Anda di halaman 1dari 21

Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.

2019

BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM

Pasal 1
Uraian Umum

1. Nama Pekerjaan ini adalah: Adaptasi Perubahan Iklim Dengan Struktur Hybrid di Kabupaten
Lombok Timur;
2. Lokasi Pekerjaan: Dusun Jor dan Poton Bako, Desa Jerowaru, Kecamatan Jerowaru,
Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat;

3. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan menurut gambar-gambar Detail Engineering


Desain, RKS dan juga semua syarat-syarat, ketentuan-ketentuan dan cara-cara yang
disebutkan dalam rencana pekerjaan ini dan penjelasan-penjelasan tambahan, yang dicatat
atau dimuat dalam Risalah Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan serta segala
petunjuk, saran dan perintah lisan dan tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) selaku
Pemberi Kerja maupun Konsultan Pengawas pekerjaan berlangsung;

4. Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah semua pekerjaan yang tercantum dalam Rencana
Anggaran Biaya yang dibuat berdasarkan BoQ (Bill of Quantity) yang dibuat oleh Pemberi
Kerja;

5. Pekerjaan meliputi mobilisasi alat dan bahan, pekerjaan fisik dan pemeliharaan. Disamping
itu Penyedia Barang dan Jasa juga harus melaksanakan pekerjaan persiapan serta keperluan
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga Pekerjaan bisa diselenggarakan
dengan cepat, tepat waktu, tepat mutu, baik dan sempurna sesuai dengan RKS yang ada;

6. Penyedia Barang dan Jasa berkewajiban untuk meneliti Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Teknik yang ada, gambar-gambar rencana lengkap dengan gambar-gambar penjelasan dan
dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kebenaran dan kondisi pekerjaan, meninjau tempat
dimana pekerjaan akan dilaksanakan, melakukan pengukuran-pengukuran dan
mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan
kelengkapan pelaksanaan kegiatan.

Pasal 2

-1-
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

Penjelasan RKS dan Gambar

1. Penyedia Barang dan Jasa wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing);

2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka dokumen
yang mengikat/berlaku adalah RKS. Bila gambar tidak cocok dengan gambar lain, maka
gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku. Begitu pula apabila dalam
RKS tidak tercantumkan, sedang gambar ada, maka gambarlah yang mengikat;

3. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan dalam pelaksanaan menimbulkan


kesalahan, Penyedia Barang dan Jasa wajib menanyakan kepada PPK selaku Pemberi Kerja
dan Penyedia Barang dan Jasa mengikuti keputusan yang ditetapkan PPK selaku Pemberi
Kerja;

4. Dalam penelitian tersebut dilakukan juga terhadap volume pekerjaan.

Pasal 3
Perizinan

1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang dan Jasa mengajukan permintaan
untuk memulai pekerjaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

2. Penyedia Barang dan Jasa wajib memberitahukan/laporan kepada Pemerintah/penguasa


setempat tentang rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 4
Personalia dan Tenaga Kerja

1. Penyedia Barang dan Jasa selaku pelaksana pekerjaan ini wajib menugaskan personalia yang
cakap dan berpengalaman sesuai bidang tugasnya untuk menyelesaikan tugas-tugas di
lapangan.

2. Tugas dari tenaga kerja terdiri sebagai berikut:


a. Mandor bertugas sebagai pengawas sekaligus penanggung jawab pelaksanaan
pembangunan struktur hybrid di atas tukang dan pekerja;

-2-
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

b. Kepala tukang bertugas sebagai pelaksana di bawah tanggung jawab mandor, dan
memenuhi kriteria sebagai tukang yang sudah memiliki pengalaman di bidangnya;
c. Tukang bertugas sebagai pelaksana kegiatan di atas pekerja;
d. Pekerja bertugas sebagai pelaksana kegiatan di bawah tanggung jawab kepala tukang.

3. Tenaga kerja yang dikerahkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini diusahakan menggunakan
tenaga kerja setempat. Dalam hal tenaga kerja setempat kurang/tidak mencukupi tenaga,
dapat mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah.

Pasal 5
Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Penyedia Barang dan Jasa wajib menjamin kesehatan dan keselamatan kerja (K3) bagi para
pekerja dan lingkungan sekitarnya dengan melakukan langkah-langkah antisipatif;

2. Penyedia Barang dan Jasa harus menyediakan obat-obatan untuk memberi pertolongan
pertama/darurat bila ada pekerja yang sakit;

3. Penginapan untuk pekerja harus layak dan memenuhi syarat kesehatan;

4. Penyedia Barang dan Jasa harus memasang rambu-rambu keselamatan kerja untuk memberi
perlindungan dan peringatan bagi pekerja dan masyarakat umum;

5. Penyedia Barang dan Jasa harus mengutamakan keselamatan pekerja dengan menggunakan
safety equipment kepada pekerja, agar dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.

-3-
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

BAB II
PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pasal 6
Landasan Hukum

Proses pelaksanaan pekerjaan meliputi kegiatan pra persiapan, persiapan pelaksanaan, pelaksanaan,
penyerahan I, masa pemeliharaan, dan penyerahan II, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta peraturan turunannya.

Pasal 7
Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini diantaranya:


1. Pra Persiapan, meliputi:
a. Pre-construction meeting.
b. Pemeriksaan Bersama.
c. Surat perintah mulai kerja.

2. Pekerjaan Persiapan, meliputi:


a. Mobilisasi alat–alat kerja ke lokasi pekerjaan;
b. Pembuatan dan pemasangan papan nama pekerjaan;
c. Pembuatan direksi keet;
d. Pengukuran dan pemasangan titik tetap;
e. Pembuatan rakit bambu.

3. Pekerjaan struktur hybrid, meliputi:


a. Mobilisasi material pemancangan dari direksi keet ke lokasi struktur hybrid;
b. Pemancangan dan perakitan struktur hybrid;
c. Mobilisasi ranting dari direksi keet ke lokasi struktur hybrid;
d. Pengisian ranting pada struktur hybrid;
e. Penyelesaian pekerjaan;
f. Pembuatan dan pemasangan papan nama peringatan;
g. Penyerahan hasil pekerjaan;
h. Pemeliharaan.

4. Pekerjaan Lain-lain meliputi:


a. Pembuatan Gambar As Built Drawing;

-4-
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

b. Pembuatan laporan progress pekerjaan lapangan sesuai waktu yang sudah disepakati oleh
pihak Pemberi Kerja dan Penyedia Barang dan Jasa.

-5-
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

BAB III
PEKERJAAN PRA PERSIAPAN

Pasal 8
Pre-Construction Meeting

1. Pelaksanaan Pre-Construction Meeting (PCM) harus diselenggarakan segera setelah kontrak


ditandatangani atau selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya SPMK yang
dimaksudkan untuk:
a. Menyamakan dan menyatukan pengertian terhadap seluruh dokumen kontrak, dan
membuat kesepakatan terhadap hal-hal penting yang belum terdapat dalam dokumen
kontrak maupun kemungkinan-kemungkinan kendala yang akan terjadi dalam
pelaksanaan pekerjaan.
b. Pedoman bersama di dalam menyelesaikan masalah-masalah yang diperkirakan akan
timbul di lapangan saat pelaksanaan, sebagai tahapan awal dari tindakan pengendalian
oleh PPK terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
2. Rapat PCM harus dihadiri oleh unsur-unsur yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan seperti
pihak PPK sebagai unsur pengendali kegiatan, Konsultan Pengawas sebagai pengawas teknis
baik dari Pengguna Jasa dan Kontraktor sebagai Penyedia Jasa untuk menyamakan dan
menyatukan pengertian terhadap hal-hal yang tercantum dalam Dokumen Kontrak serta
membuat kesepakatan terhadap hal-hal penting yang belum terdapat dalam dokumen kontrak
maupun kemungkinan-kemungkinan kendala yang akan terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Hasil dan tindak lanjut rapat PCM adalah:
a. Rencana kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan Kurva S
bahan maupun tenaga dan mengkoordinasikan hasilnya kepada Konsultan Pengawas,
sehingga pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak mengganggu kelancaran proyek
secara keseluruhan dan kelancaran kegiatan disekitar lokasi pekerjaan. Persetujuan
terhadap rencana kerja pelaksanaan tersebut berikut bagian-bagian pekerjaannya
dilakukan oleh Konsultan Pengawas paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah
surat keputusan penunjukan (SKP) diterima oleh kontraktor sebelum disahkan oleh
Pemberi Kerja;
b. Rencana Kerja berupa Time Schedule dan Kurva S yang dilengkapi dengan:
 Rencana pengerahan dan penggunaan tenaga;

-6-
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

 Volume kegiatan bagian-bagian pekerjaan;


 Rencana penggunaan bahan bangunan;
 Gambar tahapan kegiatan pekerjaan dan lain-lain.

Pasal 9
Surat Perintah Mulai Kerja

1. SPMK diterbitkan oleh pengguna jasa paling lambat 14 hari setelah kontrak ditandatangani.
2. Dalam SPMK harus dicantumkan pernyataan kepada Penyedia Jasa tentang tanggal paling
lambat dimulainya pelaksanaan pekerjaan.
3. Mobilisasi peralatan, bahan dan personil harus dilaksanakan paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sejak diterbitkannya SPMK.

Pasal 10
Pemeriksaan Bersama

1. Pemeriksaan lapangan wajib dilaksanakan oleh Pemberi Kerja kepada Penyedia Barang dan
Jasa sebagai daerah kerja secara keseluruhan atau sebagian lapangan;
2. Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam berita acara pemeriksaan bersama dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak.

-7-
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

BAB IV
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pasal 11
Mobilisasi Alat–alat Kerja ke Lokasi Pekerjaan

1. Alat kerja yang dipakai dalam pekerjaan diutamakan produk dalam


negeri;
2. Alat kerja yang dipakai dapat didatangkan dari luar daerah jika di
sekitar lokasi perkerjaan tidak terdapat alat kerja yang diperlukan;
3. Alat pekerjaan yang akan digunakan untuk pemasangan atau
konstruksi struktur hybrid harus sudah ada dan dilakukan pengecekan lebih awal guna
mengetahui kondisi alat dapat digunakan untuk pekerjaan pemasangan struktur hybrid;
4. Alat–alat yang diperlukan minimal terdiri dari:
a) GPS;
b) Total Station;
c) Gergaji;
d) 2 buah leveling rods, panjang 3 dan 5 m dibuat dari alumunium atau kayu;
e) Alat kerja bantu lainnya.
5. Penyedia Barang dan Jasa harus menyediakan hal-hal yang diperlukan
untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan (survey), Penyedia Barang dan Jasa bertanggung
jawab atas semua peralatan survey tersebut terhadap parawatan, kerusakan/kehilangan.
6. Total Station diperlukan untuk memastikan segmen terbangun sesuai
dengan gambar desain dan menghindari pembangunan struktur yang tidak lurus.

Pasal 12
Pembuatan Papan Nama Pekerjaan

1. Penyedia Barang dan Jasa harus membuat Papan Nama Pekerjaan ukuran 0.90 m x 1.00 m,
sebanyak 1 (satu) buah di lokasi kegiatan, dengan bentuk standar dengan bahan sesuai yang
tertuang pada RAB yang dipasang di tepi jalan masuk pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk
PPK selaku Pemberi Kerja.

2. Papan nama pekerjaan harus sudah dipasang sebelum fisik pekerjaan dimulai.

-8-
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

Gambar 1. Papan nama pekerjaan.

Pasal 13
Pembuatan Papan Informasi

1. Papan Peringatan dibuat sesuai dengan gambar rencana, dengan ukuran 1.00 m x 1.30 m.

2. Papan Peringatan dibuat dari bahan logam/metal sesuai gambar.

3. Papan Peringatan minimal memuat informasi

a. Instansi pemilik (Kementerian Kelautan dan Perikanan);

b. Informasi Kegiatan;

c. Larangan-larangan;

d. Dan hal-hal lain yang terkait.

-9-
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

Gambar 2. Papan Peringatan.

Pasal 14
Pembuatan Direksi keet
1. Penyedia Barang dan Jasa harus menyediakan kantor Direksi di lapangan, terdiri dari
ruangan-ruangan sebagai berikut:

a) Ruang Direksi

b) Ruang Penyimpanan

2. Kontruksi kantor bersifat sementara. Pelaksana juga harus menyediakan kantor sementara
dengan luas dan kualitas minimum sama dengan kantor Direksi;

3. Penyedia Barang dan Jasa juga harus menyediakan listrik dan air secukupnya yang
diperlukan kantor Direksi;

4. Penyedia Barang dan Jasa diwajibkan menyediakan alat komunikasi agar hubungan antara
Direksi keet dan site dapat berjalan dengan lancar;

- 10 -
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

5. Penyedia Barang dan Jasa bertanggung jawab atas perawatan kantor dan perlengkapan kantor
Direksi;

6. Setelah pekerjaan selesai seluruh kantor dan perlatannya harus dipindahkan dan Penyedia
Barang dan Jasa berkewajiban untuk membongkar Direksi keet.

Pasal 15
Pengukuran, positioning dan sounding

1. Umum

a. Untuk menentukan posisi dan ketinggian rencana bangunan di lapangan, Penyedia Barang
dan Jasa harus melakukan pengukuran di lapangan secara teliti dan benar sesuai dengan
referensi Bench Mark (BM) atau titik tetap di lapangan seperti ditunjukkan dalam gambar
atau atas petunjuk PPK (Pejabat Pembuat Komitmen);

b. Pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan dengan peralatan yang mempunyai presesi
tinggi dengan metode triangulasi dan hasilnya disampaikan ke PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen) untuk mendapatkan persetujuan;

c. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) akan menetapkan 2 (dua) Bench Mark sebagai
referensi yang ditetapkan di lapangan. Bila Bench Mark belum ada maka Penyedia
Barang dan Jasa berkewajiban membuat Bench Mark sesuai dengan petunjuk PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen);

d. Semua batas ketinggian (elevasi) dinyatakan dalam satuan Matrik terhadap Low Water
Level (LWL). Sedangkan ukuran-ukuran dinyatakan dalam satauan matrik, kecuali bila
dinyatakan lain;

e. Dalam hal terdapat perbedaan rencana gambar dan hasil pengukuran yang dilaksanakan
oleh Penyedia Barang dan Jasa dengan kenyataan yang ada di lapangan, maka sebelum
melanjutkan pekerjaan tersebut Penyedia Barang dan Jasa harus melaporkan hal ini
kepada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) untuk mendapatkan keputusan dan dinyatakan
dalam Berita Acara.

2. Elevasi Struktur Desain

- 11 -
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

Elevasi struktur rencana harus sesuai dengan dokumen gambar rencana/ detail engineering
design.

Pasal 16
Pembuatan Rakit Bambu
1. Rakit dibuat untuk:
a) Pengangkutan material dari pinggir pantai ke lokasi pemasangan di perairan laut;
b) Sebagai pijakan pekerja dalam pemasangan struktur hybrid;
2. Rakit yang dibuat memiliki panjang 5 meter dan lebar 2,5 meter.
3. Material rakit bagian permukaan atas dan bawah adalah bambu dan bagian tengah dipasang
drum, agar rakit dapat mengapung, sedangkan pada sisi bawah juga menggunakan bambu
agar pada saat surut permukaan bawah rata dapat menjadi alas yang mudah untuk
pergerakannya.

Gambar 3. Dimensi Rakit

- 12 -
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

BAB IV
PEKERJAAN STRUKTUR HYBRID

Pasal 17
Mobilisasi Material dari Direksi keet ke Lokasi Struktur Hybrid

1. Bahan yang digunakan dalam kegiatan pembangunan konstruksi struktur hybrid, dapat
dikelompokkan menjadi material yang meliputi:
a. Bambu diameter minimal 10 cm pada ujung terkecilnya;
b. Tali polyethylene (PE);
c. Ranting;
d. Jaring.
2. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-
ketentuan umum yang berlaku di Indonesia, mengenai bahan bangunan serta persyaratannya
akan dicantumkan di bawah ini;
No. Material Ketentuan
1. Bambu a) Bambu digunakan sebagai struktur utama pada struktur hybrid yang
dipancang. Bambu juga digunakan untuk rakit, struktur melintang dan
pijakan pekerja pada saat pemasangan struktur hybrid;
b) Jenis bambu yang digunakan adalah bambu petung dengan dimensi dan
ukuran sesuai gambar desain;
c) Diameter bambu yang dipersyaratkan memiliki diameter minimum 10
cm pada ujung terkecilnya dengan panjang 5 meter.
2. Tali Tali yang digunakan yaitu tali berbahan polyethylene (PE) dengan
diameter 1 cm.
3. Ranting a) Adalah ranting-ranting dari jenis kayu berserat seperti mahoni, jati dan
karet;
b) Ranting dari jenis kayu berserat dan bukan jenis kayu yang berongga
dan mudah lapuk, yang didapat dari lokasi pekerjaan atau dari luar
daerah lokasi pekerjaan jika dilokasi tidak terdapat penyedia bahan
material;
c) Diameter ranting yang dipersyaratkan memiliki diameter maksimal 5
cm, lebih kecil dari 5 cm diharapkan.
4. Jaring a) Kegunaan jaring untuk membungkus ranting kayu agar tidak terlepas
berantakan saat terhempas ombak atau gelombang pasang surut air laut;
b) Jaring yang digunakan memiliki diameter bukaan 2 inch dan diameter
tali jaring nomor 18;
c) Bahan jaring terbuat dari bahan polyethylene.

- 13 -
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

3. Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh, Penyedia
Barang dan Jasa boleh mengajukan usul perubahan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) sepanjang mutunya paling tidak sama atau lebih tinggi dengan apa yang
dipersyaratkan; Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) akan menilai dan memberikan
persetujuannya secara tertulis sepanjang memenuhi persyaratan teknis dan Penyedia Barang
dan Jasa diwajibkan untuk sejauh mungkin mempergunakan bahan–bahan produksi dalam
negeri;
4. Pengangkutan material terdiri dari dua kegiatan, meliputi:
a. Material didatangkan dari penyedia barang material
b. Material diangkut dari tempat penyimpanan ke lokasi konstruksi dengan
menggunakan rakit yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Pasal 18
Pemancangan dan Perakitan Struktur Hybrid

1. Material yang digunakan mempunyai kriteria dan syarat sebagaimana dipersyaratkan dalam
RKS ini adalah bambu;
2. Dipasang setelah pekerjaan persiapan dan pengukuran dilaksanakan sebagai alas landasan
struktur hybrid;
3. Penyedia Barang dan Jasa harus membuat rakit yang terbuat dari bambu dan drum plastik
untuk mengangkut material yang lokasinya tidak dapat dijangkau langsung dekat dengan
pantai;
4. Mutu material yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan. Material
penyusun struktur hybrid ditentukan berdasarkan kondisi ketersediaan di lapangan,
spesifikasi bambu harus sesuai dengan spek yang dipersyaratkan meliputi diameter bambu
dan jenis bambu.
5. Ranting yang digunakan berupa ranting kayu berserat seperti dari jenis jati, karet atau jenis
lainnya dan bukan jenis ranting berongga yang mudah lapuk yang terdapat di sekitar atau di
luar lokasi pekerjaan;
6. Melakukan perakitan dan pemancangan struktur dengan ukuran material dan jarak serta
desain menyesuaikan gambar, pengikatan struktur serta penempatan atau pengisian ranting
kayu;
7. Pelaksanaan pemancangan dilakukan di bawah pengawasan konsultan pengawas;
8. Pemancangan tiang (bambu) utama struktur hybrid dilakukan dengan menggunakan bambu
pengayun. Agar tiang bambu yang dipancang dapat berdiri tegak lurus, bambu diberikan
tekanan yang dapat dibebani dengan dua pekerja atau lebih sampai bambu terbenam sesuai

- 14 -
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

dengan kedalaman yang direncanakan. Jika pembenaman tidak dapat diselesaikan dengan
beban orang, maka dilakukan pemukulan dengan palu kayu;
9. Perakitan
a) Perakitan struktur hybrid dari bambu ini menggunakan tali polyethylene sesuai dengan
gambar desain,
b) Setelah struktur utama terpancang dengan baik, kemudian dilakukan pengisian ranting
hingga padat dibungkus dengan jaring dan dikunci dengan bambu melintang sebagai
pengunci,
c) Dua kegiatan sebelumnya (a dan b) dilakukan per segmen (misal 10 m), baru diulang
kembali hingga selesai.
10. Pengikatan bambu pancang dengan bambu melintang
Pengikatan bambu pancang dengan bambu melintang menggunakan tali polyethylene dengan
pola ikatan silang. Pengikatan dilakukan dengan cara menyilang dan minimal sebanyak dua
kali ikatan agar mendapatkan ikatan yang kuat dan tidak mudah lepas. Tipikal pengikatan
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4 Detail Pengikatan Tali


11. Pemasangan awal jaring
Pengaplikasian jaring digunakan untuk menyatukan ranting yang akan dimasukkan ke dalam
struktur hybrid, jaring yang diletakkan pada sisi dalam struktur akan diisikan ranting dan
setelah ranting terisi penuh jaring dililitkan atau dilipatkan pada permukaan ranting sehingga
permukaan ranting dapat tertutup rapat, setelah itu ditahan pada permukaan atas ranting
dengan tiang bambu melintang agar jaring tidak terbuka dan ranting tidak lepas.

- 15 -
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

Gambar 5 Letak Pemasangan Jaring


12. Urutan pekerjaan pengisian ranting, pekerjaan pengisian ranting dan pemasangan tiang bambu
melintang adalah satu pekerjaan yang tidak terpisah. Kegiatan ini secara garis besar dijelaskan
pada pasal 20 tentang pengisian ranting pada struktur hybrid.
13. Pekerjaan pemasangan bambu stut dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pembangunan
struktur utama hybrid dan pengisian ranting. Bambu stut tersebut dipasang pada struktur atas
yang terikat pada tiang bambu utama hybrid yang dipasang menggunakan material bambu
dengan diameter bambu yang dipersyaratkan memiliki diameter minimum 10 cm pada ujung
terkecilnya. Untuk jarak melintang antar tiang bambu pancang ini adalah per 0,8 meter.

Pasal 19
Mobilisasi Ranting dari Direksi keet ke Lokasi Struktur Hybrid

1. Mobilisasi ranting dari direksi keet ke pinggir pantai lokasi struktur hybrid dilakukan
menggunakan kendaraan dengan kapasitas angkut yang disesuaikan dengan kapasitas jalan
yang dilalui;
2. Mobilisasi ranting dari pinggir pantai ke lokasi pemasangan dilakukan menggunakan rakit
yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Pasal 20
Pengisian Ranting pada Struktur Hybrid

1. Pengisian ranting dilakukan setelah tiang dan jaring pada struktur hybrid sudah dipasang,
tahapan pengisian ranting dilakukan dengan cara ranting dimasukkan dengan arah yang
sejajar dengan garis pantai, sebaiknya ranting di isi dengan metode ujung ranting bertemu
dengan pangkal ranting, sehingga pada saat ranting terisi dengan padat tidak akan ada celah
kosong lagi dan kondisi struktur terisi dengan baik.
2. Ranting yang dimasukkan kedalam struktur hybrid harus terisi dengan padat. Pengisian
hingga padat dimaksudkan untuk menghindari struktur yang mudah roboh atau lepas,
3. Pekerjaan pengisian ranting, kegiatan ini secara garis besar terdiri dari:
a) Pemasangan jaring terlebih dahulu pada permukaan atau dinding struktur hybrid;
b) Pengisian ranting ke dalam struktur yang sudah dipasang jaring;
c) Penekanan ranting ke dalam lumpur dasar laut;

- 16 -
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

d) Pengisian ranting harus secara merata dimana di setiap ujung ranting saling tumpang
tindih sehingga akan memadatkan pengisian ranting di dalam struktur hybrid;
e) Pengisian ranting dilakukan per layer dalam satu segmen sehingga ranting akan tersusun
lebih rapat dan ditahan dengan pemasangan bambu melintang di atasnya yang diikat
menjepit tiang utama agar daya ikat pada celah ranting akan lebih kuat dan tidak mudah
terangkat oleh arus air bagian dasar;
f) Keseluruhan proses pengisian ranting pemasangan melintang bambu dilakukan tidak
boleh terhenti untuk satu segmen. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengurangan
kepadatan ranting dan kehilangan ranting akibat pasang surut air laut/gelombang.
4. Merapikan struktur atas hybrid
Merapikan struktur atas hybrid dimaksudkan untuk pengecekan ulang terhadap kesesuaian
volume ranting yang telah diisikan ke dalam struktur. Pengecekan ini juga bertujuan untuk
mengetahui apakah tinggi struktur sudah sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan agar
pada saat kondisi pasang air laut struktur tidak terendam air hingga tenggelam;
5. Pendokumentasian pekerjaan pada kondisi 0% sebelum pelaksanaan, 50% pada saat
pelaksanaan dan 100% setelah selesai pelaksanaan, pada tempat lokasi pekerjaan dengan titik
yang sama dan dengan sudut pandang minimal dari 3 arah yang berbeda dan dilengkapi
dengan pendokumentasian menggunakan drone.

Pasal 23
Penyelesaian Pekerjaan

Segera setelah kegiatan selesai, harus dilakukan pemberesan lokasi kegiatan yang meliputi
pembersihan material sisa pekerjaan dan pembongkaran direksi keet serta bangunan penunjang lain
saat proyek berlangsung.

Pasal 24
Penyerahan Hasil Pekerjaan

Penyerahan hasil kegiatan harus segera dilakukan pada waktu penyerahan pekerjaan pertama, yaitu
pada saat selesainya kontrak.

- 17 -
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

Pasal 25
Pemeliharaan
Pemeliharaan struktur harus dilaksanakan untuk menjaga bentuk struktur. Pemeliharaan meliputi:
penegakan kembali struktur yang miring atau roboh, penguatan ikatan dengan menambah atau
mengganti tali pengikat, penambalan/penggantian struktur yang rusak, penambahan ranting apabila
terjadi pengurangan volume. Pemeliharaan harus dilakukan selama 12 (dua belas) bulan terhitung
setelah tanggal Berita Acara Serah Terima pertama (Provisional Hand Over/PHO).

- 18 -
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

BAB VI

PEKERJAAN LAIN-LAIN

Pasal 26
Pembuatan Gambar Shop Drawing

1. Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Barang dan Jasa haruslah gambar-
gambar yang telah ditandatangani oleh Direktur Penyedia Barang dan Jasa dan telah disetujui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dan apabila ada perubahan harus diserahkan kepada Direksi
dan meminta persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan sebelum
program pelaksanaan dimulai.
2. Penyedia Barang dan Jasa harus menyediakan minimal 1 (satu) set gambar-gambar lengkap
di lapangan.

Pasal 27
Pembuatan Laporan Kemajuan Pekerjaan Lapangan
1. Konsultan pengawas harus melaporkan kemajuan pekerjaan lapangan setiap bulan;
2. Laporan kemajuan pekerjaan lapangan yang disampaikan meliputi:
a. Pelaksanaan pekerjaan sesuai proses pelaksanaan pekerjaan;
b. Kemajuan fisik pekerjaan;
c. Administrasi dan keuangan;
d. Hambatan dan permasalahan di lapangan.

- 19 -
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

BAB VII
Persyaratan Lain–Lain dan Perubahan–perubahan

Pasal 28
Persyaratan Lain–lain

1. Penyedia Barang dan Jasa diwajibkan membuat gambar–gambar revisi, bila


diperlukan, dan gambar–gambar detail dari pekerjaan yang akan dilaksanakan. Gambar–gambar
tersebut diajukan kepada konsultan pengawas untuk disetujui. Gambar revisi atau gambar–
gambar detail harus dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan diserahkan kepada direksi. Pelaksana
wajib membuat gambar pelaksanaan (as built drawing) yang harus diserahkan pelaksana kepada
direksi pada waktu penyerahan pekerjaan pertama;
2. Pengurusan ijin–ijin yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pemasangan instalasi
sementara untuk air dan listrik, bila diperlukan sampai berfungsi dengan baik serta seluruh biaya
yang diperlukan adalah tanggungan pelaksana;
3. Penyedia Barang dan Jasa dan konsultan pengawas tidak terlepas dari tanggung jawab
terhadap hal–hal yang tidak diinginkan pada pekerjaan yang dilaksanakan atau yang diawasi
akibat pelaksanaan dan gambar/design yang salah.

Pasal 29
Perubahan–perubahan

1. Semua ketentuan–ketentuan dalam RKS ini dan gambar–gambar kerja dapat dirubah ditambah,
sesuai kebutuhan yang diperlukan, akan tetapi semua hal tersebut harus dilakukan pada waktu
pemberian penjelasan dari pekerjaan ini (aanwijzing) dan dituangkan berita acara;
2. Perubahan–perubahan pada waktu pelaksanaan apabila menurut direksi diperlukan akan diproses
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

- 20 -
Adaptasi Perubahan Iklim dengan Struktur Hybrid di Kabupaten Lombok Timur T.A.2019

BAB VII
Penutup

1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang merupakan lingkup pelaksanaan
pekerjaan, Penyedia Barang dan Jasa harus menyelesaikannya sesuai dengan petunjuk dari
direksi pekerjaan baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta perubahan–perubahan di
dalam berita acara aanwijzing (apabila ada);
2. Hal–hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan diatur
oleh konsultan pengawas yang dituangkan dalam berita acara yang disahkan oleh pihak
Penyedia Barang dan Jasa serta dilaporkan dan disetujui oleh PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen).

- 21 -

Anda mungkin juga menyukai