Anda di halaman 1dari 79

PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM

MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO KECIL DAN


MENENGAH
(Studi Kasus Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Artha Madani)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Ekonomi Syariah (S.ESy.) Program Strata Satu Pada
Program Studi Ekonomi Syariah

IRVAN HARTONO
NIM. 13140110017

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


(STAI) PELITA BANGSA
2017 M / 1439 H
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Peran Perbankan Syariah Dalam Mengembangkan Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (Studi Kasus Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Artha

Madani) atas nama “Irvan Hartono” Nomor Induk Mahasiswa “13140110017”.

Telah diujikan pada sidang skripsi pada , dan telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Sekolah Tinggi Agama

Islam (STAI) Pelita Bangsa.

Cikarang,

Panitia Skripsi

Ketua, Sekretaris,

(…………………………) (……………………..)

Penguji I, Penguji II,

(…………………………) (……………………...)

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Irvan Hartono

NIM : 13140110017

Program Studi : Ekonomi Syariah

Pembimbing I : H. Sukron Mamun, B.Sc., M.Sc

Judul Skripsi : Peran Perbankan Syariah Dalam Mengembangkan Usaha

Mikro kecil dan Menengah (Studi Kasus Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah Artha Madani)

Dengan ini menyatakan bahwa tulisan yang dibuat pada skripsi ini adalah murni

(asli) hasil pemikiran dan ide penulis. Jika ditemukan atau diketahui bahwa skripsi

yang dibuat adalah hasil menyalin dan/atau rekayasa/modifikasi skripsi lain, maka

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian pernyataan keaslian tulisan ini dibuat dengan sebenarnya,

Cikarang, 30 September 2017

Penulis,

Irvan Hartono
NIM 13140110017

iii
MOTTO

“Orang yang cerdas akan belajar dari masa lalu untuk menjalani hari ini dan

menghadapi hari esok yang lebih baik”

“Orang yang cerdas adalah dia yang memanfaatkan kekurangan menjadi

kelebihan”

iv
PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk kedua orangtua tercinta, Ayahanda

Hartono dan Almarhumah Ibu saya Yoyoh Hasanah, kakak dan adik, serta

saudara-saudara saya, terimakasih atas doa dan dorongannya yang tidak terputus

dan selalu memotivasi hingga saya bisa menyelesaikan skripsi saya, dan tidak

lupa pula kepada pembimbing saya H. Sukron Mamun terimakasih atas

bimbingan yang telah diberikan hingga saya bisa menyusun skripsi ini.

Seluruh rekan dan pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

yang telah mendukung hingga rampungnya skripsi ini.

v
ABSTRAK

IRVAN HARTONO, NIM 13140110017

Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi rakyat yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan, atau cabang perusahaan. Perkembangan
perbankan syariah memiliki peranan yang signifikan pada pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu peran perbankan syariah diharapkan
dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengembangkan
usahanya melalui modal usaha. karena usaha mikro kecil dan menengah
memberikan kontribusi yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia dan
dianggap sebagai cara yang efektif dalam pengentasan kemiskinan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peran perbankan


syariah dalam mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah di bank
pembiayaan rakyat syariah Artha Madani. Serta apa saja yang menjadi kendala
bank syariah dalam mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah. Karena
selama ini para pelaku usaha mikro kecil dan menengah mengalami
permasalahan modal dalam mengembangkan usahanya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang merupakan penelitian


yang berdasarkan fakta. Adapun pengumpulan data yang dilakukan penulis
dengan menggunakan metode Observasi, Wawancara dan Dokumentasi di
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Artha Madani, Jl. Jenderal Sudirman No. 6
Sarimulya, Cikampek,, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Setelah data
terkumpul penulis melakukan analisa data dengan menggunakan metode
analisis deskriptif.

Dari penelitian ini penulis melakukan analisa data maka dapat diketahui
bahwa, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Artha Madani berperan dalam
perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah untuk masyarakat di sekitar
Cikampek, dengan adanya pemberian modal yang dilakukan BPRS Artha
Madani sangat membantu masyarakat untuk mengembangkan usaha mereka
dan mampu mengurangi kemiskinan serta membantu menambah pendapatan
dan membuka peluang bagi masyarakat yang ingin memulai usaha. Walaupun
bank syariah memiliki berbagai macam kelebihan dan keunggulan dalam
mengembangkan UMKM, namun bank syariah mempunyai kelemahan dan
mempunyai kendala dalam mengembangkan UMKM seperti masalah
permodalan, Sumber Daya Manusia, kebijakan pemerintah yang lamban dan
merugikan bank syariah, serta belum maksimalnya peran bank syariah dalam
membantu perkembangan UMKM.

Katakunci : Perbankan Syariah, Usaha Mikro Kecil Menengah.

vi
ABSTRACT

IRVAN HARTONO, NIM 13140110017

Small and Medium-sized Micro Enterprises are stand-alone public


economic enterprises, carried out by individuals or business entities that are
not subsidiaries, or subsidiaries. The development of sharia banking has a
significant role in economic growth in Indonesia. Therefore the role of sharia
banking is expected to provide convenience for the community to expand its
business through venture capital, because small and medium-sized micro
enterprises provides a very important contribution to the Indonesian economy
and is considered an effective way alleviating poverty.

The problem in this research is how the role of sharia banking in


developing small and medium micro business in sharia financing bank of Artha
Madani. And what are the constraints of sharia banks in developing small and
medium-sized micro enterprises. Because so far small and medium business
actors have capital problems in developing their business.

This type of research is a qualitative research that is a fact-based


research. As for data collection conducted by the author by using the method of
observation, interview, and documentation in sharia financing bank of Artha
Madani, Jl. Jenderal Sudirman No. 6 Sarimulya, Cikampek,, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat. After the data collected the authors perform data
analysis using descriptive analysis method.

From this study the authors do data analysis it can be seen that, Sharia
Financing Banks Artha Madani instrumental in the development of Micro
Small and Medium Enterprises for the community around, with the provision of
capital by Sharia Banks Finance Society Artha Madani really help the
community to develop their business and able to reduce poverty and help
increase income and open opportunities for people who want to start a
business. Although sharia banks have various advantages and advantages in
developing Micro Small and Medium Enterprises, but sharia banks have
weaknesses and have constraints in developing Micro Small and Medium
Enterprises such as capital problems, human resources, slow government
policies and harms sharia banks, and not maximal the role of sharia banks in
helping the development of Small and Medium-sized Micro Enterprises.

Keywords : Sharia Banking, Micro Small Medium Enterprises.

vii
KATA PENGANTAR
‫يم‬ ‫ٱلر ۡح َٰم ِن ه‬
ِ ‫ٱلر ِح‬ ‫بِ ۡس ِم ه‬
‫ٱَّللِ ه‬

Segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Peran Perbankan Syariah Dalam

Mengembangkan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasusu Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah Artha Madani)” dengan lancar. Penulis menyadari

sepenuhnya, tanpa bimbingan dari berbagai pihak, Tugas Akhir Skripsi ini tidak

akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tulus kepada :

1. Orang tua saya, Ayahanda Hartono dan Almarhumah Ibunda Yoyoh Hasanah,

Kakak dan Adik, Paman serta Bibi, terimakasih atas segala doa, motivasi,

serta dukungan moral dan materi yang tidak dapat dihitung jumlahnya.

Segalanya telah diberikan kepada saya selama proses pengerjaan skripsi ini

tanpa batas.

2. Bapak Ir. Mardiana, MM. Pembina Perguruan Tinggi Pelita Bangsa.

3. Bapak H. Ali Nur Ahmad, B. Sc.,M.Sc. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam.

4. Bapak H. Sukron Mamun, B.Sc.,M.Sc. Kaprodi Ekonomi Syariah sekaligus

dosen pembimbing I.

5. Bapak H. Kisanda Midisen, Lc.,MA.Hk. Wakil kaprodi Ekonomi Syariah

sekaligus Dosen pembimbing II.

viii
6. Ibu Nani Hartati, S.E, MM. Dosen Pembimbing.

7. Seluruh Dosen STAI Pelita Bangsa yang telah memberikan ilmu, bantuan,

dan masukanya kepada penulis.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu, mohon saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi

ini. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis secara khususnnya dan bagi

pembaca pada umumnya.

Cikarang, 30 September 2017

Penulis,

Irvan Hartono

ix
TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
Sesuai Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan

K Nomor 158 tahun 1987 – Nomor : 0543 b/u/1987.

1. Pedoman Transliterasi Abjad

Huruf Arab Alih Aksara Keterangan

‫ا‬

‫ب‬ Bb

‫ت‬ Tt

‫ث‬ Ts ts

‫ج‬ Jj

‫ح‬ Ḥḥ h dengan satu titik dbawah

‫خ‬ Kh kh

‫د‬ Dd

‫ذ‬ Dz dz

‫ر‬ Rr

‫ز‬ Zz

‫س‬ Ss

‫ش‬ Sy sy

‫ص‬ Sh sh

‫ض‬ Dl dl

‫ط‬ Th th

x
‫ظ‬ Zh zh

‫ع‬ ‘ koma diatas

‫غ‬ Gh gh

‫ف‬ Ff

‫ق‬ Qq

‫ك‬ Kk

‫ل‬ Ll

‫م‬ Mm

‫ن‬ Nn

‫ه‬ Hh

‫و‬ Ww

‫ء‬ tidak dilambangkan atau ꞌ

‫ي‬ Yy

vocal panjang āīū ditandai dengan garis diatas

vokal

Ai Diftong
‫اي‬
‫ﹶ ﹾ‬ Au Diftong
‫ا و‬

Catatan :

1. Konsonan bersyaddah ditulis dengan huruf rangkap, seperti kata “‫” َربَّنَا‬,

ditulis = Rabbanᾰ

2. Vocal panjang (madd) fathah (baris diatas), kasrah (baris dibawah) dan

dhammah (baris didepan), ditulis a, i, u, misalnya kata

xi
‫ِين‬ َ ‫ ْال َم‬Ditulis : al-masakîn
ِ ‫ساك‬

َ‫ ْال ُم ْف ِلحُون‬Ditulis : al-muflihûn.

3. Diftong ditulis: ‫ = ا َ ْو‬au, ْ َ ‫ = ا‬ai,


‫ي‬

4. Kata sandang alif dan lam (‫ ) ال‬, baik diikuti oleh huruf Qamariyah

maupun huruf Syamsiyah, ditulis “al” diawalnya, misal :

‫ النساء‬Ditulis = al-Nisᾰ

َ‫ ْال ُمؤْ ِمن‬Ditulis = al=mu’min.

5. Ta’ al-marbuthah bila terletak diakhir kalimat ditulis : h, seperti ….ditulis

al-Baqarah. Bila terletak ditengah kalimat, ditulis “t”, misa ‫زكاة المال‬

lditulis : zakȃt al-mȃl.

6. Penulisan kalimat Arab didalam kalimat Indonesia ditulis menuut

tuisannya, misal: ‫ وهوخيرالرازقين‬ditulis : wa huwa khair al-rᾰziqîn .

Atau menggunakan program Arabian Thurab.

2. Transliterasi

Penulisan Transliterasi dalam Transliterasi dalam Yang digunakan


Arab B. Inggris B. Indonesia STAI
o → Omar, Othman, u → Umar, u → Umar,
‫ۥ‬- Osama Utsman, Usamah Ustman, Usamah

th → Othman, ts → Utsman, ts → Utsman,


‫ث‬ hadith, Haditha, hadits, Haditsah, hadits, Haditsah,
Ibnu Kathir, Ibnu Katsir, Yatsrib Ibnu Katsir,
Yathrib Yatsrib
dh → Abu Dhar, dz → Abu Dzar, dz → Abu Dzar,
‫ذ‬ Al-Tirmidhi At-Tirmidzi At-Tirmidzi

sh → Aisha, sy → Aisyah, sy → Aisyah,


‫ش‬ Quraish, Shihab, Quraisy, Syihab, Quraisy, Syihab,
Shia Syi’ah Syi’ah
‫ص‬ s → sahih sh → Shahih sh → Shahih
‫ظ‬ z → al-Hafiz zh → al-Hafizh zh → al-Hafizh
t, h (luluh dalam t, h → Abrahah, t, h → Abrahah,

xii
penyerapan) → Aqabah, Aminah, Aqabah, Aminah,
‫ة‬ Abraha, Aqaba, Aisyah, Alqamah, Aisyah, Alqamah,
Amina, Aisha, fitnah, Haditsah fitnah, Haditsah
Alqama, fitna,
Haditha

3. Penyerapan Kata
No Penulisa Penulisa Transliterasi Transliterasi Yang
n Arab n sesuai teks Arab sesuai EYD digunaka
Indonesi n STAI
a
1.a. ꞌa Assalamuꞌalayku Assalamualaiku
m, 'alayhissalam, m, alaihissalam,
syari'at, 'Ashr, syariat, Ashar,
َ‫ع‬ 'Abdullah, Abdullah,
'Aisyah, 'Amr, Aisyah, Amr,
Ibn 'Abbas, Ibnu Abbas,
Mu'adz, Fir'aun, Muadz, Firaun,
Jama'ah, Jum'at Jamaah, Jumat
b. ꞌi 'Isa, 'Isya, 'Idul Isa, Isya, Idul
fithri, 'Idul fitri, Idul Adha,
ِ‫ع‬ Adhha, 'Iraq, Iraq, dhaif, adh-
dha'if, adh- Dhaifah
Dha'ifah
c. ꞌu 'Umar ibn Al- Umar bin Al-
ِ‫ع‬ Khatthab, Khatthab,
'Utsman ibn Utsman bin
ꞌAffan, 'ulama Affan, ulama
2. ` Al-Qur'an, an- Al-Quran, an-
‫ء‬ Atau Nasa'iyy Nasai

3. ` Isra', 'Isya`, Isra, Isya, ulama,
‫ءﹾ‬ Atau 'ulama`, dhu'afa`, duafa, Muwatta
ꞌ Muwaththa'
4. Yahudiyy, Yahudi,
Nashraniyy, Nashrani, nabi,
nabiyy, kursiyy, kursi, al-
al- Khudriyy, al- Khudri, al-
‫يﹼ‬ Iyy Bukhariyy, an- Bukhari, an-
Nasaꞌiyy, an- Nasai, an-
Nawawiyy, al- Nawawi, al-
Albaniyy, al- Albani, al-
Qardhawiyy Qardhawi
5.a. al- Al-Qurꞌan, Al- Quran, Iraq,
ꞌIraq, ꞌUmar ibn Umar bin

xiii
‫ؘا‬ Alkhaththab, al- khattab,
‫لﹾ‬ Bukhariyy, al- Bukhari, Nasai,
Nasaiyy, al- Nawawi, Albani
Nawawiyy, al-
Albaniyy
b. ‫اؘ‬ al- Al-Kitab, Al- Alkitab, Alquran
‫لﹾ‬ Qurꞌan
6.a. Masjidil Aqsha, Masjidil Aqsa,
Bashrah, ikhlash, Basrah, ikhlas,
‫ص‬ sh shadaqah, sadaqah, sahih,
shahih, shalat, salat, subuh,
shubh, ꞌashr, ashar, tashih,
tashhih, mushaf
mashiyyat,
mushhaf
b. ‫ث‬ ts hadits, Utsman hadis, Usman
7. dz adzab, adzan, azab, azan,
‫ذ‬ muadzin, muazin, mazhab,
madzhab, at- at-Tirmizi
Tirmidzi
8. zh zhahir, zhalim, zahir, zalim,
‫ظ‬ zhuhr zuhur

9. zh hafazh, nazhar, hafal, nazar,


‫ظ‬ zhahir lahir

10. dl dluꞌafa՝, haidl, duafa, haid,


‫ض‬ ridla, Ramadlan, ridha,
ꞌIdul adlha Ramadhan, Idul
adha
11. ‫ط‬ th ꞌAbdul Abdul Muttalib,
Muththalib, Umar bin
ꞌUmar ibn al- Khattab,
Khaththab, Fatimah, Idul
Fathimah, ꞌIdul fitri, fitrah,
fithri, fithrah, Muwatta, sultan
Muwaththa՝,
sulthan
12. ‫ف‬ f fahm, nafs faham, nafas
13. Yaꞌqub, al-ꞌIraq, Yaꞌkub, Irak,
aqidah, akhlaq, akidah, akhlak,
fiqh, haqiqah, fikih, hakikat,
‫ق‬ q nifaq, munafiq, nifak, munafik,
shadaqah, taqlid, shadakah, taklid,
taqwa, qadr, takwa, kadar,
qaidah, waqf kaidah, wakaf

xiv
14. Jaꞌfar, jamaꞌ, Jakfar, jamak,
‫ع‬ ꞌ daꞌwah, Miꞌraj, dakwah, Mikraj,
maꞌruf, makruf, maksiat,
maꞌshiyyat, mukjizat, takdil
muꞌjizat, taꞌdil
15. ْ‫ؤ‬ ꞌ muꞌmin, ruꞌyat mukmin, rukyat
16.a ْ‫ؘو‬ Aw Firꞌawn, Sawdah Firaun, Saudah
.
Al-layl, Layla, Al-lail, Laila,
Assalamu’alayku Assalamu’alaiku
b. ‫ؘ‬ ْ‫ي‬ Ay m, ꞌalayhissalam, m, ꞌalaihissalam,
bayt, Baytullah, bait, Baitullah,
Hudzayfah, Huzaifah,
Husayn Husein
Husayn, jamaah, Husein, jemaah,
17.a ‫ﹷ‬ a Makkah, Mekkah,
. Madinah, masjid, Medinah,
shadaqah, syaikh mesjid, sedekah,
syeikh
b. Hijaz, Hijaz, faedah,
‫ﹺﺉ‬ i faidah, kaedah
qaidah
ꞌAshr, fahm, fajr, Asar, faham,
khamr, Abu fajar, khamar,
Bakr, Abu Jahl, Abu Bakar, Abu
18.a ‫ﹷﹿ‬ - Badr, Ka’b, nafs, Jahal, Badar,
. qadr, Syarf, Ka’ab, nafas,
syarh, waqf kadar, Syaraf,
syarah, wakaf
b. ‫ﹻﹿ‬ - fiqh, khidhr fikih, Khidir
Hukm, Hukum, subuh,
c. ‫ﹹﹿ‬ - shubh, zuhur
zhuhr

4. Tranliterasi ta’ marbuta


Teks Arab Sesuai EYD Yang digunakan STAI
haqiqat hakikat
muꞌamalat muamalat, muamalah
muꞌjizat mukjizat
musyawarat musyawarat,
musyawarah
ruꞌyat rukyat, rukyah
shalat salat
surat surat, surah
syariꞌat syariat, syariah

xv
5. Penulisan kata majemuk
Teks Arab Sesuai EYD Yang digunakan STAI
Abd Allah Abdullah, Abdillah,
Abdallah
Nashir al-Din Nashiruddin
Sidrat al-Muntaha Sidratul Muntaha
Syu’ab al-Iman Syu’abul Iman
Kitab al-Mi’raj Kitabul Mi’raj
Musnad al-Kabir Musnadul Kabir
Abu Abdullah Abu Abdillah
Abu Abdurrahman Abu Abdirrahman
Ali bin Abu Thalib Ali bin Abi Thalib
Sidratul Muntaha Sidratil Muntaha

6. Penulisan kata sandang “Al”


Teks Arab Sesuai EYD Yang digunakan STAI
al-Din ad-Din
al- Nawawi an-Nawawi
al-Rahman ar-Rahman
al-Tirmidzi at-Tirmidzi
al-Qur’an al-Qur’an
al-Bukhari al-Bukhari
al-Albani al-Albani

7. Penulisan Singkatan
a. Allah SWT → Allah Subhanahu wa Ta’ala
b. Rasulullah SAW→ Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
c. Nabi Adam as → Nabi Adam Alaihissalam
d. Ali ra → Ali Radhiyallahu Anhu

xvi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................................... iii
MOTTO ..............................................................................................................................iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................................... v
ABSTRAK ..........................................................................................................................vi
ABSTRACT.........................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... viii
TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA........................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah................................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 7
F. Kajian Pustaka ............................................................................................................ 8
G. Sistematiaka Penelitian ............................................................................................ 10
BAB II KERANGKA TEORITIS ..................................................................................... 12
A. Landasan Teori ........................................................................................................ 12
1. Peran ...................................................................................................................... 12
2. Bank Syariah.......................................................................................................... 14
3. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ........................................................... 15
3. 1. Tujuan Pendirian BPRS .................................................................................. 16
3. 2. Kegiatan BPRS yang dilarang ........................................................................ 17
3. 3. Produk-produk BPRS ..................................................................................... 17
4. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)........................................................ 21
4.1. Landasan hukum Usaha Mikro kecil dan Menengah ....................................... 23

xvii
4.2. Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah ............................................ 26
4.3. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah ..................................................... 26
4.4. Jenis-Jenis Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) .......................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 31
A. Metode Pendekatan Penelitian................................................................................. 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................................. 32
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ...................................... 32
D. Jenis Data Penelitian................................................................................................ 34
E. Sumber Data............................................................................................................. 35
F. Teknik pengumpulan data ........................................................................................ 36
G. Metode Analisa ........................................................................................................ 38
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................. 39
A. Hasil Penelitian ........................................................................................................ 39
1. Profil BPRS Artha Madani .................................................................................... 39
2. Visi Misi BPRS Artha Madani .............................................................................. 39
1. Visi ..................................................................................................................... 39
2. Misi ..................................................................................................................... 40
3. Struktur Organisasi ................................................................................................. 41
4. Produk BPRS Artha Madani ................................................................................... 42
a. Produk dana ........................................................................................................ 42
b. Produk Pembiayaan ............................................................................................ 44
c. Produk lainnya .................................................................................................... 47
B. Analisa data .................................................................................................................. 47
1. Peran perbankan syariah dalam mengembangkan UMKM .................................... 47
2. Kendala-kendala dalam mengembangkan UMKM ................................................ 55
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 58
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 58
B. Saran ............................................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 60

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an sebagai pegangan hidup umat islam telah mengatur kegiatan

bisnis secara eksplit, dan memandang bisnis sebagai sebuah pekerjaan yang

menguntungkan dan menyenangkan, sehingga Al-Qur’an sangat mendorong

dan memotivasi umat Islam untuk melakukan transaksi binis dalam kehidupan

mereka. Al-Qur’an mengakui legitimasi bisnis, dan juga memaparkan prinsip-

prinsip dan petunjuk-petunjuk dalam masalah bisnis antar-individu maupun

kelompok.1

Dewasa ini masih terdapat anggapan bahwa Islam menghambat kemajuan.

Beberapa kalangan mencurigai Islam sebagai faktor penghambat

pembangaunan (an obstacle to economic growth). Pandangan ini berasal dari

pemikir barat.2 Meskipun demikian, tidak sedikit intelektual muslim yang juga

meyakinkannya.3 Kesimpulan yang agak tergesa-gesa ini hampir dipastikan

timbul karena kesalahpahaman terhadap Islam.4

Pesatnya perkembangan bank syariah di Indonesia sudah barang tentu

melahirkan sejumlah permasalahan, antara lain adalah produk-produk dan

transaksinya apakah telah telah memenuhi syariah. Sudah ridak diragukan lagi
1
Veithzal Rivai, Islamic Transaction Law In Business, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011).
2
Max Weber, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (London: George Allen &
Unwin Ltd, 1976); Irma Adelman dan Cynthia Taft Morris, Economic Growth and Social Equity
in Developing Countries, (Stanford: Stanford University Press, 1973).
3
Muhammad Syafi’I Antonio, Islamic Banking, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik,
(Jakarta: Gema Insani, 2001). Hlm. 3
4
M. Rodinson, Islam and Capitalism, (London: Allen Lane, 1974).

1
bahwa setiap bank syariah yang berjalan di Indonesia harus memiliki Dewan

Pengawas Syariah, yakni lembaga yang terdiri dari para sarjana muslim yang

bertugas mengeluarkan fatwa terhadap produk-produk transaksi, dan

mengawasi bank dari perspektif syariah.5

Lahirnya institusi-institusi keuangan syariah telah membawa sejumlah

permasalahan dikalangan ulama pada khususnya dan umat Islam pada

umumnya. Permasalahan tersebut mulai dari definisi institusi keuangan syariah

itu sendiri hingga posisi produk dan operasionalisasinya menurut perspektif

hukum Islam. Fenomena ini juga terjadi di Indonesia. Selama ini banyak orang

Indonesia yang berpikir bahwa institusi keuangan, khususnya bank, adalah

sebuah institusi yang menggunakan “riba” (keuntungan yang diambil dari

hutang secara tidak sah) dimana prosesnya melibatkan bunga.6

Perkembanagan perbankan syariah di Indonesia memiliki peluang besar

karena peluang pasarnya luas searah dengan mayoritas penduduk Indonesia

yang beragama Islam. Perkembangan ini dapat kita lihat dengan semakin

banyaknya perbankan syariah yang ada di Indonesia. Masyarakat Indonesia

semakin banyak yang memilih untuk menabung dan menggunakan jasa bank

syariah.

Di Indonesia terdapat dua jenis bank yaitu bank konvensional dan bank

syariah. Bank konvensional adalah bank yang menjalankan aktivitasnya


5
H. Cecep Maskanul Hakim, Belajar Mudah ekonomi Islam, Catatan Krisis Terhadap
Dinamika Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia, (Tangerang: Shuhuf Media Insani,
2011). hlm. 8
6
H. Cecep Maskanul Hakim, Belajar Mudah ekonomi Islam, Catatan Krisis Terhadap
Dinamika Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia, (Tangerang: Shuhuf Media Insani,
2011). Hl.. 9

2
dengan menggunakan system bunga sedangkan bank syariah sebaliknya yaitu

bank yang menjalankan aktivitasnya menggunakan system bagi hasil.

Perbankan syariah di Indonesia mengalami perkembangan dengan seiring

berkembangnya pemikiraan masyarkat tentang system bagi hasil yang

menguntungkan masyarakat dibandingkan system bunga yang dipakai bank

konvensional.

Bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu

menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa

pengiriman uang. Pengembangan perbankan yang didasarkan kepada konsep

dan prinsip ekonomi islam merupakan suatu inovasi dalam sistem perbankan

internasional. Bank Islam atau selanjutnya disebut bank syariah, adalah bank

yang beroprasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa

disebut bank tanpa bunga adalah lembaga keuangan yang operasional dan

produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad

Saw. Atau dengan kata lain, bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha

pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas

pembayaran dan peredaran yang pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip

syariah islam.7

Bank islam mulai beroperasi di Indonesia berdasarkan undang-undang

perbankan Tahun 1992 (Undang-undang no. 7 tahun 1992). Undang-undang

tersebut kemudian diterjemahkan lebih lanjut drngan peraturan pemerintah No.

72 Tahun 1992. Perundangan perbankan syariah disempurnakan lebih lanjut

7
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), hlm. 1

3
dengan Undaang-undang N0. 10 Tahin 1998, dan Undang-undang No. 23

Tahun 1999.8 Salah satu fungsi pokok bank syariah adalah menyalurkan

pembiayaan kepada masyarakat sebagaimana diatur dalam Undang-undang

perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008. Penyaluran pembiayaan tersebut

merupakan salah satu bisnis utama dan oleh karena itu menjadi sumber

pendapatan utama bank Syariah.9 Pada dasarnya bank Islam sama seperti bank

umum lainnya, yaitu menerima dana dalam bentuk deposito/tabungan dan

kemudian menginvestasikan dana tersebut dalam bentuk pinjaman atau

investasi lainnya. Perbedaannya adalah bank Islam beroperasi tidak atas dasar

bunga tetapi atas dasar pembagian (sharing) keuntungan.10

Perkembangan perbankan syariah memiliki peranan yang signifikan pada

pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia. Dengan semaraknya

perkembangan perbankan syariah maka diharapkan secara optimal dapat

membantu perkembangan UMKM. Sektor UMKM memberikan kontribusi

yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia pada masa krisis dimana

UMKM memiliki daya tahan menghadapi krisis ekonomi yang terjadi karena

UMKM tidak banyak memiliki ketergantungan pada faktor eksternal seperti

hutang dalam valuta asing, dan bahan baku impor dalam melakukan kegiatan

operasionalnya (Malik, 2008).11 UMKM juga memiliki posisi yang penting

karena kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja dan Pendapatan Domestik


8
Undang-undang Tentang Perbankan Syariah
9
Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2015).
10
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), hlm. 4
11
Sri Maryati, Peran Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Dalam Pengembangan UMKM
dan Agribisnis Pedesaan di Sumatera Barat. Journal Of Economic and Economic Education Vol. 3
No.1 (1-17)

4
Bruto (PDB). Hal ini menjadikan UMKM sebagai harapan utama tulang

punggung peningkatan perekonomian nasional. UMKM juga merupakan

pelaku ekonomi yang strategis mengingat jumlahnya yang mencapai 99,95%

dari total jumlah usaha di Indonesia.12

Namun, banyak perkembangan UMKM masih terbatas pada modal

sehingga perlu adanya pembiayaan untuk mendukung perkembangan tersebut.

Sebenarnya banyak fasilitas kredit yang ditawarkan, baik itu dari bank

konvensional, microfinance, dan tak terkecuali dari bank syariah. Namun, dari

semua tawaran skema kredit yang menggiurkan tersebut, hanya sekitar 60%

yang dapat memenuhi kebutuhan UMKM karena mereka belum bisa

memanfaatkan tawaran tersebut dengan baik. Salah satu sebab UMKM untuk

memperoleh kredit/ pembiayaan adalah collateral atau jaminan yang dimiliki.13

Di Indonesia saat ini UMKM dianggap sebagai cara yang efektif dalam

pengentasan kemiskinan. UMKM telah diatur secara undang-undang Nomor.

20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah. UMKM merupakan

kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

menjadi sektor terbesar kontribusinya terhadap pembangunan nasional.

UMKM juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja

dalam negeri, sehingga sangat membantu dalam upaya mengurangi

pengangguran.

12
Muslimin Kara, KontribusiPembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Pengembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Makassar. Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum
Vol. 47, No. 1, Juni 2013
13
Muslimin Kara, KontribusiPembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Pengembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Makassar. Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum
Vol. 47, No. 1, Juni 2013

5
Selain itu UMKM sendiri menghadapi berbagai masalah yang belum

terselesaikan yang berhubungan dengan iklim usaha. Persoalan terbesar

UMKM adalah kesulitan mengases permodalan, pengelolaan usaha yang masih

tradisional, kualitas SDM yang belum memadai, serta skala dan teknik

produksi yang masih rendah.14 Oleh karena itu, untuk mengembangkan dan

memberdayakan UMKM, diperlukan lembaga keuangan yang sesuai dengan

kebutuhan dan kondisis pelaku ekonomi rakyat itu.15

Atas dasar latar belakang masalah tersebut, maka menarik untuk penulis

melakukan penelitian, untuk itu judul yang digunakan dalam penelitian ini

adalah : “PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM

MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

(Studi Kasus Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Artha Madani)”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah

yang muncul adalah dalam pengembangan usaha mikro kecil dan menengah

para pelaku usaha masih kesulitan dalam permodalan, keterampilan, keahlian,

produksi dan persaingan usaha.

14
Ramdhansyah, Pengembangan Model Pendanaan Umkm Berdasarkan Persepsi Umkm,
Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol. 5, No. 1, Maret 2013
15
Wisber Wiryanto, Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah di Kota Banjarbaru
Dalam Rangka Millenium Development Goals 2015, Makalah (sub Tema MDGS dan
Pemberdayaan SME) dalam rangka Seminar Nasional Demokrasi dan Masyarakat Madani,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Terbuka Pada !3 Juli 2012.

6
C. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka pokok

permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Peran Perbankan Syariah dalam mengembangkan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM).

2. Apa saja yang menjadi kendala Bank Syariah dalam mengembangkan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Karena luasnya permasalahan mengenai Perbankan Syariah. Maka dalam

skripsi ini penulis membatasi pembahasannya, yaitu pada masalah Peran

Perbankan Syariah dalam mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

yang dilakukan BPRS Artha Madani

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan Peran Perbankan Syariah dalam

mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan kendala Bank Syariah dalam

mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan menengah.

E. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini secara umum diharapkan dapat memberikan

kontribusi dan pengetahuan baru mengenai Perbankan Syariah bagi masyarakat

luas, dan khususnya kepada :

7
1. Penulis.

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan Bank Syariah.

2. Peneliti Selanjutnya.

a. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk

peneliti selanjutnya.

b. Sebagai perbandingan dan acuan bagi peneliti selanjutnya.

3. Bank Syariah.

a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperbaiki

program yang ada dan menjadi bahan masukan untuk Bank Syariah.

F. Kajian Pustaka

Berdasarkan penelusuran data yang peneliti lakukan, penulis melihat

bahwa masalah pokok dalam penelitian ini tampaknya masih kurang mendapat

perhatian dari peneliti. Berikut ini beberapa kajian pustaka studi terdahulu yang

penulis dapat :

1. Ryantiar Fahmi Faisal, Peran Pembiayaan Bank Syariah Terhadap

Pengembangan Sektor Riil (Studi kasus pada Bank Jatim Syariah cabang

Surabaya) dalam jurnal sektor riil, menjelaskan bahwa meski Bank Jatim

Syariah merupakan bank dengan hakekat pengembangan sektor riil

melalui pembiayaan bagi hasil, namun ternyata sebagian kecil pembiayaan

yang disalurkan oleh bank jatim syariah merupakan akad bagi hasil

(Mudharabah dan Musyarakah). Justru porsi terbanyak berasa dari

pembiayaan dengan akad jual beli (Murabahah) yang digunakan dalam

8
beberapa pembiayaan investasi usaha dan juga kegiatan konsumtif. Namun

tidak semua pembiayaan investasi menggunakan akad Murabahah karena

pembiayaan tersebut dibedakan menurut jenis usahanya. Untuk investasi

dari sector perdagangan menggunakan akad Murabahah. Sedangkan

investasi dari sektor pertanian menggunakan akad Musyarakah.16

2. Wrih Puji Rarasati, Pemberdayaan fakir miskin melalui Lembaga

Keuangan Mikro (LKM)-Kelompok Usaha Bersama (KUBE). (Studi di

Lembaga Keuangan Mikro (LKM)-BMT Sejahtera di tlogoadi, Mlati,

Sleman.). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Proses pelaksanaan

pemberdayaan fakir miskin melalui Lembaga Keuangan Mikro ini berjalan

cukup baik dan sesuai dengan rencana yang ditentukan serta mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.17

3. Toto Kurniarto, Peran Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU)

dalam Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Berbasis Syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peluang

mengembangkan LPNU sangat terbuka lebar mengingat warga Nahdliyin

yang berjumlah seperempat penduduk Indonesia, kendala yang dihadapi

adalah keterbatasan SDM dan penyediaan sarana dan prasarana, upaya

yang dilakukan LPNU untuk mengatasi kendala utama tersebut yaitu

16
Ryantiar Fahmi Faisal, Peran Pembiayaan Bank Syariah Terhadap Pengembangan
Sektor Riil (Studi kasus pada Bank Jatim Syariah cabang Surabaya) Jurnal Ilmiah. (Malang,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Brawijaya, 2013).
17
Wrih Puji Rarasati, Pemberdayaan fakir miskin melalui Lembaga Keuangan Mikro
(LKM)-Kelompok Usaha Bersama (KUBE). (Studi di Lembaga Keuangan Mikro (LKM)-BMT
Sejahtera di tlogoadi, Mlati, Sleman). Universitas Gadjah Mada, 2007.

9
dengan mengikuti atau mengadakan pelatihan ekonomi syariah dan

memaksimalkan potensi anak muda NU yang tergabung didalamnya.18

G. Sistematiaka Penelitian

Sistematika pembahasan ini dipaparkan dengan tujuan untuk

memudahkan penulisan dan memahami persoalan yang dikemukakan diatas.

Penulis membagi skripsi ini menjadi 5 bab, pada tiap-tiap bab terdiri dari

beberapa sub bab. Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi

masalah, perumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan

skripsi.

Bab II : Landasan teori, pengertian UMKM, landasan hukum UMKM,

kriteria UMKM, jenis-jenis UMKM, serta perbankan syariah,

Sebagai kerangka dasar pembahasan penelitian ini.

Bab III: Memuat paparan mengenai penelitian, struktur organisasi, visi dan

misi, tempat dan obyek penelitian, definisi operasional, teknik

pengambilan data.

Bab IV : Bab ini adalah analisa dengan cara mengkomparasikan antara

landasan teori dan hasil penelitian (data). Yaitu analisa yang

18
Toto Kurniarto, Peran Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) dalam
Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Berbasis Syariah. Universitas Negeri
Islam Hidayatullah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Jakarta 2010.

10
meliput : Peran Bank Syariah Dalam Mengembangkan Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Bab V : Penutup, yang berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan daftar

pustaka.

11
BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Landasan Teori

1. Peran

Peran merupakan aspek dinamis kedudukan. Apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia

menjalankan suatu peranan. Setiap orang mempunyai macam-macam

peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hubungan

sosial yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan-

peranan individu dalam masyarakat. Peranan diatur oleh norma-norma yang

berlaku.19

Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) yang

dimiliki oleh seseorang, sedangkan status merupakan sekumpulan hak dan

kewajiban yang dimiliki seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak

dan kewajiban-kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia

menjalankan suatu fungsi.

Peran merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh

seseorang yang menempati suatu posisi di dalam status sosial, peran

19
Soekanto, 2012: 212-213

12
menurut Levinson dan Soekanto mencakup tiga hal, yaitu sebagai

berikut20:

a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan rangkaian

peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan

kemasyarakatan.

b. Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organiasasi.

c. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting

bagi struktur sosial masyarakat.

Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan

karena suatu jabatan. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki

kecenderungan untuk hidup berkelompok. Dalam kehidupan

berkelompok tadi akan terjadi interaksi antara anggota masyarakat yang satu

dengan anggota masyarakat yang lainnya. Tumbuhnya interaksi diantara

mereka ada saling ketergantungan. Dalam kehidupan bermasyarakat itu

munculah apa yang dinamakan peran (role).21

Jika melihat pengertian tersebut bisa dikatakan peran adalah suatu

sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau

sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau

kedudukan tertentu. Peran yang dijalankan seseorang merupakan

20
Levinson dan Soekanto (2012: 213)
21
Ibid.

13
kewajiban yang harus dia laksanakan terkait dengan status yang dia

miliki. Dengan demikian peran dapat diartikan sebagai perilaku yang

diharapkan dari seseorang dengan status yang disandangnya. Perilaku yang

sudah dijalankan itu merupakan perilaku yang sesungguhnya atau disebut

perilaku peran.22

2. Bank Syariah

Menurut undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan

sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 10 Tahun 1998

pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak.

Berdsarkan definisi tersebut, bahwa aktivitas utama bank adalah

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang menjadi

sumber dana bank, kemudian bank menyalurkan dalam bentuk kredit,

dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.23

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-

prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya

mengikuti ketentuan-ketentuan Syariah Islam, khususnya yang menyangkut

tata cara bermuamalah secara ajaran Islam.

22
Siti Zubaida, 2012
23
Ibid

14
Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus

berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits. Bank syariah mengharamkan

penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah,

bunga bank adalah riba.

3. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

BPRS berdiri berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan

dan peraturan pemerintah (PP) No. 72 Tahun 1992 tentang Bank

berdasarkan prinsip bagi hasil. Pada pasal 1 (butir 4) UU No. 10 Tahun

1998 tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan,

disebutkan bahwa BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran.24

Kemudian undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Bank Syariah

telah mengatur secara khusus eksitensi Bank Syariah di Indonesia. Undang-

undang tersebut melengkapi dan menyempurnakan UU No. 7 Tahun 1992

tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun

1998 yang belum spesifik sehingga perlu diatur khusus dalam undang-

undang tersendiri menurut pasal 18 UU No. 21 Tahun 2008, Bank Syariah

24
Undang-Undang Perbankan Syariah

15
terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Semua peraturan perundang-undanganan yang menyebut BPRS dengan

Bank Perkreditan Rakyat Syariah harus dibaca dengan Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah. 25

3. 1. Tujuan Pendirian BPRS

Terdapat beberapa tujuan pendirian Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah, yaitu :26

1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam terutama

kelompok masyarakat ekonomi lemah yang pada umumnya

berada di daerah pedesaan.

2. Menambah lapangan kerja terutama di tingkat kecamatan,

sehingga mengurangi arus urbanisasi.

3. Membina ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam

rangka peningkatan per kapita menuju kualitas hidup yang

memadai. Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat Syariah.

Sebagai lembaga keuangan syariah pada dasarnya Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah dapat memberikan jasa-jasa keuangan

yang serupa dengan bank-bank umum syariah. Namun demikian,

sesuai UU perbankan No. 1 Tahun 1998, BPR Syariah hanya dapat

melakukan usaha-usaha sebagai berikut :

25
Siti Zubaidah, Undang-Undang Perbankan Syariah. 2012.
26
Sudarsono, 2004: 85; sumitro, 1997:111

16
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

berupa deposito berjangka, tabungan dan bentuk lainnya.

2. Memberikan kredit

3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan

prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank

Indonesia.

4. Menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia,

deposito berjangka, sertifikat depositi, atau pada tabungan pada

bank lain.

3. 2. Kegiatan BPRS yang dilarang

1. Menerima simpanan dalam bentuk giro dan ikut serta dalam lalu

lintas pembayaran

2. Melakukan kegiatan valuta asing

3. Melakukan penyertaan modal

4. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana

disebutkan pada kegiatan usaha yang boleh dilakukan oleh BPRS

3. 3. Produk-produk BPRS

Produk-produk yang ditawarkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

adalah :

1. Funding (penghimpunan dana)

Yakni kegiatan usaha yang dilakukan bank untuk

menghimpun atau mengumpulkan dana dari nasabah, internal bank

17
maupun masyarakat dalam bentuk simpanan berdasarkan konsep

syariah.

Adapun produk penghimpunan dana BPRS yaitu :

a. Tabungan wadiah

Tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni

titipan murni dari satu pihak ke piihak yang lain, baik individu

maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan

kapan saja si penitip menghendaki.27 Bank bertanggung jawab

atas pengembalian titipan tersebut.

b. Deposito Mudharabah

Akad kerjasamana antara dua pihak, dimana pihak pertama

bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan pihak kedua

yaitu bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib), bank

mengelola dana tersebut dengan tujuan untuk memperoleh

keuntungan. Dan apabila terdapat keuntungan dibagi

berdasarkan kesepakatan, sampai jangka waktu yang telah

ditentukan.

2. Financing (Penyaluran Dana)

Yakni kegiatan yang dilakukan bank dalam memanfaatkan

dan menyaluran dana nasabah yang telah terkumpul kedalam

27
Sayyid sabiq, Fiqhus Sunnah (Beirut: Darul-Kitab Al-Arabi, 1987) cetakan ke- 8, hlm.
3; Hall Hill, “Manufacturing Industry”, dalam Ann Booth (ed), The Oil Boom and After, Indonesia
Economic Policy and Performance in The Soeharto Era (Oxford: Oxford University Press, 1992)

18
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri atau

lembaga. Dan investasi tersebut, yang diperbolehkan menurut

syariat Islam.

Adapun produk penyaluran dana BPRS yaitu :

a. Pembiayaan Mudharabah

Merupakan akad kerjasama usaha antara shahibul maal

(pemilik dana) dengan mudharib (pengelola dana) melalui

nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di muka. Jika usaha yang

dijalankan mengalami kerugian akan ditanggung oleh pemilik

usaha, kecuali adanya kelalaian atau kesalahan oleh pengelola

dana seperti penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan

dana.28

b. Pembiayaan Musyarakah

Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan

kontribusi dana (maal) dengan kesepakatan jika terdapat

keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan dan apabila terdapat

kerugian ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

28
Tri Hendro & Conny Tjandra Rahardja, Bank & Institusi Keuangan Non Bank Di
Indonesia, (UPP STIM YKPN, 2014). Hlm. 189

19
c. Pembiayaan bai bitsaman ajil

Proses jual beli antara bank dan nasabah, dimana bank

menalangi lebih dahulu pembelian suatu barang pesanan

nasabah, kemudian nasabah membayar barang tersebut sesuai

harga yang telah disepakati.

d. Pembiayaan Murabahah

Jual beli barang pada harga asal dengan tambahan

keuntungan yang disepakati.29 Dalam bai al-murabahah, penjual

harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan

suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.30

e. Pembiayaan Qardhun Hasan

Merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang atau barang

yang dilakukan tanpa ada tujuan keuntungan, namun pihak bank

sebagai pemberi pinjaman dapat meminta pengganti biaya yang

diperlukan dalam pelaksanaan kontrak qardh.31 Dalam literatur

fiqh klasik, qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui atau akad

saling membantu dan bukan transaksi komersial.32

29
Muhammad Ibn Ahmad Ibnu Muhammad Ibn Rusyd, (Beirut: Bidayatul Mujtihad wa
Nihayatul Muqtashid Darul-Qalam, 1988), vol. II, hlm 216.
30
Muhammad Syafi’I Antonio, Islamic Banking, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik,
(Jakarta: Gema Insani, 2001). Hlm. 101
31
Tri Hendro & Conny Tjandra Rahardja, Bank & Institusi Keuangan Non Bank Di
Indonesia, (UPP STIM YKPN, 2014). Hlm 195
32
Ahmad asy-Syarbasyi, al-Mu’jam al-Iqtisad al-Islami (Beirut: Dar Alamil Kuttub,
1987); Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah (Beirut: Dar Alamil Kuttub, 1987), cetakan ke-8, vol. III,
hlm. 163.

20
f. Pembiayaan Istishna

Kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang.

Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari

pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk

membuat atau membeli barang menurut sepesifikasi yang telah

disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah

pihak bersepakat atas harga serta sistem pembayaran, apakah

pembayaran dilakukan dimuka, melalui cicilan, atau

ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan

datang.33

g. Pembiayaan Al-Hiwalah

Pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang

lain yang wajib menanggungnya. Dalam istilah para ulama, hal

ini merupakan pemindahan beban utang dari muhil (orang yang

berutang) menjadi tanggungan muhal alaih atau orang yang

berkewajiban membayar utang.34

4. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

UMKM diatur berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan

33
Abu Bakar Ibn Mas’ud al-Kasani, al-Bada’I was Sana’i Fi Tartih al-Shara’i (Beirut:
Darul-Kitab al-Arabi), edisi ke-2
34
As-Sarbini Khatib, Mughni Muhtaj Sharh al-Minhaj (Kairo: al-Babi al-Halabi), vol. II,
hlm. 193; Muhammad Rawas Qal’aji, Mu’jam Lughat al-Fuqaha, (Beirut: Darun-Nafs, 1985).

21
bahwa sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai UMKM adalah

perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau

dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan

pendapatan tertentu.

Di Indonesia, usaha mikro kecil dan menengah sering disingkat

(UMKM), UMKM saat ini dianggap sebagai cara yang efektif dalam

pengentasan kemiskinan. Dari statistic dan riset yang dilakukan, UMKM

mewakili jumlah kelompok usaha terbesar. UMKM merupakan kelompok

pelaku terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi

dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Selain menjadi

sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadapa pembangunan

nasional, UMKM juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi

tenaga kerja dalam negeri, sehingga membantu upaya mengurangi

pengangguran.35

Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM didefinisikan sebagai berikut:

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

35
http//endah240395.wordpress.com//2015/01/05/makalah-umkm

22
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi

kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih

atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang ini.

4.1. Landasan hukum Usaha Mikro kecil dan Menengah

Landasan hukum tentang usaha kecil dan menengah (UKM)

tercantum dalam undang-undang Nomor. 9 Tahun 1995 tentang

usaha kecil. Untuk memperkuat permodalan, dikeluarkan peraturan

menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor

10/PER/M.KUKM/VI/2006 tentang petunjuk teknis program

23
pembiayaan produktif koperasi dan usaha mikro (P3KUM) Pola

Syariah.36

Ada beberapa perintah ajaran agama Islam agar umatnya

melakukan usaha bisnis yaitu :37

a. Berbisnis bagian dari kehidupan

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Jumu’ah ayat 10

yang mengatakan:

‫ض ِل هالّلِ َوا ْذ ُك ُر ْوا ه‬


َ‫الّل‬ ِ ‫صالَ ةِ فَا ْن َنش ُِروا فِي األ َ ْر‬
ْ َ‫ض َوا ْبتَغُوا ِم ْن ف‬ َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫فَإ ِ ذَ ق‬
ِ ‫ض َي‬

َ‫َك ِثي ًْرا لَ َعلَ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْون‬

Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu

dimuka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah

banyak-banyak supaya kamu beruntung”.

b. Berbisnis mencari ridha Allah, bukan untung

Kegiatan bisnis bagi umat Islam ditujukan tidaklah untuk

mencari untung yang besar semata sebab bila pelaku bisnis hanya

mengutamakan untung yang besar, maka yang bersangkutan akan

36
Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam, ( Jakarta: Rajawali
Press, 2009 ), hlm. 48
37
Irfadilla, Peran Perbankan Syariah Dalam Mendorong Usaha Kecil dan Menengah
Menurut Tinjauan Ekonomi Islam, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Karim, 2011.

24
terjebak pada mengejar laba baik halal maupun haram atau tidak

sah. Berbisnis dalam Islam tidaklah mengutamakan untung besar,

tetapi berusaha untuk menyenangkan pelanggan dalam membeli

produk kita. Oleh karena itu seorang muslim dalam berbisnis

harus ikhlas, dan memberi kesan baik kepada pembeli.38

c. Berbisnis sama dengan manifestasi kerja keras

Suatu hasil usaha yang diperoleh dengan cara bekerja keras

membanting tulang, mandi keringat merupakan rezeki yang

halal dalam ajaran Islam. Suatu kegiatan bisnis merupakan suatu

kerja keras, karena ia didahului oleh kepercayaan pada diri

sendiri, membuat prestasi dengan sepenuh hati, keberanian

menerima resiko, serta memasang niat untuk hanya mencari

ridha Allah semata. Dalam kerja keras ini tersebunyi adanya

kepuasan bathin, yang tidak dinikmati oleh profesi lain. Agama

Islam tidak hanya menekankan kerja keras untuk dunia semata, atau

untuk akhirat saja, tetapi untuk kedua-duanya. Artinya dalam

mencari kehidupan dunia jangan sampai melupakan bekal untuk

akhirat.39

38
Irfadilla, Peran Perbankan Syariah Dalam Mendorong Usaha Kecil dan Menengah
Menurut Tinjauan Ekonomi Islam, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Karim, 2011
39
Irfadilla, Peran Perbankan Syariah Dalam Mendorong Usaha Kecil dan Menengah
Menurut Tinjauan Ekonomi Islam, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Karim, 2011

25
4.2. Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Sulistyastuti (2004) menyebutkan ada empat alasan yang

menjelaskan posisi strategis UMKM di Indonesia.

1. UMKM tidak memerlukan modal yang besar sebagaimana

perusahaan besar sehingga pembentukan usaha ini tidak sesulit usaha

besar.

2. Tenaga kerja yang diperlukan tidak menuntut pendidikan formal

tertentu.

3. Sebagian besar berlokasi di pedesaan dan tidak memerlukan

infrastruktur sebagaimana perusahaan besar.

4. UMKM terbukti memiliki ketahanan yang kuat ketika Indonesia

dilanda krisis ekonomi.

4.3. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Berdasarkan kekayaan dan hasil penjualan, menurut Undang-

Undang Nomor 20 tahun 2008 pasal 6, kriteria usaha mikro yaitu:

1. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,

atau

2. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah).

26
Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:

1. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,

atau

2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Sedangkan kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:

1. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00

(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

27
4.4. Jenis-Jenis Usaha Kecil dan Menengah (UMKM)

Saat ini banyak ragam jenis usaha kecil dan menengah di

Indonesia, tetapi secara garis besar dikelompokkan dalam 4 kelompok

diantaranya:40

1. Usaha Perdagangan

Meliputi keagenan seperti agen koran atau majalah, sepatu,

pakaian dan lain-lain. Ekspor atau impor seperti produk lokal

dan internasional. Sektor informal seperti pengumpulan barang

bekas, pedagang kaki lima, dan lain-lain.

2. Usaha Pertanian

Meliputi perkebunan yaitu pembibitan dan kebun buah-

buahan, sayur-sayuran, dan lain-lain. Peternakan yaitu ternak

ayam petelur, susu sapi. Serta perikanan yaitu darat atau laut

seperti tambak udang, kolam ikan, dan lain-lain.

3. Usaha Industri

Industri makanan atau minuman, pertambangan,

pengrajinan, konveksi, dan lain-lain.

40
Ibid.

28
4. Usaha Jasa

Jasa konsultan yaitu perbengkelan, restoran, jasa. Jasa

konstruksi, jasa transpotasi, jasa telekomunikasi, jasa pendidikan

dan lain-lain.

B. Kerangka Pemikiran

Agar lebih memudahkan dalam memahami skripsi ini, maka

penelitian ini mendefinisikan beberapa istilah, antara lain:

1. Bank Syariah

Bank Syariah adalah Bank yang dalam aktivitasnya baik

penghimpunan dana maupun penyaluran dana memberikan imbalan atas

dasar prinsip syariah yaitu bagi hasil dan jual-beli. Bank yang

pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam dan praktiknya

saat ini, banyak istilah yang diberikan untuk menyebut entitas Bank Islam.

Bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Islam,

yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan pihak lain (nasabah)

berdasarkan hukum Islam.41

2. UMKM

UMKM adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

41
Mustika Kusiriyantini, 2015.

29
anak perusahaan, atau cabang perusahaan dan sudah diatur dalam undang-

undang.

Bank Usaha Mikro


Syariah Kecil dan
Menengah

Dengan adanya program pemberdayaan UMKM yang dilakukan Bank

Syariah akan memberikan hal yang positif dalam pertumbuhan ekonomi

masyarakat, para pelaku usaha bisa mengembangkan usaha mereka dan

mampu membiayai hidupnya secara konsisten, dan tentunya akan

menciptakan kesejahteraan.

30
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan Penelitian

Metode penelitian adalah proses belajar atau usaha untuk menemukan atau

untuk mengembangkan dan menguji suatu kebenaran/pengetahuan, atau untuk

memperoleh jawaban atas suatu masalah. Namun demikian, setiap orang bisa

saja mendefinisikan penelitian berbeda-beda, tetapi substaninya adalah usaha

untuk menenmukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu

pengetahuan, serta memperoleh jawaban suatu masalah. Jawaban dari suat

masalah dapat berupa jawaban abstrak dan umum atau jawaban yang konkret

dan spesifik.42

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Hal ini dikarenakan metodologi penelitian kualitatif adalah data yang

berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.43 Penelitian kualitatif, penelitian

ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial

secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang

mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.

42
Hendri Tanjung & Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta:
Gramata Publishing, 2013). hlm. 3
43
Prof. Dr Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Dilengkapi dengan Metode R & D,
(Bandung, Alfabeta, 2016). hlm. 14

31
B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini adalah studi kasus pada BPRS Artha Madani.

Yang beralamat di Jl. Jenderal Sudirman No. 6 Sarimulya, Cikampek,

Kabupaten Karawang, Jawa Barat

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2017.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada

suatu variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti, atau

menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang

diperlukan mengukur konstruk atau variabel tersebut (Vera, 2013).44

Definisi masing-masing variabel yaitu :

1. Bank Syariah

Bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu

menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa

pengiriman uang.

Prinsip operasional bank syariah mempunyai ciri khusus, yaitu

pemilik dana menyimpan dan menanamkan dananya di bank syariah tidak

44
Vera 2013

32
dengan motif untuk mendapatkan bunga. Bank Syariah secara umum

bertujuan untuk mendorong kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan

melakukan kegiatan perbankan, finansial, komersial, dan investasi sesuai

kaidah syariah. Bank Syariah menggunakan sistem bagi hasil.

2. Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UMKM adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan, atau cabang perusahaan dan sudah diatur dalam undang-

undang.

Variabel penelitian dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Variabel Independen atau variabel bebas (X)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,

antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat).45

Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau

variabel yang mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen

dalam penelitian ini adalah Bank Syariah.

45
Prof. Dr Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Dilengkapi dengan Metode R & D,
(Bandung, Alfabeta, 2016). hlm.39

33
b. Variabel Dependen atau terikat (Y)

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas.46

variabel dependen adalah tipe variabel yang dapat dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel bebas. Variabel dependen

pada penelitian ini adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

D. Jenis Data Penelitian

Secara garis besar data yang terkumpul diklasifikasikan kedalam data

kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah jenis data yang tidak

menentukan jumlah data atau bilangan tertentu melainkan hasil penelitian

pada objek penelitian, data ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara.

Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif

yang meliputi:

1. Observasi dan wawancara di BPRS Artha madani

2. Artikel dari berbagai sumber yang berhubungan dengan penelitian baik

berupa buku-buku, jurnal dan informasi lain yang berkaitan dengan

peran perbankan syariah dalam mengembangkan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah.

46
Ibid, hlm.40

34
E. Sumber Data

Sumber data penelitian dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sumber

data primer dan sumber data sekunder. Data primer adalah data yang berasal

dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk

terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file (Umi Narimawati: 2008:98).47

Data-data yang biasanya diperoleh dengan car survey lapangan. Sedangkan

data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan oleh institusi/lembaga

pengumpulan data yang telah dipublikasikan kepada masyarakt luas. Penentuan

sumber data didasarkan atas jenis data yang telah ditentukan. Pada penelitian

ini, penulis menggunakan data primer dan data sekunder, yaitu :

1. Data Primer

Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data

yang diperoleh secara langsung dengan cara observasi dan wawancara

di Bank Perkreditan Rakyat Syariah Artha Madani.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek

penelitiannya. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh dari Website BPRS Artha madani.

47
http//www.elib.unikom.ac.id

35
F. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh

peneliti terhdap suatu proses atau objek dengan tujuan untuk memahami

pengetahuan dari sebuah fenomena/perilaku berdasarkan pengetahuan

dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya. Obseravsi diartikan

sebagai suatu pengamatan terhadap objek penelitian.48 Dalam konteks

penelitian kualitatif, observasi tidak untuk menguji kebenaran tetapi

untuk mengetahui kebenaran yang berhubungan dengan

aspek/kategori sebagai aspek studi yang dikembangkan peneliti.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari respondennya sedikit/kecil. Teknik

pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri

sendiri self-report, atau setidaak-tidaknya pada pengetahuan dan atau

keyakinan pribadi.49 Wawancara dilakukan dua pihak yaitu

pewawancara (interviewee) dan yang mengajukan pertanyaan kepada

48
Hendri Tanjung & Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta:
Gramata Publishing, 2013). Hlm. 93
49
Prof. Dr Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Dilengkapi dengan Metode R & D,
(Bandung, Alfabeta, 2016) hlm. 157

36
orang yang diwawancarai (interviewee) dengan maksud untuk

mengkonstruksi kejadian dan kegiatan. Wawancara secara garis besar

dibagi dua, yakni wawancara terstruktur dan wawancara tidak

terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data telah mengetahui pasti tentang informasi apa yang

akan diperoleh.50 Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan

data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul

data. Wawancara tidk terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan.51

Dalam hal ini, peneliti melakukan tanya jawab atau wawancara

secara tidak terstruktur kepada Pimpinan dan staf BPRS Artha Madani.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan informasi yang berasal dari catatan

penting baik dari lembaga atau organisasi maupun perorangan (Hamidi,

2004:72). Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-

karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2013:240).52

Dokumentasi diperlukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari

hasil wawancara dan observasi.

50
Ibid
51
Ibid. hlm 160
52
http//www. eprints.ums.ac.id

37
G. Metode Analisa

Metode analisis data meliputi analisis kualitatif dimana digunakan untuk

menilai objek penelitian berdasarkan sifat tertentu dimana dalam penilaian sifat

dinyatakan tidak dalam angka-angka dan digunakan untuk menjelaskan

analisis data yang diolah.

38
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Profil BPRS Artha Madani

Nama : Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Artha Madani

Alamat : Jl. Jenderal Sudirman No. 6 Sarimulya, Cikampek,

Kabupaten Karawang, Jawa Barat

Telepon : (0264) 317450

Situs Web : www.arthamadani.co.id

Modal dasar : 10.000.000.000,-

Jumlah karyawan : 13 Orang

2. Visi Misi BPRS Artha Madani

1. Visi

“Menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah terkemuka yang sehat dan

dinamis serta menjadi Mitra sukses dalam usaha dan ibadah dengan

memberikan yang TERBAIK kepada para pemangku kepentingan terutama

nasabah, pemegang saham dan karyawan”.

39
2. Misi

a. Kami memberikan yang TERBAIK untuk memuaskan para pelanggan

sebagai pilihan utama mereka dengan memberikan produk dan jasa yang

berkualitas, inovatif, dan handal.

b. Kami memberikan yang TERBAIK kepada para pemegang saham dan

nasabah dengan menciptakan pertumbuhan keuangan dan tingkat

pengembalian yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang dengan

tingkat resiko yang dapat diterima.

c. Kami memahami tanggung jawab sosial kami sebagai perusahaan dan

memberikan yang TERBAIK kepada masyarakaat dengan secara aktif

berkontribusi terhadap kesejahteraan mereka melalui kegiatan sosial yang

dilakukan secara berkesinambungan.

d. Kami yakin bahwa hasil-hasil yang dapat dipertahankan dalam jangka

panjang untuk para pemangku kepentingan hanya dapat dicapai dengan

memberikan yang TERBAIK epada karyawan dengan merekrut,

mengembangkan dan memberikan imbalan kepada orang-orang yang

berkompetensi tinggi dan menciptakan iklim kerja yang kondusif dimana

orang-orang dapat bertumbuh dan berinovasi.

40
3. Struktur Organisasi53

RAPAT UMUM PEMEGANG


SAHAM (RUPS)

DEWAN PENGAWAS DEWAN


SYARIAH (DPS) KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR
DIREKTUR BISNIS
OPERASIONAL

PENGEMBANGAN INTERNAL AUDIT


OPERASIONALDAN BISNIS, PRODUK
TREASURY DAN LAYANAN
GENERAL
MANAGER CORPORATE
PEMASARAN DAN STRATEGY
SDI DAN BAGIAN PENGEMBANGAN
UMUM JARINGAN
TEKNOLOGI
INFORMASI
ADMINISTRASI, PERFORMANCE
LEGAL DAN PORTOFOLIO, CORPORATE SOCIAL
COLLECTION DAN RESPONSILIBITY
CUSTODY
GENERAL REMEDIAL (CSR)
MANAGER
PENGENDALIAN SPECIAL
TRANSACTION
RESIKO
SUPPORT

KANTOR CABANG/
KANTOR PUSAT OPS

KANTOR KAS PAYMENT POINT

53
www.arthamadani.co.id

41
4. Produk BPRS Artha Madani

a. Produk dana54

1. Tabungan Wadiah Madani

Simpanan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsp syariah

dengan akad wadiah yang etoran dan penarikannya berdasarkan syarat-

syarat tertentu yang disepakati.

Syarat tabungan wadiah madani adalah :

a. KTP/SIM/Paspor

b. Mengisi formulir pembukaan rekening

c. Melakukan akad dan kontrak pembukaan rekening

d. Menyetor pembukaan tabungan IB madani

2. Tabungan Mudharabah Qurban

Simpanan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip syariah

untuk membantu nasabah dalam merencankan ibadah qurban.

Syarat tabungan mudharabah qurban adalah :

a. KTP/SIM/Paspor

b. Mengisi formulir pembukaan rekening

c. Melakukan akad dan kontrak pembukaan rekening

d. Menyetor pembukaan tabungan IB madani

54
www.arthamadani.co.id

42
3. Tabungan Mudharabah Haji

Simpanan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip syariah

untuk membantu pelaksanaan ibadah haji dan Umrah.

Syarat tabungan mudharabah haji adalah :

a. KTP/SIM/Paspor

b. Mengisi formulir pembukaan rekening

c. Melakukan akad dan kontrak pembukaan rekening

d. Menyetor pembukaan tabungan IB madani

4. Deposito Syariah Madani

Simpanan dana pihak ketiga dalam mata uang rupiah yang hanya

dapat ditarik berdasarkan jangka waktu tertentu yang dikelola

berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah untuk perorangan dan non

perorangan.

Syarat deposito syariah madani adalah :

a. KTP/SIM/Paspor

b. Mengisi formulir pembukaan rekening

c. Melakukan akad dan kontrak pembukaan rekening

d. Menyetor pembukaan tabungan IB madani

43
b. Produk Pembiayaan55

1. Pembiayaan Syariah Modal Usaha

Pembiayaan yang diberikan BPRS kepada ummat untuk tujuan

pembelian barang-barang kebutuhan usaha, investasi ataupun konsumtif

dengan syarat nasabah memiliki pekerjaan dengan sumber pengembalian

yang tetap.

Syarat pembiayaan syariah modal usaha adalah :

a. KTP Suami Istri


b. KK (Kartu Keluarga)
c. Surat nikah
d. Foto copy dokumen jaminan (Sertifikat, STNK, BPKB dll)
e. PBB & STTS terakhir
f. SIUP/SKU (Surat Keterangan Usaha)
g. Cash flow/Neraca Usaha
h. Slip Gaji (untuk Karyawan)
i. SK Pengangkatan (Untuk Karyawan)
j. Print out buku tabungan 3 bulan terakhir

2. Pembiayaan Syariah Kepemilikan Kendaraan

Pembiayaan yang diberikan BPRS kepada ummat untuk tujuan

pembelian kendaraan motor atau mobil dengan syarat nasabah memiliki

pekerjaan dengan sumber pengembalian yang tetap.

55
www.arthamadani.co.id

44
Syarat pembiayaan syariah kepemilikan kendaraan adalah :

a. KTP Suami Istri


b. KK (Kartu Keluarga)
c. Surat nikah
d. Foto copy dokumen jaminan (Sertifikat, STNK, BPKB dll)
e. PBB & STTS terakhir
f. SIUP/SKU (Surat Keterangan Usaha)
g. Cash flow/Neraca Usaha
h. Slip Gaji (untuk Karyawan)
i. SK Pengangkatan (Untuk Karyawan)
j. Print out buku tabungan 3 bulan terakhir

3. Pembiayaan Syariah Untuk Pegawai Negeri dan Swasta

Pembiayaan yang diberikan BPRS kepada ummat untuk tujuan

pembelian kendaraan, rumah dan modal usaha dengan syarat nasabah

memiliki pekerjaan dengan sumber pengembalian yang tetap.

Syarat Pembiayaan Syariah Untuk Pegawai Negeri dan Swasta :

a. KTP Suami Istri


b. KK (Kartu Keluarga)
c. Surat nikah
d. Foto copy dokumen jaminan (Sertifikat, STNK, BPKB dll)
e. PBB & STTS terakhir
f. SIUP/SKU (Surat Keterangan Usaha)
g. Cash flow/Neraca Usaha
h. Slip Gaji (untuk Karyawan)
i. SK Pengangkatan (Untuk Karyawan)
j. Print out buku tabungan 3 bulan terakhir

45
4. Pembiayaan Syariah Kepemilikan Emas

Pembiayaan yang diberikan BPRS kepada ummat untuk tujuan

pembelian emas, dengan syarat nasabah memiliki pekerjaan dengan

sumber pengembalian yang tetap.

Syarat pembiayaan syariah kepemilikan emas :

a. KTP Suami Istri


b. KK (Kartu Keluarga)
c. Surat nikah
d. Foto copy dokumen jaminan (Sertifikat, STNK, BPKB dll)
e. PBB & STTS terakhir
f. SIUP/SKU (Surat Keterangan Usaha)
g. Cash flow/Neraca Usaha
h. Slip Gaji (untuk Karyawan)
i. SK Pengangkatan (Untuk Karyawan)
j. Print out buku tabungan 3 bulan terakhir

5. Pembiayaan Syariah Kepemilikan Rumah

Pembiayaan yang diberikan BPRS kepada ummat untuk tujuan

pembelian rumah atau renovasi rumah dengan syarat nasabah memiliki

pekerjaan dengan sumber pengembalian yang tetap.

Syarat pembiayaan syariah kepemilikan rumah :

a. KTP Suami Istri


b. KK (Kartu Keluarga)
c. Surat nikah
d. Foto copy dokumen jaminan (Sertifikat, STNK, BPKB dll)

46
e. PBB & STTS terakhir
f. SIUP/SKU (Surat Keterangan Usaha)
g. Cash flow/Neraca Usaha
h. Slip Gaji (untuk Karyawan)
i. SK Pengangkatan (Untuk Karyawan)
j. Print out buku tabungan 3 bulan terakhir

c. Produk lainnya

Payment point

Jasa pembayaran yang diberikan BPRS untuk melayani masyarakat

dalam melakukan pembayaran-pembayaran seperti PLN, TELKOM,

SPEDDY, PDAM, VOUCHER GAME dan Pulsa All Operator.

B. Analisa data

1. Peran perbankan syariah dalam mengembangkan UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam

perekonomian Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam

rangka meningkatkan daya saing perekonomian, peranan ini antara lain

Sektor UMKM dikenal sebagai sektor yang dapat menyerap tenaga kerja

dalam jumlah besar secara nasional, mengakomodasi peran masyarakat

miskin dalam struktur ekonomi, serta merupakan sektor yang

berpotensi besar memberikan sumbangan pada PDB. Maka dari itu,

merupakan suatu kewajiban bagi pemerintah dan pihak-pihak terkait

mengambil posisi terdepan dalam mendorong sektor ini berkembang

dengan lebih baik. Ditengah carut marutnya politik di Indonesia,

47
perekonomian nasional menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Tidak

hanya menguatkan pasar tetapi juga memberi ruang untuk mendorong

kinerja ekonomi.

UMKM memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan

perekonomian Indonesia. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi,

menjaga kestabilan perekonomian, dan penyerapan tenaga kerja,

UMKM juga berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun

pendapatan nasional. Oleh karena itu UMKM memiliki peran penting dalam

pengembangan usaha di Indonesia.

Perhatian dalam bentuk upaya pengembangan UMKM harus

dilaksanakan secara terintegrasi dengan pembangunan ekonomi nasional

dan berkesinambungan. Berkaca dari peristiwa krisis yang ekonomi yang

terjadi pada tahun 1998 membuktikan betapa tangguhnya perbankan

syariah dan UMKM yang ada di Indonesia, maka hendaknya perbankan

syariah dan UMKM senantiasa bersama membangun perekonomian

rakyat.

Saat ini dunia usaha khususnya di Indonesia memiliki

permasalahan mengenai pendanaan atau permodalan. Para pelaku usaha

pastinya memerlukan modal untuk menjalankan usahanya tersebut, dan

disinilah bank syariah berperan dalam menyediakan modal dengan

menggunakan produk bank syariah yang cocok dengan UMKM

tersebut, karena selama ini para pelaku usaha kesulitan dalam permodalan,

48
maka dari itu kehadiran bank syariah diharapkan bisa sangat membantu

perkembangan usaha masyarakat.

BPRS Artha Madani adalah salah satu bank yang sedikitnya membantu

perkembangan UMKM melalui pendanaan di daerah cikampek. Mengenai

pendanaan atau modal usaha yang diberikan BPRS Artha Madani kepada

para pelaku UMKM menurut Mujahidin, selama usaha tersebut memenuhi

standar kelayakan dan tidak bertentangan dengan syariat islam maka pelaku

UMKM tersebut berhak mendapatkan pembiayaan. Adapun sektor

pembiayaan yang diberikan BPRS Artha Madani seperti sektor pertanian,

perdagangan, industry rumahan, peternakan dan lain-lain.56

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon pelaku UMKM jika ingin

mendapatkan pendanaan dari BPRS Artha Madani yaitu :

A. Jaminan sertifikat tanah/bangunan57

1. Sertifikat

2. SPPT PBB

3. Fotocopy KTP Suami/Istri dan Kartu Keluarga

4. Fotocopy Surat Nikah

5. Surat Keterangan Usaha dari Kelurahan

6. Fotocopy IMB jika ada

7. Cash Flow/Neraca Usaha

8. Slip Gaji Bagi Karyawan

56
Account Officer BPRS Artha madani
57
Brosur BPRS Artha Madani

49
B. Jaminan BPKB Motor/Mobil58

1. Surat BPKB Motor/Mobil

2. Fotocopy KTP Suami/Istri dan Kartu Keluarga

3. Fotocopy Surat Nikah

4. Surat Keterangan Usaha dari Kelurahan

5. Fotocopy IMB jika ada

6. Cash Flow/Neraca Usaha

7. Slip Gaji Bagi Karyawan

Wawancara I dengan Account Officer BPRS Artha Madani

Peneliti bertanya kepada Account Officer BPRS Artha Madani Bapak

Mujahidin “apa saja yang menjadi jaminan untuk mendapatkan pendanaan

dari BPRS Artha madani” jawaban Account Officer BPRS Artha Madani

yaitu jaminan yang berlaku untuk pembiayaan UMKM adalah tanah hak

milik, bangunan, dan BPKB. Namun hal yang pertama kali diperhitungkan
58
Ibid

50
oleh pihak bank Artha Madani adalah kelayakan usaha nasabah, jika usaha

nasabah layak, sesuai syariat islam, mempunyai surat izin usaha maka bank

akan memberikan pendanaan kepada calon UMKM.

Kemudian dalam proses pemberian dana kepada nasabah, bank terlebih

dahulu melakukan analisis terhadap usaha tersebut melalui laporan

keuangan laba bersih 3 bulan terakhir, untuk memastikan berapa kisaran

yang akan diberikan bank kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan

usaha.59

Untuk akad yang digunakan BPRS Artha Madani dalam pembiayaan

kepada UMKM menggunakan akad Murabahah, bank bertindak sebagai

penyedia barang dan nasabah sebagai pemesan barang. Namun di BPRS

Artha Madani, bank memberikan dana sepenuhnya kepada nasabah untuk

membeli barang yang dia butuhkan dan nasabah wajib mengembalikan dana

yang telah diberikan bank dengan mencicil setiap bulannya sampai waktu

yang telah ditentukan. Kisaran yang diberikan BPRS Artha Madani untuk

usaha mikro kecil sebesar 1 juta sampai 150 juta rupiah, dan untuk usaha

menengah 150 juta sampai 1 milyar rupiah.

Adapun peran BPRS Artha Madani dalam mengembangkan UMKM

adalah :

1. Mengurangi kemiskinan di daerah Cikampek

2. Meningkatkan pendapatan masyarakat

59
Hasil Wawancara Account Officer BPRS Artha Madani

51
3. Meningkatkan usaha masyarakat agar lebih berkembang dan maju di

masa yang akan datang

4. Membuka lapangan kerja bagi masyarakat yang ingin memulai usaha

Wawancara II dengan Account Officer BPRS Artha Madani

Peneliti menanyakan kepada Account Officer BPRS Artha Madani Ibu

Winda Astriani “bagaimana peran BPRS artha Madani dalam

menegmbangkan UMKM.” Account Officer menjawab “BPRS Artha

Madani sedikitnya mempunyai peranan penting dalam perekonomian

masyarakat, kami memberikan pinjaman dana kepada nasabah yang

membutuhkan untuk usaha mereka, karena banyak dari mereka kesulitan

dalam permodalan untuk itu kami hadir membantu mereka, dan kami

senang dengan adanya kepercayan masyarkat terhadap kami yang datang

ke bank untuk mengajukan pendanaan. Alasan nasabah memilih BPRS

Artha Madani untuk mengajukan pembiayaan karena prosesnya cepat,

52
apabila syarat-syarat untuk pengajuan sudah lengkap maka pihak bank akan

segera memproses dan mencairkan dana tersebut yang dibutuhkan nasabah

untuk usaha.60

Nasabah merasa terbantu dengan adanya program pembiayaan UMKM

yang dilakukan BPRS Artha Madani, selain membantu meringankan

nasabah dalam hal permodalan yang dibutuhkan, juga memajukan usaha

nasabah, dengan adanya program pembiayaan tersebut bisa menambah

pendapatan nasabah. Namun tidak semua nasabah yang diberi pembiayaan

oleh BPRS Artha Madani mengalami perkembangan ada beberapa nasabah

juga yang tidak berkembang. Kemudian dalam membayar angsuran ke bank

setiap bulannya, nasabah tidak mengalami kesulitan, karena usaha yang

mereka jalani berkembang dan menguntungkan. Sedangkan nasabah yang

mengalami kesulitan dalam membayar angsuran setiap bulannya, karena

usaha yang dijalani kurang berkembang sehingga pendapatan mereka tidak

cukup untuk membayar angsuran.

Kehadiran Bank BPRS Artha Madani sedikitnya membantu

perkembangan UMKM di Cikampek. Contohnya seperti di sektor pertanian,

peternakan, perdagangan, dan lain-lain. Sektor pertanian merupakan salah

satu sektor riil yang berkaitan langsung dengan penguatan ekonomi

domestik, cikampek merupakan salah satu daerah penghasil pertanian

terbesar di Indonesia. Ini menjadi alasan kenapa bank syariah memberi

pembiayaan kepada sektor pertanian di Cikampek. Karena para petani

60
Ibid

53
mempunyai keterbatasan dalam pendanaan, ditambah dengan masih

lemahnya pengelolaan produk-produk pertanian.

Peneliti bertanya kepada seorang nasabah bernama H. Kukung yang

meminjam pembiayaan di BPRS Artha Madani disektor peternakan “apa

yang membuat bapak melakukan permodalan ke bank ? bukankah dalam

sektor peternakan menguntungkan”. Nasabah menjawab “kami

mengajukan pembiayaan kepada bank karena kekurangan modal untuk

memenuhi kebutuhan peternakan kami, besarnya biaya yang dikeluarkan

untuk peternakan mengharuskan kami untuk melakukan pembiayaan ke

bank untuk membeli kebutuhan peternakan kami seperti bibit ayam,

makanan, uang transportasi, gaji karyawan dan lain-lain. Hadirnya BPRS

Artha Madani menurut mereka sangat membantu dalam permodalan ketika

mereka kekurangan dalam masalah permodalan untuk peternakannya.61

Kemudian contoh disektor perdagangan dan industry rumahan seperti

industry pembuatan tempe, mereka mengeluhkan bahan-bahan yang naik

dan mahal untuk membuat tempe seperti kacang kedelai, pedagan dan

pembuat tempe mengeluhkan bahan yang mahal ini tidak seimbang dengan

harga jual tempe yang murah sehingga mereka kekurangan modal untuk

memproduksi tempe.62 Para pelaku industry tempe merasa terbantu dengan

permodalan yang diberikan oleh bank, sebab selama ini para industry tempe

memiliki permasalahan ketika akan produksi tempe.

61
Hasil wawancara Nasabah BPRS Artha Madani
62
Account Officer BPRS Artha madani

54
Perbankan syariah memiliki keterikatan yang kuat dengan para pelaku

UMKM. Bank syariah memberikan pendanaan kepada nasabah untuk

membantu dalam mengembangkan usahanya. Nasabah sudah terbiasa

dengan sistem bagi hasil yang dilakukan bank syariah dibandingkan dengan

bank konvensional yang memakai bunga, selain nasabah harus membayar

cicilan juga harus membayar bunga.

Dari uraian diatas bahwa BPRS Artha madani berperan dalam

mengembangkan UMKM di Cikampek, ini terbukti dengan banyaknya

nasabah yang mengajukan pembiayaan di BPRS, mereka puas dengan

program pembiayaan yang ada di BPRS Artha Madani selain mudah dalam

persyaratan pembiayaannya mereka juga merasa terbantu dengan BPRS

karena usaha yang dilakukannya berkembang dan maju serta menambah

pendapatan mereka, sehingga nasabah UMKM nyaman bertransaksi dengan

BPRS Artha Madani.

2. Kendala-kendala dalam mengembangkan UMKM

Bank syari’ah memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi

kedepannya. Walaupun bank syariah memiliki berbagai macam kelebihan

dan keunggulan dalam menggerakkan laju perekonomian melalui sektor

UMKM. Namun peran bank syariah juga masih kecil dalam mendukung

pertumbuhan perekonomian di Indonesia, bukan itu saja, bank Syariah juga

mempunyai kelemahan dalam mengembangkan UMKM, banyak kendala

yang dihadapi bank syariah dalam mengembangkan UMKM.

55
Adapun kendala yang dihadapi Bank Syariah dalam mengembangkan

UMKM yaitu :

1. Kesulitan dalam permodalan

2. Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang kurang berkualitas,

maraknya perkembanagan Bank Syariah di Indonesia tidak diimbangi

dengan sumber daya yang memadai.

3. Kebijakan pemerintah yang terbilang lamban terhadap bank Syariah.

4. Bank Syariah belum maksimal dalam mengembangkan UMKM, bank

syariah hanya membantu dalam pembiayaan usaha saja tapi tidak

membantu untuk memajukan dalam mengembangkan UMKM dalam

meningkatkan pendapatannya.

Yang pertama, dalam permasalahan modal. Banyak UMKM kesulitan

dalam masalah permodalan, perlu adanya pembiayaan dalam perkembangan

UMKM. Disinilah bank syariah berperan penting dalam mengembangkan

UMKM, hanya saja nasabah belum bisa memanfaatkannya karena

terkendala dengan jaminan. Ketersediaan jaminan merupakan hambatan

bagi UMKM dalam mengajukan pembiayaan, sebab sebagian besar UMKM

tidak memiliki jaminan sebagi persyaratan untuk mendapatkan pembiayaan

dari bank. Dan bank tidak mau memberikan pembiayaan kepada nasabah

apabila tidak memiliki jaminan.

Yang kedua, Kendala SDM di bank syariah. Bank syariah menempuh

jalur pintas dengan merekrut praktisi bank konvensional untuk memenuhi

56
kualitas SDM yang baik. Seharusnya bank syariah bisa melahirkan praktisi-

praktisi yang handal yang bekerja sesuai pendidikan yang ditempuhnya.

Kemudian permasalahan nasabah yaitu dalam masalah keterampilan. Hal

ini terlihat dari kenyataan dimana banyak usaha kecil kehilangan pasarnya,

karena barang yang mereka hasilkan tidak diminati oleh para pembeli

karena produk yang dihasilkan tidak berkembang sesuai dengan keinginan.

Yang ketiga, kebijakan pemerintah sangat lamban terhadap bank

syariah. Pemerintah masih berpihak ke bank konvensional dibandingkan

bank syariah, mereka menganggp bahwa bank konvensional adalah bank

yang mempunyai peran penting dalam UMKM terutama dalam

perekonomian Indonesia sehingga pemerintah memandang bank syariah

sebelah mata. Padahal bank syariah adalah bank yang mampu bertahan

ketika krisis datang, berbeda dengan bank konvensional yang tidak mampu

bertahan ketika krisis datang.

Yang keempat, bank syariah belum maksimal dalam mengembangkan

UMKM. Bank syariah hanya membantu memberi pembiayaan kepada

nasabah saja tidak membantu mengembangkan dan meningkatkan

pendapatan nasabah, bank harus memberi pelatihan agar nasabah memiliki

keterampilan agar bisa besaing dengan yang lain.

57
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. BPRS Artha Madani berperan penting dalam perkembangan Usaha Mikro

Kecil Menengah untuk masyarakat di sekitar Cikampek, dengan adanya

program pembiayaan yang dilakukan BPRS Artha Madani sangat

membantu masyarakat untuk mengembangkan UMKM mereka dan

mampu mengurangi kemiskinan serta membantu menambah pendapatan

dan membuka peluang bagi masyarakat yang ingin memulai usaha.

2. Bank syariah memiliki berbagai macam kelebihan dan keunggulan dalam

mengembangkan UMKM, namun dari berbagai kelebihan yang dimiliki

bank syariah, bank syariah juga mempunyai kelemahan dan mempunyai

kendala dalam mengembangkan UMKM seperti masalah sulitnya

permodalan, SDM yang kurang berkualitas, kebijakan pemerintah yang

lamban dan merugikan bank syariah, serta belum maksimalnya peran bank

syariah.

3. Bank syariah memberikan dampak positif terhadap perkembangan sektor

riil, khususnya UMKM yang menjadi indicator kemajuan roda

perekonomian Indonesia.

58
B. Saran

1. Diharapkan kepada BPRS Artha Madani terus memberikan pembiayaan

kepada nasabah untuk mengembangkan usaha mereka, Karena

permasalahan yang sering dialami oleh UMKM adalah dalam hal

permodalan, maka BPRS perlu memberikan pembiayaan kepada pelaku

UMKM dan dilakukan lebih efektif agar tidak terjadi penyimpangan

penggunaan pembiayaan tersebut.

2. Pemerintah dan BI perlu melakukan sosialisasi tentang sifat, produk dan

perbedaan bank syariah dengan bank konvensional, dengan melibatkan

tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama.

3. Diharapkan kepada BPRS Artha Madani terus berkontribusi dalam

perkembangan UMKM di Cikampek, agar masyarakat kecil mendapatkan

kemudahan dalam menjalankan usahanya.

4. Kepada para sarjana ekonomi syariah agar terus memberikan pengertian

kepada masyarakat tentang bank syariah, bahwa bank syariah itu berperan

penting dalam perekonomian Indonesia, kemudian memberi pengertian

juga bahwa bank syariah adalah bank yang menerapkan bagi hasil dan

tidak sama dengan system bunga yang digunakan bank konvensional.

59
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar Ibn Mas’ud al-Kasani, al-Bada’I was Sana’i Fi Tartih al-Shara’i
(Beirut: Darul-Kitab al-Arabi), edisi ke-2.

Ahmad asy-Syarbasyi, (1987). al-Mu’jam al-Iqtisad al-Islami. Beirut: Dar Alamil


Kuttub. and Fiqhus Sunnah. (1987). Beirut: Dar Alamil Kuttub. cetakan
ke-8, vol. III, hlm. 163. Sayyid Sabiq.

Amalia, Euis. (2009). Distributif Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Press.

Antonio, Muhammad Syafi'i. (2001). Islamic Banking, Bank Syariah: Dari Teori
Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani.

As-Sarbini Khatib. (1985). Mughni Muhtaj Sharh al-Minhaj Kairo: al-Babi al-
Halabi. vol. II, hlm. 193, and Mu’jam Lughat al-Fuqaha. (1985). Beirut:
Darun-Nafs. Muhammad Rawas Qal’aji.

Hendri Tanjung & Abrista Devi. (2013). Metodologi Penelitian Ekonomi Islam.
Jakarta: Gramata Publishing.

Ikatan Bankir Indonesia. (2015). Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Irfadilla, Peran Perbankan Syariah Dalam Mendorong Usaha Kecil dan


Menengah Menurut Tinjauan Ekonomi Islam. (2011). Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Karim.

M. Rodinson, Islam and Capitalism. (1974). London: Allen Lane, 1974.

Max Weber, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism. (1976). London:
George Allen & Unwin Ltd. and Economic Growth and Social Equity in
Developing Countries. (1973). Stanford: Stanford University Press. Irma
Adelman dan Cynthia Taft Morris.

H. Cecep Maskanul Hakim, Belajar Mudah ekonomi Islam, Catatan Krisis


Terhadap Dinamika Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia.
(2011). Tangerang: Shuhuf Media Insani.

60
Muhammad Ibn Ahmad Ibnu Muhammad Ibn Rusyd. Beirut: Bidayatul Mujtihad
wa Nihayatul Muqtashid Darul-Qalam. (1988), vol. II, hlm 216.

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. (2005). Yogyakarta: Ekonisia.

Ramdhansyah. "Pengembangan Model Pendanaan Umkm Berdasarkan Persepsi


Umkm" (2013). Jurnal Keuangan dan Bisnis. Vol. 5 No. 1.

Rivai, Veithzal. Islamic Transaction Law In Business. (2011). Jakarta: Bumi


Aksara.

Ryantiar Fahmi Faisal, Peran Pembiayaan Bank Syariah Terhadap


Pengembangan Sektor Riil (Studi kasus pada Bank Jatim Syariah cabang
Surabaya). (2013). Jurnal Ilmiah. (Malang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Brawijaya.

Sayyid sabiq, Fiqhus Sunnah. (1987). Beirut: Darul-Kitab Al-Arabi. cetakan ke-
8, hlm. 3, and “Manufacturing Industry”, dalam Ann Booth (ed), The Oil
Boom and After, Indonesia Economic Policy and Performance in The
Soeharto Era. (1992). Oxford: Oxford University Press.

Sri Maryati, Peran Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Dalam Pengembangan


UMKM dan Agribisnis Pedesaan di Sumatera Barat. Journal Of Economic
and Economic Education Vol. 3 No.1 (1-17).

Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian Administrasi, Dilengkapi Dengan


Metode R&D. Bandung: Alfabeta.

Tri Hendro & Conny Tjandra Rahardja, Bank & Institusi Keuangan Non Bank Di
Indonesia, (2014). UPP STIM YKPN.

Wisber Wiryanto, Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah di Kota Banjarbaru


Dalam Rangka Millenium Development Goals 2015, Makalah (sub Tema
MDGS dan Pemberdayaan SME) dalam rangka Seminar Nasional
Demokrasi dan Masyarakat Madani, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Wrih Puji Rarasati, Pemberdayaan fakir miskin melalui Lembaga Keuangan


Mikro (LKM)-Kelompok Usaha Bersama (KUBE). (Studi di Lembaga
Keuangan Mikro (LKM)-BMT Sejahtera di tlogoadi, Mlati, Sleman).
(2007). Universitas Gadjah Mada.

61

Anda mungkin juga menyukai