Anda di halaman 1dari 13

Kompetensi teknis

Kompetensi Kometensi sosio Kompetensi


(penilaian situasi kerja
Manajerial kultural wawancaa
sederhana (SJT)
25 soal 20 soal 10 soal
90 soal
Nilai tertinggi 450 Niai tertinggi 180 Nilai tertinggi 40
@5 1 sd 4 1 sd 4
1. Mengukur kemampuan 1. Integritas 1. Kepekaan Integritas dan
manajeman kelas 2. Kerjasama terhadap moralitas, meliputi
2. Pengukuran etika 3. Orientasi pada perbedaan aspek :
professional hasil 2. Kemampuan 1. Kejujuran
3. Menilai kemampuan 4. Pelayanan public berhubungan 2. Kemitmen
berkomunikasi 5. Pengembangan social 3. Keadilan
4. Resolusi konflik diri dan orang lain 3. Kepekaan 4. Etika
5. Memilih guru terbaik untuk 6. Pengambilan terhadap konflik 5. Kepatuhan
P3K (Efektif, beretika, keputusan 4. Pengendalian diri
berdampak positif) 7. Mengelola 5. Empati
6. SJT untuk mengukur caln perubahan
guru ASN/PPPK dalam
menghadapi situasi dunia
nyata yang mungkin
mereka hadapi dalam
pekerjaan mereka di
sekolah

1. Konsep suatu disiplin ilmu yang relevan


2. Materi suatu disiplin ilmu yang relevan
3. Hirarki konsep dan materi suatu ilmu yang relevan
4. Prasyarat dari suat disiplin ilmu yang relvan
5. Keterkaitan suatu konsep dengan konep yang lain
6. Konsep-konsep yang berkaitan dengan suatu disiplin
7. Teori belajar Ausubei
8. Teori belajar Gagne
9. Teori belajar Piaget
10. Karekateristik murid berkebutuhan khusus
11. Tahapan perkembangan berdasarka usia dan karakteristik khas masingmasing tahap
12. Teori belajar Gagne : Taksonomi Bloom dan perkembangannya
13. Profil pelajar Indonesia
14. Teori belajar Gagne
15. Leaening Objective
16. Individualized Education Program (IEP) dan prinsip-prinsip differentinted learning
17. Teori dasar komunikasi
18. Active listening
19. Kesepakatan dan kebiasaan positif di lingkungan belajar
20. Konsep dan prinsip-prinsip motivasi dalam pendidikan
21. Menegmbangkan motivasi siswa
22. Behavior modification & habit formation
23. Perinsip-prinsip reward, punishment dan reinforcement dalm pembentukan tingkah laku
24. Desain pembelajaran
25. Facilitating learning
26. Berfikir kristis
27. Berbagai teknik asesmen di tingkat kelas (classroom-based assessment) sesuai dengan tujuan
pembelajaran
28. Konsep dan prinsip assessment as learning dan assesmentf for learning
29. Pemanfaatan hasil assessment untuk perbaikan pembelajaran (feedback)
30. Program remedial dan program pengayaan berdasarkan hasil assesmen
31. Refleksi
32. Working memory & long-term memory
33. Kode etik guru
34. Inetraksi guru-murid
35. School safety
36. Diversity
37. Pengertian dan pengembangan potensi
38. Perencanaan karir dan pengembangan potensi diri
1. Konsep suatu disiplin ilmu yang relevan
2. Materi suatu disiplin ilmu yang relevan
3. Hirarki konsep dan materi suatu ilmu yang relevan
4. Prasyarat dari suat disiplin ilmu yang relvan
5. Keterkaitan suatu konsep dengan konep yang lain
6. Konsep-konsep yang berkaitan dengan suatu disiplin
7. Teori belajar Ausubel
 Belajar seharusnya merupakan asimilasi (berkembang dan menyesuaikn siswa)
dihubungkan dgn pengetahuan yg telah dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif.
 Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran/informasi baru
beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang
 Prinsip teori pembelajaran ausubel
1. Proses belajar akan terjadi jika sesorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yg telah
dimiliki dengan pengetahuan baru
2. Proses belajar memeperhatikan stimulus, memahami makna stimulus, menyimpan dan
meggunakan informasi yg sudah dipahami
3. Siswa lebih ditekankan untuk berfikir secara deduktif (konsep advance organizer)
8. Teori belajar Gagne
 Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh perrtumbuhan dan lingkungan, namun
paling besar lingkungan individual.
 Hasil belajar >> perubahan kemampuan, perubahan sikap, minat atau nilai pada sesorang
 Tiga elemen belajar
1. Individu yg belajar
2. Situasi stimulus
3. Responden yg melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulus
 Menurut Gagne, dlm pembelajaran peran guru lebih banyak membimbing peserta didik
1. Membangkitjan dan memelihara perhatian
2. Merangsang siswa u/ mengingat aturan dan ketampilan yg relevan
3. Menyajikan situasi atau pelajaran yg baru
4. Memberikan bimbingan belajar
5. Memberikan feedback
6. Mengupayakan transfer belajar
7. Memantapkan apa yg dipelajari dengan memberikan latihan soal u/ menerapkan apa yang
telah dipelajari
 9 prinsip pembelajaran menurut Gagne
1. Gain attenetion (Mendapatkan perhatian)
Memunculkan minat dan memusatkan perhatian dgn melibatkan siswa agar menarik
perhatian siswa u/ belajar. Missal : mengajuakn pertanyaan / masalah.
2. Inform learners of rhe Objective (Menginformasikan tujuan pembelajaran)
Menyampaikan tujuan pembelajaran menurut kompetensi khusus yg harus dikuasi siswa.
Tujuan agar siswa lebih focus dan memotivasi u/ belajar.
3. Stimulate Recal of prior knowledge (Memancing ingatan ttg materi sebelumnya)
Mengingatkan materi sebelumnya sehingga membantu siswa menguhubungkan informasi
baru agar dapat lebih memahami pengetahuan yg telah didapat.
4. Present content (Menyajikan konten)
Menyampaikan koten/materi pembelajaran dgn terstuktur dan terorganisir dan disampaikan
dgn menggunakan strategi pembelajarn yg tepat. Ex : ceramah, visual atau multimedia.
5. Provide guidance (memberikan bimbingan)
Memberikan bimbingan/pedoman dan dukungan agar siswa memahami dan memperoleh
pengetahuan/keterampilan baru.ex : demontrasi dan intruksi memahami konten
6. Elicit Performance (Mendorong kinerja)
Mendorong/meresposns agar siswa menunjukan hasil belajar dgn mempraktikan apa yg
telah dipelajari. Partisipasi ini u/ memperkuat pengetahua/keterampilan yg diperoleh >>
terjadi umpan balik >> koreksi bila diperlukan.
7. Provide feedback (Memberikan umpan balik)
Memberikan umpan balik u/ mengetahui capaian hasil belajar sudah tercapai atau belum.
Tujuannya u/ menilai kemajuan proses belajar dan mengidentifikasi bidang yg perlu
ditingkatkan dan pemperkuat pemahaman.
8. Assess Performance (Menilai kinerja)
Mengukur dan mengevaluasi hasil belajar/capaian tujuan. Ex : kuis, tes/latihan pratis.
9. Enhance Retention and Transfer (Meningkatkan retensi dan transfer)
Berfokus pada peningkatan retensi jangka panjang dan transfer materi yg telah dipelajari ke
dunia nyata.
9. Teori belajar Piaget
 Umur mempengaruhi kemampuan belajar individu
 Pertumbuhan intelektual tidak secara kuantitatif melainkan kualitatif
 Daya piker atau kekuatan mental seseorang yg berbeda usia maka akan berbeda daya pikirnya
secara kualitatif
 4 tahap perkembangan kognitif :
1. Tahap sesorimotorik (0-2 tahun)
Ciri pokok perkembangan berdasarkan tindakan dan dilakukan selangkah demi selangkah.
>> pada tahap ini bayi menyusun pemahaman dunia dgn mengordinasian pengalaman indera
(sensori) mereka seprti melihat dan mendengar, gerakan otot, menggapai, menyentuh dll
2. Tahap preoperasional (2-7/8 tahun)
Ciri pokok perkembangan yakni penggunaan symbol atau tanda Bahasa dan mulai
berkembangnya konsep2 intuitif.
>> pemikiab preoprasional dibagi menjadi 2 subtahap : fungsi simbolis dan pemikiran.
>> contoh menulis huruf, mencoret coret
3. Tahap operasional konkret (7/8 – 11/12 tahun)
Ciri pokok perkembangan mulai menggunakan aturan2 yg jelas dan logis ditandai adanya
reversible dan kekekalan
>> penalaran logika matematika menggantikan penalaran intuitif ttp hanya dalam situasi
konkret.
>> siswa belajar berhitung dgn benda kongkret missal kaki kambing dll
4. Tahap opersional formal (11/12 – 18 tahun)
Ciri pokok perkembangan sudah mampu berfikir abstrak dan logis dgn menggunakan pola piker
(kemungkinan)
>> dapat memcecahkan masalah secara verbal tanpa benda kongkret
10. Karekateristik murid berkebutuhan khusus
Karaketristik anak berkebutuhan khusus
a. Ganguan perkembangan : pemasalahan yg dialami anak pada masa tumbuh kembang.
Perkembangan >>
 mental-intelektual
 motoric (gerak)
 sensoris ( menginderaan)
 kemampuan fungsional (kemandirian, social, adaptasi, komunikasi, dll)

Pertumbuhan >> fisik (organ gerak dan organ indera)

b. Sumber data
1. Data Primer : data diri siswa
2. Data sekunder : Orang2 yang punya tanggung jawab langsung thdp perkembangan siswa, missal :
ortu & guru.
3. Data tertier : orang2 dekat tapi tidak punya tanggung jawab thdp perkembangan sisea, missal :
kakak, paman, petugas posyandu
4. Data kuarter : mengenal siswa & sbeatas bias memberi keterangan, missal : tetangga, guru yg
tdk mengajar.
c. ABK dalam pendidikan
 Memilik beragaram karakteristik/ hambatan khusus
 Membutuhkan layanan pendidikan khusus u/ mengoptimalkan potensinya (Hallahan. Jauffman,
Pullen, 2009)
d. Siswa berkebutuhan khusus
 Siswa yg bermasalah dalam/gagal disekolah umum
1. Anak kesuliatan belajar spesifikasi
 Disleksia : Suatu gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca.
 Disleksia terjadi pada anak-anak dengan penglihatan dan intelektual normal.
 Gejala termasuk terlambat bicara, lambat dalam belajar kata-kata baru dan
membaca.
 Sebagian besar anak yang mengidap disleksia dapat berhasil di sekolah dengan
bimbingan atau program pendidikan khusus.
 Diskalkulia : anak mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep matematika dasar,
seperti nilai, waktu, penjumlahan dasar, menghafal tanggal, serta sistem penomoran.
 Digrafia : salah satu kesulitan belajar yang ditandai dengan adanya kesulitan dalam
mengungkapkan pemikiran dalam komposisi tulisan. Pada umumnya, istilah disgrafia
digunakan untuk mendiskripsikan tulisan tangan yang sangat buruk.
 Disfasia : gangguan Bahasa, Kesulitan berbicara atau menggunakan kata-kata dengan
tepat.
 Kesulitan berbicara dapat disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit. Contohnya meliputi
cedera atau luka bakar pada lidah, gigi copot, kelelahan yang ekstrem, keracunan, dan
anestesi mulut yang baru diterima.
 Dispraksia : gangguan umum yg mempengaruhi gerakan dan koordinasi
 Gangguan perkembangan usia anak ditandai dengan kecanggungan pada anak-anak yang
sehat.
 Gangguan koordinasi perkembangan dapat terjadi sendiri atau karena gangguan perkembangan
lainnya, seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Kondisi ini biasanya berlanjut
sampai dewasa.
 Gejala berupa terlambat duduk atau berjalan. Anak-anak merasa sulit melompat atau
mengerjakan tugas seperti mengikat tali sepatu.
 Perawatan termasuk terapi okupasi dan fisik untuk meningkatkan koordinasi.
 Ganguan atensi : bentuk kelainan yang membuat seseorang sulit mengontrol
tindakannya dan/atau mengalami kesulitan untuk fokus pada sesuatu atau sulit
memperhatikan suatu kondisi atau wacana.
2. Gangguan pemusatan perhatian
3. Siswa tersebut menurut guru sulit ditangan (akademik, perilaku)
4. Siswa terpapar penyebab gagalnya pembelajaran : masalah social-ekonomi, budaya
 Siswa yang memenuhi persyaratn untuk mendapatkan layanan pendidikan khusus
1. Berdasarkan hasil diagnosis dan assesmen ditetapkan untuk memerlukan layanan pendidikan
khusus.
e. Kebutuhan khusus berdasarkan jenis gangguan

Gangguan
Gangguan sensorik
Gangguan motorik
Gangguan bicara
Gangguan komunikasi
Gangguan mental
Gangguan interaksi social
Gangguan emosi dan perilaku
Gangguan persepsi dan belajar

11. Tahapan perkembangan berdasarka usia dan karakteristik khas masingmasing tahap
a. Tahap Prapendidiakan (0-6 tahun) :
 Karaketristik : sangat muda dlm tahap perkembangan awal
 Focus pembelajaran : dasar2 perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa
sosialisasi, dan pemahaman dasar ttg dunia sekitar
 Metode pembeljaran : bermain, eksplorasi aktif, pengalaman sensorik dan pengasuhan yg
mendukung
b. Tahap Sekolah dasar (7-12 tahun) :
 Karakteristik : tahap sekolah dan mulai mengembangkan ketrampilan akademik dasar.
 Focus pembelajaran : menguasai keterampilan membaca, menulis, berhitung serta
pembeljaran social dan kecakapan social
 Metode pembelajaran : pengajaran terstruktur, guru peran utama dlm penyampaian materi
pembelajran dan pengembangan ketrampilan sosia dan komunikasi
c. Tahap remaja (13-18 tahun) :
 Karakteristik : remaja sedang mengalami perubahan fisik, emosi dan identitas yg
signifikan
 Fokus pembelajaran : Pengembangan ketrampilan berfikir kritis, eksplorasi minat bakar,
dan persiapan perguruan tinggi atau kerja.
 Metode pembelajaran : interaktif, pengmbangan ketrampilan penelitian dll
d. Tahap dewasa muda (19-40 tahun) :
 Karakteristik : dewasa muda focus pada pendidikan tinggi, karir dan keluarga
 Focus pembelajaran : spesialisasi dalam bidang tertentu, pengembangan ketrampilan
professional, dan pemb sepanjang hidup
 Metode pembelajaran : pendidikan tinggi, pelatihan karir dan pengalaman profesional
12. Teori belahar Gagne : Taksonomi Bloom dan perkembangannya
13. Profil pelajar Indonesia
Kompetensi Profil pelajar Indonesia
“ Pelajar Indonesia merupakan peljar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan perilaku
sesuai dengan nilai-nail Pancasila”

Beriman
Bertaqwa Kpd
Tuhan YME
dan berakhlak
mulia

Berkebinekaan
Mandiri Global

Profil
Pelajar
Pancasila
Bernalar Bergotong
Kritis Royong

Kreatif

 Dimensi beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia


Para pelajar diharapkan mampu memahami ajaran agama dan kepercayaannya masing2 dan mampu
menerapkannya sehari2.
 Dimensi Berkebhinekaan Global
Pelajar untuk membertahankan budaya luhur, lokalitas serta identitasnya, sembari berfikiran terbuka
dalam berinteraksi dengan budaya lain.
Melalui dimensi ini diharapkan pelajar dapat menumbuhkan perasaan saling menghargai dan
berpotensi membentuk kultur baru yang positif.
 Dimensi Bergotong royong
Kapasitas melakukan kegiatan scr bersama2 dengan sukarela agr dpat berjalan lancar, mudah dan
ringan.
Ada 3 elemen utama : kolaborasi, kepedulian dan berbagi
 Dimensi Mandiri
Pemahaman bahwa pelajar Indonesia merupaan pelajar mandiri, diaharpkan pelajar mampu
bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.
Ad 2 elemen kunci : kesadaraan akan diri dan situasi yang dihadapi derta regulasi diri
 Dimensi Bernalar kritis
Pelajar diaharapkan berfikir objektif ketika memproses informasi baik kualitatif dan kuantitatif.
Penerapan dimensi : mendorong pelajar u/ memahami keterkaitan berbagai informasi,
meganalisis infomasi, mengevaluasi penalaran dan penyimpulkan.
Elemen : memperoleh & memproses informasi dan gagasan >> menganalisis & mengevaluasi
penalran >> merefleksikan pemikiran >> proses pengambilan keputusan
 Dimensi kreatif
Mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yg orisinil, bermakna, bermanfaat dan berdampak.
Elemen kunci : mengahsilkan gagasan orisinal >> menghasilkan karya dan tindakan orisinal >>
memiliki keluwesan berfikir dalam mencari alternative solusi.

14. Teori belajar Gagne


15. Learning Objective
 Tujuan pembelajaran : pernyataan yg jelas dan spesifikasi ttg apa yg diharapkan peserta pelatihan/
pembelajaran yang akan dicapai setelah mengikutinya.
 Menyediakan gambaran pelaksanaan pembelajaran >> mengarahkan focus >> mengukur
keberhasilakn mencapai tujuan
 Tujuan pembelajaran : sebagai pencapaian 3 aspek kompetensi pengetahuan, ketrampilan, sikap
yg diperoleh setelah kegiatan
 Fungsi tujuan pembelajaran kurikulum merdeka
a. Menjadi arah tujuan dalm belajar mengajar
b. Sebagai bukti akuntabilitas kinerja guru
c. Menciptakan pengalaman belajar yg menyenangkan
 Komponen tujuan pemberlajaran
a. Kompetensi : kemampuan perlu dibuktikan oleh siswa bahwa telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran
b. Lingkup materi : konten dan konsep utama harus dipahami siswa di akhir pembelajaran
 Bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran ?
Tujuan pembelajaran harus mengandung ABCD yaitu:
1. Audience (A) : siswa menjadi subjek dari tujuan pembelajaran
2. Behavior (B) : perilaku yg dapat mendeskripsikan kemampuan audience setelah pembelajaran
3. Codition (C) : situasi dan kondisi saat tujuan diselesaikan
4. Degree (D) : standart harus dicapai audience sehingga dinyataan tujuan pembelajaran telah
tercapai
 Langkah penyusunan tujuan pembelajaran
a. Melakukan analisis setiap dimensi profik pelajar Pancasila yg sesuai dengan tujuan
pembelajran dalm suatu fase
b. Menganalisis capaian pembelajran yg memuat materi dan kompetensi (pengetahuan,
ketranpilan, sikap)
c. Berdasarkan analisis capian ditentukan materi utama pembelajran
d. Menentukan dan merumuskan kompetensi (pengetahuan, ketrampilan, sikap) konten serta
kebermaknaan dalam pembelajaran
e. Menentukan jumlah jam pelajaran yg diperlukan
16. Individualized Education Program (IEP) dan prinsip-prinsip differentinted learning
17. Teori dasar komunikasi
 Pengertian : bentuk penyampaian informasi bias berupa gagasan, pesan, ide bersumber dari salah
satu pihak ditujukan ke pihak lainnya.
 2 cara : verbal dan nonverbal
 Elemen2 komunikasi :
1. Sumber (source) 5. Tujuan (destination)
2. Pengirim (sender) 6. Pesan (Message)
3. Saluran (channel) 7. Tanggapan (Feedback)
4. Penerima (Receiver)
 Jenis2 komunikasi :
1. Komunikasi secara lisan 2. Komunkasi secara tulisan
 Macam-macam teori komunikasi
1. Teori komunikasi Behaviorisme oleh John Brodus Watson
a. Berisi mengenai seluruh tindakan/perilaku yg mencakup anatar tindakan respons/balasan
suatu hal yg diberikan (rangsangan)
b. Gambaran : apabila guru berdemontrasi alat, lalu siswa berhasil menerima serta mengamati
sehingga guru mengetahui bagaimana responsnya.
2. Teori komunikasi Operant Condition oleh Skinner
a. Sangat dianjurkan dalam komunikasi dgn murid karena teori ini memebrikan jaminan
respons thdp rangsangan ygdiberikan.
b. Guru : pembimbing murid >> memiliki peran mengontrol & membimbing siswa
c. Semua bertujuan u/ mencapai goals dari kegiatan belajar
3. Terori komunikasu Sibernetik oleh Wiener
a. Terori baru ketika berkembangnya ilmu social serta teknologi infoemasi di dunia
b. Berisi mengenai system yg menjadi pengontrol kegiatan komunikasi, baik lingkungan dgn
system atau sistem dgn system itu sendiri.
c. Kegunaan utama dari pengontrol u/ mengamati lingkungan.
d. Teori ini diterapkan oleh siswa yg ingin meraih hasil efektif
4. Teori komunikasi Birokrasi oleh Max Weber
a. Dimanfaatkan untuk meraih komunikasi antar kelompok yg lebih efektif
b. Ada 8 ciri structural :
1. Adanya aturan dan langkah sesuai standart
2. Memiliki kesanggupan untuk meminimalisir pekerjaan yg berat
3. Meningkatakan tingkatan yang tertata rapi
4. Anggota memiliki kemampuan diatas rata2
5. Adanya kemmapuan multikatasking
6. SDM yang professional
7. Penyusunan uraian tugas yang tersusun rapi
8. Memiliki sikap rasional yang tinggi u/ meraih target
5. Teori komunikasi Informatif oleh Shannon dan Weaver
a. Komunikasi merupakan perantara antara pesan dan bagaimana perantara memanfaatkan
saluran serta media yg ada.
b. Jika dalam proses tdk ada sinyal maka proses gagal, teori ini memusatkan pada paham
komunikasi berperan sebagai perantara pesan.
c. Contoh : saat guru melakukan e-learning dgn siswa menggunkan gmeet atau zoomet
6. Teori komunikasi Lasswell oleh Harold Lasswell
a. Model komunikasi :
>> Siapa? (who?)
>> Berbicara apa (says what?)
>> Didalam saluran yg mana? (in which channel?)
>> Ditujukan untuk siapa? (to whom?)
>> dana pa pengaruhnya? (what the effect?)
7. Teori komunikasi Analisis Transksional oleh Eric Berne
a. Cocok untuk digunakan konseling kelmpok
b. Analisis transksional adalah bentuk pendekatan secara psychotherapy degn
menitikberatkan pada hubungan interaksi
c. Maksud transksional : bentuk hubungan interaksi yg terjalin antar individu
18. Active listening
 Menurut Kelly 1999, active listening atau mendengarkan secara aktif adalah kegiatan
mendengarkan/merspons yg dikatakan orang lain kemudian diungkapkan kembali yg
dipahami oleh lawan bicara.
 Kemampuan mendengarkan focus dan benar2 memperhatikan lawan bicara
 Ciri-ciri siswa memilik Ketrampilan Active listening :
1. Mengerahkan seluruh perhatian ke lawan bicara
2. Tidak pernah mengintrupsi lawan bicara
3. Memberikan respons dengan netral
 Contoh siswa yang memiliki Keterampilan Active listening :
1. Mampu mengungkapkan kekhawatiran dan menawarakan bantuan saat diskusi/berinteraksi dgn
lawan bicara
2. Memberikan paraphrase tanpa melewatkan poin2 penting
3. Mampu memberikan afirmasi verbal positif
4. Mampu menanyakan pertanyaan terbuka
5. Mampu memberi opini yang relevan
6. Ketika bertanya bias menanyakan hal yg spesifik
 Apa pentingnya mendengarkan secara Active Listening?
 Memilik perhatian penuh
 Memiliki kecerdasan emosional tinggi
 Mampu bekerja dalam tim
 Meningkatkan empati
 Membangun hubungan yang kuat
 Meminimalkan konflik antar teman
19. Kesepakatan dan kebiasaan positif di lingkungan belajar
20. Konsep dan prinsip-prinsip motivasi dalam pendidikan
21. Menegmbangkan motivasi siswa
22. Behavior modification & habit formation
23. Perinsip-prinsip reward, punishment dan reinforcement dalm pembentukan tingkah laku
 Reinforcement (peneguran) dibagi menjadi 2 :
a. Reinforcement positif
Suatu rangsangan/stimulus yg mendorong respons positif bebrntuk reward berupa
hadiah/imbalan.
b. Reinforcement negative
Suatu rangsangan/stimulus yg mendorong respons yg konsekuensiny berampak tidak
menyenangkan/memuaskan bebentuk punisment berupa hukuman/pengalman yg tidak
menyenangkan.
 Prinsip reward:
a. Penilian didasarkan pada ‘ perilaku’ bukan ‘pelaku’
b. Pemberian penghargaan/hadiah harus ada batasnya
c. Penghargaan berupa perhatian
d. Dimusyawarakan kesepakatannya
e. Distandarkan pada proses bukan hasil
 Prinsip pemberian punishment :
a. Kepercayaan terlebih dahulu baru hukuman
b. Hukuman distandartkan pada perilaku
c. Menghukum tanpa emosi
d. Hukuman sudah disepakati
e. Dalam memberikan hukuman harus melalui beberapa tahapan mulai terringan sampai terberat
 Teknik pemberian reward:
a. Mengaitkan reward dengan perilaku tertentu.
Contoh : guru memuji siswa yg berhasil menjawab pertanyaan dengan benar dgn pujian.
b. Publikasikan didepan umum
Contoh: jika ada siswa yg memiliki nilai tinggi, maka guru akan memberikan hadiah alat tulis
didepan teman2 kelas.
Sehingga siswa lain akan termotovasi mendapatkan nilai tinggi dites selanjutnya
 Teknik pemberian punishment
a. Hukuman adalah jalan terakhir dan dilakukan dengan terbatas dan tidak menyakiti peserta
didik.
b. Tujuan utama pendekatan ini untuk menyadarkan peserta didik dari kesalahan-kesalahan
yg diperbuat.
Contoh : jika siswa melanggar peratuan guru bias memanggilnya dan menasehatinya.
24. Desain pembelajaran
25. Facilitating learning
26. Berfikir kristis
27. Berbagai teknik asesmen di tingkat kelas (classroom-based assessment) sesuai dengan tujuan
pembelajaran
28. Konsep dan prinsip assessment as learning dan assesmentf for learning
29. Pemanfaatan hasil assessment untuk perbaikan pembelajaran (feedback)
30. Program remedial dan program pengayaan berdasarkan hasil assesmen
31. Refleksi
32. Working memory & long-term memory
 Working memory
a. Adalah memori jangka pendek yg menggabungkan beberapa komponen menjadi satu dan
digunakan u/ menrencanakan dan melaksanakan perilaku
b. Memori kerja >> memori jangka pendek pendting u/ kognisi tingkat tinggi
c. Teknik membantu siswa dikelas:
1. Ingat : bacakan daftar kata dan minta mereka mengingat sebnayak mungkin tanpa mencatat
2. Visualiisadikam : memvisualisasiakn informasi dapat membantu transfrt informasi lebih baik
3. Sederhanakan : membantu siswa memecahkan sejumlah besar informasi menjadi bagi2
lebih kecil
4. Berhati-hati : melatih kewaspadaan dapat membantu menghalangi gangguan,
mamanfaatkan memori mereka scara maksimal
 Long-term memory
a. Memindahkan memori jangka pendek ke memori jangka panjang agar pembelajaran bisa
berlangsung.
b. Jenis memori ini memungkinkan kita memperlajari informasi dan memiliki kapasitas yg lebih
besar
c. Memiliki durasi sangat besar, dengan kenangan yg disimpan muali harian-dekade
d. Teknik pemberjran memori jangka panjang yg efektif :
1. Latihan pengambilan : menghasilkan jawaban/pernyataan membantu mamoerkuat jejak
ingatan
2. Jarak : belajar sedikit tetapi sering akan lebih efektif daripada harus melajar banyak
sekaligus
3. Ulasan harian dan mingguan : pentingnya meninjau informasi, hal ini membantu
mengikatkan informasi terhubung dgn baik dan ditanam dlm memori jangka panjang
 Perpindahan antar memori kerja dan memori jangka panjang adalah kunci pembelajaran spt
latihan pengambilan >> sayangnya beban kognitif yg berlebihan menghambat transfer ini.
 Kelebihan beban ii dapat dikurangi melalui mitigasi efek redundansi, perhatian, terpisah dan
informasi sementara.
33. Kode etik guru
 Guru berbakti membimbing peserta didik u/ membentuk manusia Indonesia seutuhnya yg
berjiwa Pancasila.
 Guru berusaha memperoleh informasi ttg peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan
dan pembinaan
 Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yg menunjang berhasilnya PBM.
 Guru memiliki dan melaksankan kejujuran professional
 Menjaga hubungan baik dengan wali murid dan masyarakat sekitar u/ membina peran serta dan
tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
 Saling menghargai dan menghormati sesame rekan seprofesi.
34. Inetraksi guru-murid
35. School safety
 Adalah isu penting memperngaruhi kesejahteraan siswa, pendidik dan seluruh komunitas
sekolah.
 Termasuk kekerasan fisik, perundungan, cyberbullying, penyalahgunaan zat dan masalah
kesehatan mental.
 Komponen School Safety (Keamanan Sekolah)
a. Keamanan fisik : kamera pengawasan, control akses dan rencana tanggap darurat u/
memastikan keselamatan fisika siswa, guru dan tendik
b. Pencegahan bullying : tetapkan kebijakan dan program anti-bullying u/ menciptakan budaya
penghargaan dan dukungan
c. Tanggap Krisis : Kembangkan prosedur /protocol keadaan darurat. Ex simulasi pemadaman
kebakaran, penguncian dan rencana evakuasi.\
d. Dukungan kesehatan mental : tawarkan layanan konseling dan sumber daya mengatasi
kesejahteraan emosional dan psikologis siswa
e. Keselamatan Internet : Edukasi siswa mengenai penggunaan internet bertanggung jawab dan
perlindungan dari ancaman online
 Aspek2 Kunci School Safety (Keamanan Sekolah)
a. Keamanan fisik : pencegarahan dan respons thdp insiden kekerasan fisik >> perkelahian,
penyerangan, kepemilikan senjata. Agar aman dan terjamin menerapkan langkah akses
terkontrol ke gedung sekolah, kamera keamanan, dan latihan keselamayan secara teratur.
b. Keamanan emosiaonal :menciptakan suasana sekolah yg positif dan mendukung siswa untuk
merasa dihormati, dihargai dan sertakan.
c. Keamanan kesehatan mental : menyediakan akses ke sumber daya, mendidik komunitas
sekolah dan menerapkan strategi mencegah dan menangani masalah kesehatan mental.
 Mengapa Keselamatan di sekolah penting
a. Keselamatn Fisik : merasa aman dari bahaya fisik
b. Keselamatan Emosional : Kesejahteraan fisik, aman emosional dan psikologis
c. Keberhasilan akademik : Lingkungan aman mendorong focus dan konsentrasi yg lebih baik,
sehingga kinerja akadmik meningkat
d. Pengembangan social : mendukung hub positif, kerja sama dan empati dalam pertumbuhan
social dan emosional siswa
 Strategi meningktakan School Safety
a. Menetapkan aturan dan harapan sekolah jelas dan konsisten
b. Menrapkan rencana keselamatan yang komperenship
c. Memberikan pekatihan berkelanjutan ttg pengetahuan dan ketrampilan mengenali menangano
dan mencegah maasalah keselamatan oleh guru dan tenaga pendidikan
d. Mengembangkan komunikasi dan kolaborasi yg terbuka (wadah laporan masalah keselamatan
dan memastikan semua suara orang terdengar)
e. Mengembangkan suasana sekolah positif dan inklusif >> menghargai keragaman, rasa hormat
dan inklusivitas
f. Menyediakan akses sumber daya kesehatan mental >> konseling, terapi dll
g. Melibatkan ortu dan komunitas
h. Scara teratur meninjau dan mengevaluasi langkah2 keamanan

36. Diversity
37. Pengertian dan pengembangan potensi
38. Perencanaan karir dan pengembangan potensi diri

Anda mungkin juga menyukai