1. Pahami masing-masing dimensi dan keterkaitan dari ketiga dimensi tersebut.
2. Buat contoh-contoh dari dimensi 2 (strategi guru) 3. Buat contoh lain kegiatan pembelajaran yang mengkaitkan ketiga dimensi dari model Williams! 4. Share pengalaman Anda dalam mengembangkan ketiga dimensi tersebut !
Jawab
1. Model Williams menampilkan secara tiga dimensional bagaimana kurikulum, strategi
mengajar dan perilaku siswa berinteraksi dalam meningkatkan pemikiran. Kreativitas perlu diterapkan secara menyeluruh dalam kurikulum dan bahwa siswa harus mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam semua bidang kegiatan mereka. Manfaat penggunaan model ini adalah dapat digunakan juga untuk pengembangan program perorangan dalam kemampuan berpikir kreatif serta dapat menjadi patokan seorang guru yang menginginkan pendekatan yang seimbang dalam peningkatan berpikir dan bersikap kreatif. Model Williams menampilkan tiga dimensional Bagaimana kurikulum strategi mengajar dan perilaku siswa berinteraksi dalam meningkatkan pemikiran. Setiap dimensi dipilih dan digabungkan dengan dua dimensi lainnya dalam merancang kegiatan belajar bagi siswa dimensi ini ialah kurikulum (konten mata pelajaran), perilaku belajar (strategi mengajar), dan perilaku siswa (kognitif dan afektif). Model tiga dimensi dari Williams dirancang untuk membantu guru menentukan tugas- tugas di dalam kelas, tiga dimensi tersebut diantaranya dimensi konten mata pelajaran meliputi mata pelajaran yang biasanya terdapat pada kurikulum dimensi strategi belajar meliputi 18 strategi guru sebagai cara untuk mencapai perilaku siswa dimensi perilaku siswa merupakan proses yang diperlukan untuk mengembangkan bakat kreatif anak dimensi ini terdiri dari 8 proses sisa yang telah ditunjukkan secara empiris untuk terlibat dalam pemikiran kreatif. strategi pengajaran juga memungkinkan ekstraksi dari faktor afeksi yaitu keingintahuan, imajinasi, pengambilan resiko dan kompleksitas yang dimilikinya telah diidentifikasi sebagai proses penting untuk ekstraksi ekspresi kreativitas. 2. Contoh strategi guru sebagai cara untuk mencapai perilaku siswa yaitu Paradoks : merupakan dugaan umum yang belum tentu benar dugaan atau pengamatan yang saling bertentangan. Paradoks dapat digunakan untuk mengevaluasi ide dan menantang siswa untuk benar dan menemukan bukti Keterampilan meneliti yaitu menelusuri cara-cara yang pernah dilakukan atau penelusuran historis menyimak dengan keadaan saat ini atau deskriptif, meneliti yang terjadi dalam situasi eksperimen. Misalnya mencari sebab akibat menganalisis hasil dan menarik kesimpulan. Menilai situasi untuk menentukan akibat atau implikasi dari situasi, menguji gagasan atau dugaan terhadap fakta Keterampilan membaca kreatif : dapat menggunakan dan memanfaatkan apa yang telah dibaca serta mencetuskan ide ide melalui membaca Keterampilan menulis kreatif : belajar keterampilan mengungkapkan gagasan- gagasan dalam tulisan Keterampilan visualisasi yaitu menggunakan gagasan dalam bentuk visual menggambarkan pikiran dan perasaan menggambarkan pengalaman dengan ilustrasi dan memberikan kesempatan pada siswa untuk melihat atau memvisualisasikan diri mereka dalam banyak hal konteks
3. Contoh kegiatan belajar
Kurikulum : mata pelajaran bahasa Indonesia Strategi mengajar : analogi, keterampilan, menelusuri/meneliti Perilaku siswa : berpikir fleksibel (kognitif) dan rasa ingin tahu (afektif) Tugas : para siswa diminta untuk memilih suatu kata yang tidak diketahui artinya dari sesuatu yang baru saja dibaca dan mencari sinonimnya dalam kamus 4. Pengalaman Dalam mengembangkan ketiga model kognitf afektif dari william, hal yang saya lakukan adalah memfokuskan pada satu mata pelajaran yang saya suka dan minati tanpa mengabaikan mata pelajaran lain agar saya dapat meningkatkan kemampuan akademk saya sesuai model kurikulum dari william. Selain menjadi seorang siswa, ada mata pelajaran ketika saya SMA yang metode pembelajaran nya menggunankan sistem praktek micro teaching dimana siwa berperan menjadi pengajar didepan kelas. Ketika praktek microteaching tersebut aya berperan menjadi seorang pengajar di depan teman-teman saya. Saat itu saya menggnakan metode belajar untuk meningkat kan keterampilan meneliti, dimana saya memberikan sebuah kasus untuk yang berkaitan dengan materi yang akansaya sampaikan dengan mencari hubungan sebab akibat dari kasus tersebut. Dan untuk eningkatkan model prilaku, alhamdulillah saya disekolahkan di madrasah yang lebih menekankan aspek akhlak anak daripada anya kecerdsan terhadap materi belaka. Untuk meningkatkan aspek perilaku yang baik pada anak, madrasah saya setng kali memberikan bimbingan rohaniah untuk membina akhlak siswa.