Anda di halaman 1dari 1

OSOCA BLOK 2 2020

SKENARIO A

Ny. Rona datang ke praktek dr. Kiki dengan keluhan wajah kebas disebelah kanan, pasien
yang berobat pada saat itu sangat banyak, sehingga dr. Kiki hanya melakukan anamnesis secara
cepat dan melakukan pemeriksaan fisik umum tanpa mendahulukan pemeriksaan neurologi
terhadap Ny. Rona. Dokter kiki mengatakan bahwa Ny. Rona menderita stroke dan harus dirawat
dirumah sakit. Dokter kiki langsung membuat surat rujukan tanpa memberikan obat dan tanpa
memberikan penjelasan kepada Ny. Rona mengenai penyakitnya.

Karena mereka tidak puas dengan pelayanan dr. Kiki. Ny Rona datang berobat ked r. lain
yaitu dr. Rani. Seorang dokter senior lulusan FK UM – Palembang. Setelah melakukan
anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologi. dr. Rani mengatakan bahwa
Ny. Rona tidak menderita stroke melainkan hanya gangguan syaraf tepi yang bersifat sementara .

Dr. Rani mengatakan bahwa kondisi Ny. Rona akan pulih bila istahat dirumah dan tidak
perlu diopname dirumah sakit. Dokter Rani mengatakan kepada Ny. Rona bahwa dr. Kiki salah
mendiagnosis. Perkataan dr. Rani sampai ke dr. Kiki sehingga dr. Kiki tidak terima dan
berencana mengadakan dr. Rani ke komite etik dengan tuduhan pencemaran nama baik.

SKENARIO B

Tuan Budi datang ke IGD rumah sakit dengan menbawa surat permintaan visum tanpa
didampingi poisi. Dari hasil anamnesis didapatkan Tn. Budi sebelumnya berkelahi dengan kayu
oleh tetangganya. Dari hasil rontgen didapatkan kaki kanan Tn. Budi mengalami patah tulang
tertutup. Dokter susi yang sedang bertugas di IGD menolak untuk membuat visum atas Tn. Budi
dengan alasan dia bukan seorang dokter ahli kedokteran forensik. Tn. Budi tersebut tetap
memaksa untuk dilakukan pemeriksaan luar, tetapi dokter susi tetap menolak melakukan visum.
Tuan Budi bertanya apakah visum hanya bisa dilakukan oleh ahli kedokteran forensik saja.

Anda mungkin juga menyukai