Disusun Oleh :
VERAMAIFITA JULIYANTI
(1807031)
1. Definisi Hipertensi
tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus
lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan
diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani, 2014). Menurut Price (dalam Nurarif A.H., &
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
(Trianto, 2014).
2. Etiologi Hipertensi
(Aspiani, 2014) :
(Aspiani, 2014)
1) Genetik
tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi
3) Diet
ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih
banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh. Banyaknya cairan yang
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehat
merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap dalam waktu sehari
atau berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien
11
menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan
pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa
terjadi.
b. Hipertensi sekunder
stenosi arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat
3. Patofisiologi
4. Pathway Hipertensi
5. Manifestasi klinis
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan. Keluhan
yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing, leher
kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, lemas dan impotensi. Nyeri
kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas nyeri regio oksipital
terutama pada pagi hari. Anamnesis identifikasi faktor risiko penyakit jantung,
penyebab sekunder hipertensi, komplikasi kardiovaskuler, dan gaya hidup
pasien.
Perbedaan Hipertensi Esensial dan sekunder Evaluasi jenis hipertensi
dibutuhkan untuk mengetahui penyebab. Peningkatan tekanan darah yang
berasosiasi dengan peningkatan berat badan, faktor gaya hidup (perubahan
pekerjaan menyebabkan penderita bepergian dan makan di luar rumah),
penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien
dengan riwayat keluarga dengan hipertensi kemungkinan besar mengarah ke
hipertensi esensial. Labilitas tekanan darah, mendengkur, prostatisme, kram
otot, kelemahan, penurunan berat badan, palpitasi, intoleransi panas, edema,
gangguan berkemih, riwayat perbaikan koarktasio, obesitas sentral, wajah
membulat, mudah memar, penggunaan obat-obatan atau zat terlarang, dan
tidak adanya riwayat hipertensi pada keluarga mengarah pada hipertensi
sekunder (Adrian, 2019).
6. Klasifikasi Hipertensi
Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah
sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80
mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari
Klasifikasi Hipertensi
Nurarif,2015
20
7. Komplikasi
a. Penyakit jantung
Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-
kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya glomerulus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional
ginjal dan nefron akan terganggu sehingga menjadi hipoksik dan kematian. Rusaknya
membrane glomerulus , protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotic koloid
Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik
apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal sehingga
Mata
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan penyempitan arteri atau yang
luaran. 1-4 Lebih dari 85% ICH timbul primer dari pecahnya pembuluh darah otak
yang sebagian besar akibat hipertensi kronik (65-70%) dan angiopathy amyloid.
Sedangkan penyebab sekunder timbulnya ICH dan IVH biasa karena berbagai hal yaitu
thrombosis atau angioma vena. Morbiditas dan mortalitas ditentukan oleh berbagai faktor,
sebagian besar berupa hipertensi, kenaikan tekanan intrakranial, luas dan lokasi perdarahan,
usia, serta gangguan metabolism serta pembekuan darah (Jasa, Saleh, & Rahardjo, n.d.)
21
8. Pemeriksaan penujang hipertensi
a. Laboratorium
2) Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena parenkim ginjal dengan
b. EKG
3) Peninggian gelombang P
4) Gangguan konduksi
c. Foto Rontgen
1) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak
secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak dan dewasa
akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku
yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai
alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami
proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir.
Dimana saat ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara
membawa berbagai implikasi baik dari aspek social, ekonomi, hukum, politik dan
Perubahan yang Terjadi pada Lansia meliputi perubahan fisik, sosial, dan
psikologis.
a. Perubahan Fisik
tampilan dan fungsi fisik. lansia menjadi lebih pendek akibat adanya
pengurangan lebar bahu dan pelebaran lingkar dada dan perut, dan
diameter pelvis. Kulit menjadi tipis dan keriput, masa tubuh berkurang dan
meningkat.
fungsi dan penampilan kulit, dimana epidermis dan dermis menjadi lebih
tipis, jumlah serat elastis berkurang dan keriput serta kulit kepala dan
fungsi dan penampilan kulit, dimana epidermis dan dermis menjadi lebih
tipis, jumlah serat elastis berkurang dan keriput serta kulit kepala dan
membesar dan menjadi kaku (atrofi otot), kram, tremor, tendon mengerut
pencernaan.
retensi urine.
12. Perubahan pada pendengaran yaitu terjadi membran timpani atrofi yang
mengalami kekakuan.
13. Perubahan pada penglihatan terjadi pada respon mata yang menurun
b. Perubahan Psikologis
memunculkan gambaran yang negatif tentang proses menua. Banyak kultur dan
c. Perubahan Kognitif
mudah lupa, bingung dan pikun. Pada lansia kehilangan jangak pendek dan
b. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
menuntut.
d. Tipe Pasrah
e. Tipe bingung
acuh tak acuh. Tipe lain dari usia lanjut : Tipe optimis, Tipe konstruktif,
Pengkajian
1. pengumpulan data
a. Identitas
Nama, umur, agama, jenis kelamin, tanggal masuk dan penanggung jawab.
b. Riwayat kesehatan
Beberapa hal yang harus diungkapkan pada setiap gejala yaitu sakit
d. Aktivitas / istirahat
takipnea.
e. Sirkulasi
f. Integritas Ego
pola bicara.
g. Eliminasi
Gejala : adanya gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau
h. Makanan/cairan
telur), gula-gula yang berwarna hitam, dan kandungan tinggi kalori, mual,
diuretik.
i. Neurosensori
j. Nyeri / ketidaknyamanan
k. Pernapasan
merokok.
i. Keamanan
2. Pola nutrisi
kesehatan
3. Pola eliminasi
jumlah tidur pada siang dan malam, masalah tidur, dan insomnia
Skor INTERPRETASI
tersebut
C Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan
(1) (0)
1. A : adaptasi
( adaptasi )
2. P : Partnership
3. G : Growth
melakukan aktivitas
( pertumbuhan )
4. A : Afek
5. R : Resolve
Keterangan :
tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil, peningkatan air mata.
Tabel 2.4 Pengkajian Status Mental
Skor
+ - No Pertanyaan Jawaban
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang?
3 Apa nama tempat ini?
4 Dimana alamat anda?
5 Kapan anda lahir?
6 Berapa umur anda?
7 siapa presiden Indonesia
sekarang?
8 Siapa presiden sebelumnya?
9 Siapa nama anak anda?
10 Siapa nama ibu anda?
Jumlah Kesalahan Total
Kesimpulan :
Keterangan :
a. Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 ( satu ) kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
c. Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 ( satu ) kesalahan untuk subyek kulit hitam
stress
( Aspiani, 2014 ).
C. Diagnosa keperawatan
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
Penyebab :
Kriteria Minor :
Kondisi pembedahan
Cedera traumatis
Infeksi
Sindrom koroner akut
Glaukoma
Definisi : penurunan sirkulasi darah pada level kalpiler yang dapat menggangu metabolisme
tubuh
-Kriteria Mayor :
-Objektif : pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer menurun atau tidak teraba, akral teraba
-Kriteria Minor :
2) Objektif : edema, penyembuhan luka lambat, indeks ankle- brachial <0,90 , bruit femoralis
Kondisi klinis terkait :
1) Tromboflebitis
2) Diabetes mellitus
3) Anemia
6) Thrombosis arteri
7) Varises
9) Sindrom kompartemen
36
3. Hipervolemia (D.0022)
Definisi : ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topic tertentu.
Batasan karakteristik :
Kriteria Mayor :
2. Objektif : menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran , menunjukan persepsi yang keliru
terhadap masalah.
Kriteria Minor :
6. Ansietas ( D.0080)
Definisi : kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas
dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman.
Batasan Karakteristik :
Kriteria Mayor :
40
1. Subjektif : merasa bingung , merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
, sulit berkonsentrasi.
Kriteria Minor :
meningkat , diaphoresis , tremor , muka tampak pucat , suara bergetar , kontak mata
Intervensi keperawatan
intensitas nyeri
4 Berikan terapi non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis: akupuntur,terapi
pencahayaan,kebisingan)
meningkat
1) Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis: ortopnes, dipsnea, edema, JVP/CVP
hiponatremia)
3) pasien mengatakan keluhan lemah berkurang Rencana tindakan : (Manajemen energi I.050178)
1) Monitor kelelahan fisik dan emosional
kesepakatan
8) ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
d. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
3) Pasien dapat beristirahat dengan nyaman Rencana Tindakan : Reduksi ansietas (I.09314 )
1) identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.
DAFTAR PUSTAKA
Definisi hipertensi (Aspiani, 2014). Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H.
(2016).