1
KB 1
LANDASAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA KBK
• Kemampuan untuk mengkaji,
menduga, dan memberi alasan
secara logis
• Menyelesaikan soal-soal yang
tidak rutin
• Mengomunikasikan tentang dan
melalui matematika
Kekuatan • Mengaitkan ide-ide di dalam
matematikal matematika dan ide-ide antara
(mathematical matematika dan kegiatan
power) intelektual yang lain
• Mengembangkan percaya diri,
watak atau karakter untuk
mencari, mengevaluasi, dan
menggunakan informasi
kuantitatif dan spesial dalam
menyelesaikan masalah dan
membuat keputusan
2
Guru yang Guru yang Kekuatan
profesional kompeten matematikal
3
Teori Behavioristik Teori E.L. Thorndike
Peta Konsep
4
TEORI BEHAVIORISTIK
(TINGKAH LAKU)
Menurut TEORI THORNDIKE, Belajar sebagai hasil dari pembentukan hubungan antara
rangsangan dari luar (stimulus) seperti ‘2 + 2’ dan balasan atau tanggapan (respons) dari
siswa seperti ‘4’ yang dapat diamati.
Ciri-ciri
• Menekankan pada Drill & Practice (Praktek/pengulangan & Tugas/latihan); bersifat mekanistik
• Menganggap siswa sebagai kertas putih polos dan siap ditulisi
• Tidak mengaitkan antar konsep
• Mengutamakan target (hasil), kurang tekanan pada proses
• Pemberian drill & practice ini diberikan pada akhir pembelajaran
• Semakin sering hubungan antara stimulus dan respon terjadi, maka akan semakin kuatlah
hubungan keduanya (law of exercise). Kuat tidaknya hubungan ditentukan oleh kepuasan
maupun ketidakpuasan yang menyertainya (law of effects).
• Tanggapan yang disertai dengan kepuasan seperti : mendapat pujian guru, akan menyebabkan
siswa ingin mengulanginya
• Contoh :
5
TEORI KOGNITIF PIAGET
Proses belajar terjadi menurut tahap-tahap
Empat tahap perkembangan kognitif
(mengidentifikasi persamaan)
Tahap pra-operasional 2. Akomodasi : Penyesuaian struktur kognitif
(schema) dengan pengetahuan baru
(2 – 7 tahun) (mengidentifikasi perbedaan)
3. Equilibrasi : Penyeimbangan mental
setelah terjadi proses asimilasi/akomodasi
Tahap operasional konkret (mengidentifikasi persamaan &
Siswa SD/MI
(7 – 11 tahun) perbedaan)
6
Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Seseorang
1. Kematangan 2. Pengalaman 3. Transmisi sosial 4. Penyeimbangan
(maturation) (experience) (social transmission) (equilibration)
Kasempurnaan otak Pengalaman terdiri atas: Interaksi dan kerjasama Suatu proses sebagai
dan sistem syaraf akibat ditemuinya
• Pengalaman fisik (psysical yang dilakukan oleh pengalaman
secara fisik experience), yaitu manusia dengan orang (informasi) baru.
interaksi manusia dengan lain.
lingkungannya. Contohnya:
Contohnya:
Contohnya, interaksi Seseorang anak yang
seorang siswa dengan seseorang anak yang sejatinya berbakat
kumpulan batu yang ia dilahirkan di suatu untuk mempelajari
tata keluarga yang lebih matematika, namun
• Pengalaman logika- mengutamakan karena ia tidak
matematis (logico- penalaran (reasoning) mendapat tantangan
mathematical akan menghasilkan anak- yang cukup, maka
experience), yaitu perkembangan
anak yang lebih kognitifnya akan
kegiatan-kegiatan pikiran
yang dilakukan manusia. mengutamakan terhambat
Contohnya, siswa menata kemampuan penalaran
kumpulan batu sambil ketika memecahkan
belajar membilang masalah.
7
Proses perkembangan kognitif seseorang
menurut Piaget harus melalui suatu proses yang
disebut adaptasi dan organisasi seperti diagram
dibawah ini:
8
Beberapa hal yang diperhatikan dalam pembelajaran matematika menurut Teori Piaget,
antara lain:
Siswa memiliki kesempatan yang luas dan beragam untuk mencari, menerima, dan
menghimpun pengetahuan
10
TEORI JEROME BRUNER
Belajar berdasarkan teori 1. Enaktif
perkembangan mental secara Mempelajari suatu pengetahuan dengan
bertahap dari: menggunakan objek langsung atau
Sederhana Rumit “konkret” atau “nyata”, yang berarti dapat
Mudah Sulit diamati dengan menggunakan panca
PENGERTIAN
2. Tahap Ikonik
Mempelajari suatu pengetahuan dengan
menggunakan barang tiruan/gambar
sebagai perwujudan dari kegiatan yang
menggunakan benda konkret atau nyata.
3. Tahap Simbolik
Mempelajari suatu pengetahuan dengan
mewujudkan dalam bentuk simbol-simbol
abstrak
11
CONTOH TEORI J. BRUNER
1.Tahap Enaktif
Ketika belajar penjumlahan dua bilangan bulat, para siswa dapat saja memulai proses pembelajarannya dengan
menggunakan beberapa benda nyata sebagai “jembatan” seperti:
• Garis bilangan dalam bentuk dua bilah papan. Gambar ini menunjukkan bahwa posisi “-3” pada bilah papan bagian
bawah sudah disejajarkan dengan posisi “0” pada bilah papan bagian atas, sehingga didapat beberapa hasil
penjumlahan -3 dengan bilangan lainnya. Contohnya :
• -3 + 5 = 2 (lihat tanda ruas garis berpanah) atau -3 + (-2) = -5
2. Tahap Ikonik
Dalam pembelajaran penjumlahan dua bilangan bulat dimulai dengan menggunakan benda nyata berupa garis
bilangan sebagai “jembatan”, maka tahap ikonik untuk 5 + (-3) = 2 dapat berupa gambar atau digaram berikut.
3. Tahap Simbolik
Dengan bantuan guru, siswa diharapkan dapat menyimpulkan bahwa penjumlahan bilangan positif akan menghasilkan
bilangan positif pula. Penjumlahan dua blangan negatif akan mengahsilkan negatif pula.
12
TEORI VIGOTSKY
(TEORI KONTRUKTIVISTIK
KELOMPOK)
Pengertian Ciri-ciri Konsep penting
• Belajar dengan • Diskusi kelompok kecil • ZPD (Zone of Proximal
membangun pengetahuan • Pengerjaan tugas Development):
sendiri, melalui kegiatan kelompok, penyusunan kemampuan pemecahan
beranekaragam seperti laporan dan presentasi masalah dibawah
membaca, diskusi, tanya (untuk kelas atas) bimbingan orang dewasa
jawab, pengamatan, kerja • Memperhatikan, atau melalui kerja sama
kelompok, pencatatan, memahami, dan dengan teman sejawat
dan presentasi dimana membandingkan yang lebih mampu
guru sebagai fasilitator pekerjaan orang lain • Scaffolding: pemberian
• Siswa lebih aktif dan guru sejumlah bantuan kepada
hanya fasilitator seseorang selama tahap-
tahap awal pembelajaran,
kemudian mengurangi
bantuan dan memberikan
13
TEORI – TEORI BELAJAR
PENGERTIAN
Pemecahan Masalah Teori Van Hiele
( George Polya) RME (Realistic Peta Konsep
(Hierarki Belajar Mathematics
• Realisasi dari Geometri) Education) • Kebermaknaan
keiinginan yang ditunjukkan
• Eksistensi dari • Memulai
meningkatkan dengan bagan
lima tingkatan pempelajaran
pembelajaran atau peta
yang berbeda matematika
matematika sehingga sehingga
tentang pemikiran dengan cara
siswa mempunyai hubungan antar
geometrik, yaitu mengaitkan
pandangan/wawasan konsep menjadi
visualisasi, dengan situasi
yang luas dan jelas dan
analisis, informal, dunia nyata
mendalam ketika keseluruhan
deduksi, dan nigor disekitar siswa
menghadapi suatu konsep
masalah. teridentifikasi
• Suatu masalah
merupakan pertanyan
untuk melatih pikiran
melalui kegiatan
Inkuiri, diskusi, dan
penalaran.
14
CIRI-CIRI
Peta Konsep
• Jenis Petanya bisa menyebar/tegak
• Susunan dari konsep umum ke khusus
• Setiap perincian dihubungkan dengan kata kerja
15
KEUNTUNGAN UTAMA DARI
PENERAPAN PEMBELAJARAN
BERBASIS KOMPETENSI (KBK)
16
KB 2
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA YANG KONTRUKTIVISTIK
Pembelajaran Matematika
Proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan
terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi materi matematika yang diajarkan
Komponen-komponen proses
penyelenggaraan pendidikan Pengetahuan Keterampilan Sikap