Menurut Andrews (1980: 18-19), strategi korporat adalah strategi yang disusun dalam suatu
bisnis, ketika perusahaan akan bersaing dengan cara mengubah distinctive competence menjadi
competitive advantage. Pada tingkat korporat ini, strategi korporat berusaha menjawab dua
pertanyaan berikut:
Masalah yang cukup krusial dari strategi korporat ini adalah menentukan bisnis apa yang
akan dikembangkan, bisnis apa yang ingin dipertahankan, dan bisnis apa yang ingin dilepaskan.
Keputusan untuk memasuki pasar baru dengan produk baru (diverivikasi), cara memasuki binis
tersebut (misalnya, akuisisi, pengembangan internal, joint venture), dan cara keluar dari bisnis
(misalnya, spin-off, sell-off, likuidasi) merupakan cara-cara untuk dapat bersaing dan
memperkuat keunggulan komparatif. Menurut Kenichi Ohmae, penetapan strategi korporat harus
didasarkan kepada keinginan konsumen, baru setelah itu perusahaan membuat produk atau jasa
yang sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen.
Sementara itu, Michael Porter menyarankan bahwa dala penyusunan strategi korporat, kita
perlu mengetahui terlebih dahulu keunggulan bersaing yang dimiliki, atau yang akan diciptakan,
dan menempatkannya pada masing-masing unit bisnis. Penciptaan keunggulan bersaing tersebut
mengacu pada pemain baru yang masuk di industri ini, kekuatan daya beli konsumen, kekuatan
pemasok, serta produk subtitusi sejenis lainnya yang dapat dianggap sebagai pesaing bagi produk
yang dianalisis. Untuk jelasnya dapat dilihat pada diagram kekuatan persaingan dalam suatu
industri berikut:
Kesimpulannya adalah strategi pada tingkat korporat ini merupakan landasan dan acuan
untuk penyusunan strategi-strategi di tingkat yang lebih rendah (strategi unit bisnis dan strategi
fungsional). Dengan demikian, strategi yang telah disusun di ketiga tingkatan strategi (korporat,
unit bisnis, dan fungsional) merupakan satu kesahatan strategi yang saling mendukung dan
terkait untuk menciptakan sinergi bagi performansi perusahaan.
.
PENGERTIAN STRATEGI KORPORASI
strategi korporasi (corporate strategy) adalah strategi yang berkaitan dengan pilihan arah
perusahaan secara keseluruhan, serta pengelolaan portofolio bisnis dan produk.
3 masalah utama terkait strategi korporasi:
a. Strategi direksional
b. Analisis portofolio
c. Parenting strategy
A. STRATEGI DIREKSIONAL
Staretgi ini merupakan orientasi menyeluruh perusahaan terhadap pertumbuhan (growth),
stabilitas (stability), atau pengurangan (rethenchment). Ketiga orientasi tersebut biasanya dikenal
dengan pengertian grand strategy.
a. Strategi pertumbuhan (contoh: merger dan akuisisi)
Dua strategi pertumbuhan mendasar yaitu :
1) Strategi Konsentrasi (Concentration Strategy)
Ø Pertumbuhan Vertikal (Vertical Growth)
Pertumbuhan ini dapat dicapai baik secara internal dengan cara memperluas operasi yang ada,
atau secara eksternal melalui akuisisi. (contoh: Indomie)
Ø Pertumbuhan Horizontal (Horizontal Growth)
Pertumbuhan horizontal dapat dicapai dengan cara memperluas operasi perusahaan ke lokasi
geografis lainnya dan/atau meningkatkan jangkauan produk dan jasa yang ditawarkan pada
pasar saat ini. (contoh: brownies Amanda)
2) Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)
Perusahaan mulai berpikir untuk melakukan diversifikasi ketika pertumbuhannya tidak
menunjukkan kemajuan dan tidak ada lagi peluang untuk tumbuh dalam bisnis aslinya. Dua
jenis strategi diversifikasi yaitu:
Ø Diversifikasi Konsentrik (Concentric/Related Diversification)
Strategi yang dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait dengan produk
yang ada saat ini baik keterkaitan dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama,
ataupun jaringan pemasaran yang sama.(contoh: Kelompok usaha Kompas Gramedia
masuk ke bisnis penerbitan (Elexmedia Komputindo), toko buku (Gramedia) dan
penyiaran (Radio Sonora dan TV7) dan Perusahaan mobil seperti Suzuki dan Honda juga
memproduksi sepeda motor)
Ø Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate/Unrelated Diversification)
Strategi yang dijalankan dengan menambahan produk baru dan dipasarkan pada pasar baru
yang tak terkait dengan yang ada saat ini. Ide dasar strategi ini terutama pertimbangan
profit. (Contoh: PT. Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal Group Lippo memutuskan
untuk bergerak di sektor properti seperti Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, dan Lippo
Development)
b. Strategi stabilitas
Strategi ini dapat dipilih perusahaan dibanding strategi pertumbuhan, apabila perusahaan tetap
melanjutkan aktivitas tanpa adanya perubahan arah yang signifikan. Beberapa jenis strategi ini
adalah:
1) Strategi Istirahat/Maju dengan Hati-hati (Pause/Proceed with Caution Strategy)
Strategi istirahat/maju dengan hati-hati adalah suatu timeout - kesempatan untuk istirahat
sebelum melanjutkan dengan strategi pertumbuhan atau strategi pengurangan. (contoh:
perusahaan Dell yg mengalami kemajuan pertumbuhan 285% selama 2 tahun, saat itu
perusahaan Dell melakukan strategi istirahat)
2) Strategi Tidak Ada Perubahan (No-Change Strategy)
Strategi tidak ada perubahan adalah sebuah keputusan untuk tidak melakukan suatu hal yang
baru - suatu pilihan untuk melanjutkan operasi dan kebijakan saat ini sampai waktu tertentu di
masa yang akan datang. (contoh: warung kecil atau took kelontong di dalam perumahan)
3) Strategi Laba (Profit Strategy)
Strategi laba adalah suatu keputusan untuk tidak melakukan sesuatu yang baru dalam suatu
situasi yang buruk dan bertindak seolah-olah masalah perusahaan hanya bersifat sementara.
(contoh: perusahaan yg akan melakukan go-public)
c. Strategi pengurangan
Strategi ini digunakan perusahaan ketika perusahan memiliki posisi kompetisi yang lemah
pada beberapa atau semua lini produknya, keadaan yang demikian yang mengakibatkan
performa yang rendah, turunnya penjualan, dan hilangnya laba.
1) Strategi Putar Haluan (Turnaround Strategy)
Strategi putar haluan menekankan perbaikan efisiensi operasional dan sangat tepat digunakan
ketika masalah yang dihadapi perusahaan sudah menjalar, tetapi belum kritis. (contoh:
melakukan konsolidasi)
2) Strategi Perusahaan Tawanan (Captive Company Strategy)
Strategi perusahaan tawanan, membuat perusahaan dapat mengurangi ruang lingkup aktivitas
fungsionalnya, seperti pemasaran, sehingga dapat mengurangi biaya secara signifikan.
(contoh: Simpson Industries, perusahaan pemasok suku cadang mobil dari Birmingham-
Michigan, mengizinkan sebuah tim khusus dari General Motors (GM) mengawasi fasilitas
produksi dan pembukuan serta mewawancarai karyawannya demi kontrak jangka panjang )
3) Strategi Menjual/Divestasi (Sell-Out/Divestment Strategy
Strategi menjual dapat dipahami jika manajemen masih dapat memperoleh harga yang baik
bagi para pemegang sahamnya dan karyawan dapat bertahan pada pekerjaannya, dengan cara
menjual seluruh perusahaan kepada perusahaan lain. (contoh: Ford melakukan strategi
divestasi dengan menjual unit bisnis Jaguar dan Land Rover kepada Tata Motors pada
tahun 2008 untuk membantu meningkatkan laba perusahaan pada tahun 2009)
4) Strategi Kepailitan/Likuidasi (Bankruptcy/Liquidation Strategy)
Strategi kepailitan meliputi penyerahan manajemen perusahaan kepada pengadilan sebagai
usaha untuk menyelesaikan kewajiban perusahaan. (contoh: Perusahaan Riau Airlines pada
tahun 2008, yang sempat mengalami kesulitan financial yang menyebabkan terhentinya
kegiatan operasional perusahaan untuk sementara)
d. Strategi kombinasi
Strategi kobinasi adalah strategi yang dilakukan perusahaan apabila:
1) Keputusan strategi utamanya (grand strategy) difokuskan pada berbagai strategi besar
secara sadar (stabilitas, pertumbuhan, atau pengurangan) pada waktu yang sama (secara
simultan) dalam berbagai unit bisnis perusahaan.
2) Perusahaan merencanakan menggunakan beberapa strategi besar yang berbeda pada masa
yang akan datang (secara bertahap).
Penerapan strategi kombinasi ini memang tidak mudah tetapi strategi ini sangat tepat bagi
perusahaan yang menghadapi banyak lingkungan dan lingkungan mengalami perubahan
dengan kecepatan yang tidak sama, serta produk perusahaan itu berada dalam tingkatan daur
hidup produk (product life cycle) yang berbeda.
Formulasi strategi suatu perusahaan pada dasarnya terbagi menjadi tiga tingkatan/level yaitu
level korporat, business, fungsional. Setiap level strategi ditentukan oleh setiap tingkatan
jabatan seperti untuk level korporat diformulasikan oleh Dewan direksi dan CEO,
level business diformulasikan oleh manajer-manajer tingkat divisi yang harus menerjemahkan
setiap strategi level korporat ke dalam tugas divisinya, level fungsional diformulasikan oleh
manajer tingkat departemen sesuai dengan fungsinya di perusahaan seperti R&D, SDM,
keuangan, produksi, pemasaran dan lain sebagainya.
Keterkaitan Industri dilihat dari rantai nilainya memiliki lintas bisnis bernilai dalam bersaing
seperti teknologi, saluran distribusi, pasar yang sama.