Anda di halaman 1dari 15

HUKUM BISNIS Kepailitan dan PKPU

APAKAH PERUSAHAAN
Pendahuluan
ASURANSI DAPAT
DIPAILIT/PKPU-KAN OLEH Pada tanggal 10 Desember 2020 lalu, publik
dikejutkan oleh putusan Majelis Hakim
KREDITURNYA? Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
TINJAUAN HUKUM PUTUSAN PKPU Jakarta Pusat yang menyatakan bahwa PT
ASURANSI JIWA KRESNA Asuransi Jiwa Kresna (“AJ Kresna”) berada
pada kondisi Penundaan Kewajiban
Oleh : Aria D.N Atmadja, SH., CPL., Pembayaran Utang (“PKPU”). Perkara yang
CTLC., CLi., CPT teregister pada nomor 389/Pdt.Sus-
PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt Pst tersebut
dimohonkan oleh salah satu nasabah AJ
Kresna yang berdomisili di Bandung bernama
Lukman Wibowo. Majelis Hakim kemudian
mengabulkan permohonan PKPU tersebut
untuk seluruhnya dan menunjuk Sdr.
Rynaldo P. Batubara, SH., MH., dkk sebagai
Pengurus yang bertugas untuk melakukan
pengurusan terhadap PKPU AJ Kresna sesuai
dengan Undang-Undang No. 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (“UUK-
PKPU”).
Aria is one of founding partner of Atmadja
Siregar Krisnomo (“ASK Law”). He has Duduk Perkara Gagal Bayar AJ Kresna
numerous experiences in Indonesian Kepada Nasabahnya
Business & Civil Law for more than 10 years.
Menelisik ke belakang sebelum perkara PKPU
He holds several licenses in law matters,
tersebut diputus, AJ Kresna memang
including Advocate from Peradi, Registered
diketahui kesulitan untuk melakukan
Intellectual Property Rights Consultant, pembayaran kepada nasabahnya.
Liquidator and Tax Legal Consultant. Sebagaimana dilansir oleh
wartaekonomi.com , pada bulan Mei 2020,
1

manajemen AJ Kresna secara terang-

1
-kelam-skandal-gagal-bayar-kresna-life-nasabah-
https://www.wartaekonomi.co.id/read303662/kisah gigit-jari-haknya-tak-dipenuhi

1
terangan mengaku tengah mengalami Diketahui OJK kemudian juga melakukan
masalah likuiditas yang menyebabkan suspen terhadap 24 produk investasi yang
pihaknya terpaksa menunda pembayaran dikelola oleh Kresna Asset Manajemen.
dua produk AJ Kresna, yaitu Kresna Link Suspensi dilakukan sejak 7 Agustus 2020
Investa (KLITA) dan Protecto Investa Kresna yang lalu2.
(PIK). Manajemen AJ Kresna beralasan,
masalah likuiditas yang dialami perusahaan Sebenarnya, sanksi OJK yang sempat
itu disebabkan oleh terjadinya keadaan diterapkan kepada AJ Kresna tersebut di atas
memaksa (force majeure) akibat pandemi sempat dicabut melalui surat nomor S-
Covid-19 sehingga berimbas kepada 458/NB.2/2020 tanggal 4 November 2020.
portofolio investasi Kresna Life di pasar Namun demikian, OJK kembali memberikan
modal. Alhasil, AJ Kresna kehilangan sanksi PKU terhadap AJ Kresna melalui surat
kemampuan finansial untuk memenuhi nomor 449/NB.2/20203.
kewajiban kepada pemegang polis K-LITA.
Terhadap kondisi yang dialami AJ Kresna
Disebutkan pula dalam surat tersebut, sanksi tersebut, diketahui para nasabahnya telah
PKU dijatuhkan kepada AJ Kresna melakukan sejumlah upaya untuk
berdasarkan penilaian OJK karena yang memperoleh haknya, baik pidana maupun
bersangkutan melanggar ketentuan perdata, Antara lain melalui laporan polisi
mengenai pelaksanaan rekomendasi atas kepada Polda Metro Jaya maupun
hasil pemeriksaan sebelumnya. “Setelah permohonan PKPU kepada Pengadilan Niaga
dikenakannya sanksi ini, PT Asuransi Jiwa pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Untuk
Kresna dilarang melakukan kegiatan permohonan PKPU, apabila kita melihat
penutupan pertanggungan baru untuk Sistem Informasi Penelusuran Perkara
seluruh lini usaha bagi perusahaan asuransi (“SIPP”) milik Pengadilan Negeri Jakarta
tersebut sejak 3 Agustus 2020 sampai Pusat sebelum permohonan PKPU yang
dengan dipenuhinya rekomendasi hasil diputus tanggal 10 Desember 2020 di atas,
pemeriksaan OJK," kata Deputi Komisioner setidaknya terdapat 3 permohonan PKPU
Humas dan Logistik OJK, Anto Prabowo, di yang diajukan oleh nasabahnya, baik
Jakarta, Jumat (14/8/2020) lalu. perorangan maupun korporasi. Banyaknya
permohonan PKPU tersebut menunjukkan
Sanksi yang diterapkan oleh OJK tersebut bahwa permasalahan pembayaran AJ Kresna
kemudian berimbas pula kepada perusahaan kepada para nasabah/krediturnya sangatlah
yang tergabung dalam Kresna Grup, serius.
termasuk Kresna Asset Manajemen.

2 3

https://www.cnbcindonesia.com/market/202008120 https://finansial.bisnis.com/read/20201215/215/133
82457-17-179131/duh-nasib-nasabah-24-reksa- 1220/lagi-kresna-life-diganjar-sanksi-pembatasan-
dana-kresna-yang-disuspen-gimana kegiatan-usaha-oleh-ojk-ini-sebabnya

2
Putusan PKPU atas AJ Kresna satu perusahaan asuransi, yakni PT AIA
Financial (“AIA”) dimana perusahaan
Sebagaimana yang disebutkan dalam bagian tersebut dimohonkan pailit kepada OJK oleh
awal tulisan ini, Putusan PKPU atas AJ Kresna dua mantan agen asuransinya 4 . OJK
pada tanggal 10 Desember 2020 lalu benar- kemudian merespon dengan mengeluarkan
benar mengejutkan, bukan hanya terhadap Surat No.S-517/NB.211/2020 tanggal 3
pada nasabah/krediturnya, melainkan juga November 2020 yang pada intinya menolak
bagi masyarakat luas. Dikatakan permohonan pailit/PKPU terhadap AIA
mengejutkan karena putusan tersebut dirasa dengan alasan performa perusahaan berada
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan pada kondisi positif. Bertitik pada Surat OJK
yang diatur dalam UUK-PKPU. tersebut serta dikaitkan dengan UUK-PKPU
serta UU Asuransi, maka menjadi suatu
UUK-PKPU dalam Pasal 2 ayat 5 jo. ayat 223 tanda tanya besar bagi penulis mengapa
untuk kemudian dikaitkan dengan Pasal 50 Hakim Pengadilan Niaga justru mengabulkan
ayat (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 permohonan PKPU yang diajukan nasabah
tentang Perasuransian (“UU Asuransi”) perorangan terhadap AJ Kresna.
telah menyatakan dengan jelas bahwa
permohonan pailit dan/atau PKPU hanya Putusan PKPU AJ Kresna – Preseden
dapat dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan Buruk Bagi Dunia Investasi
(“OJK”) dimana kreditur terlebih dahulu
mengajukan permohonan kepada OJK agar Penulis berpendapat bahwa Putusan PKPU
OJK mengajukan permohonan pailit kepada yang dijatuhkan kepada AJ Kresna sangatlah
Pengadilan Niaga terhadap perusahaan tidak tepat. Bukan saja karena tidak sesuai
asuransi yang hendak dipailit/PKPU-kan dengan ketentuan UUK-PKPU dan UU
(lihat Pasal 51 ayat (1) UU Asuransi). Asuransi, namun juga membawa preseden
buruk bagi dunia investasi dengan alasan-
Dengan berpijak pada ketentuan di atas, alasan sebagai berikut:
maka menjadi suatu hal yang mengejutkan
bahwa Putusan PKPU atas AJ Kresna dapat 1. Sebagaimana disebutkan dalam
dijatuhkan atas permohonan PKPU yang Penjelasan Pasal 2 ayat (5) UUK-
dilakukan langsung oleh nasabah PKPU (yang kemudian dicabut oleh
perorangan AJ Kresna karena hal tersebut Pasal 90 UU Asuransi), undang-
tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana undang menyatakan bahwa terdapat
diatur dalam UUK-PKPU dan UU Asuransi. alasan mengapa permohonan
pailit/PKPU hanya dapat dilakukan
Menilik sedikit ke belakang, terdapat oleh OJK dan tidak dapat dilakukan
kejadian serupa yang juga menimpa salah oleh perorangan, yakni untuk

4
https://nasional.kontan.co.id/news/ojk-menolak-
permohonan-pailit-mantan-agen-aia

3
membangun tingkat kepercayaan Penutup
masyarakat terhadap Perusahaan
Asuransi sebagai lembaga pengelola Kondisi dunia pada saat dilanda pandemi ini
risiko dan sekaligus sebagai lembaga dirasa sangat tidak menentu, namun
pengelola dana masyarakat yang demikian hal tersebut hendaknya tidak
memiliki kedudukan strategis dalam digunakan sebagai alasan untuk menerobos
pembangunan dan kehidupan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan
perekonomian. oleh undang-undang. Dalam perkara AJ
Kresna seharusnya pemohon PKPU
Dengan demikian, tidak dapat senantiasa mengedepankan prosedur
dibayangkan apabila perusahaan sebagaimana yang telah digariskan oleh
asuransi dapat dengan mudah UUK-PKPU dan UU Asuransi dimana yang
diajukan permohonan pailit/PKPU bersangkutan mengajukan permohonan
oleh nasabahnya secara perorangan. kepada OJK dalam memohonkan PKPU
Sudah barang tentu nasabah tidak terhadap AJ Kresna.
akan merasa aman dalam melakukan
investasi pada perusahaan asuransi. Hingga tulisan ini dibuat, proses PKPU AJ
Hal ini juga bertentangan dengan Kresna masih berlangsung dengan Rapat
semangat investasi yang Pencocokan Piutang dijadwalkan akan
dicanangkan oleh Presiden Jokowi diselenggarakan pada tanggal 12 Januari
dalam program EoDB (Ease on Doing 2021. Terkait hal tersebut penulis berharap
Business). bahwa AJ Kresna mengajukan permohonan
kepada Pengadilan Niaga untuk mencabut
2. Putusan PKPU yang dijatuhkan akan PKPU dirinya dengan alasan harta debitur
serta merta menghentikan proses memungkinkan untuk melakukan
pembayaran yang sedang dilakukan pembayaran kembali kepada
AJ Kresna terhadap nasabahnya kreditur/nasabahnya. Hal ini dimungkinkan
(lihat Pasal 242 UUK-PKPU). Hal ini oleh Pasal 259 ayat (1) UUK-PKPU.
jelas akan memberikan kerugian
kepada nasabah yang tentu tidak
sedikit. Bukan tidak mungkin bahwa
pembayaran yang akan diterima
nasabah pasca homologasi
ditetapkan nantinya akan jauh lebih
sedikit.

4
HUKUM BISNIS Hukum Perusahaan

PERMASALAHAN HUKUM Pendahuluan

BADAN USAHA Dalam melakukan praktik bisnis, setiap


pelaku usaha harus menentukan entitas
BERBENTUK PERSEROAN badan usaha yang digunakannya. Hal ini
KOMANDITER sangatlah penting karena setiap bentuk dari
entitas badan usaha, baik yang berbentuk
Oleh : Erolflin Siregar, SH badan hukum atau non badan hukum akan
membawa akibat hukum yang berbeda.
Akibat hukum tersebut dapat yang
berkenaan dengan jumlah modal yang
disetor, prosedur pendirian, pertanggung
jawaban, hak dan wewenang dari para
anggota badan usaha, dan lain sebagainya.
Salah satu dari bentuk entitas badan usaha
tersebut adalah perseroan komanditer atau
Commanditaire Venootschap (“CV”).

CV merupakan bentuk entitas badan usaha


yang telah dikenal sejak jaman kolonial dan
pengaturannya masih menggunakan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (“KUH
Perdata”) (vide Pasal 1618) dan Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (“KUHD”)
(vide Pasal 19 – 21). CV merupakan salah
Erolflin is also one of founding partner of ASK satu bentuk entitas yang banyak diminati,
Law. He has numerous experiences in khususnya oleh Usaha Mikro, Kecil dan
Indonesian Business & Civil Law for more Menengah (“UMKM”), antara lain karena:
than 7 years. He also has interest in helping
poor clients by giving them pro bono legal  Tidak terdapat modal minimal yang
services. He holds Advocate Licence from dipersyaratkan;
 Nama perusahaan yang tidak terikat;
Peradi
 Pengambilan keputusan yang cepat;
dan
 Perpajakan yang lebih mudah.

5
Namun demikian, adanya sejumlah keadaan aktif. Dalam hal ini Pasal 19 ayat (1)
yang memudahkan dari CV tersebut KUHD menyatakan sebagai berikut:
menjadikan CV sangat rentan dengan
permasalahan hukum. Hal ini terbukti dari “Persekutuan secara melepas
sejumlah perkara di masyarakat yang uang yang dinamakan
berkaitan dengan praktik bisnis, misalnya perseroan komanditer
kasus pemalsuan tanda tangan kuasa usaha didirikan antara satu orang
CV Amalia yang sempat menyeret pimpinan atau beberapa sekutu yang
perusahaan konstruksi di Kabupaten secara tanggung
Nunukan 5 atau tindak pidana korupsi menanggung bertanggung
pencairan kredit fiktif oleh Bank BJB Syariah jawab untuk seluruhnya
terhadap PT Hastuka Sarana Karya dan CV kepada pihak satu dan satu
Dwi Manunggal Abadi.6 orang atau lebih sebagai
Pelepas uang pada pihak lain”.
Permasalahan
Berdasarkan ketentuan pasal di atas,
Berkaca pada sejumlah permasalahan kiranya dapat ditarik kesimpulan
hukum yang menimpa entitas berbentuk CV bahwa di dalam CV terdapat dua
tersebut, maka hal-hal yang perlu organ, yakni pesero yang
diperhatikan dari pelaku usaha yang hendak bertanggung jawab secara tanggung
mendirikan CV sebagai entitas bisnisnya? renteng (pesero aktif/komplementer)
dan pesero yang memberikan
Karakteristik CV pinjaman uang (pesero
pasif/komanditer). Kedua jenis
Untuk menjawab hal tersebut, maka perlu pesero tersebut mempunyai
dijelaskan mengenai beberapa karakteristik karakteristik yang berbeda.
sebagai berikut:
Pesero aktif/komplementer adalah
1. Adanya pesero komanditer dan organ pesero yang bertanggung
pesero komplementer jawab untuk menjalankan
pengurusan (daden van beheer) CV
Hal yang paling mendasar dari CV serta bertindak untuk mewakili CV
adalah adanya pesero komanditer baik di dalam maupun di luar
atau silent partner/pesero pasif serta pengadilan. Oleh karena
pesero komplementer atau pesero bertanggung jawab secara aktif
mewakili CV, maka pesero aktif

5 6
https://detakkaltim.com/index.php/2017/04/04/2- https://www.indofakta.com/news_16726.html
terdakwa-tipikor-pasar-induk-nunukan-divonis-1-
tahun/

6
bertanggung jawab atas harta 3. Nama perusahaan yang tidak
perseroan CV sampai dengan harta terikat
pribadinya.
Nama merupakan identitas, citra atau
Di sisi lain, pesero pasif/silent karakter yang melekat pada
partner/komanditer adalah pesero perusahaan itu sendiri. Namun
yang hanya berkewajiban untuk demikian, pada pendirian entitas PT
melepas uang dan mengawasi seringkali pelaku usaha menemui
jalannya pesero seperti memberikan hambatan karena nama yang telah
persetujuan atas perbuatan direncanakan ditolak oleh
pengurusan CV yang dilakukan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
pesero aktif/komplementer Manusia karena ternyata telah
khususnya yang berkaitan dengan digunakan oleh PT lain.
meminjam/meminjamkan uang atas
nama perseroan dan sebagainya. Hal ini tidak terjadi dalam CV. Artinya,
Oleh karena perannya yang pasif, nama CV yang telah digunakan oleh
pesero ini hanyalah bertanggung CV lainnya (cth. CV Delima Jaya
jawab sebesar modal yang disetor ke berdomisili di Jakarta) dapat
dalam CV dan tidak bertanggung digunakan pula oleh CV yang
jawab lebih dari itu. berdomisili di daerah lainnya.

2. Tidak terdapat modal minimum 4. Pengambilan keputusan yang


yang dipersyaratkan cepat

Berbeda dengan entitas Perseroan Tidak seperti entitas PT yang


Terbatas (“PT”) yang mensyaratkan mengharuskan adanya Rapat Umum
bahwa modal dasar perseroan paling Pemegang Saham (“RUPS”) bagi
sedikit Rp. 50.000.000,- (lima puluh direksi untuk mengambil keputusan-
juta rupiah) (vide Pasal 32 UU Nomor keputusan penting. Di dalam CV,
40 Tahun 2007) dan paling sedikit pesero aktif cukup mendapatkan
25% (dua puluh lima persen) dari persetujuan dari pesero pasif untuk
modal dasar tersebut harus hal-hal yang mengharuskan adanya
ditempatkan dan disetor penuh (vide persetujuan sebagaimana diatur
Pasal 33 UU Nomor 40 Tahun 2007), dalam anggaran dasarnya. Hal ini
dalam CV tidak ada modal minimum menjadikan pengambilan keputusan
yang dipersyaratkan sehingga sangat menjadi lebih cepat.
cocok bagi pelaku usaha yang tidak
mempunyai budget yang cukup besar.

7
5. Perpajakan yang lebih mudah CV bukanlah badan hukum sehingga
tidak ada pemisahan kekayaan bagi
Dalam hal ini, laba yang diterima oleh pesero aktif yang menjalankan
CV hanya dikenakan pajak satu kali, perseroan. Oleh karena tidak ada
yakni pada badan usaha saja, pemisahan kekayaan, maka pesero
sedangkan pembagian keuntungan aktif bertanggung jawab secara
atau laba yang diberikan kepada pribadi atas harta kekayaan
persero komanditer tidak lagi perseroan dari CV tersebut.
dikenakan pajak. Hal ini sesuai
dengan ketentuan Pasal 4 ayat (3) Dengan demikian, oleh karena
huruf I Undang-Undang Republik tanggung jawab secara pribadi
Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tersebut, maka pesero aktif akan
Tentang Perubahan Keempat Atas ditarik sebagai pihak yang digugat di
Undang-Undang Nomor 7 Tahun muka pengadilan dalam hal terjadi
1983 Tentang Pajak Penghasilan permasalahan hukum atas CV
yang menyatakan: tersebut. Hal ini dapat dilihat pada
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI
“Yang dikecualikan dari objek No. 879 K/Sip/1974 tanggal 14 April
pajak adalah bagian laba 1976 yang menyatakan:
yang diterima atau diperoleh
anggota dari perseroan “Di Indonesia, perseroan
komanditer yang modalnya komanditer atau CV,
tidak terbagi atas saham- belumlah merupakan suatu
saham, persekutuan, badan hukum, artinya bahwa
perkumpulan, firma, dan badan tersebut dalam lalu
kongsi, termasuk pemegang lintas hukum belum
unit penyertaan kontrak merupakan suatu subyek
investasi kolektif” hukum tersendiri terlepas dari
anggota pesero pengurusnya,
Kekurangan CV yang dapat melakukan
perbuatan-perbuatan hukum
Adapun beberapa kelemahan bentuk entitas dalam perdagangan adalah
CV adalah sebagai berikut: anggota-anggota
pengurusnya, sehingga
1. CV bukan badan hukum dengan demikian, dalam hal
sehingga pesero aktif CV akan menggugat di
bertanggung jawab secara pengadilan atau juga apabila
pribadi digugat, maka yang
menggugat bukanlah CV nya,

8
tetapi anggota pesero Pertama-tama, pelaku usaha harus
pengurus.” menentukan jenis usaha apa yang
akan dijalankan. Hal ini tentunya
2. Oleh karena bukan badan hukum, akan berpengaruh kepada aspek-
CV tidak banyak digunakan oleh aspek lain, misalnya permodalan.
pengusaha yang melakukan Dalam hal ini pelaku usaha harus
kegiatan usaha besar. selektif dalam menekan risiko dengan
modal yang tidak besar.
3. Apabila pesero komanditer
melakukan pengurusan 2. Batas wewenang dan tanggung
perseroan secara aktif maka jawab pemilik
statusnya menjadi tanggung
jawab pribadi (vide Pasal 21 Dua hal yang saling berkaitan dalam
KUHD). menjalankan bisnis adalah batas
wewenang dan tanggung jawab
“Pesero komanditer yang pemilik. Dalam hal ini pelaku usaha
melanggar ketentuan- harus memperhatikan karakteristik
ketentuan alinea pertama dan dari badan usaha yang hendak
kedua dari pasal yang lain, dibentuknya. Ambil contoh CV atau
bertanggung jawab secara firma sebagai badan usaha, ketika
timbul suatu kerugian, maka pemilik
tanggung renteng untuk
akan bertanggung jawab sampai
seluruhnya terhadap semua
dengan harta pribadinya. Hal ini tidak
utang dan perikatan berlaku untuk entitas yang berbentuk
perseroan tersebut” PT.

4. CV tidak dapat menghimpun 3. Kapasitas keuangan dan kemudahan


modal dari pemegang sahamnya. pendirian

Penutup Dalam hal budget tidak mendukung


untuk mendirikan entitas yang
Setelah memberikan penjelasan mengenai berbentuk PT, maka pelaku usaha
karakteristik dan kekurangan dari entitas CV, dapat menempuh upaya alternatif
maka dapat disimpulkan bahwa dalam dengan membentuk CV dengan tetap
menentukan bentuk entitas badan usaha, memperhatikan karakteristik dari CV
misalnya CV, maka pelaku usaha patut itu sendiri.
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
4. Kemudahan memperoleh modal
1. Jenis usaha yang dijalankan

9
Dalam hal ini, pemisahan harta
pribadi dengan perusahaan adalah
hal yang sangat esensial. Pemisahan
demikian akan dapat dengan mudah
mendapatkan permodalan dari
investor ataupun bank.

10
HUKUM BISNIS Hukum Ketenagakerjaan

Tinjauan Hukum Pendahuluan

Mengenai Pemutusan Seiring dengan semakin ketatnya laju


persaingan bisnis ditambah lagi dengan
Hubungan Kerja Dengan kondisi pandemi virus Covid-19 yang telah
Alasan Efisiensi Pasca melanda dunia semenjak tahun 2020 yang
lalu, sudah bukan rahasia lagi bahwa
Disahkannya UU Cipta perusahaan menghadapi kondisi yang
Kerja mengharuskan adanya penghematan atau
efisiensi, baik berupa pengecilan, peleburan
Oleh : Riski Bagus Purwanto, SH., MH., CMLC divisi, atau bahkan penutupan unit bisnis. Hal
ini bisa jadi berujung kepada keputusan
perusahaan untuk memangkas cost /
pengeluaran, salah satunya dengan
keputusan melakukan pemutusan hubungan
kerja (“PHK”) terhadap para karyawannya.

Namun demikian dalam melakukan proses


pemutusan hubungan kerja tersebut,
permasalahan yang kerap dihadapi
perusahaan adalah:

“Apa dasar hukum yang dapat digunakan


perusahaan dalam melakukan PHK dengan
alasan efisiensi? Langkah hukum apa yang
Bagus is also one of founding partner of ASK dapat ditempuh oleh perusahaan?”
Law. He achieved his master Degree from
Universitas Indonesia. Like Erolflin, Bagus Pembahasan
also has interest in helping poor clients by
giving them pro bono legal services. He holds Pertama-tama perlu dipahami bahwa
Advocate Licence from Kongres Advokat semenjak Undang-Undang No. 11 tahun
2020 tentang Cipta Kerja (“UUCK”) disahkan,
Indonesia and also had achieved Certified
terdapat beberapa ketentuan dalam Undang-
Legal Consultant in Mining Industry.
Undang No 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan ("UUTK") yang diubah
dan/atau dihapuskan, yang mana meliputi
juga isu PHK, sehingga kita perlu melihat
ketentuan di dalam UUCK klaster

11
ketenagakerjaan tersebut untuk menjadi
rujukan sebelum melakukan keputusan PHK.

Apabila melihat ketentuan Pasal 154A ayat


(1) huruf b UUCK klaster ketenagakerjaan,
telah dinyatakan bahwa PHK dapat terjadi
karena perusahaan melakukan
efisiensi diikuti dengan penutupan
perusahaan atau tidak diikuti dengan
penutupan perusahaan yang
disebabkan perusahaan mengalami
kerugian.

Selanjutnya, dalam hal PHK terjadi, maka


tenaga kerja yang berstatus pegawai tetap
berhak untuk mendapatkan uang pesangon
dan uang penghargaan masa kerja yang
komponennya didasarkan pada upah dan
tunjangan tetap yang diberikan kepadanya.
Selain itu, tenaga kerja juga berhak atas
uang penggantian hak (vide Pasal 156 ayat
(1) dan (4) jo. Pasal 157).

Berikut ini kami sampaikan perhitungan uang


pesangon dan uang penghargaan masa kerja
yang telah diubah dalam UUCK klaster
ketenagakerjaan (vide Pasal 156 ayat (2) dan
(3)):

12
Uang Pesangon
Masa Kerja Besaran
Kurang dari 1 (satu) tahun 1 (satu) bulan upah
1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 2 (dua) bulan upah
(dua) tahun
2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 3 (tiga) bulan upah
(tiga) tahun
3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 4 (empat) bulan upah
(empat) tahun
4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) bulan upah
5 (lima) tahun
5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 6 (enam) bulan upah
(enam) tahun
6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) bulan upah
7 (tujuh) tahun
7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 8 (delapan) bulan upah
(delapan) tahun
8 (delapan) tahun atau lebih 9 (sembilan) bulan upah
Uang Penghargaan Masa Kerja
Masa Kerja Besaran
3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang 2 (dua) bulan upah
dari 6 (enam) tahun
6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) bulan upah
9 (sembilan) tahun
9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang 4 (empat) bulan upah
dari 12 (dua belas) tahun
12 (duabelas) tahun atau lebih tetapi kurang 5 (lima) bulan upah
dari 15 (lima belas) tahun
15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang 6 (enam) bulan upah
dari 18 (delapan belas) tahun
18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi 7 (tujuh) bulan upah
kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun
21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi 8 (delapan) bulan upah
kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun
24 (dua puluh empat) tahun atau lebih 10 (sepuluh) bulan upah

13
Perlu dipahami bahwa ketentuan Pasal 156 tersebut tutup ataukah tidak sehingga PHK
UUCK klaster ketenagakerjaan di atas telah diperbolehkan sempat mengalami
memperjelas ketentuan mengenai PHK perdebatan hingga Mahkamah Konstitusi
dengan alasan efisiensi yang sebelumnya mengeluarkan Putusan No. 19/PUU-IX/2011
diatur dalam Pasal 164 ayat (3) UUTK, tanggal 13 Juni 2013 yang pada amar
khususnya dalam menentukan apakah putusannya (vide halaman 59) menyatakan
pengertian “efisiensi” mengharuskan suatu bahwa Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang
perusahaan tutup ataukah tidak. Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4279) bertentangan
Pasal 144 ayat (3) UUTK dengan Undang-Undang Dasar Negara
(dihapus oleh UUCK) Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang
frasa “perusahaan tutup” tidak dimaknai
Pengusaha dapat melakukan pemutusan “perusahaan tutup permanen atau
hubungan kerja terhadap pekerja/buruh perusahaan tutup tidak untuk sementara
karena perusahaan tutup bukan karena
waktu”.
mengalami kerugian 2 (dua) tahun
berturutturut atau bukan karena keadaan
memaksa (force majeur) tetapi perusahaan Untuk menentukan kondisi yang
melakukan efesiensi, dengan ketentuan memperbolehkan perusahaan melakukan
pekerja/buruh berhak atas uang pesangon PHK dengan alasan efisiensi ini maka
sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat menurut hemat kami, perusahaan wajib
(2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 menunjukan fakta bahwa perusahaan telah
(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan mengalami kerugian yang signifikan
uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal sehingga alasan tersebut dapat
156 ayat (4). dipertimbangkan oleh pengadilan. Contoh
kondisi “efisiensi” ini misalnya: kondisi
pandemi Covid-19 yang telah memukul
sendi-sendi bisnis, terdapat kebijakan kantor
pusat perusahaan yang terpaksa melakukan
Di dalam UUCK, apabila suatu perusahaan perampingan karyawan karena ada kondisi
telah mengalami kerugian maka hal tersebut ekonomi global (penurunan harga
telah memperbolehkan perusahaan jual/produksi), atau ada peraturan
melakukan PHK karena efisiensi tanpa pemerintah yang mengharuskan bahwa unit-
mengharuskan perusahaan tersebut tutup. unit usaha tertentu harus dilebur/dihilangkan.

Sebelumnya, pengertian apakah efisiensi Namun demikian, sebelum melakukan PHK


perusahaan mengharuskan perusahaan atas alasan efisiensi ini, perusahaan

14
dihimbau untuk terlebih dahulu
mengusahakan agar PHK tersebut tidak
terjadi (vide Pasal 151 UUCK klaster
ketenagakerjaan). Selain itu, hal ini sesuai
dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No. SE-
907/MEN/PHIPPHI/X/2004 tentang
Pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja
Massal, perusahaan terlebih dahulu wajib
menempuh upaya-upaya, yakni:

1. Mengurangi upah dan fasilitas


pekerja tingkat atas, misalnya tingkat
manajer dan direktur;
2. Mengurangi shift;
3. Membatasi/menghapuskan kerja
lembur;
4. Mengurangi jam kerja;
5. Mengurangi hari kerja;
6. Meliburkan atau merumahkan
pekerja/buruh secara bergilir untuk
sementara waktu;
7. Tidak atau memperpanjang kontrak
bagi pekerja yang sudah habis masa
kontraknya; dan/atau
8. Memberikan pensiun bagi yang sudah
memenuhi syarat

sApabila setelah melakukan upaya-upaya


tersebut dan PHK tidak dapat dihindari, maka
perusahaan wajib dirundingkan dengan
serikat pekerja atau pekerja yang
bersangkutan apabila pekerja tersebut tidak
tergabung dalam serikat pekerja. Dalam hal
perundingan tersebut tidak menghasilkan
kesepakatan, maka perusahaan dapat
meminta penetapan dari Pengadilan
Hubungan Industrial.

15

Anda mungkin juga menyukai