KEPERAWATAN DASAR
OLEH :
ABRAHAM HEUMASSE
R011191094
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum..!!! Selamat pagi ibu…… perkenalkan nama saya Abraham,
biasa dipanggil Ampy. Saya mahasiswa ilmu Keperawatan Universitas
Hasanuddin yang akan dinas di ruangan Yudha ini selama 1 minggu. Hari ini
saya dinas pagi dari jam 08:00 sampai jam 14:00. Saya akan merawat ibu selama
di rumah sakit ini. Nama ibu siapa? Senangnya ibu di panggil apa?
b. Validasi
Bagaimana perasaan ibu…… hari ini?
Bagaimana tidurnya semalam ?
c. Kontrak
Topik : Baiklah ibu, hari ini saya akan melakukan pemasangan kateter karena ibu
tidak merasakan sensasi untuk BAK, apakah ibu bersedia?
Waktu : Saya akan melakukan pemasangan kateter selama ± 10-15 menit
Tempat : Ruangan Yudha
2. Fase kerja
a. Tujuan tindakan
Melancarkan pengeluaran urine pada klien yang tidak dapat mengontrol
miksi/mengalami obstruksi saluran kemih
Memantau pengeluaran urine pada klien yang mengalami gangguan
hemodinamik
Mengumpulkan spesimen pemeriksaan
b. Prinsip tindakan
Pertahankan teknik steril
Atur posisi dorsal recumbent agar klien merasa nyaman saat melakukan
pemasangan kateter
a. Prosedur kerja
SOP Pemasangan Kateter foley
Definsi
Tindakan memasukkan kateter ke dalam saluran kemih melalui uretra untuk
membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan mengambil bahan pemeriksaan.
Alat
Pengalas/perlak
Kapas sublimat
Sarung tanga steril dan duk steril
Kateter steril (ukuran fan jenisnya disesuaikan dengan kebutuhan klien)
Urine bag
Aquades
Spuit 20 cc
Pinset anatomis
Jelly/gliserin
Bengkok
Plester dan gunting
Prosedur
Tindakan Rasional
a. Fase pra interaksi:
1) Periksa catatan perawatan dan 1) Untuk mencegah risiko kesalahan
catatan medis klien tindakan maupun klien
2) Kaji kebutuhan klien akan perawatan 2) Untuk mengetahui kebutuhan klien
rambut terhadap perawatan yang akan
3) Siapkan peralatan dan susun diatas dilakukan
troli 3) untuk memastikan apakah alat dan
bahan yang akan digunakan sudah
sesuai dengan prosedur
4) Kaji inspirasi dan validasi perasaan 4) Memastikan ketepatan klien, dengan
klien mengecek nama,tanggal lahir atau dapat
mengecek gelang status klien, serta
untuk mengetahui keadaan atau kondisi
klien sebelum diberikan tindakan
b. Fase orientasi:
1) Salam terapeutik & 1) Perkenalan atau komunikasi antara
memperkenalkan diri perawat dan klien, agar membangun
kepercayaan antara klien kepada
perawat dalam melakukan Tindakan
2) Menjelaskan tujuan & prosedur 2) Agar klien mengetahui tentang
pelaksanaan Tindakan yang akan kita lakukan
3) Berikan kesempatan kepada klien 3) Untuk mevalidasi apakah klien dan
atau keluarga untuk bertanya keluarga memahami apa yang dijelaskan
sebelum tindakan dimulai oleh perawat
4) Kontrak: topik/waktu/tempat 4) Memudahkan perawat saat ingin
melakukan rencana Tindakan
c. Fase kerja:
1) Dekatkan peralatan ke samping 1) Agar peralatan dapat di ambil dengan
tempat tidur mudah
2) Memasang sketsel atau sampiran. 2) Untuk menjaga privasi klien dan
3) Mengatur posisi klien dan memasang memberikan rasa nyaman pada klien.
perlak 3) Memberikan rasa nyaman kepada klien
dan mencegah tempat tidur agar tidak
basah dengan urine
4) Pakaikan selimut mandi sehingga 4) Agar perawat mudah dalam melakukan
hanya area perineal yang terlihat Tindakan
5) Lepaskan pakaian bawah klien 5) Agar memudahkan pemasangan kateter
6) Letakkan bak berisi set kateter, 6) Agar setiap peralatan yang di perlukan
bengkok, dan kapas sublimat di dapat di ambil dengan mudah
antara kedua tungkai bawah klien
dengan jarak minimal 45 cm dari
perineum klien
7) Buka set kateter dan taruh di dalam 7) Agar dapat digunakan
bak peralatan
8) Cuci tangan dan memakai sarung 8) Untuk mencegah terjadinya penularan
tangan steril infeksi
9) Pasang duk berlubang di daerah 9) Agar melindungi dari kontaminasi
genitalia klien
10) Buka labia dengan menggunakan jari 10) Agar vagina dapat dibersihkan dan
telunjuk dan ibu jari tangan kiri, mencegah kontaminasi mikroorganisme
kemudian tarik sedikit ke atas.
Bersihkan area labia luar, terakhir
bagian meatus; kapas hanya
digunakan sekali (atas ke bawah,
dari meatus ke anus). 11) Untuk mencegah nyeri saat
11) Oleskan jelly pada ujung kateter 4-5 memasukkan kateter dan memudahkan
cm (Wanita) masuknya kateter kedalam uretra
12) Untuk mencegah nyeri dan mencegah
12) Masukkan kateter secara perlahan ke urine mengenai tempat tidur
dalam orificium urethrae sampai
urine keluar ± 5-7 cm (wanita).
Tampung urine yang keluar dengan
bengkok 13) Agar tidak menyebabkan lesi
13) Jika pada saat memasukkan kateter
terasa ada tekanan, jangan
dipaksakan. Usahakan agar klien
tenang dan rileks 14) Untuk mengurangi nyeri pada saat
14) Anjurkan klien untuk menarik napas memasukkan kateter
dalam pada saat kateter dimasukkan
15) Masukkan kembali kateter sepanjang 15) Untuk menyakinkan kateter sudah
2 cm sambil sedikit diputar masuk pada vesika urinaria
16) Isi balon kateter dengan akuades 16) Sebagai tahanan dalam vesika urinaria
sebanyak yang ditentukan dengan untuk mencegah kateter terlepas
menggunakan spuit tanpa jarum.
Lihat pada petunjuk di bungkus
kateter
17) Tarik kateter perlahan sampai ada
tahanan balon 17) untuk mengecek apakah kateter benar-
18) Lepaskan duk dan hubungkan kateter benar berada pada vesika urinaria
dengan urine bag 18) Agar urine dapat di tampung pada urine
19) Lepaskan sarung tangan dan fiksasi bag
kateter dengan plester ke arah 19) Agar fiksasi dapat dilakukan dengan
samping (Wanita) mudah tanpa menggunakan serung
20) Gantung urine bag dengan posisi tangan
lebih rendah daripada kandung 20) Agar urine dapat mengalir dengan baik
kemih (gravitasi) dan dapat tertampung pada
21) Rapikan klien dan bantu klien urine bag
mencapai posisi yang nyaman 21) Agar klien merasa nyaman dapat
22) Ganti selimut mandi dengan selimut beristirahat dengan baik
tidur. Kalau perlu ganti pakaian 22) Untuk mencegah terkontaminasinya
23) Mengembalikan peralatan pada mikroorganisme
tempatnya 23) Agar peralatan dapat digunakan
24) Cuci tangan Kembali setelah dibersihkan
24) Mencegah menularan infeksi dari klien
ke perawat dan sebaliknya
d. Fase terminasi
1) Observasi keadaan klien 1) Untuk mengetahui respon klien terhadap
tindakan yang dilakukan
2) Melakukan evaluasi tindakan 2) Untuk mengetahui perasaan klien
terhadap tindakan yang dilakukan
3) Menyampaikan rencana tindak lanjut 3) Agar klien mengetahui jadwal
perawatan rambut berikutnya
4) Berpamitan pada klien 4) Tetap pertahankan komunikasi
teraupeutik setelah tindakan selesai
dilakukan
e. Dokumentasi:
1) Catat tindakan yang telah dilakukan 1) Agar setiap tindakan dapat diketahui
tanggal dan jam pelaksanaan kapan dilakukan
3. Terminasi
a. Evaluasi
Klien mengatakan merasa nyaman
Jumlah urine yang tertampung dalam urine bag 500 cc
Klien tampak rileks
b. Rencana tindak lanjut
Baiklah ibu, saya berada di ners station. ibu dan keluarga dapat hubungi saya bila
ibu membutuhkan sesuatu tentang perawatan ibu.
Kasus nomor 2
Seorang perempuan berusia 54 tahun dirawat dengan keluhan lemah pada kedua tungkai
setelah terpeleset dan jatuh terduduk 1 bulan yang lalu. Hasil pengkajian : tidak bisa
merasakan sensasi ingin Buang Air Kecil (BAK).
Apakah tindakan keperawatan dasar yang tepat pada kasus diatas?