Law Office
Salam,
ATMADJA SIREGAR KRISNOMO
Jl. Sunda No. 85, Bandung 40112
Phone : 022-86017831 ext 102,
Mail : mail@id-asklaw.com Aria D.N. Atmadja, SH., CPL., CTLC., CLi., CPT
APAKAH PERUSAHAAN
Pendahuluan
ASURANSI DAPAT
DIPAILIT/PKPU-KAN OLEH Pada tanggal 10 Desember 2020 lalu, publik
dikejutkan oleh putusan Majelis Hakim
KREDITURNYA? Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
TINJAUAN HUKUM PUTUSAN PKPU Jakarta Pusat yang menyatakan bahwa PT
ASURANSI JIWA KRESNA Asuransi Jiwa Kresna (“AJ Kresna”) berada
pada kondisi Penundaan Kewajiban
Oleh : Aria D.N Atmadja, SH., CPL., Pembayaran Utang (“PKPU”). Perkara yang
CTLC., CLi., CPT teregister pada nomor 389/Pdt.Sus-
PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt Pst tersebut
dimohonkan oleh salah satu nasabah AJ
Kresna yang berdomisili di Bandung bernama
Lukman Wibowo. Majelis Hakim kemudian
mengabulkan permohonan PKPU tersebut
untuk seluruhnya dan menunjuk Sdr.
Rynaldo P. Batubara, SH., MH., dkk sebagai
Pengurus yang bertugas untuk melakukan
pengurusan terhadap PKPU AJ Kresna sesuai
dengan Undang-Undang No. 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (“UUK-
PKPU”).
Aria is one of founding partner of Atmadja
Siregar Krisnomo (“ASK Law”). He has Duduk Perkara Gagal Bayar AJ Kresna
numerous experiences in Indonesian Kepada Nasabahnya
Business & Civil Law for more than 10 years.
Menelisik ke belakang sebelum perkara PKPU
He holds several licenses in law matters,
tersebut diputus, AJ Kresna memang
including Advocate from Peradi, Registered
diketahui kesulitan untuk melakukan
Intellectual Property Rights Consultant, pembayaran kepada nasabahnya.
Liquidator and Tax Legal Consultant. Sebagaimana dilansir oleh
wartaekonomi.com , pada bulan Mei 2020,
1
1
-kelam-skandal-gagal-bayar-kresna-life-nasabah-
https://www.wartaekonomi.co.id/read303662/kisah gigit-jari-haknya-tak-dipenuhi
1
terangan mengaku tengah mengalami Diketahui OJK kemudian juga melakukan
masalah likuiditas yang menyebabkan suspen terhadap 24 produk investasi yang
pihaknya terpaksa menunda pembayaran dikelola oleh Kresna Asset Manajemen.
dua produk AJ Kresna, yaitu Kresna Link Suspensi dilakukan sejak 7 Agustus 2020
Investa (KLITA) dan Protecto Investa Kresna yang lalu2.
(PIK). Manajemen AJ Kresna beralasan,
masalah likuiditas yang dialami perusahaan Sebenarnya, sanksi OJK yang sempat
itu disebabkan oleh terjadinya keadaan diterapkan kepada AJ Kresna tersebut di atas
memaksa (force majeure) akibat pandemi sempat dicabut melalui surat nomor S-
Covid-19 sehingga berimbas kepada 458/NB.2/2020 tanggal 4 November 2020.
portofolio investasi Kresna Life di pasar Namun demikian, OJK kembali memberikan
modal. Alhasil, AJ Kresna kehilangan sanksi PKU terhadap AJ Kresna melalui surat
kemampuan finansial untuk memenuhi nomor 449/NB.2/20203.
kewajiban kepada pemegang polis K-LITA.
Terhadap kondisi yang dialami AJ Kresna
Disebutkan pula dalam surat tersebut, sanksi tersebut, diketahui para nasabahnya telah
PKU dijatuhkan kepada AJ Kresna melakukan sejumlah upaya untuk
berdasarkan penilaian OJK karena yang memperoleh haknya, baik pidana maupun
bersangkutan melanggar ketentuan perdata, Antara lain melalui laporan polisi
mengenai pelaksanaan rekomendasi atas kepada Polda Metro Jaya maupun
hasil pemeriksaan sebelumnya. “Setelah permohonan PKPU kepada Pengadilan Niaga
dikenakannya sanksi ini, PT Asuransi Jiwa pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Untuk
Kresna dilarang melakukan kegiatan permohonan PKPU, apabila kita melihat
penutupan pertanggungan baru untuk Sistem Informasi Penelusuran Perkara
seluruh lini usaha bagi perusahaan asuransi (“SIPP”) milik Pengadilan Negeri Jakarta
tersebut sejak 3 Agustus 2020 sampai Pusat sebelum permohonan PKPU yang
dengan dipenuhinya rekomendasi hasil diputus tanggal 10 Desember 2020 di atas,
pemeriksaan OJK," kata Deputi Komisioner setidaknya terdapat 3 permohonan PKPU
Humas dan Logistik OJK, Anto Prabowo, di yang diajukan oleh nasabahnya, baik
Jakarta, Jumat (14/8/2020) lalu. perorangan maupun korporasi. Banyaknya
permohonan PKPU tersebut menunjukkan
Sanksi yang diterapkan oleh OJK tersebut bahwa permasalahan pembayaran AJ Kresna
kemudian berimbas pula kepada perusahaan kepada para nasabah/krediturnya sangatlah
yang tergabung dalam Kresna Grup, serius.
termasuk Kresna Asset Manajemen.
2 3
https://www.cnbcindonesia.com/market/202008120 https://finansial.bisnis.com/read/20201215/215/133
82457-17-179131/duh-nasib-nasabah-24-reksa- 1220/lagi-kresna-life-diganjar-sanksi-pembatasan-
dana-kresna-yang-disuspen-gimana kegiatan-usaha-oleh-ojk-ini-sebabnya
2
Putusan PKPU atas AJ Kresna satu perusahaan asuransi, yakni PT AIA
Financial (“AIA”) dimana perusahaan
Sebagaimana yang disebutkan dalam bagian tersebut dimohonkan pailit kepada OJK oleh
awal tulisan ini, Putusan PKPU atas AJ Kresna dua mantan agen asuransinya 4 . OJK
pada tanggal 10 Desember 2020 lalu benar- kemudian merespon dengan mengeluarkan
benar mengejutkan, bukan hanya terhadap Surat No.S-517/NB.211/2020 tanggal 3
pada nasabah/krediturnya, melainkan juga November 2020 yang pada intinya menolak
bagi masyarakat luas. Dikatakan permohonan pailit/PKPU terhadap AIA
mengejutkan karena putusan tersebut dirasa dengan alasan performa perusahaan berada
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan pada kondisi positif. Bertitik pada Surat OJK
yang diatur dalam UUK-PKPU. tersebut serta dikaitkan dengan UUK-PKPU
serta UU Asuransi, maka menjadi suatu
UUK-PKPU dalam Pasal 2 ayat 5 jo. ayat 223 tanda tanya besar bagi penulis mengapa
untuk kemudian dikaitkan dengan Pasal 50 Hakim Pengadilan Niaga justru mengabulkan
ayat (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 permohonan PKPU yang diajukan nasabah
tentang Perasuransian (“UU Asuransi”) perorangan terhadap AJ Kresna.
telah menyatakan dengan jelas bahwa
permohonan pailit dan/atau PKPU hanya Putusan PKPU AJ Kresna – Preseden
dapat dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan Buruk Bagi Dunia Investasi
(“OJK”) dimana kreditur terlebih dahulu
mengajukan permohonan kepada OJK agar Penulis berpendapat bahwa Putusan PKPU
OJK mengajukan permohonan pailit kepada yang dijatuhkan kepada AJ Kresna sangatlah
Pengadilan Niaga terhadap perusahaan tidak tepat. Bukan saja karena tidak sesuai
asuransi yang hendak dipailit/PKPU-kan dengan ketentuan UUK-PKPU dan UU
(lihat Pasal 51 ayat (1) UU Asuransi). Asuransi, namun juga membawa preseden
buruk bagi dunia investasi dengan alasan-
Dengan berpijak pada ketentuan di atas, alasan sebagai berikut:
maka menjadi suatu hal yang mengejutkan
bahwa Putusan PKPU atas AJ Kresna dapat 1. Sebagaimana disebutkan dalam
dijatuhkan atas permohonan PKPU yang Penjelasan Pasal 2 ayat (5) UUK-
dilakukan langsung oleh nasabah PKPU (yang kemudian dicabut oleh
perorangan AJ Kresna karena hal tersebut Pasal 90 UU Asuransi), undang-
tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana undang menyatakan bahwa terdapat
diatur dalam UUK-PKPU dan UU Asuransi. alasan mengapa permohonan
pailit/PKPU hanya dapat dilakukan
Menilik sedikit ke belakang, terdapat oleh OJK dan tidak dapat dilakukan
kejadian serupa yang juga menimpa salah oleh perorangan, yakni untuk
4
https://nasional.kontan.co.id/news/ojk-menolak-
permohonan-pailit-mantan-agen-aia
3
membangun tingkat kepercayaan Penutup
masyarakat terhadap Perusahaan
Asuransi sebagai lembaga pengelola Kondisi dunia pada saat dilanda pandemi ini
risiko dan sekaligus sebagai lembaga dirasa sangat tidak menentu, namun
pengelola dana masyarakat yang demikian hal tersebut hendaknya tidak
memiliki kedudukan strategis dalam digunakan sebagai alasan untuk menerobos
pembangunan dan kehidupan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan
perekonomian. oleh undang-undang. Dalam perkara AJ
Kresna seharusnya pemohon PKPU
Dengan demikian, tidak dapat senantiasa mengedepankan prosedur
dibayangkan apabila perusahaan sebagaimana yang telah digariskan oleh
asuransi dapat dengan mudah UUK-PKPU dan UU Asuransi dimana yang
diajukan permohonan pailit/PKPU bersangkutan mengajukan permohonan
oleh nasabahnya secara perorangan. kepada OJK agar OJK bersedia memohonkan
Sudah barang tentu nasabah tidak PKPU terhadap AJ Kresna kepada Pengadilan
akan merasa aman dalam melakukan Niaga.
investasi pada perusahaan asuransi.
Hal ini juga bertentangan dengan Hingga tulisan ini dibuat, proses PKPU AJ
semangat investasi yang Kresna masih berlangsung dengan Rapat
dicanangkan oleh Presiden Jokowi Pencocokan Piutang dijadwalkan akan
dalam program EoDB (Ease on Doing diselenggarakan pada tanggal 12 Januari
Business). 2021. Terkait hal tersebut penulis berharap
bahwa AJ Kresna berkenan mengajukan
2. Putusan PKPU yang dijatuhkan akan permohonan kepada Pengadilan Niaga untuk
serta merta menghentikan proses mencabut PKPU dirinya dengan alasan harta
pembayaran yang sedang dilakukan debitur memungkinkan untuk melakukan
AJ Kresna terhadap nasabahnya pembayaran kembali kepada
(lihat Pasal 242 UUK-PKPU). Hal ini kreditur/nasabahnya. Hal ini dimungkinkan
jelas akan memberikan kerugian oleh Pasal 259 ayat (1) UUK-PKPU.
kepada nasabah yang tentu tidak
sedikit. Bukan tidak mungkin bahwa
pembayaran yang akan diterima
nasabah pasca homologasi
ditetapkan nantinya akan jauh lebih
sedikit.
4
HUKUM BISNIS Hukum Perusahaan
Pendahuluan
5
menjadikan CV sangat rentan dengan “Persekutuan secara melepas
permasalahan hukum. Hal ini terbukti dari uang yang dinamakan
sejumlah perkara di masyarakat yang perseroan komanditer
berkaitan dengan praktik bisnis, misalnya didirikan antara satu orang
kasus pemalsuan tanda tangan kuasa usaha atau beberapa sekutu yang
CV Amalia yang sempat menyeret pimpinan secara tanggung
perusahaan konstruksi di Kabupaten menanggung bertanggung
Nunukan 5
atau tindak pidana korupsi jawab untuk seluruhnya
pencairan kredit fiktif oleh Bank BJB Syariah kepada pihak satu dan satu
terhadap PT Hastuka Sarana Karya dan CV orang atau lebih sebagai
Dwi Manunggal Abadi.6 Pelepas uang pada pihak lain”.
5 6
https://detakkaltim.com/index.php/2017/04/04/2- https://www.indofakta.com/news_16726.html
terdakwa-tipikor-pasar-induk-nunukan-divonis-1-
tahun/
6
3. Nama perusahaan yang tidak
Di sisi lain, pesero pasif/silent terikat
partner/komanditer adalah pesero
yang hanya berkewajiban untuk Nama merupakan identitas, citra atau
melepas uang dan mengawasi karakter yang melekat pada
jalannya pesero seperti memberikan perusahaan itu sendiri. Namun
persetujuan atas perbuatan demikian, pada pendirian entitas PT
pengurusan CV yang dilakukan seringkali pelaku usaha menemui
pesero aktif/komplementer hambatan karena nama yang telah
khususnya yang berkaitan dengan direncanakan ditolak oleh
meminjam/meminjamkan uang atas Kementerian Hukum dan Hak Asasi
nama perseroan dan sebagainya. Manusia karena ternyata telah
Oleh karena perannya yang pasif, digunakan oleh PT lain.
pesero ini hanyalah bertanggung
jawab sebesar modal yang disetor ke Hal ini tidak terjadi dalam CV. Artinya,
dalam CV dan tidak bertanggung nama CV yang telah digunakan oleh
jawab lebih dari itu. CV lainnya (cth. CV Delima Jaya
berdomisili di Jakarta) dapat
2. Tidak terdapat modal minimum digunakan pula oleh CV yang
yang dipersyaratkan berdomisili di daerah lainnya.
7
5. Perpajakan yang lebih mudah CV bukanlah badan hukum sehingga
tidak ada pemisahan kekayaan bagi
Dalam hal ini, laba yang diterima oleh pesero aktif yang menjalankan
CV hanya dikenakan pajak satu kali, perseroan. Oleh karena tidak ada
yakni pada badan usaha saja, pemisahan kekayaan, maka pesero
sedangkan pembagian keuntungan aktif bertanggung jawab secara
atau laba yang diberikan kepada pribadi atas harta kekayaan
persero komanditer tidak lagi perseroan dari CV tersebut.
dikenakan pajak. Hal ini sesuai
dengan ketentuan Pasal 4 ayat (3) Dengan demikian, oleh karena
huruf I Undang-Undang Republik tanggung jawab secara pribadi
Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tersebut, maka pesero aktif akan
Tentang Perubahan Keempat Atas ditarik sebagai pihak yang digugat di
Undang-Undang Nomor 7 Tahun muka pengadilan dalam hal terjadi
1983 Tentang Pajak Penghasilan permasalahan hukum atas CV
yang menyatakan: tersebut. Hal ini dapat dilihat pada
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI
“Yang dikecualikan dari objek No. 879 K/Sip/1974 tanggal 14 April
pajak adalah bagian laba 1976 yang menyatakan:
yang diterima atau diperoleh
anggota dari perseroan “Di Indonesia, perseroan
komanditer yang modalnya komanditer atau CV,
tidak terbagi atas saham- belumlah merupakan suatu
saham, persekutuan, badan hukum, artinya bahwa
perkumpulan, firma, dan badan tersebut dalam lalu
kongsi, termasuk pemegang lintas hukum belum
unit penyertaan kontrak merupakan suatu subyek
investasi kolektif” hukum tersendiri terlepas dari
anggota pesero pengurusnya,
Kekurangan CV yang dapat melakukan
perbuatan-perbuatan hukum
Adapun beberapa kelemahan bentuk entitas dalam perdagangan adalah
CV adalah sebagai berikut: anggota-anggota
pengurusnya, sehingga
1. CV bukan badan hukum dengan demikian, dalam hal
sehingga pesero aktif CV akan menggugat di
bertanggung jawab secara pengadilan atau juga apabila
pribadi digugat, maka yang
menggugat bukanlah CV nya,
8
tetapi anggota pesero Pertama-tama, pelaku usaha harus
pengurus.” menentukan jenis usaha apa yang
akan dijalankan. Hal ini tentunya
2. Oleh karena bukan badan hukum, akan berpengaruh kepada aspek-
CV tidak banyak digunakan oleh aspek lain, misalnya permodalan.
pengusaha yang melakukan Dalam hal ini pelaku usaha harus
kegiatan usaha besar. selektif dalam menekan risiko dengan
modal yang tidak besar.
3. Apabila pesero komanditer
melakukan pengurusan 2. Batas wewenang dan tanggung
perseroan secara aktif maka jawab pemilik
statusnya menjadi tanggung
jawab pribadi (vide Pasal 21 Dua hal yang saling berkaitan dalam
KUHD). menjalankan bisnis adalah batas
wewenang dan tanggung jawab
“Pesero komanditer yang pemilik. Dalam hal ini pelaku usaha
melanggar ketentuan- harus memperhatikan karakteristik
ketentuan alinea pertama dan dari badan usaha yang hendak
kedua dari pasal yang lain, dibentuknya. Ambil contoh CV atau
bertanggung jawab secara firma sebagai badan usaha, ketika
timbul suatu kerugian, maka pemilik
tanggung renteng untuk
akan bertanggung jawab sampai
seluruhnya terhadap semua
dengan harta pribadinya. Hal ini tidak
utang dan perikatan berlaku untuk entitas yang berbentuk
perseroan tersebut” PT.
9
Dalam hal ini, pemisahan harta
pribadi dengan perusahaan adalah
hal yang sangat esensial. Pemisahan
demikian akan dapat dengan mudah
mendapatkan permodalan dari
investor ataupun bank.
10
HUKUM BISNIS Hukum Ketenagakerjaan
11
ketentuan di dalam UUCK klaster
ketenagakerjaan tersebut untuk menjadi
rujukan sebelum melakukan keputusan PHK.
12
Uang Pesangon
Masa Kerja Besaran
Kurang dari 1 (satu) tahun 1 (satu) bulan upah
1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 2 (dua) bulan upah
(dua) tahun
2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 3 (tiga) bulan upah
(tiga) tahun
3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 4 (empat) bulan upah
(empat) tahun
4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) bulan upah
5 (lima) tahun
5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 6 (enam) bulan upah
(enam) tahun
6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) bulan upah
7 (tujuh) tahun
7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 8 (delapan) bulan upah
(delapan) tahun
8 (delapan) tahun atau lebih 9 (sembilan) bulan upah
Uang Penghargaan Masa Kerja
Masa Kerja Besaran
3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang 2 (dua) bulan upah
dari 6 (enam) tahun
6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) bulan upah
9 (sembilan) tahun
9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang 4 (empat) bulan upah
dari 12 (dua belas) tahun
12 (duabelas) tahun atau lebih tetapi kurang 5 (lima) bulan upah
dari 15 (lima belas) tahun
15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang 6 (enam) bulan upah
dari 18 (delapan belas) tahun
18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi 7 (tujuh) bulan upah
kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun
21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi 8 (delapan) bulan upah
kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun
24 (dua puluh empat) tahun atau lebih 10 (sepuluh) bulan upah
13
Perlu dipahami bahwa ketentuan Pasal 156 tersebut tutup ataukah tidak sehingga PHK
UUCK klaster ketenagakerjaan di atas telah diperbolehkan sempat mengalami
memperjelas ketentuan mengenai PHK perdebatan yang berlarut-larut hingga
dengan alasan efisiensi yang sebelumnya Mahkamah Konstitusi mengeluarkan Putusan
diatur dalam Pasal 164 ayat (3) UUTK, No. 19/PUU-IX/2011 tanggal 13 Juni 2013
khususnya dalam menentukan apakah yang pada amarnya (vide halaman 59)
pengertian “efisiensi” mengharuskan suatu menyatakan bahwa Pasal 164 ayat (3)
perusahaan tutup ataukah tidak. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4279) bertentangan
Pasal 164 ayat (3) UUTK dengan Undang-Undang Dasar Negara
(dihapus oleh UUCK) Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang
frasa “perusahaan tutup” tidak dimaknai
Pengusaha dapat melakukan pemutusan “perusahaan tutup permanen atau
hubungan kerja terhadap pekerja/buruh perusahaan tutup tidak untuk sementara
karena perusahaan tutup bukan karena
waktu”.
mengalami kerugian 2 (dua) tahun
berturutturut atau bukan karena keadaan
memaksa (force majeur) tetapi perusahaan Untuk menentukan kondisi yang
melakukan efesiensi, dengan ketentuan memperbolehkan perusahaan melakukan
pekerja/buruh berhak atas uang pesangon PHK dengan alasan efisiensi ini maka
sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat menurut hemat kami, perusahaan wajib
(2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 menunjukan fakta bahwa perusahaan telah
(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan mengalami kerugian yang signifikan
uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal sehingga alasan tersebut dapat
156 ayat (4). dipertimbangkan oleh pengadilan. Contoh
kondisi “efisiensi” ini misalnya: kondisi
pandemi Covid-19 yang telah memukul
sendi-sendi bisnis, terdapat kebijakan kantor
pusat perusahaan yang terpaksa melakukan
Di dalam UUCK, apabila suatu perusahaan perampingan karyawan karena ada kondisi
telah mengalami kerugian, maka hal tersebut ekonomi global (penurunan harga
telah memperbolehkan perusahaan jual/produksi), atau ada peraturan
melakukan PHK karena efisiensi tanpa pemerintah yang mengharuskan bahwa unit-
mengharuskan perusahaan tutup. unit usaha tertentu harus dilebur/dihilangkan.
14
dihimbau untuk terlebih dahulu
mengusahakan agar PHK tersebut tidak
terjadi (vide Pasal 151 UUCK klaster
ketenagakerjaan). Selain itu, hal ini sesuai
dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No. SE-
907/MEN/PHIPPHI/X/2004 tentang
Pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja
Massal, perusahaan terlebih dahulu wajib
menempuh upaya-upaya, yakni:
15