BABI
PENDAHULUAN
ditentukan oleh segolongan elit penguasa, keterlibatan warga negara dalam ikut
relatif sangat kecil. Warga negara yang hanya terdiri dari masyarakat sederhana
h.56)
negara. Hal ini tercantum di pasal 28 dalam UUD 1945 yang berbunyi;
UU No 12 Tahun 2005 mengenai jaminan hak-hak sipil dan politik, di mana poin-
1
2
poin hak yang harus dilindungi oleh negara mengenai hak berpendapat, hak
berserikat, hak memilih dan dipilih, hak sama di hadapan hukum dan
seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan
politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara yang secara langsung
tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemilu di tanah air dewasa ini
dapat dilihat dari beberapa hasil pelaksanaan pemilu legislatif (pileg) sebelumnya,
yaitu Pemilu 1999 dengan tingkat partisipasi politik masyarakat mencapai 92,74
persen, pemilu 2004 dengan 84,07 persen dan pemilu 2009 dengan tingkat
pemilu itu setidaknya juga tergambar dari pelaksanaaan pemilihan kepala daerah
(pilkada) pada tahun 2013. Setidaknya, angka partisipasi politik masyarakat dalam
sosialisasi yang tepat kepada masyarakat tentang arti pentingnya pemilu bagi
partisipasi politik rakyat dalam Pilkada sekitar 60 persen atau dengan kata lain
yang alamiah. Fenomena ini ada di setiap pemilihan umum di manapun itu, tidak
adanya motivasi yang beragam dari para peserta pemilu. Motivasi tersebut lebih
secara harfiah bermakna sosialisasi politik. Oleh karena itu, dengan menggunakan
politik dengan istilah Sosialisasi Politik, karena keduanya memiliki makna yang
hampir sama.
politik dibagi dua yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan
politik merupakan suatu proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan.
Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai,
untuk memilih dirinya atau tidak memilih. Kondisi akan berbeda jika ada muatan
untuk memberikan pendidikan politik bagi rakyat. Bahwa rakyat adalah pemegang
kedaulatan yang memiliki tanggung jawab, hak dan kewajiban untuk secara
4
demokratis paling kurang dalam dua hal yaitu memilih pemimpin yang akan
masyarakat, ke dua untuk memilih wakil rakyat yang akan di tugasi mengawal
2008, yang menyatakan bahwa Partai politik melakukan pendidikan politik bagi
rakyat adalah hal yang strategis untuk menimbulkan efek Pemilu yang lebih
sosialisasi dan pemahaman politik yang benar, maka pendidikan politik ini juga
menarik untuk diketahui. Karena pendidikan politik itu merupakan suatu proses
dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini para anggota
simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah,
lebih mengenal sistem politik negaranya. Seperti yang di sebutkan dalam pasal 1
ayat (4) UU No. 2 Tahun 2008 tentang partai politik yang menyebutkan bahwa
5
kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga Negara dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Menurut pasal tersebut jelas dikatakan bahwa partai politik berhak
memberikan pendidikan politik kepada setiap warga Negara dan seiap warga
Negara juga berhak menerima pendidikan itu. Misalnya pendidikan politik yang
diberikan oleh partai politik kepada masyarakat, disini partai politik memberikan
suatu proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini
dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik
politik adalah untuk mengubah dan membentuk tata perilaku seseorang agar
sesuai dengan tujuan politih yang dapat menjadikan setiap individu sebagai
partisipan politik yang bertanggung jawab. Kedua, pendidikan politik dalam arti
yang lebih luas untuk membentuk suatu tatanan masyarakat yang sesuai dengan
Partisipasi politik dilakukan orang dalam posisinya sebagai warga negara, bukan
6
politikus atau pegawai negeri. Partisipasi politik ini pun bersifat sukarela dan
bukan dimobilisasi oleh Negara maupun partai yang berkuasa (Basri, 2011: h.97).
Partisipasi politik itu merupakan suatu hal yang bersifat suka rela
terhadap masyarakat yang aktif dalam perpolitikan di Indonesia ini. Disini dapat
kita lihat bahwa masyarakat sebagai subjek dalam pembangunan untuk ikut serta
Oleh karena itu di dalam mengambil keputusan dibutuhkannya kerja sama antara
partai politik dan masyarakat untuk memberikan keputusan yang baik dalam
masyarakatnya ikut berperan atau ikut dalam suatu organisasi partai politik.
pekerjaan yang berbeda-beda, mulai dari pekerjaan sebagai petani, pegawai negeri
sipil dan lain-lain. Akan teteapi terdapat sebagian dari masyarakat masih merasa
tidak penting untuk mengikuti kegiatan politik khusunya pada saat pemilu
terutama pada pemilihan caleg bulan april lalu tahun 2014. Masyarakat merasa
ikut atau berpartisipasi dalam pemilu caleg tidak juga akan merubah kehidupan
mereka, dimana mereka juga harus tetap banting tulang untuk memenuhi
Hal ini terjadi karena masyarakat sudah bosan dengan janji-janji para
caleg terdahulu.Dari dulu para caleg yang naik selalu memberikan janji-janji yang
hampir 50 persennya tidak menepati janji tersebut setelah terpilih menjadi anggota
7
DPR. Masyarakat merasa kecewa dan merasa bahwa setiap caleg yang naik selalu
Simpang Peut Kecamatan Arongan Lambalek dalam partai politik atau yang
lain?
pendidikan?
tingkat pendidikan?
1. Penulis
telah dipelajari dengan praktek yang telah diterapkan berdasarkan hasil data
2. Lingkungan Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menambah bahan bacaan
FISIP.
1. BabPertama, Pendahuluan
Terdiri dari:
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian
e. Sistematika Pembahasan.
Terdiri dari:
Terdiri dari:
a. Jenis Penelitian
c. Instrumen Penelitian
d. Subyek Penelitian
Terdiri dari:
Terdiri dari:
a. Kesimpulan
b. Saran
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2009 di Desa Puguh Kecamatan Boja Kabupaten Kendal terbagi dalam bentuk
politik pemilih pemula dalam Pemilu legislatif tahun 2009 di Desa Puguh
politik ini dilakukan 95% pemilih pemula yang terdaftar dalam DPT Desa
Selanjutnya Penelitian yang dilakukan oleh Sri Budi Eko Wardani (2004)
atas 70%.
politik menentukan pola hubungan dengan pemilih yang ditentukan oleh batas-
11
12
batas lingkungan tertentu (wilayah, ideologi dan informasi). Begitu halnya dengan
memberikan apresiasi yang besar terhadap apa yang ditampilkan dan dilakukan
oleh PDI Perjuangan, baik secara personal melalui aktivitas para kader atau
Perjuangan.
penelitian ini peneliti hanya meniliti tentang pendidikan politik dan partisipasi
melakukan hak pilih dan yang melihat berapa besar partisipasi masyarakat pada
2.2 Pendidikan
2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
„didik‟ dan mendapat imbuhan „pe‟ dan akhiran „an‟, maka kata ini mempunyai
arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan
13
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai
tingginya.
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang
akan datang.
mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang
dapat mengarah pengalaman yang didapat berikutnya (Jhon Dewel, 2004: h.89-
90).
untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan-tujuan
terarah, yang dilakukan oleh pendidika yang profesional, dengan program yang
diruangkan dalam kurikulum tertentu dan diikuti oleh peserta didik pada setiap
Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun (2003, No. 20) adalah jalur pendidikan
yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar (SD),
1. Kegiatan belajar mengajar pada tingakat sekolah dasar (SD) dimaksud untuk
perkembangan zaman.
15
kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan lebih lanjut.
persoalan sosial.
dari pada kata “selenggara” yang artinya menguras dan mengusahakan sesuatu
pendidikan (UU Pendidikan tahun 2003 pasal 54 ayat 1). Masyarakat tersebut
dapat berperanan sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan (UU
Pendidikan tahun 2003 pasal 54 ayat 2). Oleh karena itu masyarakat berhak
Pendidikan tahun 2003 pasal 55 ayat 1 dan 2). Dana pendidikan yang berbasis
2.3 Partisipasi
2.3.1 PengertianPartisipasi
Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari masyarakat
serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi oleh tiga faktor
pendukungnya yaitu:
1. Adanya kemauan
2. Adanya kemampuan
dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang
melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi,
proyek-proyek pembanguna
4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa
a. Partisipasi pasif/manipulatif
e. Partisipasi fungsional
partisipasi ini adalah jenis yang paling umum (ironisnya dunia pendidikan
kita). Pada tingkatan ini masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah untuk
2. Partisipasi serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada
tenaga.
3. Partisipasi serta secara pasif. Masyarakat dalam tingkatan ini menyetujui dan
komite sekolah memutuskan agar orang tua membayar iuran bagi anaknya
yang bersekolah dan orang tua menerima keputusan itu dengan mematuhinya.
4. Partisipasi serta melalui adanya konsultasi. Pada tingkatan ini, orang tua
dialami anaknya
kegiatan sekolah, misalnya orang tua ikut membantu sekolah ketika ada studi
masalah jender, gizi, dsb. Dapat pula misalnya, berpartisipasi dalam mencatat
19
b. Iklim sosial, ekonomi, politik dan budaya, baik dalam kehidupan keluarga,
partisipasi masyarakat
20
kelompok.
berpartisipasi, yaitu:
a. Usia
b. Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan
bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang berarti
mengurus rumah tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan
c. Pendidikan
masyarakat.
e. Lamanya tinggal
seseorang.
yang melakukan kegiatan partisipasi politik. Huntington dan Nelson (2003: h.67)
yang serupa.
berdekatan.
formal yang sama yang berusaha untuk meraih atau mempertahankan kontrol
terus menerus antara satu sama lain, yang akhirnya membentuk hubungan
22
partisipasi politik di suatu zaman, maka bentuk partisipasi politik mengacu pada
wujud nyata kegiatan politik tersebut. Huntington dan Nelson (2003: h.69)
mencari dana partai, menjadi tim sukses, mencari dukungan bagi calon
hasil pemilu;
manusia atau harta benda, termasuk di sini adalah huru-hara, teror, kudeta,
politik legal atau ilegal. Sebab itu, penyuapan, ancaman, pemerasan, dan
seperti kegiatan diskusi politik, menikmati berita politik, atau lainnya yang
1. Opini publik
Opini publik adalah gagasan serta pandangan yang diekspresikan oleh para
pembayar pajak dan konstituen pemilu.Opini publik yang kuat dapat saja
2. Polling
di dalam dirinya yaitu: straw polls, random sampling, stratified sampling, exit
Straw polls adalah survey yang tidak ilmiah karena bersifat sederhana,
TPS-TPS tertentu.
Tracking polls adalah polling yang dilakukan atas responden yang sama
sentimen pemilih atas suatu calon, partai, ataupun isu. Tujuan dari polling
kinerja pemerintah.
25
3. Pemilihan umum
warga negara benar-benar punya hak pilih (tidak seperti polling yang
menggunakan sampel).
4. Demokrasi langsung.
Pendidikan dan politik adalah dua elemen penting dalam sistem sosial
politik di setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Keduanya
sering dilihat sebagai bagian-bagian yang terpisah, yang satu sama lain tidak
Keterlibatan para penguasa dalam kegiatan pendidikan pada waktu itu tidak hanya
26
sebatas dukungan moral kepada para peserta didik, melainkan juga dalam bidang
pendidikan merupakan salah satu konstalasi politik. Peranan yang dimainkan oleh
para penguasa dapat dilihat dalam sejarah. Pada pihak lain, ketergantungan
salah satu lembaga yang menjadi corong pesan-pesan politik, sebagai contoh
dan keadilan, dengan syariat sebagai senjata. Syariat tidak akan berjalan bila umat
tidak memahami ajaran Islam. Ada dua alasan utama mengapa para penguasa
Muslim sangat peduli dengan pendidikan. Pertama, karena Islam adalah agama
yang totaliter jam'i, mencakup semua aspek kehidupan seorang Muslim mulai dari
makan dan minum, tata cara berumah tangga, urusan sosial kemasyarakatan,
sampai pada ibadat semuanya diatur oleh syariat. Untuk mengetahui bagaimana
pendidikan. Kedua, karena motivasi politik, sebab di dalam Islam antara politik
dan agama sulit untuk dipisahkan. Para penguasa Muslim sering menjadikan
masalah kenegaraan. Jadi pada masa kesultanan dan kerajaan Islam terdahulu,
berdampak pada kehidupan masyarakat pada waktu itu, antara lain: (1)
angkatan muda Indonesia yang berasal dari kelas menengah ke atas dan kelompok
angkatan muda Indonesia yang berasal dari keluarga biasa; (3) menciptakan
Budaya politik dibentuk dan dikembangkan oleh pelaku politik dan apa yang akan
ditentukan oleh pelaku politik sebagai ciri-ciri utama budaya politik mereka
28
sampai batas tertentu, dipengaruhi oleh pendidikan mereka. Jadi hubungan antara
budaya politik dan pendidikan bersifat tidak langsung. Ini berarti pendidikan tidak
secara final membentuk pelaku politik. Akan tetapi, pendidikan memberi dasar-
dasar kepada tiap calon pelaku politik. Jika dasar-dasar ini baik dan kokoh, besar
Namun, jika dasar-dasar yang diberikan oleh pendidikan jelek dan rapuh,
kemungkinan besarnya ialah yang akan muncul di kemudian hari adalah pelaku-
pelaku politik dari masyarakat dengan sistem pendidikan yang baik berbeda
dengan perilaku pelaku politik yang berasal dari masyarakat dengan sistem
pendidikan yang kurang memadai. Para pelaku politik dengan latar belakang
pendidikan pesantren yang baik, berbeda perilakunya dari pelaku politik yang
datang dari pendidikan pesantren yang kurang terpelihara atau dari latar belakang
terdapat pada Pancasila dan UUD 1945. Pada dataran kebijakan, sangat sulit
di suatu negara dengan persepsi dan kepercayaan politik yang ada pada
pemerintah tersebut.
29
A goverment's education policy reflects, and sometimes betray, its view of society
essentially part of the political process, as are the demands made on government
pendidikann para stakeholder pendidikan terutama orangtua dan peserta didik, dan
diharapkan tentunya politik pendidikan yang berpihak pada rakyat kecil atau
miskin. Bagaimanapun, hingga hari ini masih banyak orang tua yang tidak mampu
sekolah yang kekurangan fasilitas atau bahkan tidak memiliki gedung yang
representatif atau tak memiliki ruang belajar sama sekali. Masih banyak sekolah
yang sangat kekurangan guru pengajar. Masih banyak pula guru (honorer) yang
Dinamika hubungan timbal balik antara pendidikan dan politik dalam suatu
hubungan antara dunia pendidikan dan dunia politik. Kedua, besarnya pengaruh
Hubungan dan peran politik dalam pendidikan terwujud ke dalam berbagai bentuk
yang berbeda-beda, sesuai karakteristik setting sosial politik di mana hubungan itu
terjadi. Misalnya, dalam masyarakat yang lebih primitif, yang berdasarkan pada
basis kesukuan (tribal-based societes), adalah lazim bagi orangtua dari satu suku
memainkan dua peran, sebagai pemimpin politik dan sebagai pendidik. Mereka
sebagainya. Selain itu, mereka juga menanamkan pada generasi muda mereka
secara politis.
nilai-nilai dari lembaga Barat, pola hubungan antara pendidikan dan politik
Barat. Ada satu perbedaan bahwa di negara-negara berkembang yang lebih maju,
pendidikan formal memainkan peran yang sangat penting dan nyata dalam
yang sangat penting. Proses dan lembaga-lembaga pendidikan memiliki aspek dan
wajah politik yang banyak, serta memiliki beberapa fungsi penting yang
menjadi sektor wilayah tanggung jawab pemerintah yang besar. Sebagai wilayah
tentang alokasi sumber daya dan nilai-nilai sosial' (Harman, 2002: h.9).
pengembangan pendidikan.
kunci dalam studi politik negara. Pengertian struktural fungsional dari Gabriel
untuk mencapai tujuan suatu negara. Pendekatan sistem politik ditujukan untuk
politik yang hanya mengandalkan analisis pada negara dan kekuasaan. Pendekatan
sistem politik diinspirasikan oleh sistem yang berjalan pada makhluk hidup (dari
disiplin biologi).
sebab sistem politik hanya merupakan salah satu dari struktur yang membangun
masyarakat seperti sistem ekonomi, sistem sosial dan budaya, sistem kepercayaan
33
dan lain sebagainya. Sistem politik sendiri merupakan abstraksi (realitas yang
Masyarakat tidak hanya terdiri atas satu struktur (misalnya sistem politik
saja), melainkan terdiri atas multi struktur. Sistem yang biasanya dipelajari
kinerjanya adalah sistem politik, sistem ekonomi, sistem agama, sistem sosial,
atau sistem budaya-psikologi. Dari aneka jenis sistem yang berbeda tersebut, ada
kunci dalam memahami sebuah sistem adalah adalah struktur, fungsi, aktor, nilai,
menjalankan suatu fungsi sistem politik. Dalam konteks negara (sistem politik)
misal dari struktur ini struktur input, proses, dan output. Struktur input bertindak
mengolah masukan dari struktur input, sementara struktur output bertindak selaku
yang dapat dikategorikan menjadi legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Ketiga aktor
Namun, setiap aktor yang mewakili struktur harus memiliki fungsi yang berbeda-
beda: Tidak boleh suatu fungsi dijalankan oleh struktur yang berbeda karena akan
(1) Kekuasaan,
(3) Kekayaan;
(4) Kesehatan;
(5) Keterampilan;
pengalokasian nilai ini, bagi Easton, tidak dapat diserahkan kepada lembaga yang
rincian kekuasaan yang dimiliki struktur input, proses, dan output. Konstitusi juga
berlainan sehingga konsep norma ini dapat pula digunakan sebagai parameter
dalam melakukan perbandingan kerja sistem politik suatu negara dengan negara
lain.
Indonesia tahun 1945, sementara tujuan sistem politik Amerika Serikat termaktub
Input dan output adalah dua fungsi dalam sistem politik yang
berhubungan erat. Apapun output suatu sistem politik, akan dikembalikan kepada
struktur input. Struktur input akan bereaksi terhadap apapun output yang
pada tiga tulisannya yaitu The Political System, A Framework for Political
Analysis, dan A System Analysis of Political Life.Di dalam buku pertama yang
terbit tahun 1953 (The Political System) Easton mengajukan argumentasi seputar
perlunya membangun satu teori umum yang mampu menjelaskan sistem politik
kegiatan politik yang tercerai-berai ke dalam suatu penjelasan yang runtut dan
tertata rapi.
masyarakat secara otoritatif. Kata secara otoritatif membuat konsep sistem politik
Easton langsung terhubungan dengan negara. Atas definisi Easton ini Michael
sebab itu: (a) keputusan selalu dibuat oleh pemerintah yang legitimasinya
4. Bagi Easton sangat penting bagi negara untuk selalu beroperasi secara
legitimate.
umum (grand theory) sebagai cara menjelaskan kinerja sistem politik, dan
3. Riset sistem politik terdiri atas dua jenis data: data psikologis dan data
para partisipan politik. Data situasional terdiri atas semua aktivitas yang
(ketidakseimbangan).
Dari kondisi chaos ini, ilmu pengetahuan muncul sebagai obor yang menerangi
secara sistematis. Politik adalah suatu ilmu pengetahuan dan sebagai ilmu
satu penjelasan umum.Proses kerja sistem politik dari awal, proses, akhir, dan
kembali lagi ke awal harus mampu dijelaskan oleh satu kamerayang mampu
Easton menghendaki analisis yang dilakukan atas suatu struktur tidak dilepaskan
dari fungsi yang dijalankan struktur lain. Easton menghendaki kajian sistem
38
harus pula melihat keputusan dan tindakanyang dilakukan dalam struktur output.
ke dalam dua jenis data, psikologis dan situasional.Kendati masih abstrak, Easton
menekankan pada motif politik saat suatu entitas masyarakat melakukan kegiatan
di dalam sistem politik. Menarik pula dari Easton ini yaitu antisipasinya atas
wilayah yang ia anggap punya pengaruh tersendiri atas sistem politik, selain
luar sistem politik. Easton juga menghendaki dilihatnya penempatan nilai dalam
konsep apa saja yang harus dikaji dalam upaya menjelaskan fenomena sistem
asumsi seputar perlunya membangun suatu teori politik yang menyeluruh (dalam
hal ini teori sistem politik), Easton mengidentifikasi empat atribut yang perlu
pun terdapat unit-unit yang satu sama lain saling berkaitan dan saling bekerja
sama untuk mengerakkan roda kerja sistem politik. Unit-unit ini adalah
dan sejenisnya. Unit-unit ini bekerja di dalam batasan sistem politik, misalnya
dalam cakupan wilayah negara atau hukum, wilayah tugas, dan sejenisnya.
2. Input-output
masuk dari masyarakat ke dalam sistem politik dapat berupa tuntutan dan
yang alokasinya belum merata atas sejumlah unit masyarakat dalam sistem
keberadaan sistem politik agar terus berjalan.Output adalah hasil kerja sistem
terbagi dua yaitu keputusan dan tindakan yang biasanya dilakukan oleh
kerja.Di masyarakat modern yang rumit tidak mungkin satu lembaga dapat
Integrasi adalah keterpaduan kerja antar unit yang berbeda untuk mencapai
ditindaklanjuti jika tidak ada kerja yang terintegrasi antara DPR, Kepresidenan,
sejenisnya. Dalam awal kerjanya, sistem politik memperoleh masukan dari unit
input.
Input adalah pemberi makan sistem politik. Input terdiri atas dua jenis:
tuntutan dan dukungan. Tuntutan dapat muncul baik dalam sistem politik maupun
bersifat terbuka;
terletak di luar batasan sistem politik tetapi masih di dalam masyarakat yang
yang terletak di luar batasan sistem politik dan masyarakat tempat sistem politik
internasional.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
sudah ada dan mendeskriptifkan sesuai fenomena. Menurut Sanapiah (2007: h.30)
masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat,
pengaruh dari suatu fenomena. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode
dimaksud sebagai suatu proses analisa untuk mencari relevansi antar variabel.
45
45
data tentang variabel-variabel yang diteliti. Secara garis besar, instrumen terbagi 2
yaitu instrumen tes dan instrumen nontes. Instrumen tes dapat berupa tes objektif
dan tes uraian, sedangkan instrumen yang tergolong nontes diantaranya dapat
pada asumsi bahwa subjek tersebut sebagai aktor dalam tema penelitian yang
diajukan. Selain itu dalam penentuan informan, dapat digunakan model snow ball
sampling. Metode ini digunakan untuk memperluas subjek penelitian. Hal lain
yang harus diketahui bahwa dalam penelitian kualitatif, kuantitas subjek bukanlah
hal utama sehingga pemilihan informan lebih didasari pada kualitas informasi
yang terkait dengan tema penelitian yang diajukan. Sedangkan dalam penelitian
ini menggunakan tekhnik purposive sampling yaitu tekhnik penarikan dengan cara
sengaja atau menunjuk langsung kepada orang yang dianggap dapat mewakili
populasi, oleh karena itu tekhnik ini didasarkan olek kriteria atau pertimbangan-
b. Masyarakat 8 Orang
12 Orang
Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
a. Pengamatan (Observasi)
Metode ini dilakukan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan
b. Wawancara (Interview)
memberikan informasi dan keterangan yang sesuai dengan apa yang dibutuh
oleh peneliti.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara atau metode dalam mengumpulkan data dari
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, bukan
oleh peneliti sendiri. Metode pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara
dokumen lainnya.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang dilakukan dengan cara
data yang dianggap tidak perlu sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan-
2. Penyajian Data
fenomena sesuai dengan data yang telah direduksi menjadi informasi yang
48
pengambilan tindakan.
desa ini paling dominan jumlah pemilih tetap untuk PEMILU tahun 2014.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
BAB IV
Kabupaten Aceh Barat. Pada Kecamatan Arongan Lambalek terdiri dari 2 Mukim
yaitu mukin Arongan dan mukim Lambalek. Desa Simpang Peut berada pada
Jarak Gampong Simpang Peut dengan Ibu kota Provinsi adalah 250 Km,
sedangkan jarak Gampong Simpang Peut dengan Ibu kota Kabupaten adalah 44
Km dan jarak Gampong Simpang Peut dengan Ibu Kota Kecamatan adalah 3 Km.
Gampong Simpang Peut terdiri dari 3 dusun yaitu dusun Keude Simpang Peut
dengan jumlah penduduk sebanyak 253 jiwa, dusun Teungoh dengan jumlah
penduduk 188 jiwa dan dusun Jaya Baru dengan jumlah penduduk sebanyak 440
sebanyak 881 jiwa. Jumlah penduduk yang berumur 18 tahun keatas dan sudah
dapat mengikuti PEMILU di Gampong Simpang Peut adalah sebanyak 539 jiwa.
49
50
legislatif pada bulan April tahun 2014 lalu sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan
hak pilih masyarakat dalam hal ini adalah suara masyarakat dalam memilih
merupakan penentu bagi kemajuan suatu daerah khusunya bagi Kabupaten Aceh
Simpang Peut dalam pemilihan legislatif bulan April Tahun 2014 dan apakah
Hal ini dapat kita lihat dari beberapa pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak
berikut :
berikut :
dalam partai politik sangat menentukan tingkat pendidikan seseorang baik yang
menjadi calon legislatif maupun anggota partai politiknya. Pada masyarakat hal
tersebut juga menjadi tolak ukur yang sangat nyata, dimana kebanyakan
masyarakat yang ikut serta menggunakan hak pilihnya adalah masyarakat yang
memiliki pendidikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Sudirman selaku
Pernyataan serupa juga di sampaikan oleh Asri Asyra , selaku salah satu
Lambalek Kabupaten Aceh Barat sangat berperan penting dalam menentukan hak
pilih atau menentukan suara hak pilih mereka untuk memilih wakil rakyat yang
dapat membawa perubahan bagi daerah dan negara ini. Akan tetapi partisipasi
masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya telah banyak dipengaruh oleh hal-
hal yang menurut mereka menjanjikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak
Pernyataan serupa juga di sampaikan oleh Asri Asyra , selaku salah satu
Lambalek Kabupaten Aceh Barat melakukan pemilihan umum pada bulan April
lalu, hal ini dikarenakan berbagai alasan. Hal ini dapat kita lihat dari hasil
pemilihan legislatif pada bulan April lalu adalah karena alasan-alasan tertentu
serta masyarakat juga memiliki pilihan sendiri untuk dipilih sesuai dengan apa
Hal ini dikarenakan hasil dari partisipasi tersebut akan melahirkan pemimpin dan
partisipasi politik masyarakat pada legislative 2014, dapat diketahui dari hasil
perhitungan suara. Dalam hal dapat diketahui dari pernyataan Bapak Herman
selaku ketua KIP Kabupaten Aceh Barat, dalam hal ini menyatakan bahwa:
4.4. Pembahasan
menunjukkan bahwa warga mengikuti dan memahami masalah politik dan ingin
rendah pada umumnya dianggap sebagai tanda yang kurang baik, karena dapat
58
kenegaraan.
pemilihan umum.Di sini masyarakat turut serta memberikan/ ikut serta dalam
memberi dukungan suara kepada calon atau partai politik.Partisipasi lainya adalah
dengan mencalonkan diri dalam pemilihan jabatan publik dan partisipasi dengan
bulan April lalu adalah keikut sertaan masyarakat dalam memberikan suara hak
pilihnya kepada kandidat partai yang mencalonkan diri sebagai wakil rakyat di
tertentu dalam memberikan hak pilihnya, dimana ada yang didasari oleh hati
nurani masing-masing, ada melakukan pilihan karena dipengaruhi oleh janji atau
politik masyarakat pada pemilihan legislatif 2014, hal ini terlihat pemahaman
memahami politik secara dasar yaitu sebagai bukti kekuasaan dan kepentingan
Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat, hal ini terlihat dari hasil wawancara
yang penulis gunakan dengan teori sistemDavid Easton, dapat dilihat beberapa hal
yaitu:
1. Input
kebersamaan.
b. Adanya kandidat calon legislatif dari partai yang sepaham dan sesuai
kandidat legislatif.
2. Konversi Kebijakan
3. Output
60
demikian juga jika masyarakat ikut memilih sesuai hati nurani atau ikut-ikut
4. Umpan Balik
semakin banyak
BAB IV
61
5.1 Kesimpulan
sesuai dengan data yang diperoleh. Maka peneliti simpulkan beberapa kesimpulan
serta saran yang berhubungan dengan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan
hak pilihnya sebagai warga negara dalam pemilihan umum legislatif bulan April
lalu tahun 2014. Selanjutnya dalam pelaksanaan partisipasi politik ada sebagian
masyarakat yang memahami tujuan dari pemilu tersebut dan ada juga yang tidak
memahami tujuan dari pemilu tersebut. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan
5.2 Saran
sebagai berikut:
akan datang. Hal ini diharapkan agar penggunaan hak pilih masyarakat
tidak disalah gunakan dan tepat pada tempatnya sesuai dengan apa yang
diharapkan nantinya.
tanggung jawab sebagai wakil rakyat, hal ini dikarenakan rakyat telah
62
menaruk harapan kepada para wakil rakyat tersebut untuk masa depan
DAFTAR PUSTAKA
63
UU. RI. 2003. Undang-undang No. 20. Tahun 2003 tentang Pendidikan. Jakarta.
64