i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERAN DAN FUNGSI
MAJELIS PERTIMBANGAN ETIK PROFESI”. Ada pun tujuan pembuatan
tugas ini untuk melengkapi tugas mata kuliah ETIKA PROFESI KEBIDANAN
yang di berikan oleh dosen pembimbing mata kuliah ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ETIKA PROFESI
KEBIDANAN, Ibu Hj.Ulvi Mariati.,SKp,M.kes karena atas kerelaan hati beliau
yang telah memberikan ilmu yang beliau miliki kepada kami, sehingga sangat
membantu kami dalam penulisan makalah ini. Kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dalam pembuatan makalah ini
lebih baik selanjutnya. Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi
bahan pembelajaran bagi kita semua.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………..i
DAFTAR ISI.......................................................................... ii
1.1 BAB I PENDAHULUAN.............................................................1
A. Latar Belakang................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan..............................................................1
C. Rumusan Masalah..............................................................1
D. Metode Pengumpulan Data...................................................1
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini:
1. Tujuan Umum
Sebagai seorang calon bidan dan seorang bidan nantinya wajib mengetahui apa
itu majelis pertimbangan etik profesi, dan jika nantinya menghadapi masalah
dalam lingkup kebidanan, kepada siapa bidan mendapat perlindungan.
C. Rumusan Masalah
1. Study Internet
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pelaksanaan tugas bidan dibatasi oleh norma, etika dan agama. Tetapi apabila ada
kesalahan dan menimbulkan konflik etik, maka diperlukan wadah untuk
menentukan standar profesi, prosedur yang baku dan kode etik yang di sepakati,
maka perlu di bentuk Majelis Etika Bidan, yaitu MPEB dan MPA.
2
3. Menyelesaikan persoalan, menerima rujukan dan mengadakan konsultasi
dengan instansi terkait
4. MP2EPM pusat atas mentri yang berwenang mereka yang ditunjuk mengurus
persoalan etik tenaga kesehatan.
3
Pembinaan dan pengawasan terhadap dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan
dalam menjalankan profesinya untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien dan melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan
yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
3. Surat keputusan Menteri Kesehatan no. 640/Menkes/Per/X/1991, tentang
pembentukan MP2EPM.
Dasar Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan atau MDTK adalah sebagai berikut:
1. Pasal 14 Ayat 1 UUD 1945
2. UU no. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. KEPRES tahun 1995 Tentang Pembentukan MDTK.
D. Tujuan
1.Pembentukan Majelis Pertimbangan Etika Bidan
Untuk memberikan perlindungan yang seimbang dan objektif kepada
bidan dan penerima pelayanan.
Untuk memberikan keadilan pada bidan bila terjadi kesalah pahaman
dengan pasien atas pelayanan yang tidak memuaskan yang bisa
menimbulkan tuntutan dari pihak pasien.
4
E. Lingkup Majelis Etika Kebidanan
Meliputi :
1. Melakukan peningkatan fungsi pengetahuan sesuai standar profesi pelayanan
bidan (Permenkes No. 1464/Menkes/PER/2010/tahun 2010).
2. Melakukan suvei lapangan, termasuk tentang teknis dan pelaksanaan praktik,
termasuk penyimpangan yang terjadi. Apakah pelaksanaan praktik bidan sesuai
dengan Standar Praktik Bidan, Standar Profesi dan Standar Pelayanan Kebidanan,
juga batas-batas kewenangan bidan.
3. Membuat pertimbangan bila terjadi kasus-kasus dalam praktik kebidanan.
4. Melakukan pembinaan dan pelatihan tentang umum kesehatan, khususnya yang
berkaitan atau melandasi praktik bidan.
5
G. Tugas
Tugas MPEB dan MPA merupakan majelis independen yang berkonsultasi dan
berkoordinasi dengan pengurus inti dalam IBI tingkat nasional. MPEB secara
internal memberikan saran, pendapat dan buah pikiran tentang masalah pelik yang
sedang dihadapi khususnya yang menyangkut pelaksanaan kode etik bidan dan
pembelaan aggota.
DPEB dan MPA memiliki tugas antara lain:
1. Mengkaji
2. Menangani
3. Mendampingi anggota yang mengalami permasalahan dalam praktek
kebidanan yang berkaitan dengan permasalahan hukum. Dalam menjalankan
tugasnya, sehubungan dengan pelaksanaan kode etik profesi, bidan dibantu oleh
suatu lembaga yang disebut Majelis Pertimbangan Kode Etik Bidan Indonesia dan
Majelis Pertimbangan Etika Profesi Bidan Indonesia.
6
4. Keputusan tingkat propinsi bersifat final dan bisa konsultasi ke majelis etik
kebidanan pada tingkat pusat
5. Sidang majelis etik kebidanan paling lambat tujuh hari, setelah diterima
pengaduan. Pelaksanaan sidang menghadirkan dan meminta keterangan dari bidan
dan saksi-saksi.
6. Keputusan paling lambat 60 hari dan kemudian disampaikan secara tertulis
kepada pejabat yang berwenang.
7. Biaya dibebankan pada anggaran pimpinan pusat IBI atau pimpinan daerah IBI
ditingkat propinsi.
H. Peran
Majelis Pertimbangan Etika Bidan (MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota
(MPA) secara internal berperan memberikan saran, pendapat dan buah pikiran
tentang masalah pelik yang sedang dihadapi khususnya yang menyangkut
pelaksanaan kode etik bidan dan pembelaan anggota.
I. Fungsi
Dewan Pertimbangan Etika Bidan (DPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota
(MPA) memiliki fungsi, antara lain:
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan bidan sesuai dengan ketetapan
pengurus pusat
Melaporkan hasil kegiatan sesuai dengan bidang dan tugasnya secara
berkala
Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas
pengurus pusat
Membentuk Tim Teknis sesuai dengan kebutuhan
7
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
majelis etika profesi merupakan badan perlindungan hukum terhadap para bidan
sehubungan dengan adanya tuntutan dari klien akibat pelayanan yang diberikan
dan tidak melakukan indikasi penyimpangan hukum.
majelis pertimbangan etik profesi ada 2 yaitu MP2EPM wilayah pusat dan
MP2EPM wilayah propinsi. dalam suatu majelis pertimbangan terdapat suatu
badan konsil kebidanan yaitu badan yang dibentuk dalam rangka melindungi
masyarakat penerima jasa pelayanan dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, dan badan pertimbangan kesehatan merupakan badan independen,
yang memiliki tugas, fungsi dan wewenang di bidang kesehatan, dan
berkedudukan di pusat dan daerah.
B. saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan dapat dijadikan ilmu
yang dapat diterapkan dalam profesi kita nantinya.
8
Daftar Pustak
http://www.kasusmalpraktekbidan.id/html