Anda di halaman 1dari 4

Nama : Siti Rodiyah

Kelas : TBIO-2

NIM : 0310192050

Asam Nukleat sebagai Materi Genetik

1. Pengertian Asam Nukleat

Asam nukleat sering dinamakan juga polinukleotid karena tersusun dari sejumlah
molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri
atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa N).

Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic
acid (DNA) dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Asam-asam nukleat seperti
asam dioksiribosa nukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA) memberikan dasar kimia bagi
semua sel. DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika yang sama sebab
antara unit-unit mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu melalui jembatan
fosfodiester antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan posisi 5′ pada mononukleotida
lainnya.

2. Struktur DNA

Pada tahun 1953, James Watson and Francis Crick telah membuka wawasan baru
tentang penemuan model struktur DNA. Berdasarkan data kimia Chargaff serta difraksi sinar
X Wilkins dan Franklin tersebut Watson dan Crick mengusulkan model struktur DNA yang
dikenal sebagai model tangga berpilin/double helix. Menurut model ini kedua untai
polinukleotida saling memilin di sepanjang sumbu yang sama. Satu sama lain arahnya sejajar
tetapi berlawanan (antiparalel). Basa-basa nitrogen menghadap ke arah dalam sumbu, dan
terjadi ikatan hidrogen antara basa A pada satu untai dan basa T pada untai lainnya. Begitu
pula, basa G pada satu untai selalu berpasangan dengan basa C pada untai lainnya melalui
ikatan hidrogen.

Gugus fosfat dan gula terletak di sebelah luar sumbu. Seperti telat disebutkan di atas,
nukleotida-nukleotida yang berurutan dihubungkan oleh ikatan fosfodiester. Ikatan ini
menghubungkan atom C nomor 3‘ dengan atom C nomor 5‘ pada gula deoksiribosa. Di salah
satu ujung untai polinukleotida, atom C nomor 3‘ tidak lagi dihubungkan oleh ikatan
fosfodiester dengan nukleotida berikutnya, tetapi akan mengikat gugus OH. Oleh karena itu,
ujung ini dinamakan ujung 3‘ atau ujung OH. Diujung lainnya atom C nomor 5‘ akan
mengikat gugus fosfat sehingga ujung ini dinamakan ujung 5‘ atau ujung P.

3. Perbedaan DNA dan RNA sebagai materi genetik

Meskipun banyak memiliki persamaan dengan DNA, RNA memiliki perbedaan dengan
DNA, antara lain yaitu.

a. Kebanyakan bentuk molekul DNA adamenyerupai rantai ganda. Saat ini telah terbukti ada
beberapa DNA yang berupa unting tunggal dan RNA dalam bentuk unting ganda namun
informasi ini tidak banyak dilaporkan. Misalnya pada beberapa virus tanaman, RNA
merupakan pita double namun tidak terpilin sebagai spiral.

b. Susunan kimia molekul RNA juga merupakan polimer nukleotida, perbedaannya dengan
DNA yaitu gula yang menyusunnya bukan dioksiribosa, melainkan ribosa. Basa pirimidin
yang menyusunnya bukan timin seperti DNA, tetapi urasil.

c. RNA mengandung basa adenin, guanin dan sitosin seperti DNA tetapi tidak mengandung
timin, sebagai gantinya RNA mengandung urasil. Jumlah guanin dalam molekul RNA tidak
perlu sama dengan sitosin, demikian pula jumlah adenin, tidak perlu sama dengan urasil.

4. DNA Merupakan Kelompok Asam Nukleat pada Kelompok eluler Eukariot dan
Prokariot

DNA membawa informasi genetik dan bagian DNA yang membawa ciri khas yang
diturunkan disebut gen. Perubahan yang terjadi pada gen akan menyebabkan terjadinya
perubahan pada produk gen tersebut. DNA pertama kali berhasil dimurnikan pada tahun 1868
oleh ilmuwan Swiss Friedrich Miescher di Tubingen, Jerman, yangmenamainya nuclein
berdasarkan lokasinya di dalam inti sel. Namu demikian, penelitian terhadap peranan DNA di
dalam sel baru dimulai pada awal abad 20, bersamaan dengan ditemukannya postulat
genetika Mendel. DNA dan protein dianggap dua molekul yang paling memungkinkan
sebagai pembawa sifat genetis berdasarkan teori tersebut.

5. RNA Merupakan Asam Nukleat pada Beberapa Virus

Beberapa virus tertentu diketahui tidak mempunyai DNA, tetapi hanya tersusun dari
RNA dan protein. Fraenkel Conrat dan B. Singer pada tahun 1957 mereka melakukan
penelitian pada virus mozaik tembakau atau tobacco mozaic virus (TMV), yaitu virus yang
menyebabkan timbulnya penyakit mozaik pada daun tembakau. Virus ini mengandung
molekul RNA yang terbungkus di dalam selubung protein. Dengan perlakuan kimia tertentu
molekul RNA dapat dipisahkan dari selubung proteinnya untuk kemudian digabungkan
(direkonstitusi) dengan selubung protein dari strainTMV yang lain. RNA dari strain A
direkonstitusi dengan protein strain B. Sebaliknya, RNA dari strain B direkonstitusi dengan
protein dari strain A.

Kedua TMV hasil rekonstitusi ini kemudian diinfeksikan ke inangnya (daun


tembakau) agar mengalami penggandaan. TMV hasil penggandaan ternyata merupakan strain
A jika RNAnya berasal dari strain A dan merupakan strain B jika RNAnya berasal dari strain
B. Jadi, faktor yan menentukan strain hasil penggandaan adalah RNA, bukan protein. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa materi genetik pada virus-virus yang tidak mempunyai
DNA, seperti halnya TMV, adalah RNA.

6. Fungsi Materi Genetik

1. Materi genetik harus mampu menyimpan informasi genetik dan dengan tepat dapat
meneruskan informasi tersebut dari tetua kepada keturunannya, dari generasi ke generasi.
Fungsi ini merupakan fungsi genotipik, yang dilaksanakan melalui replikasi.

2. Materi genetik harus mengatur perkembangan fenotipe organisme. Artinya, materi genetik
harus mengarahkan pertumbuhan dan diferensiasi organisme mulai dari zigot hingga individu
dewasa. Fungsi ini merupakan fungsi fenotipik, yang dilaksanakan melalui ekspresi gen.

3. Materi genetik sewaktu-waktu harus dapat mengalami perubahan sehingga organisme yang
bersangkutan akan mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah. Tanpa
perubahan semacam ini, evolusi tidak akan pernah berlangsung. Fungsi ini merupakan fungsi
evolusioner, yang dilaksanakan melalui peristiwa mutasi.

Pertanyaan

1. Bagaimana menjelaskan perbedaan dua individu DNA berbeda melalui denaturasi


dan renaturasi?

Jawab : DNA satu dengan yang lain akan menghasilkan yang berbeda karena proses
denaturasi dan renaturasi, setiap DNA mengalami proses denaturasi dan renaturasi
dengan waktu yang berbeda-beda, dengan begitu, DNA akan menjadi single helix dan
mulai menyatu dengan single helix lainnya saat proses renaturasi, dan akan menghasilkan
DNA yang berbeda setiap individu

2. Mengapa struktur DNA double Helix antiparalel jelaskan?


Jawab :
Struktur DNA bersifat antiparalel memungkinkan masing-masing untai pada DNA
dapat menjadi template dalam proses replikasi DNA. Hal ini DNA parental dan DNA
anakan hasil replikasi bersifat sama sehingga informasi genetik terkonservasi dari
generasi ke generasi. Arah polinukleotida DNA dapat berdasarkan pada ikatan
fosfodiester antar nukleotida (diester : 2 ikatan antara gugus -OH yang bereaksi
dengan gugus fosfat yang bersifat asam). Pada punggung gula fosfat DNA, gugus
fosfat terhubung dengan atom karbon 3’ dari molekul gula deoksiribosa dan
selanjutnya pada atom karbon 5’. Dua ujung dari rantai polinukleotida berbeda. Pada
ujung yang satu yang tidak berikatan dengan nukleotida adalah ujung 5’ (gugus fosfat
(-OPO3-) di mana bagian ujung ini sering disebut ujung 5’. Pada ujung yang lain yang
juga tidak berkaitan dengan nukleotida juga disebut ujung 3’ (mengandung gugus
hidroksil –OH). Pada DNA replikasi adalah 5’- 3’, di mana pada DNA double Helix
tersebut ujung 5’ akan berikatan dengan ujung 3’ pada untai berikutnya Hal inilah
yang menyebabkan DNA double Helix disebut bersifat anti paralel.

Anda mungkin juga menyukai