Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL 1

NAMA : CHINTYA AMANDA PRAMITA SARI

NIM : 858856343
PROGRAM STUDI : BI-PGSD
POKJAR : KEPANJEN (UPBJJ-UT MALANG)

MATA KULIAH : PEMBELAJARAN IPA DI SD (PDGK4202)


DOSEN : HELMINA MAULUDIYAH, M.Pd

1. Sebutkan dan jelaskan 4 teori belajar kognitif pada pembelajaran IPA di SD ?


Jawab :
Empat teori belajar kognitif pada pembelajaran IPA di SD yaitu sebagai berikut :
1) Teori Belajar Piaget
Piaget mengemukakan suatu teori bahwa cara berpikir seseorang berkembang
secara bertahap atau ada beberapa periode. Selain itu Piaget juga beranggapan bahwa
sejak bayi lahir telah mempunyai sistem yang secara terus-menerus mencari dan
memberi tanggapan terhadap suatu rangsangan dan dengan melakukan hal tersebut
secara terus-menerus akan membentuk suatu kebiasaan dan kemampuan.
Adaptasi menurut Piaget bisa terjadi apabila melalui dua proses penting yang
disebut asimilasi dan akomodasi. Proses asimilasi meliputi membuat tanggapan
terhadap hal-hal yang sudah diperoleh sedangkan akomodasi adalah modifikasi atau
penyesuaian diri suatu tanggapan. Dengan kata lain mengasimilasi adalah memberikan
tanggapan berdasarkan informasi atau pengetahuan yang telah ada, yang sering
mengabaikan beberapa aspek dari keadaan dengan tujuan untk memberikan konfirmasi
kepada aspek-aspek sistem mental anak. Sedangkan mangakomodasi adalah
memberikan tanggapan terhadap karakteristik atau gejala yang berasal dari luar, sebagai
akibatnya akan terjadi perubahan-perubahan pada sistem mental anak.
Piaget membagi perkembangan mental atau kognitif anak menjadi 4 tahapan. di
antaranya yaitu :

Tahap Perkiraan Usia Ciri – ciri Khusus


Kecerdasan motorik (gerak) dunia
Sensori Motor 0 – 2 tahun (benda) yang ada adalah yang tampak
tidak ada bahasa pada tahap awal
Berpikir secara egosentris alasan-
alasan didominasi oleh persepsi lebih
Pre-Operasional 2 – 7 tahun
banyak intuisi daripada pemikiran logis
belum cepat melakukan konsentrasi
Dapat melakukan konservasi logika
Konkret tentang kelas dan hubungan
7 – 11 atau 12 tahun
Operasional pengetahuan tentang angka berpikir
terkait dengan yang nyata
7 – 11 atau 12
Pemikiran yang sudah lengkap
Formal Operasional tahun,14 tahun atau
pemikiran yang proporsional
15 tahun
kemampuan untuk mengatasi hipotesis
perkembangan idealisme yang kuat

2) Teori Belajar Bruner


Bruner merupakan salah seorang ahli psikolog perkembangan dan ahli belajar
kognitif. Beliau beranggapan bahwa belaar merupakan kegiatan perolehan informasi.
Kegiatan pengolahan informasi tersebut meliputi pembentukan kategori-kategori. Di
antara kategori-kategori tersebut ada kemungkinan saling berhubungan yang disebut
sebagai koding. Teori belajar Bruner ini disebut sebagai teori belajar penemuan
(discovery learning)
Model pembelajarannya pada prinsipnya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memperoleh informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya menggunakan
barang nyata. Peranan guru dalam pembelajaran ini bukanlah sebagai seorang pemberi
informasi melainkan seorang penuntun untuk mendapatkan informasi.
Ada 2 macam model pembelajaran penemuan, yaitu model pembelajaran
penemuan murni dan model pembelajaran penemuan terarah. Model pembelajaran
penemuan murni adalah model pembelajaran penemuan tanpa adanya petunjuk atau
arahan. Pembelajaran penemuan terarah sedikit berbeda yaitu guru sedikit lebih
berperan dibanding dengan pembelajaran penemuan murni.

3) Teori Belajar Gagne


Model ini menunjukkan aliran infromasi dari input ke output. Rangsangan atau
stimulus dari lingkungan (environment) mempengaruhi alat-alat indra yaitu penerima
(receptor), dan masuk ke dalam system syaraf melalui register penginderaan (sensory
register). Disini informasi diberi kode, artinya informasi diberi suatu bentuk yang
mewakili informasi aslinya dan berlangsung dalam waktu singkat.
Melalui persepsi selektif, hanya bagian-bagian tertentu dari informasi yang
diperhatikan. Bagian-bagian ini dimasukkan dalam memori jangka pendek (short term
memory) dalam waktu singkat, sekitar beberapa detik saja. Tetapi, informasi dapat
diolah oleh internal rehearsal dan disimpan dalam memori jangka pendek untuk waktu
yang lebih lama. Rehearsal dapat juga mempunyai peranan lain yaitu jika informasi
perlu diingat, maka informasi itu sekali lagi dapat ditransformasikan dan masuk ke
dalam memori jangka panjang (long term memory), untuk disimpan yang kemudian
dapat dipanggil lagi.
Struktur memori jangka pendek dan memori jangka Panjang tidak banyak berbeda.
Perbedaannya adalah terletak pada cara bekerjanya. Diperhatikan pula bahwa informasi
yang masuk dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang, dapat pula dikirim
kembali ke memori jangka pendek. Memori jangka pendek ada kalanya disebut memori
kerja (working memory) atau memori sadar. Untuk mempelajari hal baru sebagian
tergantung pada mengingat sesuatu yang sudah dipelajari sebelumnya, sesuatu ini harus
dikeluarkan dari memori jangka panjang dan dimasukkan ke dalam memori jangka
pendek.
Informasi dari memori jangka pendek atau memori jangka panjang dikeluarkan
kembali melalui suatu generator respons (response generator), yang berfungsi
mengubah informasi menjadi tindakan. Pesan-pesan dari generator respons ini
mengaktifkan efektor (otot-otot) untuk menghasilkan penampilan yang dapat
mempengaruhi lingkungan. Penampilan inilah yang dapat dijadikan pertanda bahwa
informasi telah diproses dan si pebelajar telah belajar sesuai dengan yang diharapkan.
Model seperti digambarkan di atas juga menunjukkan bagaimana pengendalian
internal dari aliran informasi oleh kontrol utama (executive control) dan harapan-
harapan (expectancies). Executive kontrol terdiri atas strategi-strategi kognitif, dan
expectancies mengaktifkan dan memodifikasi aliran informasi.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa model belajar mencakup dua aspek, yaitu
aspek tentang aliran informasi dan yang lainnya adalah aspek pengontrolan aliran
informasi. Cara belajar sangat dipengaruhi oleh proses-proses yang dimulai dalam
kedua struktur pengontrolan itu.
Tingkatan belajar menurut Gagne didasarkan atas pernyataan bahwa belajar
dimulai dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.
Contoh Keterampilan yang
Level Belajar
dipersyaratkan
Tanda-tanda Belajar (tanpa
Respons yang diberikan bersifat
ada bantuan Tindakan
Level 1 emosional dan tidak dapat
terhadap emosi, ketakutan,
didefinisikan.
kesenangan, dan lainlain).
Stimulus-Response (S-R) Mengulang kata-kata yang
Level 2
(bantuan belajar). diucapkan oleh guru.
Merangkai (chaining)
(menggabungkan bersama Menggunakan pensil untuk
Level 3 tingkah laku S-R sederhana menyalin kata-kata Menulis
untuk membentuk tahap-tahap angka-angka secara berurutan.
Tindakan individu).
Mengenal nama variabel-
Verbal Chaining (menamai
variabel. Menuliskan angka
Level 4 benda, menggunakan sifat
sampai angka 100-an dan 500-
untuk menamai benda).
an.
Membedakan garis untuk
Beragam Perbedaan Belajar
kemiringan yang berbeda.
(menempatkan objek dan
Mengenal skala yang
Level 5 kejadian dengan satu atau
tepat untuk sumbu X.
lebih sifat-sifat umum dalam
Menginterpretasikan dan
satu set).
Menyusun grafik sederhana.
Menghubungkan kemiringan
Konsep Belajar dengan perubahan variabel.
(mengidentifikasi objek dan Mengetahui bagian-bagian
Level 6
kejadian yang kelihatannya yang diukur.
berbeda dari khasnya). Menginterpretasikan grafik
sederhana.
Keterampilan untuk
Prinsip Belajar menginterpo-lasikan
(Mengkombinasikan dan mengekstrapolasikan data.
Level 7
konsep-konsep yang telah Keterampilan untuk membaca
dimiliki). data dari sumbu X.
Menginterpretasikan grafik.
Menginterpretasikan grafik
(Aplikasi dari
Level 8 Problem Solving
prinsip belajar) garis dari
pertumbuhan populasi dunia.
4) Teori Belajar Ausubel
Inti dari teori belajarnya adalah belajar bermakna. Bagi Ausubel belajar
bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-
konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling
penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa.
Informasi yang baru diterima akan disimpan di daerah tertentu dalam otak. Banyak
sel otak yang terlibat dalam penyimpanan pengetahuan tersebut. Menurut Ausubel,
belajar bisa dikategorikan menjadi dua dimensi. Dimensi yang pertama adalah
berkaitan dengan cara informasi ataupun materi yang ditampilkan kepada para
siswa melalui penerimaan ataupun penemuan. Kemudian dimensi yang kedua
adalah berkaitan dengan bagaimana para siswa bisa mengaitkan informasi tersebut
pada struktur kognitif yang sudah ada, yang mana meliputi fakta, konsep, dan juga
generalisasi yang sudah dipelajari dan diingat oleh siswa.
Ada 2 prinsip dalam mengaitkan konsep-konsep yang diperlukan untuk
belajar yaitu diferensiasi progresif dan rekonsiliasi integratif. Dalam diferensiasi
progresif, konsep-konsep yang diajarkan dimulai dengan konsep-konsep yang
umum menuju konsep-konsep yang lebih khusus. Sedangkan dalam rekonsiliasi
integratif, konsep-konsep atau gagasan-gagasan perlu diintegrasikan dan
disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya.

2. Buatlah contoh penerapan dari salah satu teori belajar kognitif dalam pembelajaran
IPA di SD!
Jawab :
Menerapkan Teori belajar Bruner dengan menerapkan pembelajaran penemuan
terarah
Contoh:
Kelas : IV
Tujuan Umum : Siswa mengenali peristiwa terjadinya hujan. Penyebab dan proses
terjadinya hujan dengan mengamati keadaan di lingkungan sekitar
dan membuat penafsiran
Topik : Hujan, penyebab dan proses terjadinya hujan
Cara pelaksanaan :
a. Siswa diberi arahan sedikit, diberi pertanyaan tentang apa yang sudah mereka ketahui
tentang hujan, mengapa terjadi hujan.
b. Mengajak siswa untuk keluar kelas mengamati keadaan sekitar dan mengamati
keadaan di permukaan langit, mengarahkan siswa untuk mengamati, kemudian
memberi pertanyaan untuk menyebutkan benda-benda apa saja yang ada di permukaan
langit.
c. Menerima seluruh ide atau gagasan. Memberi kesempatan kepada siswa mengajukan
dan menguji idenya sendiri
d. Memberi pertanyaan yang lain untuk memberikan penguatan terhadap jawaban dan ide
pengetahuan mereka sendiri

3. Sebutkan dan jelaskan 3 pendekatan dalam pembelajaran IPA di SD!


Jawab :
• Macam-macam pendekatan dalam pembelajaran IPA yaitu :
1) Pendekatan Lingkungan
2) Pendekatan Sain-lingkungan-Teknologi-Masyarakat
3) Pendekatan Faktual
4) Pendekatan Konseptual
5) Pendekatan Pemecahan Masalah
6) Pendekatan Nilai
7) Pendekatan Inkuiri
8) Pendekatan Keterampilan Proses
9) Pendekatan Sejarah

a. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan adalah mengajarkan IPA dengan cara pandang bahwa
mengembangkan kebiasaan siswa menggunakan dan memperlakukan lingkungan
secara bijaksana dengan memahami faktor politis, ekonomis, sosial-budaya, ekologis,
mengembangkan sikap dan perilaku peduli dan mencintai lingkungan, dan
mengembangkan keterampilan untuk meneliti lingkungan. Kebiasaan siswa tersebut
dibangun melalui pemahaman siswa terhadap lingkungan itu sendiri.

b. Pendekatan Sain-lingkungan-Teknologi-Masyarakat
Pendekatan Sain-lingkungan-Teknologi-Masyarakat merupakan cara pandang
bahwa siswa belajar, Menyusun pengetahuan melalui interaksi pribadi antara
pengalaman dengan skemata pengetahuannya. Pemerolehan pengetahuan dilakukan
oleh skemata siswa yang tepat dan bermanfaat baginya. Dalam Pendidikan IPA ini,
siswa perlu memperoleh pengalaman secara fisik dan memperoleh pengalaman
mengenai konsep dan model dalam IPA.
Secara umum tujuan penggunaan pendekatan ini adalah agar siswa memiliki
pemahaman tentang aspek sains, teknologi, lingkungan, dan masyarakat yang
bergunakan bagi perkembangan kognitif, pengembangan sikap bahwa sains,
teknologi, dan lingkungan menarik dan bermanfaat, menggunakan pemahaman sains
dan teknologi untuk diterapkan dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial
(masyarakat) siswa. Prosedurnya meliputi (1) Curah pendapat tentang suatu isu/topik
(2) Mendefinisikan pertanyaan/fenomena tertentu (3) Curah pendapat tentang sumber
informasi (4) Menggunakan sumber untuk mendapatkan informasi (5) Melakukan
analisis, sintesis, evaluasi, dan menciptakan sesuatu, dan (6) Melakukan tindakan
nyata.

c. Pendekatan Pemecahan Masalah


Pembelajaran dari suatu permasalahan dimana guru dapat merumuskan dan
mendemonstrasikan penyelesaian suatu masalah kemudian meminta siswa
memecahkan permasalahan yang serupa atau guru membimbing siswa merumuskan
dan memecahkan permasalahan yang diajukan atau guru mengombinasikan kedua
cara tersebut. Pendektatan ini melatih keterampilan memecahkan masalah dan
sekaligus melatih siswa bertanggung jawab, memiliki kemampuan tinggi, tanggap
terhadap berbagai kondisi dan situasi yang dihadapinya, dan memiliki kreativitas.
Salah satunya adalah mengupayakan sswa belajar aktif, mengumpulkan data, men
anggapi pertanyaan, dan mengorganisasikan informasi.
4. Sebutkan 3 metode belajar pada pembelajaran IPA di SD beserta manfaatnya!
Jawab :
1) Metode Penugasan
Metode penugasan ini guru memberikan tugas kepada murid harus ada pedoman
tugas yang harus dikerjakan murid. Suatu cara interaksi belajar mengajar yang
ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan siswa. Menugaskan murid
dengan hanya dengan menyuruh menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada
dibelakang akhir bab kurang bermanfaat. Murid yang memiliki kemampuan tinggi
tidak memperoleh manfaat dengan menjawab pertanyaan tersebut, sebab dia telah
paham akan bab itu. Namun bagi murid yang berkemampuan rendah tidak akan
berhasil dengan penugasan seperti itu. Penugasan yang baik adalah bersifat
menantang dan bersifat lentur sesuai minat dan bakat murid anda. Mungkin ada
murid yang akan mencari buku acuan di perpustakaan. Untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan kepadanya. Adapula yang akan mencari keterangan pada seorang
pakar, atau mungkin ada yang akan melakukan percobaan di kelas, halaman sekolah
laboratorium atau rumah.
Contohnya memberikan tugas dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan atau satu
perintah yang harus di bahas dengan diskusi atau perlu dicarui uraiannya pada buku
pegangan siswa, untuk pokok bahasan seperti menjawab pertanyaan- pertanyaan
mengenai pelajaran IPA tentang darah dan fungsinya, tugas semacam ini dapat
dikerjakan di luar jam pelajaran, dirumah maupun sebelum pulang. Karena kita telah
memberikan tugas, hari berikutnya harus kita periksa apakah sudah dikerjakan atau
belum. Kemudian perlu di evaluasi.
Manfaat metode penugasan adalah hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas
dalam ingatan siswa. Siswa belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap mandiri.
Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar. Membina rasa tanggung
jawab yang dibebankan kepada siswa, melalui laporan tertulis atau lisan, membuat
ringkasan, menyerahkan hasil kerja, dan lain-lain. Menemukan sendiri informasi
yang diperlukan.

2) Metode diskusi
Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini untuk memecahkan suatu permasalahan,
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk
membuat suatu keputusan. Diskusi juga merupakan suatu perbandingan mengenai
subjek dari berbagai sudut pandang. Diskusi kelas atau diskusi kelompok merupakan
metode pembelajaran yang kerap digunakan dalam ilmu pengetahuan alam.
Dalam pembelajaran IPA metode diskusi perlu anda lakukan sebab banyak
kebaikannya antara lain:
1) semua murid bebas mengemukakan pendapat, jadi bersifat demokratis.
2) merupakan cara yang efektif untuk mengajukan permasalahan
3) mempertinggi peran serta murid secara perorangan
4) mendorong rasa persatuan dan mengembangkan rasa sosial.
5) mengembangkan kepemimpinan, dan menghayati kepemimpinan bersama.
Syarat-syarat agar jalan diskusi berjalan lancar selain ada pemimpin atau moderator,
jumlah peserta sedikit artinya kelas dibagi dalam beberapa kelompok diskusi, topik
diskusi, merupakan masalah murid, peserta diskusi harus berperan, peserta bebas
mengeluarkan pendapat. Adapun kelemahan metode diskusi adalah:
1) Bila pembicaraan di dominasi saja oleh salah seorang peserta diskusi
2) Biasanya siswa yang pandai berbicara yang aktif dalam diskusi
3) Pembicaraan sering menyimpang dari pokok permasalahan.

3) Metode tanya jawab


Tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat two way traffic karena pada saat yang sama
terjadi dialog antara guru dan siswa. Metode tanya jawab di maksudkan untuk
merangsang berfikir siswa dan membimbingnya dalam mencapai atau mendapatkan
pengetahuan. Pertanyaan yang diajukan juga bermaksud pula untuk merangsang
siswa berpikir, atau untuk memperoleh umpan balik. Suatu pertanyaan bermaksud
meneliti kemampuan daya tangkap murid anda terhadap bahan pelajaran yang baru
diberikan. Tanya jawab dapat membantu timbulnya perhatian murid pada pelajaran.
Contoh dalam metode tanya jawab yaitu dengan mengajukan pertanyaan mengenai
pokok bahasan yang baru dibahas untuk mengecek pemahaman murid.

Anda mungkin juga menyukai