Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR JAWABAN QUIS 1

Nama Mahasiswa : REVIKA


NIM : 856977924
Program Studi : PGSD- S1
Kode Matkul : PDGK 4202
Mata Kuliah : Pembelajaran IPA di SD
Semester : 2. 2020/2021

1. Tahapan Perkembangan Mental Anak dalam Teori Piaget adalah sebagai berikut :

1.Tahap Sensori motor (Usia 18 - 24 bulan)

Tahap sensorimotor merupakan yang pertama dari empat tahap dalam teori perkembangan
kognitif Piaget. Teori ini meluas sejak lahir hingga sekitar 2 tahun, dan merupakan periode
pertumbuhan kognitif yang cepat. Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman
tentang dunia melalui koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan
motorik (menggapai, menyentuh).

Contohnya, jika ibu meletakkan mainan di bawah selimut, anak tahu bahwa main yang
biasanya ada (dia lihat) kini tidak terlihat (hilang), dan anak secara aktif mencarinya. Pada
awal tahapan ini, anak berperilaku seolah mainan itu hilang begitu saja, dan suka
memerhatikan suatu objek dalam waktu lama, menari rangsangan melalui suara dan sinar
lampu.

2.Tahap Praoperasional (Usia 2 - 7 Tahun)

Tahap praoperasional merupakan tahap kedua dalam teori Piaget. Tahap ini dimulai sekitar 2
tahun dan berlangsung hingga kira-kira 7 tahun. Selama periode ini, anak berpikir pada
tingkat simbolik tapi belum menggunakan operasi kognitif. PemikiranPemikiran anak selama
tahap ini adalah sebelum operasi kognitif. Artinya, anak tidak bisa menggunakan logika atau
mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran.

Contohnya : Anak mengumpulkan semua mainan berwarna merah. Lalu memasuki usia 4-7
tahun, anak juga sudah mulai bisa mengutarakan pemikirannya.

3.Tahap Operasional Konkret (Usia 7 - 11 Tahun)


Tahap operasional konkret merupakan tahap ketiga dalam teori Piaget. Periode berlangsung
sekitar usia 7 hingga 11 tahun, dan ditandai dengan perkembangan pemikiran yang
terorganisir dan rasional. Piaget menganggap tahap konkret sebagai titik balik utama dalam
perkembangan kognitif anak, karena menandai awal pemikiran logis.

Contohnya : Anak cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran atau pemikiran logis, tapi
hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik. Anak mulai menunjukkan kemampuan
konservasi (jumlah, luas, volume, orientasi). Meskipun anak bisa memecahkan masalah
dengan cara logis, mereka belum bisa berpikir secara abstrak atau hipotesis.

4.Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)

Tahap operasional formal dimulai sekitar usia 12 tahun dan berlangsung hingga dewasa. Saat
remaja memasuki tahap ini, mereka memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak
dengan memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret.

Contohnya : Seorang remaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif,


menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan tertentu.

Ciri khusus Perkembangan mental atau kognitif anak terdiri dari beberapa tahapan,
yaitu :

TAHAP PERKIRAAN CIRI KHUSUS


USIA

Sensori Motor 0 – 2 tahun Kecerdasan motorik (gerak) dunia (benda)


yang ada adalah yang tampak tidak ada
bahasa pada tahap awal.

Pre- 2 – 7 tahun Berpikir secara egosentris alasan-alasan


Ooperasional didominasi oleh persepsi lebih banyak
intuisi daripada pemikiran logis belum
cepat melakukan konsentrasi.

Konkret 7 – 11 atau 12 tahun Dapat melakukan konservasi logika


Operasional tentang kelas dan hubungan pengetahuan
tentang angka berpikir terkait dengan
yang nyata.
Formal 11 tahun Pemikiran yang sudah lengkap pemikiran
Operasional sampai yang proporsional kemampuan untuk
dewasa mengatasi hipotesis perkembangan
idealisme yang kuat.

Menurut Piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam pembelajaran IPA. Ketiga hal tersebut
adalah :

1) Seluruh anak melewati tahapan yang sama secara berurutan ;


2) Anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian ;
3) Apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidaklah cukup untuk
menjamin perkembangan intelektual anak.

2. Pendekatan pembelaran IPA yang memerlukan obyek konkrit eksplorasi, mendapatkan fakta
untuk memahami sesuatu disebut dengan  Pendekatan Konseptual.
Penjelasan Pendekatan Konseptual :
Konsep adalah suatu pendapat yang merupakan rangkaian dari fakta-fakta.
Agar dapat memahami suatu konsep, suatu pembelajaran memerlukan objek yang kontkret,
eksplorasi, mendapatkan fakta, dan melakukan manipulasi atau- pemrosesan pendapat secara
mental. Pendekatan konseptual memungkinkan siswa untuk mengorganisasikan fakta
kedalam suatu model atau penjelaan tentang sifat alam semesta. Pendekatan ini menekankan
pada penyampaian produk atau hasil IPA tidak mengajarkan tentang proses bagaimana
produk tersebut dihasilkan
Siswa akan mengidentifikasikan suatu objek, mempertimbangkannya berdasarkan
pembuktian, mengenali, menkonseptualisasikan ( misalkan berdasarkan proses atau
karateristik objek). Konsep-konsep sederhana yang diobservasi secara berulang kali
kemudian diterima sebagai fakta. Begitu siswa memanipulasi dan menggeneralisasi
berdasrkan pengamatan dan fakta maka konseptualisasi yang lebih rumit akan terjadi
padanya.
Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu :
a. Tahap Enaktif, yaitu melalui Pengenalan benda konkret. menghubungkan dengan
pengalaman lama atau pengalaman baru, dan pengamatan, penafsiran tentang benda baru.
b. Tahap Simbolik yaitu dengan memperkenalkan ;Simbol, lambang, kode,
membandingkan antara contoh dan non contoh untuk menangkap apakah siswa cukup
mengerti akan ciri-cirinya.
c. Tahap Ikonik merupakan tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti ; Menyebut
nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.
3. Taksonomi hasil belajar menurut Gagne diantaranya diperolehnya keterampilan intelektual
siswa. Contoh keterampilan intelektual siswa dapat diketahui melalui Pertanyaan guru
tentang bagaimana membedakan atau bagaimana mendefinisikan suatu konsep. Dengan
demikian menunjukkan proses berfikir dan keterampilan intelektual siswa.
Sebagai contoh bagaimana membuktikan bahwa seorang siswa telah memiliki keterampilan
intelektual dalam pembelajaran IPA.
Keterampilan intelektual Keterampilan yang ditunjukan pada…
dan memperlihatkan bagaimana
melakukan. …

Diskriminasi Membedakan antara air bersih dengan air


yang sudah tercemar dengan percobaan.

Konsep konkret Menunjukkan bahwa pernapasan


mengeluarkan uap air dan
karbondioksida.

Konsep terdefinisi Memberikan definisi tentang mencair,


membeku, mendidih, dsb.

Aturan Memberikan demonstrasi, bahwa semua


benda dari besi akan berkarat bila
dibiarkan di udara terbuka

4. Dalam pembelajaran IPA di SD tentang perubahan wujud, guru menyiapkan seperangkat


alat dan bahan seperti, bak, thermometer, pemanas air, dan es. Setelah siswa selsai
melakukan percobaan, siswa diminta untuk menjelaskan hasil temuannya. Keterampilan
yang diperoleh siswa pada pembelajaran tersebut adalah Mengkomunikasi.

Keterampilan Mengkomunikasikan

Menurut Abruscato (Nasution, 2007: 1.44 ) mengkomunikasikan adalah menyampaikan


hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan.
Menurut Esler dan Esler ((Nasution, 2007: 1.44) dapat dikembangkan dengan menghimpun
informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadain- kejadian
secara rinci.
Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membaut dan menginterpretasi
informasi dari grafik, charta, peta, gambar, dan lain- lain. Misalnya siswa mengembangkan
keterampilan mengkomunikasikan deskripsi benda- benda dan kejadian tertentu secar rinci.
Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskrifsikan beberapa jenis hewan- hewan kecil
( seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya), kemudain siswa tersebut
menjelaskan deskrifsi tentang objek yang diamati didepan kelas.

5. a. Pokok Bahasan : Tumbuhan Hijau


Kelas / semester :V/2
Metode : Eksperimen
Pendekatan : Pendekatan Scientific (mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, menalar/ mengasosiasi, dan mengkomunikasikan).

Alasan menggunakan metode eksperimen :


Untuk pokok bahasan ini kita menggunakan metode eksperimen. Seperti telah diketahui,
penggunaan metode eksperimen mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan
mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih berpikir ilmiah (scientific
thinking). Dengan metode ini siswa akan menemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang
sedang dipelajarinya.

Alasan menggunakan Pendekatan Scientific :


Pendekatan saintifik merupakan salah satu fitur penting dalam implementasi kurikulum 2013
(K-13). Pendekatan Scientific merupakan akomodasi metode ilmiah dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Pada prinsipnya, metode ilmiah diterapkan dengan beberapa tahapan utama,
yaitu pemetaan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, verifikasi hipotesis, dan
penarikan kesimpulan.

Salah satu bentuk implementasi pendekatan Scientific dalam pembelajaran adalah metode
eksperimen. Metode ini menghendaki agar siswa diberikan ruang yang memadai untuk
mengamati, bertanya, menalar, dan mengkomunikasikan hasil penalarannya.

Pada akhirnya, keberhasilan metode eksperimen sebagai aplikasi dari pendekatan Scientific
membutuhkan keterampilan pedagogis guru, terutama dalam kaitannya dengan keterampilan
dasar mengajar. Mulai dari keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan
memberikan penguatan, keterampilan membuat variasi pembelajaran, hingga keterampilan
membimbing pembelajaran dalam kelompok kecil. Semua keterampilan tersebut harus
ditopang dengan keterampilan pengelolaan kelas yang memadai.

b. Pokok Bahasan. : Konduktor dan Isolator


Kelas/ Semester : VI / 2
Pendekatan : Inquiry
Metode : Eksperimen

A. Standar Kompetensi
Mempraktikkan pola penghujan dan perpindahan energi.

B. Kompetensi Dasar
Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik.

C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian konduktor.
2. Menjelaskan pengertian isolator.
3. Menyebutkan benda – benda konduktor listrik.
4. Menyebutkan benda – benda isolator listrik.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penugasan siswa dapat menjelaskan pengertian konduktor.
2. Melalui penugasan siswa dapat menjelaskan pengertian isolator.
3. Melalui percobaan sederhana siswa dapat menyebutkan benda – benda konduktor listrik.
4. Melalui percobaan sederhana siswa dapat menyebutkan benda – benda isolator listrik.

Alasan memilih pendekatan inquiry dan metode eksperimen karena dalam menyajikan
pelajaran dengan pendekatan inquiry, guru membimbing siswa untuk beraktivitas melalui
penyelidikan dan mencari atau mendapatkan data secara eksperimen.

Didalam membelajarkan IPA guru dituntut sejauh mungkin menggunakan pendekatan


inquiry (inquiry approach) atau pendekatan dengan menyelidiki. Dengan pendekatan
inquiry, siswa dituntut sebanyak-banyaknya melakukan eksperimen atau pengamatan. Jadi
penggunaan metode dan pendekatan saling berkaitan satu sama lain.

Pembelajaran dengan pendekatan inquiry dapat menggunakan berbagai macam metode.


Apapun metode yang dipilih hendaknya tetap mencerminkan ciri-ciri pembelajaran dengan
pendekatan inquiry. Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
pembelajaran dengan pendekatan inquiry, antara lain : tanya jawab, diskusi, demosntrasi,
eksperimen, dll.

Anda mungkin juga menyukai