Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK PENGENDALIAN MUTU STATISTIK

SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS (SUPAS)

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Anna Triana Falentina S.S.T., S.E., M.SE., M.Sc., Ph.D.

Disusun oleh:

Ersa Amoza Sita (211810273)

Muhamad Rizkiansyah (211810442)

Prawira Yuda Husada (211810532)

PROGRAM STUDI STATISTIKA SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN

POLITEKNIK STATISTIKA STIS

JAKARTA

2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................I

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Tujuan......................................................................................................2

1.3 Statistik (Estimator atau Indikator) yang Dihasilkan.........................1

BAB II PROSES SURVEY................................................................................I

2.1 Cakupan Wilayah....................................................................................1

2.2 Cara Pencacahan.....................................................................................2

2.3 Desain Sampling......................................................................................2

2.4 Manajemen Lapangan dan Pengumpulan Data...................................9

2.5 Pengolahan Data....................................................................................10

BAB III NON SAMPLING ERROR PADA SURVEI ANTAR SENSUS (SUPAS) 2015
..............................................................................................................................I

BAB IV KEGIATAN PENJAMINAN KUALITAS STATISTIK ................I

3.1 KESIMPULAN......................................................................................14

3.2 DAFTAR PUSTAKA............................................................................15


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakah salah satu sumber utama data
kependudukan di Indonesia dan dilaksanakan di antara dua waktu sensus penduduk atau setiap
lima tahun setelah pelaksanaan sensus penduduk. Badan Pusat Statistik (BPS) telah lima kali
melaksanakan SUPAS, yaitu tahun 1976, 1985, 1995, dan 2005 serta SUPAS terakhir
dilaksanakan pada tahun 2015 sesuai dengan jadwal pelaksanaan Sensus Penduduk terakhir
yaitu tahun 2010.

Kegiatan SUPAS bertujuan untuk memperkirakan jumlah, distribusi, dan komposisi


penduduk, menyediakan data dan penghitungan parameter demografi sebagai koreksi terhadap
hasil proyeksi penduduk, serta bahan perencanaan serta evaluasi terakhir MDGs. SUPAS
mengumpulkan data kependudukan yang terdiri atas keterangan pokok penduduk, lansia,
kelahiran, kematian, kematian ibu, perpindahan penduduk, ketenagakerjaan, perumahan dan
keadaan tempat tinggal. Pada SUPAS 2015 terdapat informasi tambahan yaitu migrasi keluar
internasional, perubahan iklim, dan disabilitas.

SUPAS 2015 sudah mulai dipersiapkan sejak tahun 2013 yaitu dimulai dengan
persiapan penyusunan kuesioner dan buku petunjuk teknis. Kuesioner dan buku petunjuk
teknis tersebut disusun dengan berbagai diskusi serta workshop untuk mempertimbangan
masukan dari pengguna data serta ahli kependudukan. SUPAS 2015 melakukan uji coba pada
tahun 2014 di tiga provinsi yaitu Sumatera Barat (Padang), DI Yogyakarta (Bantul), dan
Sulawesi Utara (Manado). Uji coba SUPAS 2015 menerapkan seluruh kegiatan yang akan
dilaksanakan pada SUPAS 2015 untuk melakukan pengujian rancangan prosedur, tata kerja
dan manajemen lapangan, rekrutmen petugas, pembentukan kuesioner, dan menyempurnakan
buku petunjuk teknis, program pengolahan data dan berbagai aspek administratif.

Hasil uji coba SUPAS 2015 kemudian dilakukan evaluasi serta dibahas dalam
rangkaian diskusi, workshop, dan seminar yang dihadiri oleh para pengguna data serta ahli
kependudukan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyempurnakan metodologi, kuesioner,
buku petunjuk teknis, pengolahan, dan diseminasi hasil SUPAS 2015. Kegiatan lapangan
SUPAS 2015 dilakukan selama periode 1-31 Mei tahun 2015 yang diawali dengan
pemutakhiran rumah tangga dan pemilihan sampel diikuti dengan pencacahan ke rumah
tangga terpilih untuk seluruh wilayah sampel yang tersebar di seluruh Indonesia.

1.2 Tujuan

Berdasarkan Perka Badan Pusat Statistik Nomor 20 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pencacahan Survei Penduduk Antar Sensus 2015, tujuan dari pelaksanaan SUPAS adalah:

1. Memperkirakan jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk


2. Menyediakan data untuk penghitungan parameter fertilitas, meliputi
angka kelahiran total (TFR), angka kelahiran kasar (CBR), rasio ibu
anak (CWR), angka kelahiran menurut kelompok umur (ASFR), dll

3. Menyediakan data untuk penghitungan parameter migrasi yang


meliputi migrasi semasa hidup, migrasi risen, migrasi internasional,
migrasi sirkuler, dll

4. Menyediakan data untuk penghitungan parameter mortalitas, meliputi


angka kematian kasar (CDR), angka kematian bayi (IMR), angka
kematian balita (CMR), dan angka kematian ibu (MMRatio)

5. Memperbaharui proyeksi penduduk yang telah disusun sebelumnya

6. Menyediakan data yang dapat digunakan untuk perencanaan dan


evaluasi berbagai program pemerintah

7. Menyediakan data karakteristik penduduk

1.3 Statistik (estimator atau indikator) yang dihasilkan

1. Gambaran Umum Kependudukan

- Jumlah Penduduk

- Komposisi penduduk

- Laju pertumbuhan penduduk

- Rasio Jenis Kelamin

- Kepadatan Penduduk

- Distribusi penduduk

- Dinamika Kependudukan

- Jumlah Keluarga

2. Fertilitas dan Keluarga Berencana

- Total Fertility Rate (TFR)

- Age Specific Fertility Rate (ASFR)

- Singulate Mean Age at Marriage (SMAM)

- Prevalensi Pemakaian Alat/Cara KB (Contraceptive Prevalence Rate


(CPR))
- Keinginan mempunyai anak

3. Mortalitas

- Angka kematian bayi/ Infant Mortality Rate (IMR)

- Angka Harapan Hidup (AHH)

- Angka kematian anak/ Child Mortality Rate (CMR)

- Angka kematian balita

- Angka kematian dewasa

- Angka kematian ibu

4. Mobilitas

- Migrasi seumur hidup

- Migrasi Risen

- Migrasi total

- Komuter

- Mobilitas musiman

5. Disabilitas

- Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang mengalami disabilitas

- Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang mengalami kesulitan


melihat

- Persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang mengalami kesulitan


mendengar

- Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang mengalami kesulitan


berjalan/ naik tangga

- Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang mengalami kesulitan


menggunakan/menggerakkan tangan/jari

- Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang mengalami kesulitan


mengingat/berkonsentrasi

- Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang memiliki gangguan


perilaku atau emosional
- Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang mengalami kesulitan
berbicara atau memahami/berkomunikasi dengan orang lain

- Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang mengalami kesulitan


mengurus diri sendiri

6. Perumahan

- Persentase rumah tangga menurut luas lantai bangunan dan tipe daerah

- Persentase rumah tangga menurut luas lantai perkapita

- Persentase rumah tangga menurut jenis atap rumah

- Persentase rumah tangga menurut jenis dinding rumah

- Persentase rumah tangga menurut sumber penerangan utama

- Persentase rumah tangga menurut jenis bakar bakar untuk memasak


sehari-hari

- Persentase rumah tangga menurut sumber air minum utama

- Persentase rumah tangga menurut fasilitas tempat buang air besar dan tipe
daerah

- Persentase rumah tangga menurut kepemilikan barang

7. Perubahan Iklim

- Pengetahuan tentang perubahan iklim

- Adaptasi perubahan iklim


BAB II
PROSES SURVEY

2.1 Cakupan Wilayah


SUPAS 2015 dilaksanakan di seluruh Indonesia. Jumlah sampel yang dicakup adalah
40.750 blok sensus dengan jumlah rumah tangga sebanyak 652.000. Unit observasi pada
survei ini adalah rumah tangga biasa, tidak termasuk rumah tangga khusus. Selain itu,
cakupan respondennya yaitu kepala rumah tangga dan anggota rumah tangga.
2.2 Cara Pencacahan
Pencacahan penduduk pada kegiatan SUPAS 2015 dilakukan dengan cara de jure dan de
facto. Konsep de jure yang digunakan untuk mencatat seseorang biasanya menetap/bertempat
tinggal (tempat tinggal biasa). Penduduk yang bertempat tinggal tetap dicacah di mana
mereka biasanya bertempat tinggal. Penduduk yang sedang berada 6 bulan atau lebih, atau
yang telah berada pada suatu tempat tinggal selama 6 bulan atau lebih, dicacah dimana
mereka tinggal pada saat pencacahan. Penduduk yang menempati rumah kontrak/sewa
sebagai penduduk yang bertempat tinggal tetap. Konsep de facto digunakan untuk mencatat
penduduk dimana ditemui saat pencacahan (tadi malam menginap)
2.3 Desain Sampling
Desain penarikan sampel SUPAS 2015 sudah mulai dipersiapkan dengan penuh
perencanaan. Design ini akan mempengaruhi hasil estimasi Angka Kematian Ibu yang
dihasilkan dari SUPAS 2015. Estimasi dilakukan berdasarkan kejadian kematian perempuan
pada masa kehamilan, persalinan dan masa nifas (dua bulan setelah persalinan) atau
Pregnancy Related Death (PRD). Kejadian tersebut merupakan kasus langka (rare coses)
sehingga hasil estimasinya cenderung "kurang wajar". Dengan demikian, desain penarikan
sampel yang digunakan sudah memperhitungkan hal tersebut dengan menambah jumlah
sampel rumah tangga dan menggunakan metode pemilihan rumah tangga yang sesuai.
Pemilihan sampel BS menggunakan wealth index dari 9 variabel SP2010: jenis lantai,
sumber penerangan utama, bahan bakar utama memasak, sumber air minum utama, fasilitas
tempat buang air besar, tempat akhir pembuangan menguasai telepon, ada tidaknya ART
internet, pendidikan KRT.
2.3.1 Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari:
1. Kerangka sampel blok sensus: blok sensus pada setiap kabupaten yang terlebih dahulu
dilakukan proses stratifikasi berdasarkan indeks kesejahteraan rumah tangga, sehingga
kerangka sampel blok sensus adalah daftar blok sensus yang dilengkapi dengan strata
dimaksud dan jumlah rumah tangga hasil SP2010.
2. Kerangka sampel rumah tangga: daftar seluruh rumah tangga hasil pemutakhiran pada blok
sensus terpilih. Proses pemutakhiran rumah tangga atau updating dilakukan untuk
mendapatkan gambaran keadaan rumah tangga yang sebenarnya di blok sensus terpilih.
Proses pemutakhiran tersebut ditanyakan juga kejadian kematian yang terjadi di rumah tangga
biasa. Hal ini untuk menjaring rumah tangga yang eligible untuk modul kematian.

2.3.2 Penghitungan Jumlah Sampel


Variabel yang dijadikan dasar penghitungan adalah perkiraan kejadian kematian pada
wanita yang sedang hamil, saat melahirkan, dan saat nifas dari data Sensus Penduduk 2010
dengan harapan memberikan gambaran yang lebih akurat pada level regional dan nasional.
2.3.3 Stratifikasi Blok Sensus
Pemilihan Blok Sensus (BS) Pemilihan sampel BS dilakukan dengan teknik PPS
(Probability Proportional to Size)-Linear Systematic Sampling yaitu setiap BS mempunyai
peluang terpilih sebanding dengan jumlah rumah tangganya. Kerangka sampel yang
digunakan dalam SUPAS 2005 adalah daftar blok sensus dalam setiap kabupaten/kota yang
dibedakan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.
Sementara itu, Stratifikasi Blok Sensus pada SUPAS 2015 didasarkan pada indeks
kesejahteraan rumah tangga yang bersumber dari data SP2010-C1. Variabel yang digunakan
untuk penentuan strata adalah Pendidikan KRT dan Variabel Perumahan. Indeks
Kesejahteraan dihitung dengan PCA Polychoric dan dihitung untuk setiap rumah tangga
Stratifikasi dilakukan pada level blok sensus dengan menghitung indeks konsentrasi setiap
blok sensus pada setiap kabupaten/kota. Indeks konsentrasi dihitung sedemikian rupa dengan
dasar indeks kesejahteraan yang dihitung untuk setiap rumah
Variabel yang dijadikan strata adalah 9 variabel (yang signifikan) yaitu: jenis lantai,
sumber penerangan utama, bahan bakar utama memasak, sumber air minum utama, fasilitas
tempat buang air besar, tempat akhir pembuangan tinja, menguasai telepon, ada tidaknya ART
internet, dan pendidikan KRT.
Populasi rumah tangga hasil listing atau pemutakhiran dalam dua strata yaitu strata
rumah tangga yg memiliki kasuskématian dan strata rumah tangga yang tidak memiliki kasus
kematian. Untuk menjaga bahwa setiap strata harus ada sampel (representative populasi),
maka sebaran sampel dibuat sebagai take some dan take all (Glaser 1962). Proses yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Populasi strata ada kasus kematian akan mengambil semua jika jumlah populasi
rumah tangga 1-8, dan akan mengambil beberapa jumlah jika >8 rumah tangga, jumlah
sampel adalah n1.
2) Populasi strata tidak ada kasus kematian akan selalu mengambil beberapa nomor
n2 =n−n1, dimana n adalah 16 rumah tangga. Proses pengambilan sampel akan
disusun dalam paket pengambilan sampel SUPAS 2015 yang nantinya petugas setelah
melakukan input hasil pemutakhiran atau update, maka SUPAS2015-DSRT otomatis
akan terbentuk dan dapat dicetak untuk pendataan di lapangan.
3) Untuk menjaga kualitas data kematian, dilakukan verifikasi kematian maternal
menggunakan daftar SUPAS 2015-V
2.3.4 Pemilihan Sampel
Prosedur Penarikan sampel SUPAS 2005 untuk suatu kabupaten/kota adalah sebagai
berikut:
1) Tahap pertama, dari master frame blok sensus dipilih nh blok sensus (h=1,
untuk perkotaan; h = 2, untuk pedesaan) secara PPS sistematik dengan ukuran
banyak rumah tangga hasil pencacahan P4B (April 2004). Selanjutnya, dari n h
dipilih n h ' blok sensus secara sistematik untuk SUPAS 2005. Pendaftaran
rumah tangga dilakukan pada setiap blok sensus terpilih.
2) Tahap kedua, memilih m = 16 rumah tangga pada setiap blok sistematik

Sementara itu, prosedur penarikan sampel pada SUPAS 2015 adalah sebagai
berikut

2.3.5 Prosedur Estimasi


Misalkan target sampel blok sensus di suatu kabupaten/kota adalah n h ' . X h i
menyatakan jumlah rumah tangga pencacahan P4B pada blok sensus terpilih ke-i dalam
daerah ke-h, M h i dan Ph i, masing-masing menyatakan jumlah rumah tangga dan penduduk
hasil pencacahan SUPAS 2005 pada blok sensus terpilih ke-i dalam daerah ke-h, dan m =16
menyatakan banyaknya rumah tangga terpilih pada setiap blok sensus.

2.4 Manajemen Lapangan dan Pengumpulan Data

Secara umum, penanggung jawab pelaksanaan lapangan adalah Kepala BPS provinsi
untuk tingkat provinsi. Untuk tingkat wilayah kabupaten/kota penanggung jawabnya adalah
kepala BPS kabupaten/kota. Pada masing-masing tingkatan tersebut kegiatan SUPAS 2015
terkoordinasi berturut-turut pada Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi dan Kepala
Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota.

Unsur fungsional teknis dalam pelaksanaan lapangan SUPAS 2015 terdiri dari petugas
lapangan dan instruktur. Petugas lapangan terdiri dari pencacah dan kortim. Instruktur terdiri
dari instruktur nasional (Innas), instruktur utama (Intama), dan master instruktur utama
(master Intama).

Dalam pelaksanaan SUPAS 20115 ini, pencacahan dilakukan secara tim, terdiri dari 1
kortim dan 2 pencacah. Wilayah tugas untuk setiap tim adalah 10 (sepuluh) BS. Target waktu
pemutakhiran sampai pencacahan menggunakan Daftar SUPAS 2015-S harus dilaksanakan
segera setelah pemutakhiran selesai dalam 1 BS

2.4.1 Jadwal Kegiatan

Contoh jadwal kegiatan SUPAS 2015 sebagai berikut:

2.4.2 Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah aktivitas mencari data yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian sosial. Tipe pengumpulan data yang digunakan adalah longitudinal
merupakan salah satu jenis penelitian sosial yang membandingkan perubahan subjek
penelitian setelah periode waktu tertentu.

Dalam pelaksanaan lapangan, yang pertama diperlukan oleh kegiatan ini adalah pembagian
wilayah tugas, dimana setiap tim harus mengerjakan 10 BS. Peran seksi statistik sosial dalam
membuat alokasi wilayah tugas untuk masing-masing tim sangat besar dalam rangka
menyukseskan kegiatan pendataan SUPAS 2015. Jika melihat alokasi tugas yang dibuat oleh
seksi statistik sosial kabupaten, pembagian tugas yang diberikan lebih ditekankan pada
kedekatan antar wilayah tugas, sehingga dalam pelaksanaan lapangan diharapkan tim akan
lebih mudah bergerak ke blok sensus berikutnya.

Tahapan penting selanjutnya adalah rencana pencacahan yang dibuat oleh masing masing tim.
Hal ini penting karena jadwal pelaksanaan lapangan sangat padat dan juga rentang wilayah
yang cukup bervariasi dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Dalam pelaksanaan
SUPAS 2015 diberikan 3 opsi kalender kegiatan, yaitu:

1. Opsi 1, menyelesaikan pendataan setiap blok sensus kemudian pindah ke blok sensus
berikutnya, dimana pada hari pertama setiap blok sensus dilakukan updating dan di
hari kedua dan ketiga dilakukan pendataan terhadap 16 rumah tangga sampel oleh
PCL dan verifikasi kematian oleh kortim.
2. Opsi 2, melakukan updating terhadap 10 BS yang menjadi wilayah tugasnya dalam 10
hari pertama, dan selanjutnya melakukan pendataan terhadap 16 rumah tangga sampel
per blok sensus oleh PCL dan verifikasi kematian oleh kortim dalam 20 hari
berikutnya.
3. Opsi 3, melakukan updating terhadap beberapa blok sensus dan selanjutnya melakukan
pendataan di blok sensus tersebut.

Dalam setiap rangkaian kegiatan SUPAS 2015 yang dilaksanakan di daerah, BPS Pusat ikut
mengawasi pelaksanaan kegiatan tersebut dengan melakukan kegiatan supervisi ke daerah,
salah satunya adalah supervisi untuk mengawasi pelaksanaan pencacahan di lapangan.
Supervisi ini dilaksanakan di kabupaten/kota di hampir seluruh provinsi di Indonesia pada
rentang waktu 11 – 27 Mei 2015 selama 3 -5 hari. Petugas supervisi adalah Master Intama dan
Intama SUPAS 2015 ditambah dengan beberapa pejabat eselon I dan II di BPS Pusat.

Dalam kegiatan ini, ada beberapa hal yang dilakukan yaitu:

1. Melakukan diskusi/wawancara dengan kepala BPS kabupaten/kota mengenai


perlengkapan petugas dan dokumen pelaksanaan.
2. Diskusi dengan tim pencacah SUPAS dan melaporkan tentang permasalahan teknis
maupun non teknis serta pemecahannya
3. Pengawasan updating SUPAS 2015. Tujuannya adalah untuk memeriksa kesesuaian
Standard Operational Procedure (SOP) updating, uji petik kesesuaian cakupan rumah
tangga (keberadaan ruta), uji petik kesesuaian isian karakteristik rumah tangga (status
eligibility/kasus kematian) dan jumlah anggota rumah tangga/ART, serta pembenahan
awal apabila ada kekurangan dalam updating. Hasil pemeriksaan diisikan pada form
yang disediakan dengan berpanduan pada mekanisme pengawasan updating SUPAS
2015 yang sudah disusun oleh tim dari Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus
dan Survei. Supervisi SUPAS 2015 di Kota Malang, Jawa Timur http://www.

2.5 Pengolahan Data

2.5.1 Penyuntingan/Penyandian

Kegiatan penyuntingan/penyandian adalah kegiatan pra computer. Kegiatan ini


merupakan proses pengolahan manual yang mencakup pemeriksaan daftar dan pemberian
kode. Pemeriksaan daftar yang dimaksud adalah pengecekan isian setiap pertanyaan, dan
pemeriksaan konsistensi isian dalam blok maupun antar blok. Pemberian kode numerik hanya
dilakukan untuk pertanyaan terbuka misalnya suku bangsa, lapangan usaha dan jenis
pekerjaan utama. Hasil dari kegiatan berupa dokumen yang diharapkan telah bersih dari
semua kesalahan dan siap untuk direkam di komputer.

2.5.2 Data entry

Perekaman data ke dalam media komputer menggunakan CSPro 2.5 (Census and
Survey Processing System).

2.5.3 Secondary Editing

Secondary Editing adalah pengecekan data yang telah direkam ke dalam media
computer. Hal ini dilakukan untuk validasi yang belum tercakup pada program entri data.

2.5.4 Tabulasi

Semua tabel-tabel pokok diolah dengan komputer yang menggunakan SPSS


(Statistical Package for Social Science) versi ke-13.

2.6 Kuesioner

<masuk ke lampiran>
BAB III

NON SAMPLING ERROR PADA SURVEI ANTAR SENSUS (SUPAS) 2015

1. Specification Error

Specification Error pada suatu survei biasanya berupa kesalahan penerapan


konsep dan definisi yang keliru, penetapan tujuan survei yang kurang jelas, atau unit
observasi yang digunakan tidak sesuai. Pada uji coba SUPAS 2015 dan SUPAS 2015
tidak ditemukan adanya specification error. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
kesesuaian isi kuesioner dengan tujuan survei serta konsep dan definisi yang jelas
berdasarkan rekomendasi dari UN yaitu variabel disabilitas dan migrasi internasional
serta semuanya tertuang dalam bentuk buku pedoman.

2. Frame Error

Frame Error merupakan jenis error yang biasanya terjadi karena penyusunan
kerangka sampling yang tidak lengkap dan update. Pada SUPAS 2015 ditemukan
adanya Frame Error yaitu jarang tercakupnya kasus penyandang disabilitas pada
sampel rumah tangga jika dibandingkan dengan sensus. Berdasarkan hasil evaluasi uji
coba SUPAS 2015, variabel disabilitas perlu dikaji lagi mengingat beban kerja yang
cukup berat mengenai fertilitas, mortalitas, dan komponen demografi lainnya.

3. Non Response Error

Non Response Error merupakan muncul dari kegagalan untuk mengumpulkan


data dari semua individu dalam sampel. Dengan pertimbangan bahwa jawaban dari
individu sampel yang tidak merespon belum tentu sama dengan jawaban individu
sampel yang merespon, sangatlah penting untuk menindaklanjuti tanggapan responden
yang tidak memberi respon atau yang merespon tetapi tidak secara lengkap setelah
suatu periode waktu tertentu. Pada proses SUPAS 2015, Non Sampling Error berupa
Nonresponse Error daapt ditemui saat proses pengumpulan data di lapangan. Beberapa
upaya dapat dicoba (misalnya melalui surat atau telepon) untuk meyakinkan responden
yang demikian agar mereka berkenan merubah pendiriannya. Bila upaya tersebut
membuahkan hasil, informasi tambahan yang diperoleh dapat digabungkan dengan
informasi awal yang mereka berikan untuk meyakinkan validitas hasil survey.

4. Measurement Error

Measurement Error adalah Error ini merupakan jenis error yang paling fatal.
Komponen kunci jenis error ini mencakup responden, pewawancara dan kuesioner.
Jenis pengumpulan data tentang isu sensitif seperti penggunaan narkoba, perilaku
seksual, dan sejenisnya perlu pengaturan secara pribadi untuk wawancara agar
tanggapan yang diberikan lebih akurat. Measurement Error juga merupakan perbedaan
antara besaran yang diukur dan nilai sebenarnya. Ini termasuk random error
(kesalahan yang terjadi secara alami yang diharapkan dengan eksperimen apa pun) dan
systematic error (disebabkan oleh instrumen yang salah dikalibrasi yang memengaruhi
semua pengukuran). Measurement Error pada SUPAS 2015 dapat terjadi saat
pengumpulan data dan pengolahan data, pada pengumpulan data error terjadi saat
adanya wawancara dengan responden sedangkan pada pengolahan data adalah saat
memuat data yang ada di kuesioner.

5. Processing Error

Processing error merupakan error yang mungkin terjadi ketika pengolahan


data meliputi proses editing, coding, data entry, penetapan weighting, dan pembuatan
tabulasi. Pada proses SUPAS 2015, Non Sampling Error berupa processing error
dapat ditemui pada proses pengolahan dokumen SUPAS. Diketahui dari hasil uji coba
SUPAS, terdapat kesalahan yang muncul dalam proses editing dan coding pada
dokumen SUPAS oleh petugas yang telah dilatih sebelumnya. Kesalahan tersebut
berupa:

- Petugas yang tidak mengisi tingkat pendidikan yang ditamatkan dan jumlah jam kerja
responden
- Kesalahan dalam pemberian kode ditemukan pada penulisan kode provinsi dan kode
suku bangsa. Pengawas hanya menuliskan kode pulau atau kepulauannya saja yaitu
(01) atau (02) sementara kode suku bangsa tidak diisikan.

KEGIATAN PENJAMINAN KUALITAS STATISTIK

Ø Tahap Perencanaan dan Persiapan

o Rapat Interdep SUPAS 2015

Sebagai upaya untuk menyempurnakan instrumen SUPAS yang akan


digunakan dalam pelaksanaan lapangan SUPAS 2015 dengan dukungan dari UNFPA,
Subdirektorat Statistik Demografi mengadakan Rapat Interdep SUPAS 2015 yang
membahas mengenai instrumen serta diskusi metodologi penentuan sampel. Dalam
acara ini, forum diskusi dibagi dalam 4 kelompok yaitu; Fertilitas, Mortalitas, Migrasi,
dan Dinamika Kependudukan serta diminta untuk evaluasi terhadap instrumen SUPAS
2015 yaitu Kuesioner SUPAS2015-S(UC)

o Rancangan Penarikan Sampel SUPAS 2015

Desain penarikan sampel SUPAS 2015 sudah dipersiapkan dengan penuh


perencanaan. (Pembahasan terkait rancangan penarikan sampel sudah dibahas pada
BAB 2)

o Uji Coba SUPAS 2015

Pelaksanaan uji coba SUPAS dilakukan di 3 (tiga) provinsi yaitu Sumatera


Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Utara dengan jumlah sampel
sebanyak 576 rumah tangga. Uji coba SUPAS bertujuan mengkaji rancangan
kuesioner melalui pengumpulan data di lapangan, menyempurnakan rancangan buku
pedoman, menguji rancangan prosedur dan tata kerja serta organisasi lapangan,
rekrutmen petugas dan berbagai aspek administratif, menyempurnakan efektifitas dan
efisiensi pelatihan petugas lapangan, menyempurnakan pembentukan kerangka sampel
blok sensus, dan yang terakhir mencoba proses pengolahan mulai dari penyandian,
entri data, dan tabulasi.

Jenis dokumen yang digunakan dalam kegiatan lapangan uji coba SUPAS 2015
adalah sebagai berikut:

<guys yang nanti ngerekap minta tolong dibikinan sumber gambarnya ya


heheh, ini dari file yg dokumen komprehensif itu. Makasii yaaaaa>

O Pelatihan Instruktur SUPAS 2015

Tahapan untuk menjamin kualitas statistic yang tidak kalah penting adalah
pelatihan instruktur SUPAS 2015. Pelatihan instruktur diberikan kepada instruktur
utama dengan diadakan workshop serta pelaksanaan pelatihan instruktur nasional.

o Dokumen dan Perlengkapan SUPAS 2015

Dokumen yang dicetak pada SUPAS 2015 adalah kuesioner SUPAS2015-S,


SUPAS2015-P, SUPAS2015-V, dan SUPAS2015-DSRT. Untuk menjamin
kelengkapan dokumen, pencetakan dokumen dikoordinasikan oleh Bagian Pengadaan,
Arsip, dan Ekspedisi. Setelah selesai proses pencetakan dan packing, dokumen
SUPAS langsung dikirimkan ke BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota.

o Rekrutmen Petugas SUPAS 2015

Rekrutmen petugas direncanakan dan dilaksanakan secara hati-hati karena


kinerja petugas akan sangat mempengaruhi hasil SUPAS nantinya. Petugas dapat
berasal dari pegawai BPS atau mitra statistic. Petugas yang direkrut haruslah orang
yang benar-benar bersedia dan siap melaksanakan SUPAS 2015 agar hasil SUPAS
nantinya dapat merepresentasikan keadaan yang sebenarnya.

o Pelatihan Petugas Pencacah

Untuk menjamin kualitas data dilakukan pelatihan petugas pencacah dilakukan


di setiap provinsi. Materi pelatihan di setiap provinsi diberikan oleh Instruktur
nasional.

o Sosialisasi SUPAS 2015

Sosialisasi SUPAS dipandang perlu untuk disampaikan kepada khalayak


umum agar partisipasi masyarakat dapat ditingkatkan nantinya.

Ø Tahap Pelaksanaan SUPAS

o Pelaksanaan Lapangan SUPAS 2015

Dalam pelaksanaan SUPAS, setiap tim harus mengerjakan 10 Blok Sensus


(BS). Untuk kelancaran proses pelaksanaan lapangan alokasi tugas dibuat oleh seksi
statistic sosial kabupaten dan pembagian tugas lebih ditekankan pada kedekatan antar
wilayah sehingga dalam pelaksanaan di lapangan tim dapat lebih mudah bergerak dari
satu blok sensus ke blok sensus lainnya.

o Supervisi Kegiatan Lapangan SUPAS 2015

Dalam rangkaian kegiatan SUPAS yang dilaksanakan di daerah, BPS Pusat


ikut mengawasi pelaksanaan survey dengan melakukan kegiatan supervisi ke daerah
untuk mengawasi pelaksanaan pencacahan di lapangan. Petugas supervisi adalah
Master Intama dan Intama SUPAS 2015 ditambah beberapa pejabat eselon I dan II di
BPS Pusat.

Ø Tahap Pengolahan Data SUPAS

o Pengolahan Dokumen SUPAS 2015

Pengolahan dokumen SUPAS 2015-S dilakukan di masing-masing provinsi


yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu editing, entri, dan validasi. BPS RI juga melakukan
supervisi pengolahan SUPAS 2015 sebanyak 2 kali untuk memantau dan
memverifikasi beberapa hal mengenai pengolahan hasil SUPAS

o Evaluasi dan Validasi Data

Tahapan selanjutnya adalah evaluasi dan perbaikan data. Proses ini diawali
dengan tabulasi awal untuk melihat apakah terdapat kejanggalan yang mungkin
muncul di raw data. Pada tabulasi awal ditemukan penumpukan data pada umur 55
tahun dari piramida penduduk yang dibuat berdasarkan blok IV dokumen SUPAS
2015-S. Hal ini mungkin terjadi karena upaya menghindari pertanyaan bagi
perempuan 10-54 tahun khususnya mengenai fertilitas, perkawinan, KB, dan saudara
kandung. Oleh karena itu, Kepala BPS memberikan instruksi kepada BPS daerah
untuk melakukan evaluasi dan jika menemukan hal yang sama perlu dilakukan
pendataan ulang.

o Tabulasi dan Diseminasi

Setelah proses validasi dilakukan pada raw data, selanjutnya adalah membuat
tabulasi data SUPAS 2015 serta publikasi Tabulasi Penduduk Hasil SUPAS 2015.
Proses tabulasi dilakukan menggunakan program STATA dan menghasilkan 135 tabel
yang dirangkum dalam buku publikasi yang berjudul “Penduduk Indonesia Hasil
SUPAS 2015”. Sementara itu, raw data final dikirimkan ke Direktorat Diseminasi dan
Direktorat SIS untuk diproses dan dikirim ke daerah maupun pengguna data.

Ø Tahap Evaluasi dan Diseminasi SUPAS

o Penyusunan Laporan Hasil Uji Coba SUPAS 2015

Penyusunan laporan hasil uji coba bertujuan untuk menyajikan hasil dari
pelaksanaan uji coba SUPAS 2015 sebagai bahan pertimbangan agar sempurnanya
pelaksanaan SUPAS 2015

o Penyusunan Tabel Hasil SUPAS 2015

Penyusunan tabel bertujuan untuk menyajikan tabulasi hasil pelaksanaan


SUPAS 2015. Data dan informasi yang sudah dicakup kemudian disajikan dalam
bentuk buku yang nantinya dapat menjadi rujukan bagi penyajian karakteristik lainnya
yang dilakukan secara bertahap

o Penghitungan Parameter Demografi Hasil SUPAS 2015

Parameter demografi yang dihasilkan ini berguna untuk mengukur


keberhasilan pembangunan sebagai pencapaian tingkat kesejahteraan yang dapat
memberikan gambaran kualitas hidup penduduk. Penghitungan parameter demografi
ini digunakan sebagai masukan terhadap perencanaan pembangunan yang akan
dilaksanakan Kementerian/Lembaga terkait.

o Penyusunan Profil Kependudukan dan Profil Lansia Hasil SUPAS 2015

Tujuan penyusunan publikasi bertujuan untuk mencerminkan dan memberikan


gambaran komprehensif keadaan penduduk Indonesia yang diharapkan dapat menjadi
rujukan bagi pemerintah, dunia usaha, serta para pelaku kebijakan dalam mengambil
keputusan dan menetapkan langkah ke depan. Sementara untuk publikasi profil lansia
hasil SUPAS 2015 akan memberikan gambaran situasi dan kondisi lansia di Indonesia
yang dilihat dari aspek demografis, karakteristik lansia, pendidikan dan komunikasi,
dan ketenagakerjaan. Dengan adanya publikasi untuk lansia diharapkan dapat
mengurangi adanya resiko terkait isu lansia

o Penyusunan Proyeksi Penduduk Hasil SUPAS 2015

Sebagai dasar pijakan dalam membuat perencanaan yang tepat maka


diperlukan adanya ketersediaan data penduduk di masa sekarang dan masa yang akan
datang. Untuk mengetahui data di masa mendatang dilakukan proyeksi penduduk.
Proyeksi penduduk berguna sebagai alat pengawasan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan pembangunan yang sedang dijalankan. Dengan data SUPAS 2015 dapat
dibangun proyeksi penduduk 2015-2035 tingkat nasional, provinsi, hingga
kabupaten/kota

o Penyusunan Life Table

Penyusunan life table merupakan amanat World Health Organization (WHO)


yang mewajibkan seluruh negara memiliki dan membangun life table sendiri yang
cocok dengan negaranya.

KESIMPULAN

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan salah satu sumber utama data
kependudukan di Indonesia dan dilaksanakan di antara dua waktu sensus penduduk atau setiap
lima tahun setelah pelaksanaan sensus penduduk. SUPAS bertujuan untuk memperkirakan
jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk, menyediakan data dan penghitungan parameter
demografi sebagai koreksi terhadap hasil proyeksi penduduk, serta bahan perencanaan serta
evaluasi terakhir MDGs. Kegiatan SUPAS terdiri atas lima tahapan yaitu perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, pengolahan, serta evaluasi dan diseminasi. Pada pelaksanaannya juga
ditemukan Non Sampling Error yaitu terdapat sampel yang tidak tercakup terutama pada
kejadian penyandang disabilitas, non response error saat proses pengumpulan data, serta
kesalahan dalam pemberian kode provinsi dan suku bangsa dalam proses editing dan coding.
Kegiatan penjaminan kualitas statistik telah dilakukan pada berbagai tahapan SUPAS
beberapa diantaranya adalah menyiapkan rapat interdep untuk menyempurnakan instrumen
SUPAS, melakukan uji coba di beberapa provinsi, memberikan pelatihan kepada instruktur
nasional dan petugas pencacah, serta supervisi dari BPS pusat ke daerah untuk mengawasi
pelaksanaan survei. Hasil akhir SUPAS kemudian dipublikasikan untuk mencerminkan dan
memberikan gambaran komprehensif keadaan penduduk Indonesia yang nantinya berguna
sebagai rujukan pemerintah dan pelaku kebijakan.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2005). Penduduk Indonesia Hasil Survei Penduduk Antar Sensus
2005. Badan Pusat Statistik.

BPS. (2016). Dokumentasi SUPAS 2015. Badan Pusat Statistik

Anda mungkin juga menyukai