Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI

“Evidence Based Terkait Asuhan Remaja”

Dosen Pengajar:
Ernawati Anggraeni, SST., M.M

Disusun oleh:
Kelompok 1

1. Adelia GustinaDewi (19050001) 8. EisNurhidayah (19050015)


2. AfifaYunikePrasasti (19050002) 9. FaiqatulHimmah (19050016)
3. Anita Firdaus (19050007) 10. Khofifah ZalSadella (19050022)
4. Anjeli Agustin (19050008) 11. Debora Grace S. (19050023)
5. Antika Putri Mairis Silva (19050009) 12. Neta Aurina W. (19050033)
6. AssyafieraRaihanita R. (19050010) 13. Vita Margaretha (19050043)
7. DyahFitriWardatun (19050014) 14. YuniarRakaSiwi (19050044)

PROGRAM STUDI S1KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Evidence Based Terkait
Asuhan Remaja ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
Ernawati Anggraeni, SST., M.Mpada bidang studi Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi.
Selain itu, makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang kami ambildan bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Evidence Based Terkait Asuhan Remaja bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Ernawati Anggraeni, SST., M.M selaku
Dosen Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama mahasiswi Kebidanan.
           

Jember, 30 Oktober2021
                       

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................i


Kata Pengantar ......................................................................................................ii
Daftar Isi ...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................1
1.3 Tujuan .......................................................................................................2
1.4 Manfaat .....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Evidence Based..........................................................................3
2.2 Definisi Masa Remaja..............................................................................3
2.3 Evidence Based Terkait Pada Masa Remaja............................................4
2.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi pada Remaja. 4
2.3.2 Penyakit Penyerang Sistem Reproduksi..........................................4
2.3.3 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja.........................................5
2.3.4 Dampak Hubungan Seks Pranikah..................................................5
2.3.5 Solusi Mengatasi Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja............5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................7
3.2 Saran .........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir atau tepatnya beberapa bulan terakhir kita
sering mendengar tentang evidence based. Evidence based artinya berdasarkan
bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan pengalaman atau kebiasaan semata. Semua
harus berdasarkan bukti. Bukti inipun tidak sekedar bukti tapi bukti ilmiah terkini
yang bias dipertanggungjawabkan. Bukti ini juga mempunyai tingkat kepercayaan
untuk dijadikan sebagai evidence based1.

Menurut who, masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa, di mana pada masaitu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk
fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan- perubahan
perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial. Pieget (1991) menyatakan
bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia di mana individumenjaditerintegrasi
ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya
berada di bawahtingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak
sejajar. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir,
ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat (asmuji, 2014).2

World Health Organization (WHO) menetepakan salahs atu usaha pelayanan


kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu dilaksanakannya praktik
berdasarkan pada evidence based.  Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan dan
dapat digunakan sebagai dasar praktik terbaru yang lebihaman dan diharapkan dapat
mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu memberikan pelayanan yang
lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan untuk lebih meningkatkan asuhan
yang diberikan pada remaja.3

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa definisi dari Evidence Based Practice ?

1
1.2.2 Apa definisi dari Masa Remaja?
1.2.3 Bagaimana Evidence Based Terkait Pada Masa Remaja?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui mengenai definisi dari Evidence Based Practice.
1.3.2 Mengetahui mengenai bagaimana definisi dari Masa Remaja
1.3.3 Mengetahui mengenai bagaimana Evidence Based Terkait Pada Masa Remaja
1.4 Manfaat
1.4.1 Menambah wawasan pembaca maupun penulis mengenai Evidence Based
Practice pada Remaja
1.4.2 Menambah wawasan mengenai bagaimana hubungan yang terkait Evidence Based
Practice dalam Remaja
1.4.3 Menambah pengetahuan mengenai wewenang pemberian Asuhan Evidence Based
Practice

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Evidence Based Practice

Definisi Evidence Base Jika dilihat dari pemenggalan kata (Inggris) maka evidence
Base bisa diartikan menjadi berikut Evidence adalah Bukti atau kabar dan Based artinya
Dasar. Jadi evidencebase artinya: praktik berdasarkanm bukti.

EvidenceBasedMidwifery (Practice) didirikan oleh Royal Collegeof Midwives atau


RCM dalam rangka untuk membantu menyebarkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk
pertumbuhan tubuh bidan berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan menjadi
sebuah jurnal berdikari untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan pada RCM
Harrogate, Inggris pada tahun 2003 (Hemmingsetal, 2003). didesain buat membantu bidan
dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan menggunakan tujuan primer
menaikkan perawatan untuk ibu serta bayi (Silverton, 2003).1

2.2 Definisi Masa Remaja


Remaja menurut UU Perlindungan Anak adalah seseorang yang berusia antara 10-18
tahun, dan merupakan kelompok penduduk Indonesia dengan jumlah yang cukup
besar (hampir 20% dari jumlah penduduk).
Remaja merupakan proses seseorang mengalami perkembangan semua aspek dari masa
kanak-kanak menuju masa dewasa. Peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa sering
disebut dengan masa pubertas. Masa pubertas merupakan masa dimana remaja mengalami
kematangan seksual dan organ reproduksi yang sudah mulai berfungsi. Masa pematangan
fisik pada remaja wanita ditandai dengan mulainya haid, sedangkan pada remaja laki-laki
ditandai dengan mengalami mimpi basah (Sarwono, 2011).Remaja memiliki artian yang
sangat luas dari segi fisik, psikologi, dan sosial. Secara psikologis remaja adalah usia
seseorang yang memasuki proses menuju usia dewasa. Masa remaja merupakan masa
dimana remaja tidak merasa  bahwa dirinya tidak seperti anak-anak lagi dan merasa bahwa
dirinya sudah sejajar dengan orang lain di sekitarnya walaupun orang tersebut lebih tua
(Hurlock, 2011).

3
The American Academy of Child and Adolescent Psychiatry tahun 2008 membuat
pengelompokan remaja menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :

1. Remaja awal, dengan rentang usia antara 11-13 tahun


2. Remaja pertengahan, dengan rentang usia antara 14-18 tahun
3. Remaja akhir, dengan rentang usia antara 19-24 tahun

2.3 Evidence Based Terkait Pada Masa Remaja


ASUHAN KESEHATAN REPRODUKSI
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidakSemata-
mata berarti bebas penyakitatau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta
sosial kultur (bkkbn, 2001). Hal yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja hal
yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja (krr) yaitu pubertas yang mempunyai
arti awal masa remaja. Pada masa pubertas terjadi perubahan badaniah yang menandai
adanya kemampuan untuk melanjutkan keturunan (reproduksi).
2.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi pada Remaja
1. Factor social-ekonomi dan demografi
2. Factor budaya dan lingkungan
3. Factor psikologis
4. Factor biologis
2.3.2 Penyakit Penyerang Sistem Reproduksi
1. Gonorrhea (go)  penyakit yang disebabkan bakteri neisseeria
gonnorreheae, masa inkubasi atau masa tunasnya 2-10 hari sesudah
kuman masuk ke tuuh melalui hubungan seks.
2. Sifilis (raja singa) penyakit yang disebabkan kuman treponema pallidum.
Masa inkubasinya atau masa tunasnya 2-6 minggu, kadang-kadang
sampai 3 bulan sesudah kuman masuk kedalam tubuh melalui
hubungan seks. Setelah itu beberapa tahun dapat berlalu tanpa gejala. 
3. Herpes genitalis penyakit yang disebabkan virus herpes simplex, dengan
masa inkubasi atau masa tunasnya 4-7 hari sesudah masuk ke tubuh
melalui hubungan seks.

4
4. Klamida penyakit menular seksual ini disebabkan oleh klamida
trachomatis.
5. Charcroid penyebabnya adalah bakteri haemophilus ducrey, dan
dikeluarkan melalui hubungan seksual.
6. Trikomoniasis vaginalis disebabkan oleh sejenis protozoa trikomonas
vaginalis. Pada umumnya dikeluarkan melalui hubungan
seks. Kondiloma akuminata genital warts (hpv) penyebabnya adalah
virus human paipilloma.
2.3.3 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Hamil yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy)  
2. Aborsi
3. Penyakit menular seksual (pms) 
4. HIV/AIDS (human immunodeficiency virus and acquired
immunodeficiency syndrome) 
2.3.4 Dampak Hubungan Seks Pranikah
1. Perasaan bersalah, punya perasaan cemas.
2. Terinfeksi penyakit menular seksual. 
3. Kehamilan yang tidak diinginkan. 
4. Fisik: pendarahan, kehamilan bermasalah. 
Psikologis: tidak percaya diri, malu, stres.
sosial: d.o, dikucilkan masyarakat.
5. Dampak aborsi : pendarahan., infeksi, kemandulan, keguguran pada
kehamilan berikutnya, kematian.
2.3.5 Solusi Mengatasi Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Memberikan pendidikan seks
Strategi pendidikan seks di masa lalu berfokus pada anatomi
fisiologi reproduksi dan penyuluhan perilaku yang khas kehidupan
keluarga amerika kelas menengah. Baru-baru ini pendidikan seks mulai
membahas masalah seksualitas manusia yang dihadapi remaja. Misalnya,
program – program yang sekarang berfokus pada upaya remaja untuk
“mengatakan tidak”. Pihak oponen program pendidikan seks di sekolah

5
percaya bahwa diskusi eksplisit tentang seksualitas meningkatkan aktivitas
seksual diantara remaja dan mengecilkan peran orang tua. Pihak pendukung
mengatakan, tidak adanya diskusi semacam itu dari orang tua dan kegagalan
mereka untuk memberi anak-anak mereka informasi yang diperlukan secara
nyata untuk menghambat upaya mencegah kehamilan pada remaja.
2. Orang tua mungkin tidak terlibat dalam pendidikan seks anaknya, dikarenakan :
 Orang tua tidak memiliki informasi yang tidak adekuat. 
 Orang tua tidak merasa nyaman dengan topik seks.
 Para remaja tidak merasa nyaman bila orang tua mereka membahas seks.
 Beberapa orang tua mendapat kesulitan untuk mengakui “anaknya”
adalah individu seksual yang memiliki perasaan dan perilaku seksual.
 Penolakan orang tua untuk membahas perilaku seksual dengan putri
mereka bisa menyebabkan putrinya merahasiakan aktivitas seksnya dan
dapat menghambat upaya untuk mendapat bantuan. 
3. Meningkatkan fungsi penting program promosi kesehatan remaja
 Diri yang kompeten dan menginformasikan pembuatan keputusan tentang
kesehatan.
 Memberikan pengkuatan positif terhadap perilaku sehat. Pengaruh
struktur lingkungan dan sosial untuk mendukung perilaku peningkatan
kesehatan.
 Memfasilitasi pertumbuhan dan aktualisasi diri. 
 Menyadarkan remaja terhadap aspek lingkungan dan budaya barat yang
merusak kesehatan dan kesejahteraan. 
 Melakukan penanganan untuk mencegah masalah kesehatan reproduksi
remaja

BAB III
PENUTUP

6
3.1 Kesimpulan
Menurut who, masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa, di mana pada masaitu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi
reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan- perubahan perkembangan,
baik fisik, mental, maupun peran sosial. Pieget (1991) menyatakan bahwa secara
psikologis remaja adalah suatu usia di mana individumenjaditerintegrasi ke dalam
masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di
bawahtingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar.
World Health Organization (WHO) menetepakan salahs atu usaha pelayanan kebidanan
yang menyeluruh dan bermutu yaitu dilaksanakannya praktik berdasarkan pada evidence
based. Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar
praktik terbaru yang lebihaman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan
sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan
tujuan untuk lebih meningkatkan asuhan yang diberikan pada remaja.
3.2 Saran
adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu perlunya promosi kesehatan
tentang Reproduksi remaja bahaya dan dampaknya, dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang lebih baik. Peran lingkungan masyarakat maupun orang tua
juga sangat dibutuhkan, untuk memberikan edukasi tentang bahaya seks diluar nikah dan
norma dari tidakan pergaulan bebas. Orang tua disarankan harus bisa menjadi teman
yang nyaman untuk anak agar bisa bercerita dan terbuka.

DAFTAR PUSTAKA

7
1. Fortunela M, Widodo P. Harga Diri Dan Interaksi Sosial Pada Remaja Panti Asuhan Dan
Remaja Yang Tinggal Bersama Keluarga Di Kabupaten Purbalingga. Empati.
2014;3(4):378-389.

2. pdf-makalah-evidence-based-remaja-pranikah-prakonsepsidocx (1).

3. pdf-evidance-based-terkait-asuhan-remaja-7.

Anda mungkin juga menyukai