Anda di halaman 1dari 4

Hijrah = 

meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai oleh Allah SWT
untuk melakukan perbuatan – perbuatan yang baik dan diridai-Nya. Rasulullah SAW
bersabda: “orang yang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan segala apa yang
dilarang Allah SWT”.
Hijrah = berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam) dikarenakan umat Islam selalu
mendapat tekanan dan ancaman sehingga tidak memiliki kebebasan dalam berdakwah
dan beribadah.
Allah berfirman dalam surah An-Nahl: 41-42 “Dan orang yang berhijrah karena Allah
setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada
mereka didunia. Dan pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui
(yaitu) orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.” 
Rasulullah SAW Hijrah dari Mekkah ke Madinah pada tanggal 12 Robiul Awal tahun
pertama hijriyah. Tujuan hijrahnya Nabi Muhammad adalah untuk menyelamatkan diri
dan umat Islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan kaum Quraisy dan juga agar
memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah.

Sebelum Islam datang, kota Madinah bernama kota Yatsrib. Penduduknya terdiri dari dua golongan besar
yang sering bertikai dan berperang, yaitu: 
1. Golongan bangsa Yahudi yang terdiri dari :
         Bani Qainuqa
         .Bani Quraizah
         .Bani Nazir
2.  Golongan bangsa Arab yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj.Ketika agama Islam diterima

Kota Yatsrib termasuk daerah subur dan pusat pertanian serta merupakan jalur perdagangan ramai yang
menghubungkan antara Yaman di selatan dan Syiria di Utara.

Ketika agama Islam dapat diterima dengan baik oleh penduduk Yastrib, Nabi
Muhammad kemudian mengizinkan umat Islam yang ada di Mekkah untuk berhijrah ke
Yastrib yang saat ini dikenal dengan Madinah. Rasulullah SAW berkata kepada para
sahabatnya itu “Sesungguhnya Allah Azza Wajalla telah menjadikan orang – orang
Yastrib sebagai saudara – saudara bagimu dan negeri itu sebagai tempat yang aman
bagimu.” Orang – orang Quraisy yang mengetahui akan perkembangan Islam di Yastrib
semakin khawatir apabila Nabi Muhammad berkuasa di Yastrib. Maka para pemuka –
pemuka Quraisy melakukan persidangan untuk merencanakan tindakan apa yang akan
diambil terhadap Nabi, akhirnya mereka memutuskan untuk membunuh Nabi
Muhammad demi keselamatan masa depan mereka.

Di malam yang sudah direncakana oleh kaum Quraisy, mereka mengirim kan seorang
pemuda pilihan dari setiap sukku Quraisy untuk membunuh Nabi. Namun diwaktu yang
bersamaan, Rasulullah menyuruh Ali Bin Abi Thalibuntuk menggunakan jubahnya
yang berwarna hijau dan tidur di kasur beliau. Rasulullah meminta Ali supaya tinggal
dulu di Mekkah untuk beberapa keperluan dan melaksanakan amanat umat sebelum
berangkat Hijrah.

Para pemuda yang dikirim oleh bangsa Quraisy, mengintip dari celah jendela kea rah
kamar Rasulullah dan melihat sosok yang sedang tertidur di kasur. Merekapun puas
karena orang yang diincar belum lari. 

Menjelang larut malam, Rasulullah keluar rumah menuju kediaman Abu Bakar


Ashshiddiq. Beliau keluar melalui jendela pintu belakang kearah selatan ke kota
Yaman, tujuannya adalah Gua Tsur.

Para pemuda Quraisy yang berencana menyergap rumah Rasulullah, akhirnya


memasuki rumah beliau dan alangkah terkejutnya yang mereka dapatkan bukanlah
Muhammad melainkan Ali. Maka pencarian dan pengejaran secara besar – besaranpun
dilakukan oleh bangsa Quraisy. Mereka menawarkan 100 ekor unta bagi yang dapat
menemukan Muhammad.

Setelah keluar rumah, Nabi Muhammad menempuh perjalanan ke Gua Tsur yang
berjarak ±7 km di selatan kota Mekkah, sedangkan Yastrib sendiri berada di sebelah
Utara Kota Mekkah dan berjarak 320 km (200 mil) dapat ditempuh dalam 14 hari. Hal ini
dilakukan beliau untuk mengelabui kaum Quraisy yang telah mengepung kota Mekkah
dengan melewati jalur yang tidak biasa menuju ke Yastrib.

Dalam perjalanannya, Rasulullah ditemani oleh Abu Bakar Ahshiddiq. Dalam


perjalanannya, Abu Bakar terkadang berjalan di depan Rasulullah dan terkadang di
belakang Rasulullah. Melihat ini, kmeudian Rasulullah bertanya dan Abu Bakar pun
menjawab ”Wahai Rasulullah, kalau saya ingat pengintai didepan, maka saya sengaja
berjalan di depan, kalau saya ingat pengejar, maka saya berjalan dielakang.”

Kata Rasulullah “Apakah kamu ingin jika terjadi sesuatu, engkau yang mengalaminya,
bukan aku?” . lalu Abu Bakar menjawa lagi “iya.” Demikianlah hingga keduanya sampai
di dalam Gua Tsur. Para pengejar tidak dapat melacak keberadaan Rasulullah karena
di muka gua terdapat jaring laba – laba yang mengidentifikasikan bahwa tidak ada yang
melewati gua untuk rentan waktu yang lama.

Didalam gua, Abu Bakar sangat khawatir mendengar langkah kaki para pengejar. Ia
berkata kepada Rasulullah ”Wahai Rasul, andai salah seorang dari mereka
menemukan kita, habislah kita. Jika aku mati, apalah diriku. Tapi jika dirimu yang mati,
tamatlah riwaat dan dakwahmu. Bagaimana jadinya?”.

Beliau menjawab dengan balik bertanya, “Bagaimana menurutmu dengan (keadaan)


dua orang dimana Allah adalah yang ketiganya? janganlah bersedih sesungguhnya
Allah bersama kita.
Rasulullah dan Abu Bakar tinggal di dalam Gua selama 3 hari yaitu Jumat, Sabtu, dan
Ahad. Selama itu berlangsung pertolongan bagi mereka berdua:
1.      Abdullah Bin Abu Bakar (putra Abu Bakar), mendatangi gua pada malam hari dan
menyampaikan berbagai rencana dan kegiatan orang – orang kafir terhadap mereka.
2.      Asma (putrid Abu Bakar), setiap hari membawa makanan untuk Rasulullah dan
ayahnya
3.      Amir Bin Fuhairah (pembantu Abu Bakar), menggiring domba – domba
peliharaannya pada malam hari sehingga Nabi dan Abu Bakar dapat meminum perasan
susunya
4.      Abdullah Bin Ariqat Laitsi (seorang Kafir yang dapat dipercaya), datang ke gua pada
hari ketiga dengan membawa unta.

Pada waktu itu, Abu Bakar menawarkan satu dari unta tersebut sebagai hadiah untuk
Rasulullah, namun Rasulullah menolaknya dan memaksa membeli unta itu. Abu
Bakarpun terpaksa menerima pembayaran unta tersebut seharga 400 dirham. Unta
inilah yang dikenal sebagai unta Rasulullah yang dinamau Quswa.

Pada malam senin tanggal 1 Raobiul awal tahun pertama hijriyah atau 16 September
622 M, Rasulullah SAW, Abu Bakar Ashshiddiq, Amir Bin Fuahirah, beserta Abdullah
Bin Uraiqith sebagai penunjuk jalan keluar dari Gua Tsur dan berangkat menuju
Madinah pada siang hari.

Manakala Rasulullah menyusuri pantai dalam perjalanannya menuju Madinah,di daerah


Bani Mudlij, seseorang melihat mereka dan melaporkan kepada Suraqah bin Malik bin Ju’syum
(pemimpin daerah tersebut). Namun ia menyangkalnya karena ingin menangkap Rasulullah dan
sahabatnya sendirian dengan iming – iming harta yang ditawarkan bangsa quraisy.

Setelah itu, dia memacu kudanya mengejar Rasulullah dan Abu Bakar. Abu Bakar yang mengetahuinya
berkata, Ya Rasulullah, lihat Suraqah bin Malik mengikuti kita.” Rasulullah pun berdoa. Akhirnya kuda 
Suraqah beberapa kali tersungkur. Kemudian dia berputus asa, lalu Suraqah memanggil nama Nabi dan
meminta perlindungan dari bahaya dan juga mengucapkan beribu maaf. 
  
   Suraqah kemudian menyerahkan tambahan bekalan makanan kepada Rasulullah, namun Rasulullah
menolak secara halus sambil mengatakan, “Tidak. Tapi alihkan perhatian para pengejar dari kami.” Maka
setelah itu setiap kali bertemu dengan para pencari jejakrombongan Rasulullah, Suraqah selalu
mengatakan: “Saya sudah mencari maklumat dan tidak terlihat yang kalian cari.’

 Demikianlah, awalnya dia berusaha menangkap Rasulullah dan Abu Bakar, namun akhirnya dia menjadi
pelindung.

Dari Suraqahlah Nabi mulai mengetahui tentang imbalan 100 ekor unta jika berhasil menangkapnya. Nabi
tersenyum dan memerintahkan untuk merahasiakan tentang kepergian dirinya.
Selanjutnya Nabi dan sahabat Abu Bakar singgah di sebuah perkemahan milik seorang perempuan
bernama Ummu Ma’bad. Mereka hendak membeli kurma, daging, dan air susu. Pada saat itu nabi
melihat seekor kambing yang kurus menderita payah dan sakit. Beliau hendak memerah susunya dengan
ijin Allah memancarlah begitu banyak air susu, padahal kambing itu sudah tidak bisa lagi mengeluarkan
air susu. Susu kambing itu kemudian ditampung dalam sebuah bejana. Rasulullah menyuruh Ummu
Ma’bad minum, setelah itu para sahabatnya, baru kemudian Rasululah sendiri.

Setelah semua puas, Raasulullah memenuhi bejana itu kembali dan meninggalkannya di sana, kemudian
meneruskan perjalanan. Tidak lama kemudian, Abu Ma’bad suami Ummu Ma’bad pulang dan terheran -
heran melihat bejana yang penuh dengan air susu. Dia bertanya dari mana ini susu itu datangnya?
Ummu Ma’bad mengatakan bahawa baru saja singgah seorang lelaki penuh berkat dengan sifat demikian
dan demikian. Mendengar keterangan isterinya, Abu Ma’bad segera meyakini bahawa orang itulah yang
dicari-cari kaum Quraisy. Ia pun bercita  - cita untuk bertemu dengan Rasulullah dan menjadi
pengikutnya.

Tiba di Madinah

      Orang-orang Ansar yang mendengar berita keluarnya Rasulullah dari bandar Dan Makkah berusaha
untuk menanti. Setiap hari dari pagi hingga matahari meninggi, mereka menunggu kedatangan
rombongan Rasulullah di pinggiran bandar. Namun setelah beberapa hari, yang ditunggu belum juga
tampak.

    Akhirnya, Rasulullah tiba dengan selamat di kota Madinah pada hari Jum’at, 12 Rabi’ul Awwal, tahun
13 Kenabian/12 atau 13 September 622 M. Saat itu seorang Yahudi yang ketika memanjat rumahnya
untuk suatu keperluan, melihat bayangan dari jauh dan tidak dapat menahan dirinya. Dengan lantang dia
berteriak bahawa yang ditunggu-tunggu telah datang.

     Mendengar hal itu, orang-orang Ansar bergegas menyandang senjata dan menuju ke pinggiran
bandar menyambut rombongan Rasulullah. Kaum muslimin bertakbir gembira dengan kedatangan
rombongan Rasulullah ini. Mereka menyambut dengan penuh kehormatan menurut syariat Islam. Setelah
melalui berbagai rintangan, Rasulullah bersama rombongan akhirnya berjaya memasuki bandar Madinah.

Anda mungkin juga menyukai