Disusun Oleh:
Kelompok V
Nama : Shakila Khaira Ardiani (4191151009)
Indah Kartika Putri (4192151001)
Palentina Simangungsong (4192451011)
Yulan Defiana Sitanggang (4193151008)
Eginta Christopher Tarigan (4193151028)
Nova Linda Y Sinaga (4193351015)
Ita Sri Menda Tarigan (4193351028)
Kelas : Pendidikan IPA B 2019
Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran IPA
Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik
yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini, dan
dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan secara khusus kami berterimakasih kepada Ibu Dosen Pengampu: Susilawati
Amdayani, S.Si., M.Pd., selaku dosen pengampu Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran IPA,
karena telah memberikan bimbingannya kepada kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini
hingga selesai.
Penulis
Kelompok V
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Originalitas Ide Dan Konteks Sosialnya..................................................................3
2.2 Perangkat Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Inovasi......................................5
2.3 Ide Turunan Dan Konteks Sosialnya.......................................................................6
2.4 Pembahasan Ide.........................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................10
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses yang bersifat terencana dan sistematik, karena itu
perencanaannya disusun secara lengkap, dengan pengertian dapat dipahami dan
dilakukan oleh orang lain dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Sistem
pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas
pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Antara pengukuran,
penilaian, evaluasi saling berkaitan dalam pencapaian kualitas pembelajaran. Oleh
karena itu perlu pembahasan lebih lanjut mengenai konsep dasar pengukuran dan
penilaian.
Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini
dikarenakan salah satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah
dicapai siswa adalah dengan tes. Penilaian merupakan bagian penting dan tak
terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan
dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. Tentu saja untuk itu diperlukan
sistem penilaian yang baik dan tidak bias. Sistem penilaian yang baik akan mampu
memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya
akan mampu membantu guru merencanakan strategi pembelajaran. Bagi siswa
sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan motivasi untuk selalu
meningkatkan kemampuannya.
Pengolahan hasil tes merupakan kegiatan lanjutan dalam sebuah administrasi
evaluasi program pendidikan, kegiatan yang dilakukan yaitu memeriksa hasil ujian
dan mencocokkan jawaban peserta dengan kunci jawaban untuk tes kognitif dan tes
keterampilan. Pendekatan dalam acuan penilaian untuk membandingkan hasil
pengukuran evaluasi sebuah program pendidikan atau kegiatan pembelajaran
terbagi atas pendekatan penilaiaan hasil belajar dengan penilaian acuan normal
(PAN) dan penilaian acuan Patokan (PAP/PAK). Oleh karena itu, penulis
membahas dalam makalah ini mengenai konsep pengukuran, pengujian, penilaian
dan evaluasi, prinsip dan alat evaluasi serta pengukuran acuan norma dan acuan
1
patokan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Untuk memenuhi tugas Rekayasa Ide pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Ipa
2. Untuk Menciptakan Ide baru mengenai tes objektif
3. Untuk semakin mendalami tes objektif
1.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Arikunto, tes yang baik harus mempunyai syarat-syarat antara lain:
3
Tes merupakan salah satu alat evaluasi. Bentuk tes yang digunakan di
lembaga pendidikan dilihat dari segi sistem penskorannya dapat dikategorikan
menjadi 2 yaitu tes objektif dan tes sukjektif.
Tes objektif dalam hal ini adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan
jawaban atau respon yang harus dipilih oleh peserta tes. Jadi kemungkinan jawaban
atau respon telah disediakan oleh penyusun butir soal.
a. Kesulitan menyusun tes objektif dapat diatasi dengan jalan banyak berlatih
terus-menerus hingga betul-betul mahir.
b. Menggunakan table spesifikasi
c. Menggunakan norma (standar) penilaian yang memperhitungkan faktor
tebakan (guessing) yang bersifat spekulatif itu.
4
pelaksanaan pembelajaran dan biasanya melalui pengamatan langsung oleh guru
terhadap peserta didik. Penilaian ini merupakan salah satu bentuk penilaian yang
sebenarnya. Tes objektif penilaian yang dilakukan pada awal atau sebelum kegiatan
proses belajar mengajar dimulai disebut pre-tes atau penilaian awal. Ini dimaksud
untuk mengukur kemampuan siswa terutama tentang materi yang telah berlalu dan
sekaligus dijadikan oleh guru sebagai patokan atau standar untuk melangkah pada
tingkat selanjutnya. Tanpa penilaian tes objektif ini guru bisa salah berasumsi untuk
proses pelaksanaan pembelajaran selanjutnya.
Adapun perangkat yang dibutuhkan untuk melakukan inovasi terhadap ide ini yaitu :
5
2.3 Ide Turunan Dan Konteks Sosialnya
a. Peluang Keterwujudannya
Peluang keterwujudan dari ide ini sangat besar, karena ide ini tidak
memerlukan banyak perangkat, cukup materi pembelajaran yang sudah terorganisir
serta para siswa yang menjadi pelaku sekaligus objek dalam penelitian ini dalam
rangka untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami materi mereka
serta masih tetap membutuhkan pengawasan dari guru sebagai pengorganisir dari
ide ini.
b. Nilai-Nilai Inovasi
Ide yang dikemukan oleh penulis ini memiliki nilai-nilai inovasi sebagai
berikut:
Pembuatannya mudah.
Dapat dinilai dengan mudah, cepat, dan objektif.
Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal, baik yang berhubungan
langsung maupun tidak langsung.
Dapat digunakan untuk seluruh mata pelajaran yang diuji. Dengan demikian
perangkat soal yang menggunakan tipe ini lebih merata dan keseluruhan
pokok bahasan dan sub-pokok bahasan dapat terwakili secara memadai.
Mudah diskor, seperti semua butir soal tes objektif lainnya, butir soal tipe
menjodohkan ini pun dapat diskor tanpa dipengaruhi subjektivitas guru.
Apabila jenis tes ini dibuat dengan baik, maka faktor menebak praktis dapat
dihilangkan.
Jenis tes ini sangat berguna untuk menilai berbagai hal, seperti antara prblem
dan penyelesaiannya, antara teori dan penemunya, antara sebab dan akibatnya,
dan antara istilah dan definisinya.
c. Perkiraan Dampak
Dampak yang mungkin ditimbulkan oleh ide yang diajukan oleh penulis
adalah sebagai berikut:
Semangat belajar siswa dapat meningkat karena bentuk pertanyaan dan
jawaban tidak monoton
6
Anggapan bahwa belajar bahasa itu membosankan akan hilang dari persepsi
para siswa.
Baik untuk menguji hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan
istilah, definisi, peristiwa atau penanggalan.
Pada teknik penilaian objektif banyak ditemukan jenis tes atau bentuk
penilaian. Tes adalah suatu prosedur yang sistematik untuk mengamati dan
mendeskripsikan karakteristik seseorang dengan menggunakan skala numerik atau
sistem kategori. Tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, haruslah
memenuhi syarat-syarat tes yang baik agar dapat berfungsi secara tepat dan akurat.
Syarat-syarat tes yang baik menurut Suryabrata terdiri atas enam faktor yaitu reliabel,
valid, objektif, diskriminatif,komprehensif, dan mudah digunakan. Sekolah sebagai
suatu institusi pengelola pendidikan senantiasa berurusan dengan program tes.
Terutama guru yang biasanya terlibat secara langsung dalam penyusunan tes hasil
belajar. Tes buatan guru ini biasanya digunakan untuk ulangan harian, formatif, dan
ulangan umum (sumatif). Tes buatan guru ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang sudah disampaikan. Untuk itu, guru
harus membuat soal secara logis dan rasional mengenai pokok-pokok materi apa saja
yang patut dan seharusnya ditanyakan sebagai bahan pengetahuan penting untuk
diketahui dan dipahami oleh peserta didiknya. Tes dibuat berdasarkan kurikulum yang
digunakan di sekolah. Harus ada kesesuaian antara tes dengan materi pembelajaran.
Oleh karena itu, sebelum dilakukan pembuatan tes, terlebih dahulu dilakukan
penyusunan kisi-kisi soal, agar materi penilaian betul-betul representatif dan relevan
dengan materi pembelajaran yang sudah diberikan oleh guru kepada peserta didik.
Kisi-kisi yang baik akan memperoleh perangkat soal yang relatif sama sekalipun
penulis soalnya berbeda. Dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi soal disusun
berdasarkan silabus mata pelajaran.
Tes objektif adalah seperangkat tes atau alat ukur yang setiap butirnya
menuntut jawaban memilih, yang terdiri dari butir tes bentuk jawaban singkat, benar-
salah, menjodohkan, dan pilihan ganda dalam berbagai variasi.
7
Nah pada tugas rekayasa ide yang kami lakukan, kami melakukan penelitian
dengan mengunakan metode kualitatif, dimana metode kualitatif ini merupakan
metode yang berfokus pada pengamatan yang mendalam yang cenderung
mengunakan analisis. Metode kualitatif yang kami lakukan adalah dengan
menganalisis beberapa jurnal dan membandingkan teknik penilian objektif apa yang
dipakai pada setiap beberapa jurnal tersebut. Dan hasil yang kami dapatkan dari
menganalisis beberapa jurnal bahwa dikatakan setiap sekolah atau setiap proses
pembelajaran guru lebih cenderung mengunakan teknik penilaian objektif pengamatan
(observasi), wawancara dan tes tertulis. Oleh karena itu kami kami sebagai mahasiswa
dan calon pendidik memiliki beberapa ide mengenai teknik penilaian objektif. Ide
yang ingin kami terapkan dalam teknik penilaian objektif adalah dengan meremix
mengunakan teknik penilaian pencocokan (perjodohan) dan teknik penilaian tes
pengamatan. Mengapa kami memilih tes tersebut? Selain tes tertulis dan tes lisan
sudah biasa dilakukan dalam melakukan penilaian objektif, kami ingin mengubah tes
tersebut dengan tes pencocakan dan pengamatan. Hal itu agar setiap siswa dalam
menjawab soal atau tes tidak hanya langsung begitu saja menjawab tes tersebut,
namun dalam menjawab sebuah soal siswa tersebut terlebih dahulu melakukan
pengamatan, analisis terhadap soal kemudian melanjutkan dengan mencocokan
jawaban dengan benar. Maka dengan demikian setiap siswa memiliki cara tersendiri
dalam melakukan analisis dan pengamatan serta dalam pencocokan jawaban, sehingga
terlihat kretifitas dan rasa ingin tahu siswa tersebut. Mungkin dalam tes pencocokan
jawaban terlihat sangat mudah namun banyak siswa sering lalai dalam mencocok
jawaban dikarenakn pilihan jawaban yang diberikan hampir menyerupaki jawaban
yang sebenarnya. Oleh karena itu teknik penilaian objektif ini sangat baik dan bagus
untuk melatih kefokusan dan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
Teknik penilaian objektif dengan pengamatan dan tes pencocokan memiliki
dampak positif yang baik. seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya yaitu :
8
Dan lainnya.
Teknik penilaian objektif dengan tes pencocokan dan pengamatan ini sangat
baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi informasi
berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan mengitentifikasi hubungan
dua hal atau lebih. Teknik penilaian ini juga dapat diterapkan dalam ujian akhir
semester ataupun mid-semester. Selain itu juga teknik penilaian ini dapat digunakan
dan dirumuskan dalam rpp maupun modul. Persentase pemahaman siswa dalam
memahami materi dapat dilihat dari persentase siswa dalam mencocokan jawaban dan
mengamati soal.hampir 80% siswa dapat memahami teknik penilaian dengan tes
pencocokan dan dapat menjawab soal dengan teknik penilaian tersebut.
9
BAB III
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dinyatakan bahwa ide yang akan dilaksanakan dan
dikembangkan pada proses pembelajaran yaitu teknik penilaian objektif dengan
tes pencocokan dan pengamatan. Tes objektif adalah seperangkat tes atau alat
ukur yang setiap butirnya menuntut jawaban memilih, yang terdiri dari butir tes
bentuk jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda dalam
berbagai variasi. Teknik penilaian objektif dengan pengamatan dan tes
pencocokan memiliki dampak positif yang baik. seperti yang telah saya
sampaikan sebelumnya yaitu :
3.2. Saran
Dari pembahasan di atas yang telah di lakukan, penulis sadar bahwa rekayasa
ide ini memilki banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kami mohon
maaf dan semoga teknik penilaian semakin meningkat dan jauh lebih baik lagi
kedepannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
M. Ardi Setiawan, P. S. (Oktober 2020). Pendeteksian DIF pada Perangkat Tes Objektif
Penilaian Akhir Semester IPA . PSEJ , Vol 2, No 2, hal, 23-28.
Otaya, L. G. (April 2014). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai . Jurnal Pendidikan Ialam ,
Vol 2,No 2 ISSN 1979-1739.
(Setiadi, Desember 2016) (Ageng Setiani Rafika, Agustus 2015) (M. Ardi Setiawan, Oktober
2020) (Otaya, April 2014) (Ramadhina Fitriyanti, 3 Pebruari 2018) (Anggi Agustin, 1 Juni
2017) (Iriani, -) (Hayati, January 2019)
11