2020
MODUL 2
KARAKTERISTIK PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL
PETA KONSEP
Berpijak Pada Nilai-Nilai : Membentuk Warga Negara yang Program dan poses pendidikan
Melaksanakan Hak dan yang mengembangkan pikiran,
Nilai Keagamaan Kewajiban untuk Menjadi WNI
nilai dan sikap.
yang Cerdas, Terampil dan
Nilai Demokrasi yang ber Berkarakter sesuai Amanat
ketuhanan Yang Maha Esa Pnancasila dan UUD 1945
Teori Piaget
Nilai Sosial Kultural yang
Teori Kohlberg
Berbhineka Tunggal Ika Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Norma Hukum dan Peraturan
HAM
Kebutuhan Warga
Negara
Konstitusi Negara
Kekuasaan dan Politik
Pancasila
Globalisasi
RESUME
KEGIATAN BELAJAR 1
Pendekatan PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral di SD
Dilihat dari substansi dan prosesnya , menurut Lickona ( 1992 : 53-63 ) yang perlu
dikembangkan dalam rangka pendidikan nilai tersebut adalah nilai karakter yang baik
( good character ) yang di dalamnya mengandung tiga dimensi nilai moral yaitu dimensi
wawasan moral, dimensi wawasan nilai moral, dimensi perasaan moral dan dimensi
perilaku moral.
Pendidikan nilai moral secara formal – kurikuler terdapat dalam mata pelajaran
PPKn (Kurikulum 1994) atau PKn (UU RI No.20 Thn.2003) dan Pendidikan Agama dan
Bahasa. Pkn mengandung unsur pokok sebagai pendidikan nilai moral-sosial/etis,
Pend.Agama mengandung nilai religius, dan Bahasa mengandung nilai estetis dan etis.
Dari kajian dan bahasan terhadap konsep , isi dan strategi pendidikan nilai di dunia
Barat yang lebih cenderung bersifat bersifat sekuler dan berpijak serta bermuara pada
pengembangan moral kognitif , kiranya terdapat beberapa hal yang dapat bisa diaptasikan
bagi kepentingan pendidikan nilai di Indonesia dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
KEGIATAN BELAJAR 2
Pendidikan Nilai dan Moral dalam Standar Isi PKn di SD
KEGIATAN BELAJAR 3
Hubungan Interaktif Pengembangan Nilai dan Moral dalam PKn di SD
Konsep “values eduation, moral education, education for vitues” sebagai program
dan proses pendidikan yang tujuannya selain mengembangkan pikiran, juga
mengembangkan nilai dan sikap.
Secara teoritik nilai dan moral berkembang secara psikologis dalam diri individu
mengikuti perkembangan usia dan konteks social. Piaget merumuskan perkembangan
kesadaran dan pelaksanaan aturan yang dibagi menjadi dua domain yaitu sebagai berikut :
Sejak diberlakukannya kurikulum sekolah tahun 1975, Pendidikan menjadi mata kuliah
yang berdiri sendiri yang tujuaan umumnya adalah membentuk warga negara yang baik.
Kemudian dalam perkembangannya. Kemudian dalam perkembangannya menjadi PMP
(Pendidikan Moral Pancasila) yang sekarang dikenal dengan Pendidikan Kewarganegaraan.
Kemudian berubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) didasarkan
UU RI no 2 tahun 1989.
PKn merupakan mata pelajaran yang sangat cepat perubahannya dikarenakan PKn
rentan terhadap perubahan politik. Namun secara umum isi (hafalan), pendekatan (politis dan
kekuasaan), dan penyampaiannya (satu arah/verbal) tidak banyak berubah.
1. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan. Di antara tujuan PKn adalah untuk mengembangkan
kemampuan- kemampuan sebagai berikut:
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif terhadap isu kewarganegaraan
b. Aktif, bertanggungjawab, dan cerdas dalam tindakan bermasyarkat, berbangsa, dan
bernegara
c. Berkembang secara positif dan demokratis.
d. Berinteraksi dengan negara lain dengan memanfaatkan IPTEK
KEGIATAN BELAJAR 2
Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan IPS
KEGIATAN BELAJAR 3
Webbed Model
Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran jaring laba-laba sebagai
berikut :
1. Guru menyiapkan tema utama dan sub-tema yang telah dipilih dari beberapa standar
kompetensi lintas mata pelajaran/ bidang Studi.
2. Mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui
tema dan sub-tema.
3. Guru menjelaskan tema-tema yang terkait sehingga materinya lebih luas.
4. Guru memilih konsep, kegiatan atau informasi yang bisa mendorong belajar siswa
MODUL 4
PETA KONSEP
KEBERAGAMAN BANGSA
INDONESIA SEBAGAI
PRIBADI NASIONAL,
KONSEP DAN PRINSIP KEBERAGAMAN, BHINEKA
KEPRIBADIAN NASIONAL TUNGGAL IKA DAN
KONSEP SERTA PRINSIP LANDASAN HUKUM
KEPRIBADIAN NASIONAL,
SEMANGAT
KEBANGSAAN, CINTA
TANAH AIR, DAN BELA UNSUR TERBENTUKNYA
NEGARA BANGSA, SEMANGAT
BANGSA, PATRIOTISME
KONSEP DAN PRINSIP SEBAGAI WUJUD SIKAP
SEMANGAT KEBANGSAAN NILAI-NILAI KEBANGSAAN
( PERSATUAN,KESATUAN
DAN KEBANGSAAN )
KEGIATAN BELAJAR 2
Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari beribu-ribu pulau, baik pulau besar
atau pun pulau kecil yang jumlahnya mencapai 17.508 buah, sehingga mendapat julukan
Nusantara. Indonesia adalah negara yang terletak di posisi silang dan di antara dua buah
Samudra dan duabuah Benua yang menyebabkan Indonesia berada dalam posisi yang
strategis.
Sekali pun wilayah Indonesia tersebar di antara pulau-pulau, tidak menjadikan
penduduknya bercerai. Hal ini karena bangsa Indonesia telah mempunyai ikatan sejarah
maupun juridis formal yang dapat dibanggakan.
Menurut Ernest Renan, bangsa Indonesia terbentuk dari orang-orang yang mempunyai
persamaan latar belakang sejarah, pengalaman serta perjuangan yang sama dalam mencapai
hasrat untuk bersatu.
Terbentuknya bangsa dapat disimpulkan atas beberapa kesamaan seperti :
1. Latar belakang sejarah
2. Pengalaman
3. Perjuanagan dalam mencapai kemerdekaan
4. Keturunan
5. Adat istiadat
6. Bahasa
Ikatan Yuridis bangsa Indonesia terdaoat di berbagai rumusan yang tertuang dalam
berbagai bentuk peraturan perundang-undangan di Indonesia, seperti Pembukaan UUD 1945,
batang tubuh UUD 1945, Ketetapan MPR, dan berbagai peraturan perundang-undangan
lainnya.
Bangsa Indonesia mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan dengan bangsa lain,
diantaranya sebagai berikut:
1. Jumlah dan potensi penduduk yang besar
2. Keanekeragaman sosial budaya
3. Keindahan alam dan fauna
4. Konsep wawasan nusantara dalam pengembangan wilayahnya
5. Semangat sumpah pemuda
6. Memiliki tata krama dan kesopanan yang tidak dimiliki bangsa lain
7. Letak wilayahnya yang sangat strategis dan salah satu keajaiban dunia ada di
Indonesia
8. Dipercaya menjadi tuan rumah dari berbagai konferensi Internasional (KAA, KTT
Non Blok, dsb)
KEGIATAN BELAJAR 3