Anda di halaman 1dari 5

Masalah-masalah Dalam Pengelolaan Pemasaran

Di dalam masalah pemasaran di bagi menjadi dua aspek yaitu aspek internal dan aspek eksternal.

Kendala Internal
Jika di lihat dari aspek internal permasalahan pemasaran di dalam berwirausaha yakni sebagai
berikut :

1. Perencanaan strategi pemasaran tidak matang.

Perencanaan strategi pemasaran sering tidak diperhatikan oleh para wirausahawan. strategi
pemasaran tidak dibuat secara matang akan menimbulkan pemasaran tidak diorientasikan kepada
pelanggan dan membuat produk tersebut tidak laku dijual.

2. Target pasar yang terlalu lebar

Target pasar yang terlalu lebar pada dasarnya merupakan kesalahan di dalam perencanaan
suatu usaha yang tidak dipertimbangkan terlebih dahulu. para pebisnis biasanya menetapkan
tujuan target pemasaran kepada semua orang, mereka hanya berpikiran hanya ingin memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya di dalam usahanya itu tanpa memikirkan faktor-faktor
lainnya.

3. Target pasar yang salah

Target pasar yang salah merupakan suatu hal yang sering terjadi di dalam berwirausaha.
Seharusnya perlu perencanaan yang matang sebelum menetapkan target pasar ataupun target
konsumen. Misalnya, seorang pengusaha menjual produk lukisan dan target pasarnya adalah
masyarakat di daerah pemukiman yang mereka berpenghasilan pas-pas-an ataupun pada daerah
kumuh. Sudah dapat dipastikan omset penjualan produk mereka akan sangat rendah.

4. Tidak melaksanakan bauran pemasaran (Marketing Mix) secara optimal.

Yaitu tidak ada pengujian efektivitas iklan, harga, kemasan produk. Biasanya seorang
wirausahawan di dalam pembuatan iklan tidak efektif atau dalam kata lain dapat disebutkan iklan
yang dibuat tersebut tidak membuat para konsumen yang berpotensi sadar akan barang atau jasa
tertentu dan kebutuhan mereka akan barang dan jasa tersebut selain hal tersebut para
wirausahawan kita biasanya tidak bisa memahami kebutuhan pelanggan.

5. Masalah pemasaran yang dipengaruhi oleh harga.


Yang merupakan bagian dari bauran pemasaran, wirausahawan kita di dalam penawaran
harga produknya sering memberikan penawaran harga yang tidak terjangkau, ataupun yang
terjadi adalah kesalahan penetapan harga oleh para wirausaha.

6. Sasaran dan tujuan yang kurang tepat.

Setiap usaha baru hendaknya menetapkan sasaran dan tujuan yang akan menuntun
perusahaan melalui pembuatan keputusan jangka panjang. Tujuan atau sasaran tersebut berisi
pernyataan yang melibatkan manajemen dan program pemasaran pada arah yang terbatas.
Sasaran atau tujuan tersebut mudah mengalami perubahan oleh wiraswastawan dan dianggap
bisa dikendalikan.

7. Jumlah pemasok yang tidak mencukupi.

Pemasok yang digunakan umumnya didasarkan pada sejumlah faktor, seperti harga, waktu
penyerahan, kualitas, bantuan manajemen, dan lain-lain. Pada beberapa kasus, di mana bahan
mentah langka atau hanya ada beberapa pemasok bahan mentah atau suku cadang tertentu,
wiraswastawan mempunyai kendali yang kecil atas keputusan.

8. Manajemen yang tidak terorganisir.

Sangat penting bagi suatu organisasi jika ingin memproduksi sebuah barang/jasa yang baru
untuk memberikan tanggung jawab terhadap dampak dalam perencanaan pasar dari
wiraswastawan. Banyak pemasaran yang di launching tanpa melakukan manajemen apapun. Hal
ini berdampak fatal bagi para wiraswastawan.

9. Recana finansial yang tidak diatur secara matang.

Dalam sebuah pemasaran produk baru, hal yang paling penting adalah mengatur finansial
serta memikirkannya secara matang dan rapi. Rencana finansial hendaknya menguraikan
kebutuhan finansial dari usaha baru tersebut.

Kendala Eksternal
Sedangkan kendala eksternal pemasaran di dalam berwirausaha dapat di rinci sebagai berikut:

1. Tekanan-tekanan persaingan.

Baik di pasar domestik dari produk-produk serupa buatan UB dan impor, maupun di pasar
ekspor. Saat ini, di Negara-negara Asia yang terkena krisis seperti Indonesia, Filipina dan korea
selatan, masalah pemasaran bisa menjadi masalah serius, karena sebagai salah satu efek dari
krisis tersebut akses ke kredit bank menjadi sulit (kalau tidak dapat dikatakan tertutup sama
sekali).

2. Kekurangan informasi yang akurat dan up to date.

Mengenai peluang-peluang pasar di dalam maupun diluar negeri dan peraturan-peraturan


mengenai tata niaga pemasaran regional atau internasional di dalam konteks AFTA, Masyarakat
Eropa (UE) dan WTO / GATT dan aspek-aspek legal lain seperti kesepakatan-kesepakatan
internasional mengenai larangan penggunaan buruh, anak-anak, lingkungan hidup, dan hak asasi
manusia (HAM) yang dikaitkan dengan perdagangan internasional.

3. Dumping dan Anti Dumping.

Kebijakan ini membuat para pengusaha kita manjadi terhambat di dalam menembus pasar
global atau paling tidak dapat mempertahankan pangsa ekspor ke luar negeri. Dengan kebijakan
Dumping ataupun Anti Dumping negara tujuan ekspor para wirausahawan mampu menjual
barang yang serupa seperti yang kita ekspor dengan harga yang lebih murah ataupun sebaliknya
mereka membeli barang ekspor wirausahawan kita dengan harga yang sangat murah.

4. Masalah pada lingkungan kebudayaan.

Evaluasi perubahan kebudayaan mungkin mempertimbangkan pergeseran pada populasi


menurut demografi (contohnya, dampak ledakan penduduk atau pertumbuhan para manula dalam
komposisi penduduk), perubahan sikap (seperti cintailah produk buatan dalam negeri),
kecenderungan dalam kecelakaan kerja, tuntutan upah minimum, kesehatan, dan nutrisi.
Semuanya mungkin mempunyai implementasi perencanaan.

5. Timbulnya rasa persaingan ataupun lingkungan saing.

Sebagian besar wiraswastawan umumnya menghadapi ancaman potensial dari perusahaan


yang lebih besar. Wiraswastawan harus bersiap-siap dengan ancaman tersebut dan hendaknya
membuat rencana pemasaran yang menguraikan strategi paling efektif dalam lingkungan
persaingan.
6. Kekurangan dan tidak meneliti bahan mentah yang dibutuhkan.

Juga cukup sulit untuk meramalkan kekurangan bahan mentah. Adalah gagasan baik bagi
wiraswastawan untuk membentuk hubungan kuat dengan pemasok dan sensitif terhadap
ancaman adanya kelangkaan bahan mentah. Jika terdapat kelangkaan bahan mentah,
wiraswastawan harus membuat perencanaan sumber alternatif dari bahan mentah tersebut.

Konsep Pemasaran
Sebuah pemikiran bisnis baru, yakni sebuah filsafat baru telah berkembang dan disebut konsep
pemasaran (Marketing Concep).

Konsep pemasaran (marketing concept) adalah sebuah filsafat bisnis yang menyatakan bahwa
kepuasan keinginan dari konsumen adalah dasar kebenaran sosial dan ekonomi bagi kehidupan
sebuah perusahaan. Ada tiga ketetapan pokok yang melandasi konsep pemasaran,yaitu:

1) Semua operasi dan perencanaan perusahaan harus berorientasi kepada konsumen;

2) Sasaran perusahaan harus volume penjualan yang menghasilkan laba;

3) Semua kegiatan pemasaran di sebuah perusahaan harus dikoordinir secara organisasoris.

Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran
suatu organisasi yaitu :

1) Konsep Produksi (Production Concept) : Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen


akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah

2) Konsep Produk (Product Concept) : konsep ini, menganggap bahwa konsumen akan lebih
menyukai produk-produk yang menawarkan ciri paling bermutu, berkinerja, atau inovatif.

3) Konsep Penjualan (Selling Concept) : konsep penjualan menganggap bahwa para


konsumen dan perusahaan bisnis jika dibiarkan tidak secara teratur membeli cukup banyak
produk-produk yang ditawarkan oleh organisasi tertentu.

4) Konsep Pemasaran (Marketing Concept): konsep ini, menganggap bahwa untuk mencapai
tujuan itu perusahaan haruslah mulai dari mengetahui kebutuhan dan keinginan target pasar, dan
menyesuaikan organisasi agar bisa memberikan kepuasan bagi konsumennya secara lebih efektif
dan efisien dibandingkan dengan pesaingnya.
5) Konsep Pemasaran Sosial (Social Marketing Concept) : menegaskan bahwa tugas
organisasi adalah menentukan kebutuhan,keinginan, dan minat dari pasar sasaran dan
memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing
dengan tetap memelihara atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

6) Konsep Pemasaran Holistik (Holistic Marketing Concept) : konsep in mengakui bahwa


“segala sesuatu bisa terjadi” pada pemasaran, dan bahwa pemasaran perspektif yang luas dan
terpadu sering dibutuhkan. Konsep pemasaran holistik didasarkan pada pengembangan,
perancangan, dan implementasi program pemasaran, proses pemasaran, dan kegiatan-kegiatan
pemasaran yang mengakui keluasan dan interdependensi mereka.

Anda mungkin juga menyukai