0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan2 halaman
Lomba MFQ (Musabaqah Fahmil Qur'an) adalah perlombaan cerdas cermat Al-Qur'an yang diikuti oleh santri SMA Al-Izzah. Tiga perwakilan sekolah berhasil lolos babak penyisihan di tingkat provinsi Jawa Timur, meskipun gugur di babak semifinal. Peserta menyatakan persiapan dengan belajar di sela-sela waktu kosong dan berharap bisa lolos hingga tingkat nasional pada tahun depan.
Lomba MFQ (Musabaqah Fahmil Qur'an) adalah perlombaan cerdas cermat Al-Qur'an yang diikuti oleh santri SMA Al-Izzah. Tiga perwakilan sekolah berhasil lolos babak penyisihan di tingkat provinsi Jawa Timur, meskipun gugur di babak semifinal. Peserta menyatakan persiapan dengan belajar di sela-sela waktu kosong dan berharap bisa lolos hingga tingkat nasional pada tahun depan.
Lomba MFQ (Musabaqah Fahmil Qur'an) adalah perlombaan cerdas cermat Al-Qur'an yang diikuti oleh santri SMA Al-Izzah. Tiga perwakilan sekolah berhasil lolos babak penyisihan di tingkat provinsi Jawa Timur, meskipun gugur di babak semifinal. Peserta menyatakan persiapan dengan belajar di sela-sela waktu kosong dan berharap bisa lolos hingga tingkat nasional pada tahun depan.
Lomba MFQ (Musabaqah Fahmil Qur’an) adalah salah satu
cabang lomba MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) berupa cerdas cermat yang diselenggarakan oleh MUSABAQAH CENTER. Total 23 cabang lomba di tingkat penyisihan dan 2 cabang lomba di tingkat semi final dengan peserta dari berbagai daerah seperti Blitar, Sumenep, Jombang, dll.
SMA Al-Izzah ikut serta dalam perlombaan ini yang diwakili
oleh santri kelas 12 yaitu, Muhammad Taqiyuddin Al-Faruqi, Mirza Muhammad Nabil & Abdurrahman Mubarak. Tidak sia-sia mereka berhasil lolos dalam tahap penyisihan yang diselenggarakan di kota Batu. Perjalanan mereka berlanjut di tingkat provinsi yang diselenggarakan di Gedung Pemuda, Pamekasan.
Babak penyisihan dilaksanakan pada tanggal 6 November 2021,
dan sekali lagi mereka berhasil lanjut ke babak semifinal yang dilaksanakan pada tanggal 8 November 2021, sayang seribu sayang perjalanan mereka harus terhentikan disini.
Ketika salah satu peserta, Abdurrahman Mubarak santri kelas 12
ditanya mengenai alasan mengikuti perlombaan ini, dia menjawab, “Awalnya saya tidak tahu menahu mengenai lomba ini, tiba-tiba saya diajak oleh salah satu teman saya. Dari dia saya pun tahu bahwa perlombaan ini merupakan salah satu perlombaan bergengsi, dan akhirnya saya pun ikut.”
Dia juga menjelaskan persiapannya sebelum mengikuti lomba,
“ 2 minggu sebelum perlombaan, saya diberi kisi-kisi yang lumayan banyak oleh pembimbing saya. Karena saya tinggal di lingkungan pondok, saya memiliki jadwal yang padat, sehingga saya harus bisa membagi waktu saya, akhirnya saya menyempatkan diri untuk belajar di sela-sela waktu kosong. Alhamdulillah saya bisa lolos berkat pertolongan Allah,” ujar dia.
Mirza Muhammad Nabil, salah satu peserta pun turut
mendeskripsikan perasaannya ketika mengikuti lomba, “ Waktu dapat piala sih, kita senang, tapi waktu babak selanjutnya kami sedikit kecewa karena kami tidak lolos, entah usaha kami yang kurang keras atau lawannya memang berat,” tutur dia.
Mereka juga punya target andaikan tahun depan masih bisa
mengikuti lomba ini,” Setidaknya kami harus sampai pada tahap nasional,” kata mereka berdua.