Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK

DALAM PEMBUATAN PERJANJIAN BAKU


(Studi Normatif Pada Perjanjian Pembiayaan Konsumen)

Dewi Hendrawati
Dosen Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Abstract

Consumer's Financing Agency is one the non-bank financing institutions providing funding for people Legal
contractual relationship between the agency and the consumer is started with the preparation of the
contract. Consumer's contract is done in standardized written form which is prepared in advance by the
agency. It means that all terms and conditions are made by the agency alone, then the consumer will only
need to agree or reject upon the contract without capabilities of altering nor adding anything to the content of
the contract. The standardized contract in general is not considering enough other party's interest so that it
is being questioned whether it is still providing freedom to the contracting consumers. Consumer's contract
making even it is made and prepared by the agency as one the contracting parties is still providing freedom
to the consumers by signing or not signing it, freedom to choose the contracting parties and freedom of
choosing legal protection. Nevertheless since it is made only by one party there is exoneraion clause that ,s
potentially risking the consumers.

Kata Kunci: Perjanjian Baku. Kebebasan Berkontrak Dan Klausula Eksonerasi.

Dalam menunjang pemenuhan kebutuhan hidup, konsumen mengajukan permohonan kredit pada
tentu saja masyarakat membutuhkan dana yang tidak pihak perusahaan pembiayaan konsumen untuk
sedikit. Tidak semua masyarakat mempunyai dana memberikan sejumlah uang kepada penyedia barang
yang cukup untuk membiayai kebutuhan hidupnya. (Supplier) guna pembelian barang, sementara itu
Untuk itu diperlukan pihak lain yang bisa penerima barang (konsumen) berkewajiban untuk
menyediakan dana bagi mereka. Salah satu sarana mengembalikan uang tersebut kepada perusahaan
penyediaan dana yang dibutuhkan masyarakat pembiayaan konsumen secara berkala atau
adalah lembaga keuangan non bank, yang mana angsuran.
lembaga ini merupakan lembaga pembiayaan yang Dalam pembiayaan konsumen tidak
menawarkan model-model formulasi baru dalam mengharuskan penyerahan agunan sebagai jaminan
pemberian dana kepada masyarakat yang melainkan hanya barang yang dibiayai itulah yang
mempunyai beragam bentuk seperti sewa guna langsung dibebani dengan jaminan fiducia, sehingga
usaha (leasing), factoring, credit card, modal ventura, konsumen tetap menguasai obyek pembiayaan dan
perdagangan surat berharga dan pembiayaan mengambil manfaat dari obyek pembiayaan barang
konsumen. tersebut.
Salah satu bidang usaha dari lembaga Perusahaan pembiayaan konsumen adalah
pembiayaan yang berkembang pesat saat im adalah merupakan salah satu perusahaan pembiayaan
usaha pembiayaan konsumen. Didalam usaha ini konsumen yang bergerak dalam pembiayaan untuk
perusahaan pembiayaan melakukan usaha-usaha pembelian kendaraan bermotor roda empat.
dalam pembiayaan kredit barang konsumsi. Hal Dalam perjanjian pembiayaan konsumen,
utama yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan perjanjian yang digunakan adalah perjanjian baku.
tersebut adalah mengikat konsumen yang akan Artinya perusahaan telah menentukan isi perjanjian,
mengajukan kredit konsumsi dengan suatu syarat, ketentuan termasuk hak dan kewajiban para
perjanjian. pihak, sehingga tidak disediakan kesempatan bagi
Penjualan secara kredit dalam pembiayaan konsumen untuk mendiskusikan isi dari
konsumen disini mengandung arti bahwa pihak perjanjiannya. Konsumen hanya diberikan pil1han

411
MMH, Ji/id 40 No 4 Oktober 2011

untuk menyetujui isi perjanjian atau tidak menyetujui. Pada perjanjian baku, kurang diakui lagi asas
Penandatangananlah yang menjadi tanda kebebasan berkontrak. Perjanjian baku muncul
disepakatinya isi perjanjian. ditengarai karena adanya hubungan antara para
Perikatan diatur dalam Buku Ill KUH Perdata. pihak yang tidak seimbang. sehingga memicu pihak
Diawali dengan ketentuan Pasal 1233 KUH Perdata, yang ada pada kedudukan lebih tinggi untuk
yang menyatakan bahwa "Tiap-tiap perikatan melakukan hal-hal yang menekan pihak lain yang
dilahirkan baik karena perseteuan, baik karena berada pada posisi lemah. Keadaan inilah yang
undang-undang", ditegaskan bahwa setiap kewajiban memicu lahirnya perjanjian-perjanjian dalam bentuk
perdata dapat terjadi karena dikehendanki oleh pihak- baku. Perjanjian baku dibuat secara sepihak oleh
pihak terkait dalam perikatan yang secara sengaja salah satu pihak yang memiliki kedudukan lebih kuat.
dibuat oleh mereka, ataupun karena ditentukan oleh Dengan demikian syarat, ketentuan dan isi dan
peraturan Dcrundang-undangan yang berlaku. perjanjian telah ditentukan terlebih dahulu oleh p1hak
Dengan dernikian, perikatan berarti hubungan lukum yang lebih kuat tersebut. Mariam Danrus
antara dua atau lebih orang dalam bidang/lapangan Badrulzaman menyatakan bahwa, perjanjian baku
harta kekayaan, yang melahirkan kewajiban pada adalah perjanjian yang didalamnya dibakukan syarat
salah satu pihak dalam hubungan hukum tersebut.' eksonerasi dan dituangkan dalam bentuk formulir,
-KUH Perdata, menganut asas kebebasan dengan ciri-ciri sebagai berikut: 3
berkontrak, asas konsensualisme, asas pacta sunt a. lsinya ditetapkan secara sepihak oleh krecnur
servanda (asas kepast1an hukum). asas itikad baik, yang posisinya relatif lebih kuat dari debnur
dan asas kepribadian. b. Debitur sama sekali tidak menentukan isinya
Asas kebebasan berkontrak yang dimaksudkan di c. Terdorong oleh kebutuhannya, maka debitur
sini adalah bahwa semua pihak bebas menjalin terpaksa menerima perjanjian itu
hubungan perikatan dengan pihak manapun yang d. Bentuknya tertulis.
dikehendakinya. termasuk di dalamnya, kebebasan e. Dipersiapkan terlebih dahulu secara massal atau
yang dimaksudkan adalah bebas, menentukan individu Dalam bahasa Belanda menggunakan
syaratnya, pelaksanaannya, dan bentuk kontraknya. istilah Standard Contract atau Standard
Asas Kebebasan Berkontrak disimpulkan dari Voorwaden, sedangkan dalam Hukum lnggris
ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata digunakan istilah Standardized Contract atau
dikemukakan bahwa semua kontrak perjanjian yang Standart Of Contract.
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang
bagi mereka yang membuatnya. Asas kebebasan berkontrak hanya ditandai
Kebebasan berkontrak disini bukan lagi dengan keinginan kcnsumen untuk rnenardatanqaru
kebebasan mutlak karena terdapat batasan-batasan atau tidak menandatangani kontrak yang telah
yang diberikan oleh Pasal-Pasal dalam KUH Perdata disediakan oleh pihak perusahaan pembiayaan
yang membuat asas ini merupakan asas tidak tak konsumen. Atau dengan kata lain take it or leave it.
terbatas, yaitu :2 Dilihat dari mata awam, perjanjian pembiayaan
1) Pasal 1~20 ayat (1), bahwa perjanjian atau konsumen dengan penerapan klausula buku ini
kontrak tidak sah apabila dibuat tanpa adanya tentunya lebih banyak merugikan konsumen,
consensus atau sepakat dari para pihak yang sebaliknya pasti akan menguntungkan lembaga
membuatnya. pembiayaan.
2) Pasal 1320 ayat (3), bahwa obyek perjanjian Dengan demikian permasalahannya adalah :
haruslah dapat ditentukan (dihitung dan 1. Apakah pembuatan perjanjian pembiayaan
ditetapkan) atau dengan kata lain harus memiliki konsumen dilakukan alas dasar asas kebebasan
nilai ekonomis. berkontrak?
3) Pasal 1339 ayat (3), bahwa suatu perjanjian 2. Apakah perjanjian pembiayaan konsumen yang
hanya dilaksanakan dengan itikad baik. dibuat secara baku mengandung klausul
eksonerasi ?

1 Mulajadi Kartini dan Gunawan Widjaja, 2003, Perikatan Pada Umumnya. Jakarta, Raja Grafindo Persada, him 17.
2 Rosa Agustina T Pangaribuan, 2000, "Asas kebebasan Berkontral< dan Batas·Batasannya dalam Hukum Perjanjian·. www theceli.com, di akses tgl 12 Januari 2011
3 Mariam Dams Badrulzaman, 1980, Perlmdungan Konsumen Dilihat DariPerjanjfan Baku(Standart), Bandung.Alumni, him. 32

412
Dewi Hendrawati, Kebebasan Berkontrak Pembuatan Peqan1ian Baku

1. Ada tidaknya asas kebebasan berkontrak b. Memilih pihak dalam perjanjian.


dalam perjanjian pembiayaan dengan jaminan Untuk memenuhi kebutuhannya orang selalu
fidusia. berhubungan dengan orang lain karena pada
Untuk membicarakan suatu perjanjian terdapat dasarnya tidak setiap kebutuhan dapat dipenuhi
asas kebebasan berkontrak atau tidak harus dilihat sendiri oleh dirinya. Kebutuhan dana bagi seseorang
dahulu apa yang dimaksud dengan asas kebebasan merupakan kebutuhan sehari-hari, baik dalam rangka
berkontrak itu sendiri. Menurut Pasal 1338 Ayat (1) untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehan-han
KUHPerdata bahwa Semua perjanjian yang dibuat maupun untuk kebutuhan bisnis. Bagi orang bisnis.
secara sah berlaku sebagai Undang-undang bagi dana sangat diburuhkan kerena tanpa dana bisnis
mereka yang membuatnya. lni berarti bahwa asas ini tidak bisa berjalan, bahkan ada pepatah Yahudi yang
memberikan kebebasan kepada para pihak untuk: mengatakan Dengan uang orang akan menjadi lebih
a. Membuat atau tidak membuat perjanjian. bijaksana dan juga dengan uang orang bisa menyanyi
Pada asasnya orang dapat dikatakan eksis (orang lebih baik bahkan banyolan orang yang banyak uang
Indonesia seutuhnya) apabila orang tersebut kedengarannya bisa lebih lucu.
mempunyai kebebasan dalam hidupnya karena tanpa Seperti dalam kaidah ekonomi Semakin banyak
kebebasan orang tidak bisa untuk menentukan pilihpn permintaan maka akan muncul juga banyak
dan tidak bisa dipertanggung jawabkan. Kebebasan penawaran. Demikian pula dengan permintaan dana,
ini meliputi segala macam bidang kehidupan karena semakin lama kebutuhan dana semakin besar
manusia, yang salah satunya adalah kebebasan maka banyak juga muncul lembaga-lembaga
untuk memilih sarana dan prasarana untuk penyedia dana, seperti Lembaga Pernbrayaan
menunjang kebutuhan hidupnya. Ada orang yang Lembaga-lembaga pembiayaan bisa berupa lembaga
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya cukup dengan keuangan bank, lembaga keuangan non bank dan
berjalan kaki saja, karena segala macam perusahaan pembiayaan. Untuk memenuhi
kebutuhannya dapat dipenuhi dengan mudah dan kebutuhan akan pembelian kendaraan bermotor bisa
tempatnya tidak begitu jauh. Namun ada orang yang saja dana diperoleh dari pinjaman kredit bank. bisa
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya harus dibantu juga dengan melalui pembiayaan dari perusahaan
dengan alat transportasi seperti sepeda, kendaraan pembiayaan. Ada beberapa Perusahaan penbrayasn
bermotor bahkan mungkin sampai pada pesawat yang menyediakan dana pinjaman (kredit) untuk
udara karena letaknya yang jauh dan memerlukan pembelian kendaraan bermotor. Penggunaan fasilitas
waktu yang cepat. dana pad a suatu perusahaan pembiayaan tertentu ini
Untuk memenuhi kebutuhan transportasi adalah pilihan-konsumen sendiri alas pertimbangan-
tersebut, ada orang yang cukup dengan pertimbangan yang diambil oleh Konsumen sendiri.
menggunakan angkutan umum, akan tetapi ada pula karena bisa saja Konsumen melakukan pilihan
yang memakai kendaraan pribadi. Hal tersebut dengan jalan meminjam dana yang berupa kredit
tergantung untung rugi bagi orang tersebut. bank atau mengambil pembiayaan konsumen dari
Bermacam-macam cara orang dapat memiliki perusahaan pembiayaan lain, bahwa para pihak
kendaraan bermotor. Ada yang memiliki kendaraan mempunyai kebebasan untuk memilih dengan siapa
bermotor karena warisan, ada yang karena undian, ia akan mengadakan perjanjian.
ada jug a yang memiliki kendaraan karena membeli.
Dalam perjanjian pembiayaan konsumen dengan c. Kebebasan menentukan isl, syarat. dan
jaminan fidusia ini adalah merupakan pilihan pelaksanaan perjanjian.
Konsumen karena bisa saja Konsumen tidak Dalam perjanjian pembiayaan konsumen dengan
mengadakan perjanjian jual beli kendaraan bermotor, jaminan fidusia yang dilakukan antara Konsumen
dengan sendirinya konsekuensinya adalah dengan perusahaan pembiayaan biasanya dibuat
Konsumen tidak memiliki kendaraan bermotor yang secara baku atau biasa disebut dengan perjanjian
dijadikan objek perjanjian. Disini terlihat sebenarnya standard. Perjanjian baku adalah perjanjian yang
para pihak ada kebebasan untuk mengadakan atau isinya secara apriori telah ditentukan oleh salah satu
tidak mengadakan perjanjian. pihak, yakni pihak yang kuat (secara ekonomis atau

4 Ibid, him. 32

413
MMH, Ji/id 40 No. 4 Oktober 2011

secara psikologis), sedangkan pihak yang lain tinggal Indonesia yang tunduk pada hukum Indonesia, maka
menyetujui atau tidak menyetujuinya. Dalam sudah sepatutnyalah kalau para pihak menggunakan
perjanjian ini, perusahaan pembiayaan adalah pihak hukum Indonesia akan menjadi tidak patut apaoila
yang kuat (secara ekonomis) karena penyandang mereka memilih hukum lain (asing). Oleh karenanya
dana, sedangkan pihak Konsumen adalah pihak yang dalam pilihan hukum ini, walaupun tidak secara jelas
lemah. Oleh karenanya isinya ditentukan oleh ada kebebasan untuk memilih pilihan hukum
perusahaan pembiayaan sedang Konsumen tinggal sebetulnya mereka telah memilih hukum Indonesia.
menyetujuinya. Konsumen tidak mempunyai Di sini menunjukkan bahwa para pihak
kebebasan untuk ikut menentukan isi perjanjian. mempunyai kebebasan dalam menentukan pilihan
Dalam perjanjian yang dibuat secara baku hukum.
biasanya juga mencantumkan klausula (syarat) baku,
baik yang berupa syarat garansi maupun syarat 2. Perjanjian pembiayaan konsumen yang dibuat
eksonerasi yang sudah tidak bisa dirubah oleh secara baku mengandung klausula
konsumen. eksonerasi.
Seperti sudah dijelaskan dalam pembahasan d1
d. Kebebasan untuk menentukan bentuk perjanjian. atas bahwa perjanjian pembiayaan konsumen dibuat
Di dalam perjanjian pembiayaan konsumen ada dengan menggunakan perjanjian baku atau perjanjian
beberapa dokumen yang harus dipenuhi baik standard. Sedangkan yang dimaksud dengan
dokumen pokok yaitu surat perjanjian pembiayaan perjanjian baku adalah perjanjian yang isinya
maupun dokumen jaminan serta dokumen pemilikan dibakukan dan dituangkan dalam bentuk formulir-
barang dan juga dokumen pemesanan dan formulir
penyerahan barang. Dengan demikian menunjukkan Mariam Oarus Badrulzaman menyatakan bahwa,
bahwa perjanjian pembiayaan konsumen hams perjanjian baku adalah perjanjian yang didalamnya
dibuat secara tertulis. Artinya bahwa perjanjian dibakukan syarat eksonerasi dan dituangkan dalam
pembiayaan konsumen adalah perjanjian formil yang bentuk formulir, dengan ciri-ciri sebagai berikut :•
tidak bisa dibuat hanya dengan lisan saja. Karena a. lsinya ditetapkan secara sepihak oleh kreditur
apabila dibuat secara lisan tidak akan terjadi yang posisinya relatif lebih kuat dari debitur.
perjanjian pembiayaan konsumen. b. Debitur sama sekali tidak menentukan isinya.
Di dalam perjanjian pembiayaan konsumen ini c. Terdorong oleh kebutuhannya. maka debitur
menunjukkan bahwa tidak ada kebebasan untuk terpaksa menerima perjanjian itu.
memilih bentuk perjanjian bagi para pihak kecuali d. Bentuknya tertulis.
harus tertulis. e. Dipersiapkan terlebih dahulu secara massal atau
individu.
e. Kebebasan untuk menentukan pilihan hukum.
Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha Menurut Hasanudin Rahman, perjanjian baku
milik swasta yang didirikan dan bergerak di wilayah adalah :s
Indonesia dengan bentuk badan usaha Perseroan Perjanjian-perjanjian yang telah dibuat secara
Terbatas yang melakukan kegiatan usahanya di baku (standart form) atau dicetak dalam jumlah yang
bidang pembiayaan konsumen. Oleh karenanya banyak dengan blanko untuk beberapa bagian yang
perusahaan pembiayaan tunduk pada aruran-aturan menjadi obyek transaksi, seperti besarnya nilai
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia, seperti transaksi, jenis dan jumlah barang yang
Undang-undang PT, Keputusan Presiden Republik ditransaksikan, dan sebagainya. Sehingga dengan
Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 tentang lembaga kontrak standar ini, lembaga yang mengeluarkannya
pembiayaan dan Keputusan Menteri Keuangan tidak membuka kesempatan kepada pihak lain untuk
Republik Indonesia Nomor 1251/KMK.013/1988 melakukan negosiasi mengenai apa yang telah
tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan disepakati untuk dituangkan dalam perjanjian itu.
lembaga pembiayaan. Sedangkan Konsumen . ~.H Hondiun mendifinisikan perjanjian standar
pembiayaan sendiri dalam perjanjian ini adalah orang adalah konsep-konsep janji tertulis yang disusun

5 Hasanudin Rahman, 2003 SerfKeterampitan Merancang Kontrak Bisms Contract Ra/1,ng, Bandung, C1traAd1tya Baku, him 195

414
Dew, Hendrawat,. Kebebasan Berkontrak Pembuatan PeqanJlan Baku

tanpa membedakan isinya, serta jumlahnya surat yang diserahkan dari satu pihak kepada
dituangkan dalam perjanjian yang tidak terbatas yang lair atau diumumkan pada waktu perjanjan
jumlahnya namun sifatnya tertentu.' itu dibuat. syarat itu akan masuk dalam perjanjian
apabila syarat itu telah diberitahukan secara patut
Ciri-Ciri Perjanjian Baku kepada p1hak lawannya.
Peqanjian baku mernpunyai cm-cm khas yang Sehubungan dengan ini, Anson dalam Purwahid
membedakan dengan perjanjian lainnya, yaitu · Patrik lebih jelas menyatakan bahwa pemberitahuan
1) lsinya ditetapkan secara sepihak oleh pihak yang itu harus seketika dengan perjanjiannya. Supaya
lebih kuat (eenzijdig contracQ. Pada perjanjian syarat itu mengikat sebagai bagian dari pada
baku, kedudukan para pihak pembuat perjanjian perjanjian haruslah diberitahukan kepada pihak yang
tldak seimbang. Pihak pembuat perjanjian mengadakan perjanjian sebelum atau pada waktu
biasanya mempunyai kedudukan yang lebih kuat perjanjian itu dibuat. Apabila tidak dikomumkaakan
dahmi hal ekonomi dan pohtik. Terhadap isi kepadanya sampai sesudah dibuatnya peqanjian
perjanjian yang ditetapkan secara sepihak maka tidak akan mempunyai akibat kecuali kalau
menurut Slyter dalam Marium Darus terbukti bahwa pihak-pihak telah membuat perjanjian
Dadrulzaman secara material melah1rkan "legio baru atas dasar yang lain.9
particuliere wetgevers· (pembentuk undang- Sedangkan menurut Sudikno Mertokusumo
undang swasta) Di dalam periaruan yang smva syarat eksonerasi adalah syarat yang bens1
ditetapkan oleh salah satu pnak, maka unsur pengecuahan (pembebasan/ pembatasan) debtor
mengenai adanya persesua,an kehendak di terhadap akibat peristiwa, yang menurut peraturan
antara para pihak pembuat perjanJian adalah fiktif. hukum yang berlaku harus ditanggung resikonya.
Dengan kata lain, pembuatan perjanjian tersebut Atau syarat eksonerasi tidak lain adalah syarat dalam
seakan-akan telah terjadi adanya kata sepakat suatu perjanjian dimana pihak yang satu
secara bebas, padahal sebenarnya udak ada. Hal membebaskan diri atau dibatasi pertanggung
semacam ini dapat disebut sebaga, perjanjian jawabannya atau kewajibannya oleh hukum yang
yang bersifat kamuflase dalam kebebasan mengatur. Syarat-syarat itu dituangkan dalam 3
berkontrak. macam bentuk yuridis (RJH Engels):
2) Adanya klausula atau syarat-syarat eksonerasi a. Tanggung jawab untuk akibat hukum dikurangi
( exonerate clausule) atau dihapuskan karena tidak atau kurang baik
Syarat eksonerasi adalah syarat yang membatasi memenuhi kewajiban (ganti rugi dalam hal
atau membebaskan tanggung jawab salah satu pihak wanprestasi).
alau perseorangan dalam melaksanakan perjanjian. b. Kewajiban-kewajiban dibatasi atau dihapuskan
Perihal "exemption clause· ini trenel dalam Purwahid (perluasan keadaan darurat).
Patrik menjelaskan •An cxcmpilion clause can be c. Salah satu pihak dibebani dengan kewajiban
incorporated in the contract by signature or by notice". untuk memikul tanggung jawab pihak yang ain
Jadi ada dua cara berlakunya syarat eksonerasi yang mungkin ada untuk kerugian yang di derita
dalam perjanjian baku untuk mengikat para pihak oleh pihak ketiqa."
pembuatnya, yaitu :'
a. By Signature (penandatanganan) 3) Perjanjian baku kebanyakan adalah peqaniian
Seseorang yang menandatangani surat perjanjian adhesi
adalah terikat oleh syarat-syarat yang ada Perjanjian adhesi adalah perjanjian yang salah
meskipun ia tidak membacanya. Dan juga tidak satu pihak pembuat perjanjian berada dalam keadaan
peduli apakah ia mengerti dan memahami isinya. terjepit atau terdesak dan keadaan itu dimanfaatkan
b. By Notice (pemberitahuan) oleh pihak lain yang mempunyai kedudukan yang
Apabila syarat eksonerasi telah tercetak di atas lebih kuat.

6 ManamDarus Badrulzaman. 1994, AnekaHukumBisms. Bandung,Alumru, hlm47


7 Manam Darul Badrutzaman, Op Cit him 33
8 Purwahid Patnk. 1993. Seminar Masalah Standar Kontrak DalamPer;anjianKred#, Surabaya, lkadin Ca bang Surabaya. him 17
9 Ibid. him 18
10 Sud.kilo Mertokusumo. 1989 'Derden-Nerrl<.Jng' Dan 'Schadevergoeding', Dewan Kerjasama I/mu Hukum Belanda Dengan lndonesiaProyek HukumPerdata. Ujung
Pandang.hlm 11

415
MMH. Ji/id 40 No. 4 Oktober 2011

Menurut Drio·n dalam Purwahid Patrik, ada liga dalam syarat dan ketentuan umum perjanuan
aspek negalif dari kontrak-kontrak adhesi : 11 pembiayaan dengan jaminan· fidusia yang tercantum
1. Penyusunan sepihak dalam ketentuan yang isinya debitor berkewajiban
2. Tidak diketahuinya isi syarat mendahulukan setiap kewajiban berdasarkan
3. Kedudukan terjepit dari pihak yang ikut serta perjanjian in,i, termasuk tidak terbatas membayar
Pihak yang lebih kuat dalam membuat penawaran angsuran yang jatuh tempo tepat pada waktunya
dalam perjanjian dengan pihak yang lebih lemah dalam jumlah yang penuh sesuai dengan penanpan
dengan menggunakan prinsip take it or leave it (ambil ini, dan debitor tidak dapat menggunakan alasan atau
atau tinggalkan). peristiwa-peristiwa apapun juga termasuk karena
keadaan memaksa (force majeure) yang terjadi pada
4) eerjanjian baku terdapat Default Clauses debitor untuk menunda pembayaran 'angsuran
Default Clauses adalah klausula yang tersebut. Jika hari jatuh tempo tersebut jatuh bukan
memberikan hak salah satu pihak yang lebih kuat pada hari kerja maka pembayaran harus dilakukan
keduaukannya u.ntuk memut.uska:n sebelum pada hari kerja sebelum waktu jatuh tempo atau Jika
waktunya dalam hal tertentu tanpa pembentahuan tanggal jatuh tempo tersebut, jatuh pada hari kerja
terlebih dahulu. dalam suatu bulan kalender dimana dalam bulan
kalender tersebut tidak terdapat tanggal yang
5) Terdapat klausula-klausula yang tidak wajar. mempunyai nomor yang sama dengan taf\99al jatuh
Klausula yang tidak wajar akan timbul apabila tempo, maka waktu jatuh tempo akan jatuh pada hari
dalam suatu perjanjian terdapat lebih banyak hak kerja terakhir dalam bulan kalender dimaksud
salah satu pihak dan kewajiban pad a pihak lain Lewatnya waktu pembayaran angsuran sebagaimana
Nieuwenhuis dalam Purwahid Patrik dimaksud dalam perjanjian merupakan bukti yang
mengemukakan 2 alasan mengapa harus ada sempurna mengenai kelalaian debitor untuk
perjanjian baku, yaitu :12 memenuhi kewajiban-kewajibannya menurut
a) Ketentuan UU pelengkap yang menurut sifatnya perjanjian ini, dan untuk iru tidak dibutuhkan teguran
adalah berlaku secara umum. Perjanjian jual beli atau somasi apapun dari kreditor atau juru sita
yang diatur dalam KUH Perdata berlaku untuk pengadilan atau pihak lain yang dirunjuk kreditor.
semua perjanjian dimana pihak yang satu Apabila bertitik tolak dan pendapat RJH Engels
menyerahkan ,barang, can pihak yang lain menunjukkan bahwa klausula diatas adalah termasuk
membayar harga yang telah disepakati. Hal ini klausula eksonerasi yang dituangkan dalam bentuk
tidak rnengatur secara khusus untuk barang- salah saJu pihak dibebani dengan kewajiban untuk
barang tertentu yang harus diserahkan oleh memikul tanggung jawab pihak lain yang mungkin ada
penjual Maka dari itu dibutuhkan pelengkap pada untuk ~rugia'n y'ang di derita oleh pihak kellga
hukum perjanjian itu. Paranan ini diisi oleh Ketentuan yang isinya Apabila teqadi tindakan
perjanjian baku, yang merinci pelaksanaan lebih moneter oleh Pemerintah Republik Indonesia yang
lanjut dari hukum pelengkap yang ada. berakibat langsung maupun tidak langsung pada
b) Tidak hanya melengkapi tetapi juga menyimpang perjanjian ini, maka kreditor berhak menyesuaikan
dari hukum pelengkap bagi pengusaha yang tidak jumlah kewajiban pembayaran debitor kepada
senang terhadap pernyataan lalai kreditor sebagaimana akan diberitahukan secara
(lngebrekestelling, Pasal 1243 KUH Perdata), tertulis kepada debitor dan debitor wajib mengikuh
dapat membebaskan diri dari kewajiban itu penyesuaian jumlah tersebut.
dengan cara mencanturnkan dalam peqaojan Klausula eksonersi ini juga membebani kewajiban
baku. untuk memikul tanggung jawab pihak yang lain untuk
kerugian yang di derita oleh pihak ketiga.
Bertitik tolak dari pendapat Sudikno Mertokusumo Ketentuan yang isinya debitor dilarang
bahwa perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia meminjamkan, menyewakan, mengalihkan,
yang dilakukan oleh Konsumen dengan perusahaan menggadaikan, menjaminkan, atau menyerahkan
pembiayaan terdapat klausula eksonerasi seperti penguasaan alas barang kepada pihak ketiga dengan

11 Puiwahid Patrik. 1986, Asas ltikad Batk dan Kepatutan dalam PerJanjian, Semarang, Undip, him. 43
12 PuiwahidPatrik.Op Cilhlm.6

416
Oewi Hendrawa/i, Kebebasan Berkontrak Pembuatan Peqanjian Baku

jalan apapun, tanpa persetujuan tertulis terlebih ditarik kembali dengan dasar atau alasan apapun
dahulu dari kreditor; juqa, serta lldak berakhtr sebab-sebab yang
Klausula ini menghapuskan hak Konsumen tercantum di dalam Pasal 1813, 1814, 1816 Kitab
sebagai detentor terhadap benda bergerak yang Undang-Undang Hukum Perdata, maupun karena
bertubuh untuk mengalihkan penguasaannya alasan/ sebab apapun selama debitor masih
terhadap pihak lain padahal di dalam hukum mempunyai hutang kepada kreditor, atau belum
pengalihan penguasaan atas barang bergerak yang memenuhi semua kewajibannya kepada kreditor
bertubuh yang tidak alas nama adalah diperbolehkan. berdasarkan perjanjian ini.
Hal ini mendasarkan pada Pasal 1977 KUHPerdata Klausula ini sangat merugikan bag, Konsumen
yang menyatakan bahwa orang yang menguasai karena bertentangan dengan Pasal 1318
benda bergerak yang bertubuh dan tidak atas nama KUHPerdata yang isinya bahwa perjanjian Juga
adalah sempurna seperti pemilik. berlaku bagi para ahli warisnya dan mereka yang
Ketentuan yang isinya Apabila debitor tidak memperoleh hak, padahal dalam klausula tersehut
melunasi hutangnya, atau tidak memenuhi disebutkan bahwa kuasa tetap ada dengan matmya
kewanbaonya kepada kreduor. maka tanpa rnelakn Konsumen Sedangkan menu rut Pasal 181 3
pengadilan lebih dahulu kreditor berhak dan dengan KUHPerdata salah satu hapusnya kuasa adalah
int debitor memben kuasa dengan hak subtitusi dengan meninggalnya pemberi kuasa. Dalam hal
kepada kredito. untuk melakukan tindakan lain Konsumen dalam perjanjian ini meninggal dunia,
yang diperf ukan, termasuk mengambil dimanapun mestinya kuasa hapus dan perjanjian diteruskan oleh
dan ditempat siapapun barang tersebut berada dan para ahli warisnya seperti aturan dalam Pasal 1318
rneruuai dirnuka umum atau secara dibawah tangan KUHPerdata.
atau dengan perantara pihak lain srapapun barang
tersebut, dengan harga pasar yang layak sesua Simpulan
dengan syarat-syarat dan ketentuan yang dianggap Setelah memperhatikan uraian sebaqamana
baik oleh kreditor. setelah barang ditarik atau diambil yang terdapat pada pokok-pokok bahasan diatas,
oleh kreditor, debitor melepaskan haknya untuk maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
membayar jumlah angsuran yang telah jatuh tempo 1. Asas kebebasan Berkontrak adalah asas yang
tersebut dan kreditor berhak penuh melaksanakan memberikan kebebasan kepada para pihak untuk
penjualan atas barang yang diambil tersebut. a. Membuat atau tidak membuat perjanjian
Klausula diatas bertentangan dengan hukum b. Memilih dengan siapa untuk mengadakan
karena pengambilan benda bergerak yang bertubuh perjanjian.
tidak boleh semena-mena karena menurut Pasal c. Menenrukan isi, syarat, dan pelaksanaan
1977 KUHPerdata bahwa detentor adalah sempurna perjanjian.
kecuali apabila pengambilan benda objek perjanjian d. Menentukan bentuk perjanJian
tersebut dilakukan kepada Konsumen sendiri e. Menenrukan pilihan hukum
Ketentuan yang isinya cebnor memberi kuasa Dari kelima kebebasan tersebut ternyata dalan
kepada kreditor dan dengan ini kreditor berhak untuk perjanjian pembiayaan konsumen dengan
membuat, menandatangani atau melakukan jaminan fidusia yang dilakukan antara konsumen
pembaharuan hutang (novasi) terhadap perjanjian ini dengan perusahaan pembiayaan hanya tiga
sehubungan dengan fasilitas pembiayaan atau hal kebebasan yang terpenuhi yaitu a, b, dan e.
lain yang menu rut kreditor perlu dilakukan perubahan, Sedangkan untuk dua kebebasan yaitu c dan d,
penambahan. atau pembaharuan alas perjaman im. konsumen tidak memihki kebebasan untuk
Dalam klausula ini hak Konsumen dikurangi menentukan.
dengan member 'xan hak kepada perusahaan
pembiayaan yang sangat merugikan pihak Konsumen 2. Perjanjian pembiayaan konsumen dengan
karena Konsumen memberikan kepercayaan kepada jaminan fidusia antara konsumen dengan
perusahaan pembiayaan untuk melakukan perjanjian perusahaan pembiayaan dibuat dalam bentuk
baru tanpa persetujuan Konsumen. baku yang isinya secara apriori dibuat oleh pihak
Ketentuan yang isinya semua kuasa tersebut d1 yang kuat yaitu perusahaan pembrayaan
dalam perjanjian ini bersifat tetap dan tidak dapat sedangkan konsurnen tinggal rnenyetujnnya

417
MMH, Ji/kl 40 No. 4 Oktober 2011

Oleh karenanya perjanjian yang demikian banyak Kebebasan Berkontrak dan Batas -
tercantum klausula eksonerasi, seperti yang Batasannya Dalam Hukum Perjanjian,
tercantum dalam beberapa syarat dan ketentuan (www.theceli.com) di akses tgl 12 Januari
umum perjanjian pembiayaan dengan jaminan 2011
fidusia Patrik, Purwahid, 1986, Asas ltikad Baik dan
Kepatutan Dalam Perjanjian, Undip:
DAFTAR PUSTAKA Semarang
Patrik, Purwahid, 1993, Seminar Masalah Standar
Badrulzaman, Mariam Oarus 1994, Aneka Hukum Kontrak Da/am Peryanjian Kredit, lkadin
Bisnis, Bandung:Alumni Cabang Surabaya, Surabaya
Kartini, Mulajadi dan Gunawan Widjaja, 2003, Rahman, Hasanudin. 2003, Seni Ketramp,Jan
Perikatan Pada Umumnya. Jakarta: Raja Merancang Kontrak Bisnis: Contract Drafting,
Grafindo Persada Bandung: CitraAditya Bakti
Mertokusumo, Sudikno, 1989 "Derdenwerrking" Dan Salim U.S., 2003, Hukum Kontrak: Perkembangan
"Schadevergoeding", Dewan Kerjasama llmu Hukum Kontrak lnnominaat di Indonesia,
Hukum Belanda Dengan Indonesia Proyek Cetakan 1, Sinar Grafika. Jakarta
Hukum Perdata, Ujung Pandang Satrio, J, 1992, Hukum Peryanjian, Perjanjian Pada
Muhammad, Abdul Kadir, 1990, Hukum Perikatan, Umumnya, Bandung: CitraAditya Bakti
Bandung : CitraAditya Bakti. Subekti, 1982, Pokok-Pokok Hukum Perdata,
Pangaribuan, Rosa Agustina T. 2000, Asas Jakarta: lntermasa, Cetakan ke-16.

418

Anda mungkin juga menyukai