b. Tanah longsor, adalah gerakan tanah atau massa batuan yang menuruni lereng
atau tebing dibawah pengaruh gravitasi bumi. Gerakan ini dikendalikan oleh
kondisi geologi, curah hujan, dan kemiringan lereng. Bencana ini terjadi
karena ada perubahan, baik secara mendadak maupun bertahap pada
komposisi, struktur, hidrologi atau vegetasi pada suatu lereng.
c. Gunung meletus, adalah bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan
erupsi. Bahaya letusan gunung berapi berkaitan dengan proses dan material
yang dikeluarkan ketika gunung api itu meletus. Efek letusan vulkanik adalah
hancurnya kehidupan dan harta benda lava mengalir dari letusan gunung
berapi dan menyebar ke permukiman, jalan, dan lahan pertanian.
Pada gambar diatas, tampak bahwa ada tiga tahapan penyelenggaraan penaggulangan
bencana. Ketiiga tahapan itu adalah :
a. Prabencana yang meliputi : 1. Situasi tidak terjadi bencana.
2. Situasi terdapat potensi bencana.
b. Tahap tanggap darurat yang dilakukan dalam situasi terjadi bencana.
c. Pascabencana yang dilakukan setelah terjadi bencana.
Secara umum, perencanaan dalam penanggulangan bencana dilakukan pada setiap
tahapan berikut :
a. Tahap prabencana. Dalam situasi tidak terjadi bencana, penyusunan rencana
penanggulangan bencana. Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk
mengurangi kerugian harta dan korban manusia yang disebabkan oleh bahaya
dan memastikan bahawa kerugian yang ada juga minimal ketika terjadi
bencana. Meliputi mitigasi dan kesiapsiagaan.
1. Mitigasi, adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana. Contoh : pembangunan rumah
tahan gempa, pembuatan irigasi air pada daerah yang kekeringan.
Ada 3 hal penting dalam mitigasi bencana, yaitu :
a. Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis
bencana.
b. Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat
dalam menghadapi bencana, karena bermukim di daerah rawan
bencana.
c. Mengetahui apa yang perlu dilakukan dandihindari, serta mengetahui
cara penyelamatan diri jika bencana timbul, dan perngauran dan
penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi anacaman
bencana.
2. Kesiapsiagaan, mencakup penyusunan rencana pengembangan sistem
peringatan, pemeliharaan persediaan dan pelatihan personil. Merangkul
langkah-langkah pencarian dan penyelamatan serta bencana evakuasi untuk
daerah yang mungkin menghadapi risiko dari bencana berulang. Langkah-
langkah kesiapan tersebut dilakukan sebelum peristiwa bencana terjadi dan
ditujukan untuk meminimalkan korban jiwa, gangguan layanan, dan
kerusakan saat bencana terjadi.
b. Tahap tanggap darurat. Pada tahap ini, dilakukan rencana operasi (operational
plan) sebagai operasionalisasi dari rencana kedaruratan atau rencana
kontinjensi.
c. Tahap pemulihan. Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana pemulihan
(recopery plan) yang melipti rencana rehabilitasi dan rekontruksi yang
dilakukan pada pascabencana. Sementara itu, jika bencana belum terjadi, untuk
mengantisipasi kejadian bencana pada masa mendatang, dilakukan penyusunan
petunjuk atau pedoman mekanisme penanggulangan pascabencana.
C. Lembaga Penanggulangan Bencana Alam
1. Pemerintahan Pusat
Tanggung jawab pemerintahan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
meliputi :
a. Pengurangan risiko bencana dan pemanduan pengurangan risiko bencana dengan
program pembangunan.
b. Perlindungan masyarakat dari dampak bencana.
c. Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana
secara adil dan sesuai dengan standar pelayanan minimum.
d. Pemulihan dari kondisi dampak bencana.
e. Pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam anggaran pendapatan
dan belanja negara yang memadai.
f. Pengalokasian anggaran penagnggulangan bencana dalam bentuk dana siap pakai.
g. Pemeliharaan arsip atau dokumen autentik dan kredibel dari ancaman dan dampak
bencana.
2. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati atau walikota, atau perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah. Tanggung jawab pemerintahan
daerah dan penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi :
a. Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana
sesuai dengan standar pelayanan minimum.
b. Perlindungan masyarakat dari dampak bencana.
c. Pengurangan risiko bencana dan pemanduan pengurangan risiko bencana dengan
program pembangunan.
d. Pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam anggaran pendapatan dan
belanja daerah yang memadai.
3. Badan Nasional Penangulangan Bencana