Anda di halaman 1dari 6

KAPASITAS PEMERINTAH DESA DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO

KECIL MENENGAH (UMKM)

Oleh :

RUSLI

NIM E051211047

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN
KAPASITAS PEMERINTAH DESA DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO
KECIL MENENGAH (UMKM)

Latar Belakang :

Undang-Undang Desa tidak hanya membawa sumber pendanaan pembangunan bagi desa,
namun juga memberi lensa baru pada masyarakat untuk mentransformasi wajah desa. Undang-
Undang Desa lebih pada pendekatan pemberdayaan masyarakat yang memposisikan masyarakat
desa sebagai subyek (pelaku utama) dan tidak hanya sekedar obyek (sasaran) saja. Melalui
pemberdayaan masyarakat Desa diharapkan mampu membawa perubahan nyata sehingga harkat
dan martabat mereka pulih kembali. Pemberdayaan masyarakat merupakan pendekatan yang
memperhatikan seluruh aspek kehidupan masyarakat dengan sasaran seluruh lapisan masyarakat,
bermotifkan pemandirian (keberdikarian), sehingga mampu membangkitkan kemampuan self-
help. Untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat (modernisasi) yang mengacu pada cara
berpikir, bersikap, berperilaku untuk maju. Maka bidang pemberdayaan merupakan titik strategis
yang harus diperbarui dan diperluas. Sehingga esensi pemberdayaan masyarakat di pedesaan
adalah pendayagunaan sumberdaya (potensi) lokal, meningkatkan partisipasi, memupuk
kepedulian semua pihak untuk kemandirian (berdikari) masyarakat. Desa sebagai ujung tombak
pemerintahan terbawah memiliki otonomi dalam mengatur pembangunan untuk mensejahterakan
rakyatnya. Akan tetapi dalam pelaksanaannya harus diawasi agar tidak terjadi penyimpangan dan
penyalahgunaan wewenang. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai unsur pemerintahan
Desa harus bisa menjalankan tugas dan fungsinya sesuai amanat Undang-Undang agar Kepala
Desa tidak terjebak dalam jeratan hukum. Maka disinilah perlu kita sadarkan bahwa pentingnya
pemberdayaan masyarakat desa dalam implementasi UU Desa bukan hanya besaran dana desa
yang diterima. Pada Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, disebutkan juga bahwa
ada empat kewenangan desa yaitu 1) Penyelenggaraan pemerintahan desa, 2) Pelaksanaan
pembangunan desa, 3) Pembinaan kemasyarakatan desa, 4) Pemberdayaan masyarakat desa.
Menurut UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 12 bahwa
pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan,
kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan
pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
Pemberdayaan masyarakat pada prinsipnya yaitu menerapkan hasil pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, teknologi tepat guna, dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan
pertanian masyarakat desa, meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat desa melalui
pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan, serta pemberdayaan masyarakat mengakui dan
memfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah ada di masyarakat Desa.

Pemerintah desa mempunyai peranan penting dalam pemberdayaan masyarakat, sesuai


dengan amanat Undang-undang pembukaan undang-undang dasar 1945 pun secara tegas
menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. memfasilitasi dalam bentuk
apakah yang dilakukan pemerintah desa. Selain dengan memfasilitasi pemerintah desa juga
seharusnya turut terlibat dalam pengelolaan UMKM dalam artian bahwa pemerintah desa harus
tetap mengawasi jalannya pengelolaan UMKM ini, terlepas dari hal-hal yang sudah difasilitasi
pemerintah desa kepada para pelaku UMKM tersebut. Dalam pengawasan tentunya pemerintah
desa tidak berjalan sendirian ini juga akan melibatkan peranan dari BPD itu sendiri. Perbuatan
pemerintah memerintah atau dalam istilah lainnya yaitu governing yang dilakukan oleh pemerintah
desa Towangsan terkait dengan pemberdayaan UMKM tersebut seharusnya memberikan kepastian
kepada para pelaku UMKM, kepastian yang dimaksudkan yaitu dengan memfasilitasi para pelaku
UMKM ini pemerintah desa juga harusnya melindungi usaha-usaha kecil dari masyarakat ini
dengan dilandaskan pada regulasi yang jelas untuk memajukan UMKM tersebut. Hal lainnya
bahwa pemerintah desa melakukan distribusi, distribusi yang dimaksudkan disini memang tidak
berupa barang akan tetapi membuka suatu arena misalnya pasar atau bekerja sama dengan pihak-
pihak dari luar untuk mengeksplor hasil-hasil produk dari UMKM tersebut agar hal ini dapat
memotivasi bagi warga untuk ikut bergabung dalam menumbuhkan semangat berwirausaha
walaupun usaha kecil-kecilan di desa, sehingga akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Identifikasi Masalah :

Jadi dari latar belakang diatas dapat disimpulkan identifikasi masalahnya adalah sebagai
berikut.

1. Pemerintah desa mempunyai peranan penting dalam pemberdayaan masyarakat.


2. bahwa pentingnya pemberdayaan masyarakat desa dalam implementasi UU Desa bukan
hanya besaran dana desa yang diterima. Pada Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang desa
3. Pemberdayaan masyarakat merupakan pendekatan yang memperhatikan seluruh aspek
kehidupan masyarakat dengan sasaran seluruh lapisan masyarakat, bermotifkan
pemandirian (keberdikarian), sehingga mampu membangkitkan kemampuan self-help.
Untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat (modernisasi) yang mengacu pada cara
berpikir, bersikap, berperilaku untuk maju.

Rumusan Masalah :

Jadi dari latar belakang diatas dapat disimpulkan indentifikasi masalahnya adalah sebagai berikut

1. Apa itu Pemberdayaan Usaha Mukro Kecil Menengah?


2. Bagaimana kapasitas Pemerintah Desa dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil
Menengah?
3. Apa Peran Pemerintah dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah dalam
Masyarakat
Batasan Masalah :

Agar lebih mudah dipahami dan sistematis, maka peneliti membatasi ruang lingkup pada
penelitian ini. Ruang lingkup tersebut meliputi :

1. Kapasitas pemerintah Desa Towangsan dalam manajemen pengelolaan dan


pelaksanaan terhadap pengembangan UMKM
2. Kapasitas pemerintah Desa Towangsan dalam upaya memberi peluang diadakannya
pameran UMKM serta menjalin kerjasama untuk mengembangkan UMKM

Tujuan Penulisan dan Metodenya :

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan kapasitas pemerintah desa dalam
pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM)

Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah
penelitian deskriptif (descriptive research). Penelitian deskriptif menurut Wardiyanta
(2006: 5) yaitu membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial/alam secara sistematis,
faktual dan akurat. Penelitian yang digunakan ini juga untuk menjawab pertanyaan
mengenai peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat. Sejalan dengan Wardiyanta, Usman
(2009: 4) menjelaskan penelitian deskriptif bermaksud untuk membuat deskripsi secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu.
Selanjutnya Usman (2009: 129) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif salah satunya
adalah penelitian deskriptif kualitatif. Usman (2009: 130) berpendapat bahwa penelitian
deskriptif kualitatif itu diuraikan dengan kata-kata menurut pendapat informan, apa adanya
sesuai dengan pertanyaan penelitian yang ditanyakan, kemudian di analisis dengan kata-
kata yang melatarbelakangi informan berperilaku seperti itu, di reduksi, di triangulasi,
disimpulkan dan di verifikasi. Berdasarkan penjelasan penelitian deskriptif kualitatif di
atas maka peneliti menyimpulkan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
menjelaskan tentang suatu fenomena yang terjadi sesuai dengan fakta secara akurat. Dalam
penelitian ini yang akan dideskripsikan adalah kapasitas pemerintah desa dalam bidang
pemberdayaan masyarakat usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Desa Towangsan,
Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten.
2. Unit Analisis Untuk unit analisis dalam penelitian ini adalah objek dan subyek penelitian
atau kesatuan unit yang akan diteliti. Obyek penelitian ini adalah kapasitas pemerintah desa
dalam bidang pemberdayaan masyarakat usaha mikro kecil menengah (UMKM).
3. 3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik ini merupakan pengamatan secara langsung oleh peneliti mengenai
beberapa bentuk kegiatan atau masalah dilokasi penelitian, kegiatan ini sangat
dibutuhkan untuk mendukung hasil penelitian yang diperoleh.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik komunikasi antara interviewer dengan
interview. Terdapat sejumlah syarat bagi seorang interviewer yaitu harus
responsive, tidak subjektif, menyesuaikan diri dengan responden dan
pembicaraannya harus terarah.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode mengumpulkan data yang dilakukan dengan
cara menyalin atau mengumpulkan data dengan melalui catatan-catatan, buku,
laporan-laporan, arsip, foto yang telah ada kemudian mengolah menjadi laporan
yang dibutuhkan dalam penelitian.
d. Teknik Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
dan deskriptif kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai