Anda di halaman 1dari 4

BAB VII

KESETIMBANGAN AIR

7.1 Stasiun Gilingan


Kebutuhan air di stasiun gilingan meliputi kebutuhan air imbibisi dan air
untuk pendingin mesin gilingan. Menurut data harian giling PG Kebon Agung
tanggal 03 Agustus 2016, kebutuhan air imbibisi adalah sebesar 2382 m3 / hari atau
setara 99.25 m3 / jam.
Selain itu, pada stasiun gilingan juga membutuhkan air untuk pendingin
mesin gilingan , yang jumlahnya sekitar 200 m3 / jam.
Air imbibisi berasal dari kondensat, sedangkan air pendingin mesin
gilingan berasal dari air sumber / air tanah. Biasanya air sumber / air tanah dapat
juga ditambahkan ke tangki imbibisi untuk menurunkan suhu air imbibisi.

7.2 Stasiun Listrik / PLTU


Kebutuhan air di stasiun listrik / PLTU digunakan untuk pendinginan
turbin Siemens I dan III serta turbin Shinko. Kapasitas terpasang supply air ke
PLTU adalah 162 m3 / jam. Efisiensi maksimal kerja pompa diperkirakan 90%,
sehingga air yang di-supply ke stasiun PLTU adalah sebesar 135 m3 / jam.
Air yang keluar dari PLTU didinginkan dengan menggunakan sistem
cooling tower mini. Air kembali ke bak basin seluruhnya. Uap air yang terbuang ke
udara relatif kecil karena kapasitasnya yang kecil. Jika faktor penguapan oleh
cooling tower adalah sekitar 4%, maka air yang masuk kembali ke bak basin adalah
sekitar 129 m3 / jam.

7.3 Stasiun Ketel


Kebutuhan air yang dibutuhkan di stasiun ketel adalah sebagai boiler feed
water, untuk pendinginan ID fan dan FD fan, serta untuk sanitasi. Kapasitas
pompa terpasang untuk supply boiler feed water ke ketel adalah 240 m3 / jam.
Laporan Masa Orientasi

7.4 Pabrik Tengah


7.4.1 Stasiun Pemurnian
Kebutuhan air di stasiun pemurnian antara lain adalah untuk pembuatan
susu kapur dan untuk pembersihan pada saat sekrap heater. Dari Bab 5 Neraca
Massa, pada sub bab 5.2.2 diketahui bahwa kebutuhan air untuk pembuatan susu
kapur adalah 532.86 ton / hari atau sama dengan 22.20 m3 / jam. Kebutuhan air
untuk sekrap heater menurut informasi adalah sekitar 60 m3 / jam.

7.4.2 Stasiun Penguapan


Kebutuhan air di stasiun penguapan antara lain adalah untuk injeksi
kondensor, pendingin pompa vacuum, serta pada saat sekrap evaporator.
Kebutuhan air injeksi pada stasiun penguapan akan dihitung terpisah pada sub
bab 7.6 di bawah. Sedangkan kebutuhan pendingin pompa vacuum di stasiun
penguapan adalah sekitar 15 m3 / jam. Untuk kebutuhan sekrap badan evaporator
membutuhkan air sebanyak 70 m3 / jam.

7.4.3 Stasiun Masakan


Kebutuhan air di stasiun masakan antara lain adalah untuk pencucian
masakan (penghilangan kristal palsu) serta untuk injeksi kondensor. Perhitungan
injeksi kondensor dihitung pada sub bab 7.6 di bawah ini. Untuk kebutuhan
pencucian masakan dibutuhkan kurang lebih sekitar 30 m3 / jam.

7.4.4 Proses DRK dan Phosphatasi


Kebutuhan air pada proses DRK dan Phosphatasi umumnya adalah untuk
pembuatan susu kapur, untuk pembuatan larutan flocculant, sebagai media
pembersihan filter, yaitu filter press pada DRK serta untuk sekrap heater. Pada
proses DRK, air juga dibutuhkan untuk scrubbing atau pembersihan gas CO 2 yang
keluar dari cerobong ketel. Gas CO 2 tersebut digunakan untuk proses karbonatasi
pada DRK. Kebutuhan air pada stasiun DRK dan phosphatasi diperkirakan sekitar
100 m3 / jam.

93
Laporan Masa Orientasi

7.5 Stasiun Puteran


Kebutuhan air pada stasiun puteran adalah untuk pencucian masakan low
grade, sanitasi serta untuk pencairan gula C dan gula D2 sebelum dipompakan ke
peti bibitan. Air juga digunakan pada remelter untuk melarutkan kembali gula
yang undersize, oversize ataupun gula yang kotor. Kebutuhan untuk tujuan
tersebut diperkirakan membutuhkan air sebanyak 50 m3 / jam.

7.6 Air Injeksi Kondensor


A. KEBUTUHAN AIR INJEKSI
1. Untuk Kondensor di St. Penguapan
- Temperatur air dingin ( t 1 ) = 34 °C
- Temperatur air jatuhan ( t 2 ) = 42 °C
- Temperatur badan BP akhir ( tv ) = 54.96 °C

- Ton air yang diuapkan di BP akhir = 46.49 Ton/jam

Kebutuhan Air Injeksi ( ton 607 + 0.3 tv - t2


=
air/ ton uap ) t2 - t1
607 + 0.3 54.96 - 42
=
42 - 34
= 72.69 Ton air / Ton uap

Kebutuhan air injeksi = 72.69 x 46.49


= 3379.17 Ton/jam

Jumlah air jatuhan = 3379.17 + 46.49


= 3425.66 Ton/jam

2. Untuk Kondensor di St. Masakan


- Temperatur air dingin ( t 1 ) = 34 °C
- Temperatur air jatuhan ( t 2 ) = 42 °C
- Vacuum di VP = 63 cmHg
- Pressure absolute = 0.171 kg/cm2

94
Laporan Masa Orientasi

o
- Temperatur badan VP ( tv ) = 56.00 C

Kebutuhan Air Injeksi ( ton 607 + 0.3 tv - t2


=
air/ ton uap ) t2 - t1
607 + 0.3 56.00 - 42
=
42 - 34
= 72.73 Ton air / Ton uap

Ton air diuapkan di St. Masakan = 35.25 Ton/jam

Kebutuhan air injeksi = 72.73 x 35.25


= 2563.56 Ton/jam

Jumlah air jatuhan = 2563.56 + 35.25


= 2598.81 Ton/jam

3. Untuk Kondensor di RVF


o
- Temperatur air dingin ( t 1 ) = 34 C
o
- Temperatur air jatuhan ( t 2 ) = 42 C
- Vacuum di RVF = 40 cmHg
- Pressure absolute = 0.474 kg/cm2
o
- Temperatur RVF ( tv ) = 79.00 C

Kebutuhan Air Injeksi ( ton 607 + 0.3 tv - t2


=
air/ ton uap ) t2 - t1
607 + 0.3 79.00 - 42
=
42 - 34
= 73.59 Ton air / Ton uap

Jumlah RVF = 4 buah

Kebutuhan air injeksi = 73.59 x 4


= 294.35 Ton/jam

95

Anda mungkin juga menyukai