegiatan
tersebut.Perhitungan ini dilakukan secara berulang – ulang hingga setiap kegiatan
nonkritis dengan sistem reverse late start telah dianalisis semua.
2.3. Manfaat penjadwalan proyek

Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek.

1. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.


2. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
3. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan
cara hal-hal kritis pada proyek
4. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan / kegiatan mengenai batas-
batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing – masing tugas.
5. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan
relistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
6. Memberikan saran untuk menilai kemajuan pekerjaan.
7. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan
proyek dapat selesai sebelum waktu yang di tetapkan.
8. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
9. Merupakan sarana penting dalam pengendaliaan proyek
2.4. Faktor-faktor penjadwalan proyek

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat jadwal pelaksanaan


proyek adalah kebutuhan dan fungsi proyek tersebut.

Dengan selesainya proyek itu,proyek diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai


dengan waktu yang sudah ditentukan.

1. Keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek


selanjutnya.Alasan social politis lainnya,apabila proyek tersebut milik
pemerintah.
2. Kondisi alam dan lokasi proyek.
3. Keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya.
4. Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material,peralatan,dan material
pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya proyek tersebut.
5. Kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya yang
dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung.
6. Produktivitas sumber daya, peralatan proyek dan tenaga kerja proyek, selama
operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi
aturan teknis.
7. Cuaca, musim dan gejala alam lainnya.
8. Referensi hari kerja efektif.

Kompleksitas penjadwalan proyek sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor


berikut :

A. Sasaran dan tujuan proyek.


1. Keterkaitan dengan proyek lain agar terintegrasi dengan master schedule
2. Dana yang di perlukan dan dana yang tersedia.
3. Waktu yang di perlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu yang
hilang dan hari – hari libur.
4. Susunan dan jumlah kegiatan proyek serta keterkaitan di antaranya.Kerja
lembur dan pembagian shift kerja untuk mempercepat proyek.
5. Sumber daya yang di perlukan dan sumber daya yang tersedia.
6. Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas.
7. Makin besar skala proyek, semakin kompleks pengelolaan penjadwalan
karena dana yang di kelolah sangat besar, kebutuhan dan penyediaan sumber
daya juga besar, kegiatan yang di lakukan sangat beragam serta durasi
proyek menjdi sangat panjang.
2.5. Pendekatan-pendekatan penjadwalan proyek

Pendekatan yang lazim digunakan adalah digram:

1) Gantt Chart,
2) PERT (Project Evaluation and Review Technique), dan
3) CPM (Critical Path Method).
1. Gantt Chart

Gantt chart merupakan salah satu metode dalam penjadwalan proyek.Metode ini
menggunakan tampilan yang mirip seperti jadwal pada umumnya.Gantt Chart adalah
sejenis grafik batang (Bar Chart)yang digunakan untuk menunjukan tugas-tugas pada
proyek serta jadwal dan waktu pelaksanaannya,seperti waktu dimulainya tugas
tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang
bersangkutan.

Orang atau Departemen yang ditugaskan untuk menyelesaikan tugas dalam


proyek juga harus dituliskan dalam Gantt Chart.Beberapa sebutan lain untuk Gantt
Chart diantaranya adalah Milestones Chart,Project Bar Chart dan juga activity chart.
Gantt Chart yang dikembangkan oleh Henry Laurence Gantt pada tahun 1910 ini
pada dasarnya adalah suatu gambaran atas perencanan, penjadwalan dan pemantauan
(monitoring) kemajuan setiap kegiatan atau aktivitas pada suatu proyek.Gantt Chart
merupakan salah satu alat yang sangat bermanfaat dalam merencanak merencanakan
penjadwalan dan memantau kegiatan pada suatu proyek,mengkomunikasikan
kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dan juga status pelaksanaannya,dalam
Gantt Chart juga dapat dilihat urutan kegiatan ataupun tugas yang harus dilakukan
berdasarkan prioritas waktu yang ditentukan.

a) Kelebihan:
- Umum digunakan
- Menyediakan representasi grafis yang mudah dipahami
- Sesuai untuk proyek sederhana
b) Kekurangan:
- Tidak merepresentasikan relasi antar aktivitas atau pekerjaan
- Tidak memberi gambaran kemajuan yang jelas
- Tidak memberikan informasi mengenai waktu pengerjaan tercepat dan
terlama.
2. Diagram PERT (Program Evaluation and Review Technique)

PERT adalah sebuah model pada manajemen proyek yang didesain untuk
menganalisis dan perepresentasikan tiap pekerjaan dalam proyek.Diagram PERT
dapat merepresentasikan urutan aktivitas atau kebergantungan antar aktivitas.Urutan
tiap aktivitas tersebut direpresentasikan dalam bentuk diagram jaringan atau diagram
panah.Dalam pengelolaan proyek,sebuah ‘aktivitas’ adalah kegiatan yang harus
dikerjakan dan sebuah ‘event’ atau ’acara’ merupakan tahapan penyelesaian dari satu
atau lebih kegiatan.Sebelum sebuah kegiatan dapat dimulai,semua kegiatan yang
menjadi prasyarat bagi kegiatan tersebut harus sudah terselesaikan.

Diagram PERT memiliki dua komponen utama yaitu aktivitas(activities)dan


tonggak event/acara(milestones)kedua komponen ini ditandai dengan busur&titik,
activities digambarkan pada busur dan milestones digambarkan pada titik (lingkaran).

Gambar 2.5.Diagram PERT

a) Kelebihan:
- Merepresentasikan relasi antar aktivitas
- Sesuai untuk proyek besar
- Lebih efisien
b) Kekurangan:
- Sulit dalam pengembangan dan pengelolaan
1) Diagram PERT terdiri dari notasi:
- Panah (Arrow): merepresentasikan kegiatan (activity)
- Simpul(node):merepresentasikan kejadian (event)

Dalam diagram PERT terdapat fungsi utama yaitu untuk mengidentifikasi jalur
kritis (critical path). Jalur kritis merupakan jalur terpanjang yang saling berhubungan
langssung dan tidak dapat ditunda. Jalur kritis menyatakan kegiatan kritis dari awal
hingga akhir. Penundaan kegiatan kritis akan memengaruhi waktu penyelesaian
seluruh proyek.Proses perencanaan PERT meliputi langkah-langkah berikut:

1) Mengidentifikasi kegiatan (activities) dan tonggak proyek (milestones) yang


spesifik,
2) Menentukan urutan yang tepat dari kegiatan-kegiatan,
3) Menyusun model diagram jaringan,
4) Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan,
5) Menentukan tahapan dan jalur kritis,
6) Melakukan pemantauan dan evaluasi serta koreksi pada diagram PERT
selama proyek berlangsung.

Diagram PERT sangat bermanfaat bagi pengelolaan sebuah proyek karena


menyediakan informasi berikut:

- Jangka waktu penyelesaian proyek,


- Kemungkinan penyelesaian proyek sebelum tanggal yang ditentukan,
- Tahapan kegiatan yang kritis, yang dapat berdampak langsung terhadap waktu
penyelesaian proyek,
- Kegiatan yang memiliki tenggat waktu relatif longgar yang seharusnya dapat
dikelola sebagai tambahan waktu bagi tahapan kegiatan kritis,
- Tanggal kegiatan dimulai dan tanggal kegiatan berakhir (periode program).

Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara umum adalah bahwa


perkiraan atas waktu yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat subyektif
dan tergantung pada asumsi. Sehingga secara umum PERT cenderung terlalu optimis
dalam menetapkan waktu penyelesaian sebuah proyek.

3. CPM (Critical Path Method)

Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis jaringan kegiatan/


aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total.
Critical path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat
yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan,Critical path adalah jalur terpanjang
dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit.

Gambar 2.5.Network diagram


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan
pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang pebisnis
atau pemilik pekerjaan yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu dan
dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada
pebisnis atau pemilik proyek dan spesifikasi yang ada.
2. Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan
proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu
yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas
3. Pendekatan-pendekatan penjadwalan proyek
 Yang lazim digunakan
1. Gant Chart
2. PERT(Project Evaluation and Review Technique)
3. CPM (Critical Path Method).
4. Metode penjadwalan proyek
1. Metode penjadwalan linier
2. Metode penjadwalan network planning
3. Metode burgess
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F
%2Ffairuzelsaid.wordpress.com%2F2009%2F11%2F24%2Fanaslisis-sistem-
informasi-gantt-chart
%2F&psig=AOvVaw3EuoiKxC3a9zkkl1Es2o6F&ust=1636710466894000&source=
images&cd=vfe&ved=0CAsQjRxqFwoTCLCs_MPp9fMCFQAAAAAdAAAAABA
D

http://nurichsanpenjadwalanproyek.blogspot.com/

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2F123dok.com%2Fdocument
%2Fq057mdxy-
3312.html&psig=AOvVaw3JYOEF9W5SOxTLv6DY0C9Y&ust=163707019559100
0&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjRxqFwoTCJiOycr09vMCFQAAAAAdAA
AAABAK

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fslideplayer.info%2Fslide
%2F4877892%2F&psig=AOvVaw3ykDgJG2UpgHXlettwdBKY&ust=16370771010
23000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjRxqFwoTCMiCkaqO9_MCFQAAAA
AdAAAAABAJ

Anda mungkin juga menyukai