BEBAN KANKER
DI INDONESIA
A. BEBAN KANKER GLOBAL
Dunia saat ini menghadapi permasalahan kesehatan masyarakat dengan
adanya transisi epidemiologi, yaitu bergesernya masalah kesehatan
dari penyakit menular yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan
mikroorganisme lainnya menjadi penyakit tidak menular. Transisi ini
menimbulkan adanya beban ganda bagi seluruh negara di dunia. Negara
harus menghadapi permasalahan penyakit menular yang belum sepenuhnya
berhasil dikendalikan, kini juga harus mengerahkan sumber daya yang ada
untuk menurunkan penyakit menular yang menunjukkan kecenderungan
peningkatan kasus.
Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi
beban kesehatan diseluruh dunia. Kanker merupakan penyakit yang ditandai
dengan adanya sel yang abnormal yang bisa berkembang tanpa terkendali dan
memiliki kemampuan untuk menyerang dan berpindah antar sel dan jaringan
tubuh. Badan kesehatan dunia/ World Health Organization menyebutkan
kanker sebagai salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia.
Data dari Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) yang dirilis oleh Badan
Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa jumlah kasus dan kematian
akibat kanker sampai dengan tahun 2018 sebesar 18,1 juta kasus dan 9,6
juta kematian di tahun 2018. Kematian akibat kanker diperkirakan akan terus
meningkat hingga lebih dari 13,1 juta pada tahun 2030.
1
Gambar 1.
Kasus Kanker
di Seluruh Dunia
Grafik Eropa
Oceania 4.230.000 Asia
8.751.000
Eropa Asia
Amerika
3.792.000
Oceania
Amerika
252.000
Sumber: GLOBOCAN, 2018
Kanker terdiri dari beberapa jenis tergantung dari organ tubuh yang menjadi
tempat pertumbuhan sel dan jaringan kanker tersebut. Sampai dengan tahun
2018, paru, payudara, prostat, kolorektal, dan lambung merupakan jenis
kanker yang palling banyak ditemukan di dunia.
Gambar 2.
Kasus Baru Kanker dan Kematian
Akibat Kanker Terbanyak di Seluruh Dunia
Insiden Kematian
Paru-Paru 1 Paru-Paru 1
11.6% 18.4%
jumlah kasus baru jumlah kasus kematian kanker
1.8 juta
2.094 juta 2 Payudara 2 Kolorektal
9.2%
11.6% jumlah kasus kematian kanker
jumlah kasus baru 881 000
Kolorektal 3 2.089 juta
Lambung 3
10.2% 8.2%
jumlah kasus baru jumlah kasus kematian kanker
1.8 juta 4 Prostat 783 000 4 Hati
7.1% 8.2%
jumlah kasus kematian kanker
jumlah kasus baru
Payudara 5 782 000
Lambung 5
1.3 juta
6.6%
5.7% jumlah kasus kematian kanker
jumlah kasus baru 627 000
1.0 juta
untuk semua jenis kelamin, semua kanker untuk semua jenis kelamin, semua kanker
di semua umur, di dunia pada 2018 di semua umur, di dunia pada 2018
2
Kanker paru menempati peringkat pertama dalam jumlah kasus baru sebesar
2,094 juta kasus di seluruh dunia. Jumlah kasus baru tertinggi berikutnya
adalah kanker payudara, kanker kolorektal, kanker prostat, dan kanker
lambung. Besarnya jumlah kasus baru yang ditemukan dapat dipengaruhi
oleh kualitas sistem deteksi dini tiap jenis kanker.
Gambar 3.
Prevalensi 0/00 Kanker
Tahun 2013-2018 di Indonesia
0
Sumatera Utara
Aceh
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Jawa Tengah
Kep. Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Kalimantan Tengah
Sulawesi Utara
Bali
NTB
NTT
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Tengah
Papua Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia
2013 2018
Sumber: Badan Litbangkes, 2019
3
Data hasil Riskesdas tahun 2013 dan tahun 2018 menunjukkan adanya
peningkatan prevalensi kanker di Indonesia dari 1,4‰ menjadi 1,49‰.
Provinsi Gorontalo memiliki peningkatan tertinggi dari 0,2‰ pada Riskesdas
2013 menjadi 2,44‰ pada Riskesdas 2018. Peningkatan signifikan juga terjadi
di Provinsi Sulawesi Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gambar 4.
Prevalensi (‰) Kanker Menurut Umur
pada Tahun 2013 dan 2018 di Indonesia
4,62
5,0
4,03
3,84
3,52
3,9
3,5
3,2
2,58
2,1
1,21
0,9
0,6 0,47
0,3 0,31
0,03 0,1 0,08 0,1
<1
1-4
5-14
15-24 25-34
35-44 45-54 55-64 65-74 75+
4
Prevalensi kanker di Indonesia berdasarkan kelompok umur menunjukkan
bahwa peningkatan signifikan mulai terjadi pada umur di atas 35 tahun.
Terdapat pergeseran puncak prevalensi antara Riskesdas 2013 dengan
Riskesdas 2018. Prevalensi kanker tertinggi terdapat pada kelompok umur
75 tahun keatas pada tahun 2013 sebesar 5‰, sedangkan hasil Riskesdas
2018 menunjukkan bahwa kelompok umur 55-64 tahun memiliki prevalensi
tertinggi sebesar 4,62‰. Berbagai hasil penelitian memang menunjukkan
usia lanjut merupakan salah satu faktor risiko kanker.
Gambar 5.
Prevalensi (‰) Kanker Menurut Jenis Kelamin
pada Tahun 2013 dan 2018 di Indonesia
2013 2013
0,6 2,2
2018 2018
0,74 2,85
Laki-Laki Perempuan
Sumber: Badan Litbangkes, 2019
Hal ini dapat disebabkan karena jenis kanker spesifik perempuan seperti
kanker payudara dan kanker serviks merupakan jenis kanker utama yang
paling banyak dilaporkan di Indonesia. Selain itu, jenis kanker ini juga memiliki
cakupan deteksi dini yang lebih baik dibandingkan jenis kanker lainnya.
5
Gambar 6.
Prevalensi (‰) Kanker Menurut Tingkat Pendidikan
pada Tahun 2013 dan 2018 di Indonesia
Tamat D1-D3/PT
Tidak Sekolah
Tamat SMA
Tamat SMP
1,1 1,1
1,3 1,44 1,68
1,8 1,8
1,93
2,25 2,03
3,1
Riskesdas 2013 Riskesdas 2018 3,57
Sumber: Badan Litbangkes, 2019
Gambar 7.
Prevalensi (‰) Kanker Menurut Jenis Pekerjaan
pada Tahun 2013 dan 2018 di Indonesia
4,10
3,48
Tidak Wiraswasta Pegawai PNS/ TNI/ Petani/ Nelayan Buruh/ Lainnya Sekolah
Bekerja Swasta Polri/ BUMN/ Buruh Sopir/
BUMD Tani* Pembantu Ruta
6
Prevalensi kanker pada Riskesdas tahun 2013 menunjukkan hasil yang berbeda
dengan Riskesdas tahun 2018. Kelompok penduduk “tidak bekerja”menempati
posisi tertinggi sebesar 2‰ pada pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun
2018, prevalensi kanker tertinggi adalah kelompok dengan pekerjaan PNS/
TNI/Polri/BUMN/BUMD. Hasil yang berbeda ini dapat disebabkan karena
pengelompokkan jenis pekerjaan yang berbeda pada Riskesdas 2013 dan
Riskesdas 2018.
Gambar 8.
Prevalensi (‰) Kanker Menurut Jenis Tempat Tinggal
pada Tahun 2013 dan 2018 di Indonesia
Perdesaan
Tahun 2013: 1,1‰
Tahun 2018: 1,47‰ Perkotaan
Tahun 2013: 1,7‰
Tahun 2018: 2,06‰
7
Sama halnya dengan variable Pendidikan, hasil ini juga dapat disebabkan
akses yang lebih baik terhadap fasilitas kesehatan termasuk diagnosis dan
screening pada penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan dibandingkan
yang tinggal di wilayah perdesaan. Hal ini juga dapat disebabkan penduduk
di wilayah perkotaan memiliki peluang lebih besar untuk menerapkan
perilaku berisiko kanker seperti sedentary life style, kurangnya exercise atau
olahraga dan kurangnya konsumsi buah dan sayur dibandingkan penduduk di
wilayah perdesaan. Namun demikian, prevalensi penduduk di perdesaan juga
menunjukkan peningkatan yaitu dari 1,1‰ pada 2013 menjadi 1,47‰ pada
2018. Hal ini bisa menjadi peringatan bagi penduduk di wilayah perdesaaan
untuk lebih memperhatikan perilaku berisiko kanker.
Gambar 9.
Proporsi Kasus Kanker (%) Pada Semua Penduduk
(Laki-Laki dan Perempuan) di RS. Kanker Dharmais Tahun 2018
Payudara 19,18
Serviks 10,69
Paru-Paru 9,89
Kolorektal 9,88
Hati 6,08
Nasofaring 5,92
Leukimia 4,44
Ovarium 4,38
Tiroid 3,78
8
Data yang bersumber dari Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tahun 2018
menunjukkan bahwa kasus kanker terbanyak adalah adalah kanker payudara
sebesar 19,18%, kanker serviks sebesar 10,69%, dan kanker paru-paru sebesar
9,89%. Jenis kanker yang hanya terjadi pada wanita, yaitu payudara dan
serviks menjadi penyumbang terbesar dari seluruh jenis kanker.
Gambar 10.
Proporsi Kasus Kanker (%) Pada Semua Penduduk
(Laki-Laki dan Perempuan) di RS. Kanker Dharmais Tahun 2018
Paru-Paru 16,77
Kolorektal 14,28
Hati 10,64
Nasofaring 10,44
Laki-Laki
Prostat 8,49
Non-Hodgkinlymphoma 7,00
Leukimia 6,18
Thiroid 2,68
Payudara 34,30
Serviks 19,12
Ovarium 7,84
Thiroid 4,64
Paru-Paru 4,46
Rahim 3,97
Leukimia 3,08
Non-Hodgkinlymphoma 2,82
Hati 2,49
9
Kanker yang paling banyak diderita oleh pasien pria adalah paru-paru sebesar
16,77%, kolorektal sebesar 14,28%, dan Hati sebesar 10,64%. Pada pasien
perempuan, sebagian besar menderita kanker payudara sebesar 34,3%,
serviks sebesar 19,12%, dan ovarium sebesar 7,84%. Terdapat beberapa
jenis kanker yang tidak spesifik jenis kelamin yang menyerang pasien
laki-laki maupun perempuan yaitu paru-paru, kolorektal, tiroid, leukemia,
non-hodgkinlimphoma, dan hati.
Gambar 11.
Persentase Indonesia 7,34
10
Provinsi dengan cakupan perempuan yang mendapatkan screening terbanyak
adalah Kep. Bangka Belitung sebesar 25,42%, Sumatera Barat sebesar 18,89%,
dan Lampung sebesar 17,47%. Upaya peningkatan perlu dilakukan pada
provinsi dengan cakupan rendah, khususnya Papua sebesar 0,91%, Sulawesi
Tenggara sebesar 1,34% dan Banten sebesar 2,44%.
Gambar 12.
Proporsi Jenis Pengobatan Kanker pada Penduduk
Semua Umur di Indonesia, Riskesdas 2018
Jambi
Kepulauan Riau
Bengkulu
DI Yogyakarta
Nusa Tenggara Barat
Gorontalo
Riau
Jawa Tengah
Lampung
Aceh
DKI Jakarta
Sulawesi Barat
Jawa Timur
Bali
Jawa Barat
Sulawesi Selatan
Papua
Sumatera Selatan
Papua Barat
Kalimantan Utara
Maluku Utara
Sulawesi Tenggara
Sumatera Barat
Maluku
Kalimantan Tengah
Sulawesi Tengah
Kalimantan Barat
Sumatera Utara
Banten
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Nusa Tenggara Timur
Kep. Bangka Belitung
Indonesia
0 30 60 90 120 150 180
11
Jenis pengobatan kanker yang dijalani oleh pasien kanker tergantung dengan
jenis dan stadium pada saat diagnosis. Pada beberapa kasus, pasien menjalani
lebih dari satu metode pengobatan. Hasil Riskesdas 2018 menggambarkan
sebagian besar penduduk di Indonesia menjalani pengobatan kanker dengan
metode pembedahan, yaitu sebesar 61,8%. Pasien juga memilih metode
lainnya untuk pengobatan, yaitu kemoterapi sebesar 24,9%, dan penyinaran
sebesar 17,3%.
Gambar 13.
Proporsi Jenis Pengobatan Kanker Menurut Jenis Kelamin
65,3
48,5
26,5
25,2
20,7
20,0
18,8
16,5
Laki-Laki Perempuan
Pembedahan/ Radiasi/ Kemoterapi Lainnya
Operasi Penyinaran
12
13
Riskesdas 2013 Riskesdas 2018
Sumber: Badan Litbangkes, 2019
14
Tim Redaksi
Penanggung Jawab : Didik Budijanto Penulis : Supriyono Pangribowo
Redaktur : Rudy Kurniawan Desainer /Layouter : Rizqitha Maula
Penyunting : Winne Widiantini
Kementerian Kesehatan RI
2019
Pusat Data dan Informasi
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Lantai 10 Blok A
Jakarta Selatan
15