Dosen Pengampu Mata Kuliah: Anna Triana Falentina S.S.T., S.E., M.SE., M.Sc., Ph.D.
Disusun oleh:
JAKARTA
2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................I
1.2 Tujuan......................................................................................................2
BAB III NON SAMPLING ERROR PADA SURVEI ANTAR SENSUS (SUPAS) 2015
..............................................................................................................................I
3.1 KESIMPULAN......................................................................................14
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakah salah satu sumber utama data
kependudukan di Indonesia dan dilaksanakan di antara dua waktu sensus penduduk atau setiap
lima tahun setelah pelaksanaan sensus penduduk. Badan Pusat Statistik (BPS) telah lima kali
melaksanakan SUPAS, yaitu tahun 1976, 1985, 1995, dan 2005 serta SUPAS terakhir
dilaksanakan pada tahun 2015 sesuai dengan jadwal pelaksanaan Sensus Penduduk terakhir
yaitu tahun 2010.
SUPAS 2015 sudah mulai dipersiapkan sejak tahun 2013 yaitu dimulai dengan
persiapan penyusunan kuesioner dan buku petunjuk teknis. Kuesioner dan buku petunjuk
teknis tersebut disusun dengan berbagai diskusi serta workshop untuk mempertimbangan
masukan dari pengguna data serta ahli kependudukan. SUPAS 2015 melakukan uji coba pada
tahun 2014 di tiga provinsi yaitu Sumatera Barat (Padang), DI Yogyakarta (Bantul), dan
Sulawesi Utara (Manado). Uji coba SUPAS 2015 menerapkan seluruh kegiatan yang akan
dilaksanakan pada SUPAS 2015 untuk melakukan pengujian rancangan prosedur, tata kerja
dan manajemen lapangan, rekrutmen petugas, pembentukan kuesioner, dan menyempurnakan
buku petunjuk teknis, program pengolahan data dan berbagai aspek administratif.
Hasil uji coba SUPAS 2015 kemudian dilakukan evaluasi serta dibahas dalam
rangkaian diskusi, workshop, dan seminar yang dihadiri oleh para pengguna data serta ahli
kependudukan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyempurnakan metodologi, kuesioner,
buku petunjuk teknis, pengolahan, dan diseminasi hasil SUPAS 2015. Kegiatan lapangan
SUPAS 2015 dilakukan selama periode 1-31 Mei tahun 2015 yang diawali dengan
pemutakhiran rumah tangga dan pemilihan sampel diikuti dengan pencacahan ke rumah
tangga terpilih untuk seluruh wilayah sampel yang tersebar di seluruh Indonesia.
1.2 Tujuan
Berdasarkan Perka Badan Pusat Statistik Nomor 20 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pencacahan Survei Penduduk Antar Sensus 2015, tujuan dari pelaksanaan SUPAS adalah:
- Jumlah Penduduk
- Komposisi penduduk
- Kepadatan Penduduk
- Distribusi penduduk
- Dinamika Kependudukan
- Jumlah Keluarga
3. Mortalitas
4. Mobilitas
- Migrasi Risen
- Migrasi total
- Komuter
- Mobilitas musiman
5. Disabilitas
6. Perumahan
- Persentase rumah tangga menurut luas lantai bangunan dan tipe daerah
- Persentase rumah tangga menurut fasilitas tempat buang air besar dan tipe
daerah
7. Perubahan Iklim
Sementara itu, prosedur penarikan sampel pada SUPAS 2015 adalah sebagai
berikut
Secara umum, penanggung jawab pelaksanaan lapangan adalah Kepala BPS provinsi
untuk tingkat provinsi. Untuk tingkat wilayah kabupaten/kota penanggung jawabnya adalah
kepala BPS kabupaten/kota. Pada masing-masing tingkatan tersebut kegiatan SUPAS 2015
terkoordinasi berturut-turut pada Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi dan Kepala
Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota.
Unsur fungsional teknis dalam pelaksanaan lapangan SUPAS 2015 terdiri dari petugas
lapangan dan instruktur. Petugas lapangan terdiri dari pencacah dan kortim. Instruktur terdiri
dari instruktur nasional (Innas), instruktur utama (Intama), dan master instruktur utama
(master Intama).
Dalam pelaksanaan SUPAS 20115 ini, pencacahan dilakukan secara tim, terdiri dari 1
kortim dan 2 pencacah. Wilayah tugas untuk setiap tim adalah 10 (sepuluh) BS. Target waktu
pemutakhiran sampai pencacahan menggunakan Daftar SUPAS 2015-S harus dilaksanakan
segera setelah pemutakhiran selesai dalam 1 BS
Dalam pelaksanaan lapangan, yang pertama diperlukan oleh kegiatan ini adalah pembagian
wilayah tugas, dimana setiap tim harus mengerjakan 10 BS. Peran seksi statistik sosial dalam
membuat alokasi wilayah tugas untuk masing-masing tim sangat besar dalam rangka
menyukseskan kegiatan pendataan SUPAS 2015. Jika melihat alokasi tugas yang dibuat oleh
seksi statistik sosial kabupaten, pembagian tugas yang diberikan lebih ditekankan pada
kedekatan antar wilayah tugas, sehingga dalam pelaksanaan lapangan diharapkan tim akan
lebih mudah bergerak ke blok sensus berikutnya.
Tahapan penting selanjutnya adalah rencana pencacahan yang dibuat oleh masing masing tim.
Hal ini penting karena jadwal pelaksanaan lapangan sangat padat dan juga rentang wilayah
yang cukup bervariasi dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Dalam pelaksanaan
SUPAS 2015 diberikan 3 opsi kalender kegiatan, yaitu:
1. Opsi 1, menyelesaikan pendataan setiap blok sensus kemudian pindah ke blok sensus
berikutnya, dimana pada hari pertama setiap blok sensus dilakukan updating dan di
hari kedua dan ketiga dilakukan pendataan terhadap 16 rumah tangga sampel oleh
PCL dan verifikasi kematian oleh kortim.
2. Opsi 2, melakukan updating terhadap 10 BS yang menjadi wilayah tugasnya dalam 10
hari pertama, dan selanjutnya melakukan pendataan terhadap 16 rumah tangga sampel
per blok sensus oleh PCL dan verifikasi kematian oleh kortim dalam 20 hari
berikutnya.
3. Opsi 3, melakukan updating terhadap beberapa blok sensus dan selanjutnya melakukan
pendataan di blok sensus tersebut.
Dalam setiap rangkaian kegiatan SUPAS 2015 yang dilaksanakan di daerah, BPS Pusat ikut
mengawasi pelaksanaan kegiatan tersebut dengan melakukan kegiatan supervisi ke daerah,
salah satunya adalah supervisi untuk mengawasi pelaksanaan pencacahan di lapangan.
Supervisi ini dilaksanakan di kabupaten/kota di hampir seluruh provinsi di Indonesia pada
rentang waktu 11 – 27 Mei 2015 selama 3 -5 hari. Petugas supervisi adalah Master Intama dan
Intama SUPAS 2015 ditambah dengan beberapa pejabat eselon I dan II di BPS Pusat.
2.5.1 Penyuntingan/Penyandian
Perekaman data ke dalam media komputer menggunakan CSPro 2.5 (Census and
Survey Processing System).
Secondary Editing adalah pengecekan data yang telah direkam ke dalam media
computer. Hal ini dilakukan untuk validasi yang belum tercakup pada program entri data.
2.5.4 Tabulasi
2.6 Kuesioner
<masuk ke lampiran>
BAB III
1. Specification Error
2. Frame Error
Frame Error merupakan jenis error yang biasanya terjadi karena penyusunan
kerangka sampling yang tidak lengkap dan update. Pada SUPAS 2015 ditemukan
adanya Frame Error yaitu jarang tercakupnya kasus penyandang disabilitas pada
sampel rumah tangga jika dibandingkan dengan sensus. Berdasarkan hasil evaluasi uji
coba SUPAS 2015, variabel disabilitas perlu dikaji lagi mengingat beban kerja yang
cukup berat mengenai fertilitas, mortalitas, dan komponen demografi lainnya.
4. Measurement Error
Measurement Error adalah Error ini merupakan jenis error yang paling fatal.
Komponen kunci jenis error ini mencakup responden, pewawancara dan kuesioner.
Jenis pengumpulan data tentang isu sensitif seperti penggunaan narkoba, perilaku
seksual, dan sejenisnya perlu pengaturan secara pribadi untuk wawancara agar
tanggapan yang diberikan lebih akurat. Measurement Error juga merupakan perbedaan
antara besaran yang diukur dan nilai sebenarnya. Ini termasuk random error
(kesalahan yang terjadi secara alami yang diharapkan dengan eksperimen apa pun) dan
systematic error (disebabkan oleh instrumen yang salah dikalibrasi yang memengaruhi
semua pengukuran). Measurement Error pada SUPAS 2015 dapat terjadi saat
pengumpulan data dan pengolahan data, pada pengumpulan data error terjadi saat
adanya wawancara dengan responden sedangkan pada pengolahan data adalah saat
memuat data yang ada di kuesioner.
5. Processing Error
- Petugas yang tidak mengisi tingkat pendidikan yang ditamatkan dan jumlah jam kerja
responden
- Kesalahan dalam pemberian kode ditemukan pada penulisan kode provinsi dan kode
suku bangsa. Pengawas hanya menuliskan kode pulau atau kepulauannya saja yaitu
(01) atau (02) sementara kode suku bangsa tidak diisikan.
Jenis dokumen yang digunakan dalam kegiatan lapangan uji coba SUPAS 2015
adalah sebagai berikut:
Tahapan untuk menjamin kualitas statistic yang tidak kalah penting adalah
pelatihan instruktur SUPAS 2015. Pelatihan instruktur diberikan kepada instruktur
utama dengan diadakan workshop serta pelaksanaan pelatihan instruktur nasional.
Tahapan selanjutnya adalah evaluasi dan perbaikan data. Proses ini diawali
dengan tabulasi awal untuk melihat apakah terdapat kejanggalan yang mungkin
muncul di raw data. Pada tabulasi awal ditemukan penumpukan data pada umur 55
tahun dari piramida penduduk yang dibuat berdasarkan blok IV dokumen SUPAS
2015-S. Hal ini mungkin terjadi karena upaya menghindari pertanyaan bagi
perempuan 10-54 tahun khususnya mengenai fertilitas, perkawinan, KB, dan saudara
kandung. Oleh karena itu, Kepala BPS memberikan instruksi kepada BPS daerah
untuk melakukan evaluasi dan jika menemukan hal yang sama perlu dilakukan
pendataan ulang.
Setelah proses validasi dilakukan pada raw data, selanjutnya adalah membuat
tabulasi data SUPAS 2015 serta publikasi Tabulasi Penduduk Hasil SUPAS 2015.
Proses tabulasi dilakukan menggunakan program STATA dan menghasilkan 135 tabel
yang dirangkum dalam buku publikasi yang berjudul “Penduduk Indonesia Hasil
SUPAS 2015”. Sementara itu, raw data final dikirimkan ke Direktorat Diseminasi dan
Direktorat SIS untuk diproses dan dikirim ke daerah maupun pengguna data.
Penyusunan laporan hasil uji coba bertujuan untuk menyajikan hasil dari
pelaksanaan uji coba SUPAS 2015 sebagai bahan pertimbangan agar sempurnanya
pelaksanaan SUPAS 2015
KESIMPULAN
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan salah satu sumber utama data
kependudukan di Indonesia dan dilaksanakan di antara dua waktu sensus penduduk atau setiap
lima tahun setelah pelaksanaan sensus penduduk. SUPAS bertujuan untuk memperkirakan
jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk, menyediakan data dan penghitungan parameter
demografi sebagai koreksi terhadap hasil proyeksi penduduk, serta bahan perencanaan serta
evaluasi terakhir MDGs. Kegiatan SUPAS terdiri atas lima tahapan yaitu perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, pengolahan, serta evaluasi dan diseminasi. Pada pelaksanaannya juga
ditemukan Non Sampling Error yaitu terdapat sampel yang tidak tercakup terutama pada
kejadian penyandang disabilitas, non response error saat proses pengumpulan data, serta
kesalahan dalam pemberian kode provinsi dan suku bangsa dalam proses editing dan coding.
Kegiatan penjaminan kualitas statistik telah dilakukan pada berbagai tahapan SUPAS
beberapa diantaranya adalah menyiapkan rapat interdep untuk menyempurnakan instrumen
SUPAS, melakukan uji coba di beberapa provinsi, memberikan pelatihan kepada instruktur
nasional dan petugas pencacah, serta supervisi dari BPS pusat ke daerah untuk mengawasi
pelaksanaan survei. Hasil akhir SUPAS kemudian dipublikasikan untuk mencerminkan dan
memberikan gambaran komprehensif keadaan penduduk Indonesia yang nantinya berguna
sebagai rujukan pemerintah dan pelaku kebijakan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2005). Penduduk Indonesia Hasil Survei Penduduk Antar Sensus
2005. Badan Pusat Statistik.