Anda di halaman 1dari 16

Law Office EDITORIAL

ATMADJA SIREGAR KRISNOMO


Monthly Newsletter
Di tengah kondisi pandemi yang tidak kunjung usai ini secercah
--------------------------
harapan mulai timbul seiring dengan bergulirnya awal tahun
Vol. 2 – Februari 2021
2021. Vaksin yang sudah mulai didistribusikan serta geliat
perekonomian yang mulai tumbuh di tengah keterbatasan
membuat optimisme semakin meningkat.

Untuk itu, pada edisi yang kedua ini kami bermaksud untuk
berbagi tulisan dengan judul (1) Permasalahan Klausula Baku
dalam Praktik Peradilan Indonesia; (2) Proposal Perdamaian
Sebagai Kunci Mencegah Kepailitan dalam Perkara PKPU; dan (3)
Hubungan Hukum Pemain Sepakbola Dengan Klub : Aset
Ataukah Tenaga Kerja?

Akhir kata, besar harapan kami agar Newsletter ini dapat


Prepared by:
menjadi bahan bacaan serta masukan bagi Bapak-Ibu sekalian
atas isu-isu hukum terkini yang sedang terjadi. Apabila terdapat
Law Office
kata/kalimat/landasan hukum yang kurang tepat mohon
ATMADJA SIREGAR KRISNOMO
masukannya dari Bapak-Ibu sekalian. Akhir kata tak lupa kami
Jl. Sunda No. 85, Bandung 40112
ucapkan agar Bapak-Ibu sekalian berada pada lindungan Tuhan
Phone : 022-86017831 ext 102,
YME, semakin sukses dan sehat selalu.
Mail : mail@id-asklaw.com
website : www.id-asklaw.com
Salam,

Aria D.N. Atmadja, SH., CPL., CTLC., CLi., CPT

Partner
HUKUM BISNIS Perlindungan Konsumen

Pendahuluan

PERMASALAHAN KLAUSULA BAKU Perjanjian dalam bentuk baku atau klausula


DALAM PRAKTIK PERADILAN DI baku telah dikenal jauh sejak dahulu kala.
Sejarah mencatat bahwa klausula baku telah
INDONESIA
digunakan sejak jaman Yunani Kuno, yakni
Oleh : Aria D.N Atmadja, SH., CPL., CLi.,
pada era Plato (423 – 347 SM) yang
CTLC melaporkan adanya praktik penjualan
makanan yang harganya ditentukan secara
sepihak oleh penjual, tanpa memperhatikan
mutu dari makanan tersebut.1

Klausula Baku atau yang dikenal juga dengan


nama klausula eksonerasi atau klausula
eksemsi merupakan ketentuan tersendiri
yang bersifat tetap (baku) dari suatu
perjanjian yang ditambahkan atau
disertakan pada perjanjian pokok.2 Dalam
kaitannya dengan hubungan pelaku usaha
dengan konsumen, klausula tersebut telah
ditentukan secara tetap (baku) oleh pelaku
usaha sebelumnya kepada konsumen tanpa
adanya negosiasi sehingga konsumen tidak
Aria is one of founding partner of Atmadja mempunyai posisi tawar kepada pelaku
Siregar Krisnomo (“ASK Law”). He has usaha (misalnya perjanjian baku yang
numerous experiences in Indonesian dituangkan ke dalam bentuk formulir).
Business & Civil Law for more than 10 years. Perjanjian yang mengandung klausula baku
He holds several licenses in law matters, ini disebut juga take it or leave it contract.
including Advocate from Peradi, Registered
Intellectual Property Rights Consultant, Menurut Sutan Remy Sjahdeini3, dalam
Liquidator and Tax Legal Consultant. praktik seringkali konsumen menemui
klausula baku ini dalam sejumlah transaksi
dengan pelaku usaha, antara lain:

 Polis asuransi;

1 3
E. H. Hondius, Konsumentenrecht, Kluwr-Deventer, Sjahdeini, Sutan Remy, Kebebasan Berkontrak dan
1976, hal 11, dikutip dari Adrian Sutendi, Tanggung Perlindungan yang Seimbang Bagi Para Pihak dalam
Jawab Produk dalam Hukum Perlindungan Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Jakarta: Institut
Konsumen, Bogor : Ghalia Indonesia, 2008, hal. 46. Bankir Indonesia, 1993, hal. 73.
2
Assegaf, Ahmad Fikri, Penjelasan Hukum tentang
Klausula Baku, Jakarta : PSHK, 2014, hal. 13.

1
 Konsumen perkapalan (bill of lading); a. menyatakan pengalihan
 Perjanjian jual beli mobil; tanggung jawab pelaku usaha;
 Perjanjian kartu kredit; b. menyatakan bahwa pelaku usaha
 Transaksi perbankan seperti berhak menolak penyerahan
perjanjian rekening koran dan kembali barang yang dibeli
perjanjian kredit bank; konsumen;
 Perjanjian jual beli rumah dari c. menyatakan bahwa pelaku usaha
perusahaan real estate; berhak menolak penyerahan
 Perjanjian sewa. kembali uang yang dibayarkan
atas barang dan/atau jasa yang
Praktik diberlakukannya klausula baku dibeli oleh konsumen;
seringkali dibenturkan dengan asas d. menyatakan pemberian kuasa
kebebasan berkontrak yang dianut oleh Kitab dari konsumen kepada pelaku
Undang-Undang Hukum Perdata (“KUH usaha baik secara langsung
Perdata”). Mengingat tidak adanya posisi maupun tidak langsung untuk
tawar dari konsumen, maka konsumen mau melakukan segala tindakan
tidak mau harus menerima isi dari perjanjian sepihak yang berkaitan dengan
yang memuat klausula baku tersebut. Hal ini barang yang dibeli oleh
sangat berpotensi memunculkan unsur konsumen secara angsuran;
‘keterpaksaan’ atas penerimaan perjanjian e. mengatur perihal pembuktian
tersebut. atas hilangnya kegunaan barang
atau pemanfaatan jasa yang
Klausula Baku dalam Perundang- dibeli oleh konsumen;
undangan Indonesia f. memberi hak kepada pelaku
usaha untuk mengurangi manfaat
Dalam peraturan perundang-undangan jasa atau mengurangi harta
Indonesia, pengaturan klausula baku kekayaan konsumen yang
sebenarnya telah diatur dan dibatasi dengan menjadi obyek jual beli jasa;
sejumlah kondisi, khususnya pada Pasal 18 g. menyatakan tunduknya
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang konsumen kepada peraturan
Perlindungan Konsumen (“UUPK”), sebagai yang berupa aturan baru,
berikut: tambahan, lanjutan dan/atau
pengubahan lanjutan yang dibuat
“Pasal 18 UUPK sepihak oleh pelaku usaha dalam
masa konsumen memanfaatkan
(1) Pelaku usaha dalam menawarkan jasa yang dibelinya;
barang dan/atau jasa yang ditujukan h. menyatakan bahwa konsumen
untuk diperdagangkan dilarang memberi kuasa kepada pelaku
membuat atau mencantumkan klausula usaha untuk pembebanan hak
baku pada setiap dokumen dan/atau tanggungan, hak gadai, atau hak
perjanjian apabila: jaminan terhadap barang yang

2
dibeli oleh konsumen secara pelaku usaha. Sebagaimana diketahui, Anny
angsuran. Gultom dan Hontas Tambunan menggugat
Secure Parking karena mobil mereka hilang
(2) Pelaku usaha dilarang mencantumkan ketika diparkir. Secure Parking berdalih
klausula baku yang letak atau bahwa dirinya tidak bertanggung jawab atas
bentuknya sulit terlihat atau tidak kejadian hilang, rusak serta kecelakaan dari
dapat dibaca secara jelas, atau yang kendaraan konsumen dan berlindung pada
pengungkapannya sulit dimengerti. klausula baku yang tertera pada karcis
parkir. Perkara yang bergulir sampai di
(3) Setiap klausula baku yang telah Mahkamah Agung (“MA”) tersebut kemudian
ditetapkan oleh pelaku usaha pada berakhir melalui Putusan No.
dokumen atau perjanjian yang 1246/K/PDT/2003 dengan amar putusan
memenuhi ketentuan sebagaimana yang menyatakan klausula baku yang tertera
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) pada karcis parkir batal demi hukum. MA
dinyatakan batal demi hukum. juga menghukum Secure Parkir untuk
mengganti kerugian atas hilangnya mobil
(4) Pelaku usaha wajib menyesuaikan konsumen.
klausula baku yang bertentangan
dengan Undang-undang ini.” Pada tahun 2006, MA kembali menegaskan
pertimbangan hukum serupa. Dalam
Dengan adanya pengaturan klausula baku putusan MA No. 01 K/Per.Kons/2006, MA
dalam Pasal 18 UUPK di atas, maka menyatakan, sebagai pihak yang
pemerintah berharap agar pelaku usaha dititip/pengelola parkir dengan memungut
tidak dapat seenaknya memberlakukan bayaran harus bertanggung jawab atas
klausula baku dalam menawarkan barang hilangnya barang yang dititipkan kepadanya.
dan/atau jasa, melainkan terdapat rambu-
rambu yang harus dipatuhi dan dijadikan Beberapa putusan tersebut seharusnya
rujukan untuk menyusun klausula baku. menjadi acuan bagi majelis hakim, baik
Misalnya, pelaku usaha dilarang judex factie maupun judex juris, untuk
mencantumkan klausula “barang yang sudah memutus perkara-perkara yang berkenaan
dibeli tidak boleh ditukar atau dikembalikan”. dengan klausula baku terhadap konsumen
yang melanggar ketentuan Pasal 18 UUPK
Klausula Baku dalam Praktik Peradilan dimana majelis hakim terlebih dahulu
di Indonesia meneliti isi dari klausula baku tersebut.
Namun demikian, sepanjang penelusuran
Tidak terbantahkan lagi bahwa perkara Anny penulis, ternyata pertimbangan hukum
Gultom dan Hontas Tambunan melawan PT mengenai klausula baku mayoritas tidak
Securindo Packtama Indonesia (Secure berlaku apabila dibenturkan dengan
Parking) pada tahun 2000-an lalu merupakan transaksi perbankan dan pembiayaan,
tonggak pertama yang menjadi terobosan seperti perjanjian kredit, modal kerja atau
konsumen dalam mematahkan argumentasi leasing mobil. Hal ini terlihat pada putusan-
klausula baku yang kerap digunakan oleh putusan berikut ini:

3
dalam hal terjadi wanprestasi dari debitur,
 Putusan MA No. 161 K/Pdt.Sus- maka permasalahan tersebut merupakan
BPSK/2018 tanggal 18 April 2018 kewenangan Peradilan Umum dan bukan
antara Seriati vs PT Bank Mandiri merupakan kewenangan Badan
(Persero), Tbk; Penyelesaian Sengketa Konsumen.
 Putusan MA No. 169 K/Pdt.Sus-
BPSK/2018 tanggal 8 Maret 2018 Penulis berpendapat bahwa, tanpa
antara Lamin Raharjo vs PT Bank BNI mengurangi rasa hormat pada putusan-
Syariah; putusan di atas, dalam memeriksa perkara-
 Putusan MA No. 182 K/Pdt.Sus- perkara transaksi perbankan dan
BPSK/2018 tanggal 8 Maret 2018 pembiayaan pun, majelis hakim seharusnya
antara Budi Paryogi vs PT CIMB Niaga lebih komprehensif dan bijak dalam
Auto Finance; memberikan pertimbangan hukum dan amar
 Putusan MA No. 184 K/Pdt.Sus- putusan. Memang benar wanprestasi atas
BPSK/2018 tanggal 18 April 2018 perkara-perkara tersebut merupakan
antara Sukadi vs PT Bank kewenangan Peradilan Umum, namun
Perkreditan; demikian apabila wanprestasi konsumen
 Putusan MA No. 195 K/Pdt.Sus- tersebut berawal dari klausula baku yang
BPSK/2018 tanggal 18 April 2018 dilanggar oleh pelaku usaha sebagaimana
antara PT Bank Panin Indonesia,Tbk diatur dalam Pasal 18 UUPK (misalnya :
vs Hendryson K.H. pelaku usaha memberlakukan aturan
menyatakan tunduknya konsumen kepada
Dalam putusan-putusan di atas, pada intinya peraturan yang berupa aturan baru,
perkara semula diperiksa Badan tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan
Penyelesaian Sengketa Konsumen lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku
(“BPSK”), namun demikian bank/lembaga usaha), maka tidak ada wanprestasi yang
pembiayaan menolak untuk hadir dalam dilakukan oleh konsumen dan seharusnya
pemeriksaan dan lebih memilih mengajukan BPSK mempunyai kewenangan untuk
gugatan pembatalan putusan BPSK tersebut memeriksa dan mengadili perkara tersebut
melalui pengadilan negeri. Terhadap (vide Pasal 52 huruf f UUPK jo. Keputusan
gugatan tersebut, pengadilan negeri (yang Menteri Perindustrian dan Perdagangan
kemudian diperkuat dengan putusan MA) Republik Indonesia Nomor
kemudian membatalkan putusan BPSK yang 350/MPP/Kep/12/2001 Tahun 2001 tentang
memenangkan konsumen/nasabah dengan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan
alasan hubungan hukum yang terjadi antara Penyelesaian Sengketa Konsumen
nasabah dengan bank/Lembaga pembiayaan (“Kepmen 350/2001”)).
adalah berdasarkan perjanjian pemberian
fasilitas kredit, dimana bank/Lembaga Dalam hal ini, penulis juga berpendapat
pembiayaan bertindak sebagai Kreditur dan bahwa adanya putusan-putusan pengadilan
nasabah sebagai Debitur dengan objek di atas yang menolak gugatan konsumen di
jaminan kredit telah diikat dengan hak BPSK dahulu dengan hanya menyatakan
tanggungan serta fidusia. Oleh karena itu, bahwa “dalam hal terjadi wanprestasi dari

4
debitur, maka permasalahan tersebut
merupakan kewenangan Peradilan Umum,
bukan BPSK” jelas menunjukan stigma
negatif dari penegakan hukum perlindungan
konsumen karena majelis hakim juga
semestinya harus meneliti klausula-klausula
perjanjian kredit dan pembiayaan yang
mengikat konsumen tersebut untuk dikaitkan
dengan Pasal 18 UUPK mengenai klausula
baku serta Pasal 52 huruf f UUPK jo. Kepmen
350/2001 tentang kewenangan BPSK. Untuk
itu, penulis berharap bahwa Mahkamah
Agung memperhatikan hal tersebut dan
menerbitkan suatu produk hukum yang
dapat menjadi pedoman dalam memeriksa
dan mengadili perkara-perkara yang
bersinggungan dengan hubungan hukum
pelaku usaha dan konsumen.

5
HUKUM BISNIS Hukum Kepailitan
terbalik dengan penghasilan, target produksi
yang tidak tercapai, belum lagi ketakutan
akan bahaya virus dan lain sebagainya
PROPOSAL PERDAMAIAN SEBAGAI menyebabkan para pengusaha memutar
KUNCI MENCEGAH KEPAILITAN otak dengan keras untuk mendapatkan dana
DALAM PERKARA PKPU segar guna mempertahankan usahanya dari
jurang kebangkrutan. Salah satu upaya
Oleh : Erolflin Siregar, SH demikian adalah mengajukan permohonan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
kepada pengadilan (atau disingkat “PKPU”).

PKPU secara harfiah merupakan upaya yang


dapat dilakukan untuk menghindari
kepailitan debitur melalui putusan
pengadilan, yang mana dapat dilakukan baik
oleh kreditur maupun debitur secara
sukarela, dengan tujuan agar debitur dapat
mengajukan rencana perdamaian yang
meliputi tawaran pembayaran sebagian atau
seluruh utang kreditur yang telah jatuh
tempo dan dapat ditagih (due and payable),
baik terhadap kreditor preferen maupun
konkuren (vide Pasal 222 ayat (2) Undang-
Erolflin is also one of founding partner of ASK Undang No 37 Tahun 2004 tentang
Law. He has numerous experiences in Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Indonesian Business & Civil Law for more Pembayaran Utang/”UU-KPKPU”).
than 7 years. He also has interest in helping
poor clients by giving them pro bono legal Dalam permohonan PKPU, kreditur
(terutama kreditur konkuren) mempunyai
services. He holds Advocate Licence from
kepentingan agar jangan sampai debitur
Peradi
dinyatakan pailit sehingga asetnya kemudian
dibagi secara pari pasu pro rata parte kepada
kreditur lainnya. Di sisi lain, debitur pun
Pendahuluan mempunyai kepentingan yang tak kalah
besar dalam mencari jalan terbaik untuk
Pandemi virus Covid-19 yang telah menyelesaikan kewajibannya kepada
berlangsung satu tahun ini tak pelak telah kreditur sekaligus menghindari kepailitan.
memukul seluruh sendi-sendi kehidupan, Oleh karena strategisnya permohonan PKPU
termasuk sektor perekonomian. Kondisi ini, tidak heran jika sepanjang tahun 2020
perekonomian yang lesu karena pembatasan yang lalu, statistik perkara permohonan
kegiatan berusaha, cost yang berbanding PKPU di Pengadilan Niaga sangat tinggi.

6
Mengutip data dari sistem informasi 4. Dalam hal diajukan secara sukarela
penelusuran perkara (SIPP) dari 5 oleh debitur, permohonan PKPU
pengadilan niaga (PN) yakni PN Jakarta wajib dilengkapi dengan surat
Pusat, PN Medan, PN Semarang, PN persetujuan dari kreditur mengenai
Surabaya dan PN Makassar, tren kasus PKPU pengusulan nama pengurus dalam
memang tercatat meningkat. Jika pada permohonan (vide Surat Edaran
tahun 2019 terdapat 434 perkara PKPU, Mahkamah Agung No 2 Tahun 2016
tercatat pada tahun 2020 terdapat 641 tentang Peningkatan Efisiensi dan
perkara PKPU4. Tranparansi Penanganan Perkara
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Syarat Diajukannya PKPU Pembayaran Utang di Pengadilan);

Untuk dapat diajukannya permohonan PKPU 5. Apabila permohonan diterima oleh


baik oleh kreditur maupun secara sukarela Pengadilan, maka pemeriksaan
oleh debitur, setidaknya ada beberapa poin permohonan akan dilakukan dalam
yang harus diperhatikan, antara lain sebagai waktu 20 hari sejak didaftarkan untuk
berikut: menentukan apakah debitur dapat
dijatuhkan PKPU sementara ataukah
1. Debitur harus memiliki setidaknya tidak (Pasal 225 ayat 3 UU-KPKPU);
lebih dari 1 (satu) kreditur (vide Pasal
222 ayat (1) UU-KPKPU); 6. Setelah diajukannya Rencana
Perdamaian, maka selanjutnya akan
2. Permohonan diajukan oleh dilaksanakan voting atau
keditur/debitur atau advokatnya pemungutan suara dari para kreditur
kepada Pengadilan Niaga secara untuk menentukan apakah debitur
tertulis disertai dengan daftar yang dapat diberikan status PKPU tetap
memuat sifat, jumlah piutang dan ataukah tidak dengan merujuk
utang debitur berserta surat bukti kepada ketentuan Pasal 229 ayat (1)
secukupnya (Pasal 224 ayat (1) dan UU-KPKPU.
(2) UU-KPKPU);
Manfaat diajukannya PKPU
3. Pada permohonan PKPU yang
diajukan debitur, dapat dilampirkan PKPU setidaknya mempunyai beberapa
rencana perdamaian yang manfaat, antara lain:
ditawarkan guna merestrukturisasi,
baik sebagian maupun seluruh 1. Perdamaian yang telah disahkan oleh
utang-utangnya, kepada kreditur; pengadilan mengikat semua kreditur
(baik konkuren maupun preferen),
kecuali kreditur terjamin yang tidak

4
https://nasional.kontan.co.id/news/sepanjang-
tahun-2020-perkara-pkpu-meningkat

7
menyetujui rencana perdamaian
(yang mana diberikan kompensasi 1. Rencana perdamaian memberikan
sebesar nilai terendah di antara nilai informasi yang transparan mengenai
jaminan atau nilai aktual pinjaman keadaan debitur, termasuk keadaan
yang secara langsung dijamin harta pailit, termasuk rasio keuangan
dengan hak agunan atas kebendaan) perseroan, seperti rasio likuiditas,
(vide Pasal 286 UU-KPKPU); dan solvabilitas, profitabilitas maupun
rasio leverage jika debitor berbentuk
2. Permohonan PKPU memiliki kekuatan badan hukum (legal entity).
untuk mencegah Kepailitan karena
dapat diajukan setiap saat sebelum 2. Rencana perdamaian
adanya Pernyataan Pailit yang menginformasikan bahwa debitur
diputuskan oleh Pengadilan (yaitu memiliki prospek (going convern
sebelum adanya permohonan value) atau menginformasikan nilai
Pernyataan Pailit diajukan, maupun keseluruhan harta debitor untuk
setelah permohonan Pernyataan membayar seluruh utangnya
Pailit diajukan namun belum ada (liquidation value) dengan
putusan Pengadilan) (vide Pasal 229 melampirkan bukti-bukti
ayat (3) UU-KPKPU). pendukungnya.

Mitigasi Risiko Dalam Penyusunan 3. Skema perdamaian yang ditawarkan


Rencana Perdamaian Oleh Debitur debitur bersifat win-win solution, baik
kepada kreditur maupun kepada
Sebagaimana yang disebutkan di atas, debitur sendiri.
penentu dari keberhasilan PKPU terletak
pada rencana perdamaian yang disetujui 4. Skema yang ditawarkan oleh debitur
oleh kreditur secara mayoritas. Dengan dalam melunasi utang-utangnya
demikian, isi dari rencana perdamaian kepada kreditur terukur, masuk akal
tersebut sangat berperan penting pada rapat dan meyakinkan untuk terealisir,
kreditur. Rencana perdamaian yang baik termasuk tenggang waktu grace
akan memberikan keyakinan kepada para period untuk memenuhi isi
kreditur dalam memberikan persetujuan perdamaian jika terjadi hal-hal diluar
pada tahap voting bahwa debitur kontrol dari debitur.
mempunyai kemampuan untuk melunasi
kewajibannya di kemudian hari sehingga 5. Ada kepastian atau jaminan bahwa
debitur dapat diperkenankan komposisi pembayaran utang yang
merestrukturisasi utang-utangnya. ditawarkan tersebut dapat dieksekusi

Untuk itu, rencana perdamaian yang


diajukan oleh debitor sangat disarankan
untuk memuat hal-hal yang antara lain
sebagai berikut:

8
secara wajar dan tanpa penundaan
yang memakan waktu cukup lama.5

Selain hal-hal di atas, perlu juga diperhatikan


kemampuan debitur untuk melakukan
negosiasi dengan para krediturnya sehingga
peran corporate communication (untuk
debitur yang berbentuk perseroan)
memegang porsi yang tidak kalah penting
dalam keberhasilan PKPU.

5
Elyta Ras Ginting, S.H., LL.M., Hukum Kepailitan
Rapat-Rapat Kreditor, Sinar Grafika, Jakarta, 2018,
hlm. 149.

9
HUKUM BISNIS Hukum Ketenagakerjaan

HUBUNGAN HUKUM PEMAIN kompetisi profesional di dunia ada yang


SEPAKBOLA DENGAN KLUB : memutuskan untuk tetap menjalankan liga
ASET ATAUKAH TENAGA KERJA? sepakbolanya dengan kebijakan protokol
yang ketat, salah satunya tidak
Oleh : R. Bagus Purwanto, SH., MH., menghadirkan penonton ke dalam stadion,
CPL., CMLC namun di sisi lain ada juga yang mengambil
opsi menghentikan sementara liga dan
kompetisi sampai dengan batas waktu yang
tidak ditentukan, seperti yang dilakukan oleh
PSSI dan operator liga Indonesia sejak tahun
2020 hingga tulisan ini dibuat.

Ketidakpastian kondisi yang dialami oleh


dunia sepakbola Indonesia ini menjadikan
klub-klub profesional di bawah naungan PSSI
berada pada kondisi yang sulit. Di satu sisi
klub berada pada kondisi hiatus tanpa
pemasukan sambil menantikan kapan
kompetisi akan digelar, namun di sisi lain
klub juga harus tetap menggaji pemain, staff
Bagus is also one of founding partner of ASK dan karyawannya. Tidak heran jika beberapa
Law. He achieved his master Degree from klub sepakbola Indonesia memilih untuk
Universitas Indonesia. Like Erolflin, Bagus membubarkan diri dan sebagian lain
also has interest in helping poor clients by meliburkan tim.6
giving them pro bono legal services. He holds
Advocate Licence from Kongres Advokat Terhadap klub-klub yang memutuskan bubar
Indonesia and also had achieved Certified tersebut, tidak jarang dijumpai
permasalahan hukum yang harus dibenahi,
Legal Consultant in Mining Industry.
misalnya terkait hak-hak si pemain bola.
Terhadap hal demikian, memang terdapat
beberapa upaya yang dapat ditempuh si
Pendahuluan pemain terhadap klub yang menunggak hak-
haknya, yang mana hal ini tergantung
Masa pandemi virus Corona yang telah kompetensi sebagaimana disebutkan dalam
mendera dunia secara global sejak setahun kontraknya, antara lain melalui:
terakhir ini telah memberikan dampak yang
luar biasa bagi banyak pihak, tidak terkecuali  Melalui Pengadilan Negeri setempat;
dunia sepakbola. Beberapa liga dan  Melalui Badan Ajudikasi Sengketa
Pemain (BASP) bentukan PSSI;

6
144159-142-592660/sebagian-klub-liga-1-bubar-
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20210112 persib-arema-pilih-liburkan-tim

10
 Melalui Arbitrase; atau Demikian krusialnya pemain sepakbola bagi
 Lembaga lain yang disepakati dalam klub untuk mendatangkan keuntungan
kontrak finansial, sehingga menurut pendapat
tersebut, sudah seharusnya neraca
Namun demikian, terlepas dari upaya hukum menyediakan akun yang menerangkan
yang dapat ditempuh si pemain di atas, keberadaan pesepakbola sebagai aset.
kiranya terdapat suatu permasalahan yang Namun demikian, yang menjadi
menarik untuk dibahas, yakni mengenai permasalahan adalah bahwa pengakuan
hubungan hukum antara si pemain human capital sebagai aset ternyata masih
sepakbola dengan klub yang mengikatnya. menimbulkan perdebatan sampai saat ini.
Dalam hal ini bagaimanakah hubungan
hukum tersebut? apakah si pemain bola Sebagaimana yang dilansir oleh artikel di
merupakan aset, ataukah tenaga kerja dari detik.com7, Pernyataan Standar Akuntansi
klub sepak bola? Keuangan (PSAK) di Indonesia mulai
berkiblat pada penerapan International
Pemain Sepakbola Sebagai Aset Klub Financial Accounting Standards (IFRS). IFRS
sebagai standar akuntansi yang dikelarkan
Pemain sepakbola tentu menurut pendapat oleh International Accounting Standard
sebagian orang digolongkan sebagai aset Board memang memberikan perhatian
dari klub yang mengikatnya. Alasannya, terhadap pengakuan human capital sebagai
semakin tinggi nilai jual dari si pemain aset. Namun demikian, berdasarkan hasil
karena performanya, apalagi dapat diskusi dengan teman-teman auditor, masih
mengantar klub menjadi juara liga, tentu terdapat perbedaan pendapat tentang
semakin banyak keuntungan yang dapat human capital untuk menjadi bagian dari
diambil oleh klub, misalnya menaikkan nama aset perusahaan yang dapat dilaporkan di
besar klub yang berujung pada naiknya neraca.
pendapatan lewat merchandise dan tiket
pertandingan, mendatangkan sponsor, hak Dari tinjauan yuridis, pernyataan pemain
siar dan lain sebagainya. Klasifikasi pemain sepakbola sebagai aset perusahaan ini
sepakbola sebagai aset klub ini juga menimbulkan perdebatan dan bertentangan
diperkuat dengan fakta bahwa untuk dengan pendapat di atas, alasannya adalah
mengikat pemain sepakbola yang berstatus sebagai berikut:
tidak free transfer, klub peminat harus
membayarkan aktivanya yang berbentuk  Pertama, hal ini tidak lain karena si
sejumlah uang kepada klub pemilik si pemain pemain bertindak sebagai subyek
sebelumnya. hukum yang menandatangani
kontrak dengan klub. Dalam hal ini
bagaimana bisa suatu subyek hukum

7
https://sport.detik.com/aboutthegame//pandit/d-
2977254/bagaimana-akuntansi-mengklasifikasi-dan-
menghitung-pemain-sepakbola-sebagai-aset

11
dapat digolongkan sekaligus sebagai Lebih lanjut, Pasal 1 angka 3 jo. Pasal
aset yang notabene merupakan 1 angka 15 UUTK telah
obyek perusahaan? Ingat, Pasal 1338 mendefinisikan pekerja dan
KUHPerdata menyatakan bahwa hubungan kerja, sebagai berikut:
perjanjian mengikat layaknya
undang-undang bagi yang “Pekerja/buruh adalah setiap
membuatnya. Dengan demikian, orang yang bekerja dengan
mengikatnya perjanjian bagi subyek menerima upah atau imbalan
hukum yang menandatanganinya dalam bentuk lain.
menyebabkan keduanya mempunyai
hubungan hukum yang setara dan Hubungan kerja adalah
harus menjalankan prestasinya hubungan antara pengusaha
masing-masing dengan itikad baik. dengan pekerja/buruh
berdasarkan perjanjian kerja,
 Kedua, pemain bola menerima yang mempunyai unsur
sejumlah uang dari klub sehingga pekerjaan, upah, dan
memenuhi unsur “upah” perintah”
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 angka 30 Undang-Undang No 13 Dengan diterimanya upah oleh
Tahun 2003 tentang pemain sepakbola, maka menjadi hal
Ketenagakerjaan (“UUTK”) yang yang rancu apabila pemain yang
pada saat ini telah direvisi melalui UU menerima gaji tersebut digolongkan
No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta juga sebagai asset.
Kerja (“UU Cipta Kerja”) yang
menyatakan:  Ketiga, permasalahan ada akan
semakin mengemuka apabila klub
“Upah adalah hak tempat pemain bola bergabung
pekerja/buruh yang diterima dimohonkan pailit yang mana apabila
dan dinyatakan dalam bentuk dikabulkan maka klub sebagai debitur
uang sebagai imbalan dari akan memenuhi kewajiban kepada
pengusaha atau pemberi kreditur dari aset-aset yang
kerja kepada pekerja/buruh dimilikinya. Menjadi pertanyaan yang
yang ditetapkan dan menarik bagaimana si pemain bola
dibayarkan menurut suatu yang notabene sebagai aset klub
perjanjian kerja, kesepakatan, kemudian dihadapkan pada perkara
atau peraturan perundang kepailitan tersebut?
undangan, termasuk
tunjangan bagi pekerja/buruh Merujuk pada ketentuan di atas serta
dan keluarganya atas suatu dikaitkan dengan permasalahan tulisan ini,
pekerjaan dan/atau jasa yang menurut hemat penulis menunjukan bahwa
telah atau akan dilakukan.” karakteristik pemain sepakbola secara
yuridis ternyata lebih memenuhi unsur

12
sebagai pekerja sesuai dengan ketentuan  pekerjaan yang sekali selesai atau
UUTK dibandingkan sebagai aset perusahaan yang sementara sifatnya;
karena adanya unsur “pekerjaan”, “upah”  pekerjaaan yang diperkirakan
dan “perintah” dari klub yang mengikatnya. penyelesaiannya dalam waktu yang
Namun demikian, penulis mengakui bahwa tidak terlalu lama;
apabila merujuk pada prinsip-prinsip  pekerjaan yang bersifat musiman;
akuntansi, penerapan tersebut berpotensi  pekerjaan yang berhubungan dengan
menjadi permasalahan di neraca pembukuan produk baru, kegiatan baru, atau
klub apabila pemain bola dibukukan sebagai produk tambahan yang masih dalam
tenaga kerja alih-alih sebagai aset. percobaan atau penjajakan; atau
 pekerjaan yang jenis dan sifat atau
Pemain Sepakbola Sebagai Tenaga kegiatannya bersifat tidak tetap
Kerja Klub
Apabila dikaitkan dengan permasalahan
Sekalipun karakteristik pemain sepakbola tulisan ini, fakta bahwa pemain sepakbola
yang diikat oleh klub memenuhi unsur selalu diikat oleh kontrak untuk jangka waktu
“pekerjaan”, “upah” dan “perintah”, namun tertentu dan mengingat pekerjaan pemain
tidak sesederhana itu. UUTK pada prinsipnya sepakbola yang melakukan pekerjaan yang
membedakan karakteristik pekerja menjadi terus-menerus jelas tidak memenuhi
(vide Pasal 56): ketentuan Pasal 59 ayat (1) UUTK jo. Pasal 3
Kepmen 100/2004 di atas. Terkait hal
 Pekerja Kontrak / waktu tertentu tersebut, pekerjaan yang dilakukan oleh
yang didasarkan pada PKWT; dan pemain sepakbola menurut hemat penulis
 Pekerja Tetap yang didasarkan pada merupakan pekerjaan yang bersifat tetap,
PKWTT. pekerjaan inti dari bisnis perusahaan serta
dilangsungkan secara terus menerus. Pasal
Merujuk pada fakta bahwa kontrak pemain 59 ayat (2) UUTK dalam hal ini telah
sepakbola dibuat untuk jangka waktu melarang untuk diikat dengan PKWT.
tertentu (per-musim misalnya), quadnon
apabila pemain sepakbola digolongkan Kesimpulan
sebagai pekerja, maka status yang melekat
pada dirinya secara karakteristik adalah Hubungan hukum pemain sepakbola dengan
Pekerja Kontrak yang didasarkan pada klub yang mengikatnya ditinjau dari aspek
PKWT. akuntansi dan yuridis menarik dibahas
karena mempunyai prinsip yang berbeda.
Namun demikian, Pasal 59 ayat (1) UUTK jo. Dalam aspek akuntansi, sekalipun masih
Pasal 3 Kepmenakertrans No. Kep terdapat pendapat yang terbelah, namun
100/Men/VI/2004 (“Kepmen 100/2004”) pemain sepakbola dapat digolongkan
yang pada saat ini telah diubah melalui UU sebagai aset. Sementara itu, menurut kajian
CIpta Kerja, membatasi jenis-jenis pekerjaan yuridis, status pemain sepakbola lebih
yang boleh dijadikan PKWT, yakni: memenuhi klasifikasi sebagai tenaga kerja
karena memenuhi unsur “perintah”, “upah”

13
dan “pekerjaan”. Namun demikian, fakta
bahwa kontrak pemain sepakbola untuk
jangka waktu tertentu serta jenis
pekerjaannya yang terus menerus
menyebabkan jenis pekerjaan dari pemain
sepakbola pun tidak bisa digolongkan
sebagai pekerjaan yang bisa diikat dengan
PKWT.

14

Anda mungkin juga menyukai