Anda di halaman 1dari 31

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

yang cukup pendapat perhatian dari kalangan pemerhati bahasa. Hal ini

menunjukkan bahwa bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat

penting dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari

kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Selain itu

Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pemersatu negara Indonesia yang berbeda

latar belakang, sosial budaya, dan bahasa daerahnya. Hal ini sesuai dengan

undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 Bab VII pasal 33 ayat 1 tentang

Bahasa Pengantar yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa

Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional.

Menurut Oka (dalam Muslich, 2009) mengatakan bahwa sebagai bahasa

nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:

(1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat
pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial,
budaya, dan bahasanya, serta (4) alat perhubungan antar budaya atau daerah.
Sedangkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, mempunyai
fungsi sebagai: (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa resmi didunia
pendidikan, dan (3) bahasa resmi di dalam perhubungan tingkat nasional
untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
teknologi modern.1
Untuk dapat mewujudkan fungsi bahasa Indonesia yang benar,

maka perlu diadakan pembinaan serta pengembangan bahasa Indonesia. Melalui


1
Muslich Masnur.. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara. 2009. Hal 24

1
2

pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, diharapkan bahasa Indonesia

dapat dikuasai oleh setiap warga Indonesia. Keberhasilan pembinaan dan

pengembangan bahasa Indonesia akan memberikan dampak yang positif bagi

kemajuan pembangunan bangsa Indonesia secara umum, dan kemajuan bidang

komunikasi secara khusus.

Pengajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap

hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran bahasa juga diharapkan

dapat membantu peserta didik dapat berpartisipasi dalam masyarakat yang

menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan

analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

Pada kenyataannya kelas V SD/MI, penguasaan pengajaran bahasa Indonesia

bagi anak didik belum mencapai hasil seperti apa yang diharapkan. Hasil belajar

dalam menulis karangan masih perlu ditingkatkan karena belum menunjukkan

hasil yang memuaskan. Hal tersebut menyebabkan rendahnya kemampuan siswa

dalam menetukan ide yang akan ditulisnya kedalam bentuk karangan sehingga

karangan yang ditulis siswa hanya seadanya, biasanya hanya terdiri dari 1-2

kalimat, rendahnya kemampuan siswa dalam memadukan hubungan antar

kalimat, serta rendahnya kemampuan siswa dalam penggunaan ejaan dan tanda

baca.

Penguasaan bahasa tulis mutlak diperlukan dalam kehidupan modern,

dalam kenyataannya pengajaran keterampilan membaca dan menulis kurang


3

mendapatkan perhatian. Menurut Pelly (Haryadi dan Zamsani) bahwa pelajaran

membaca dan menulis yang dulu merupakan pelajaran dan latihan pokok kini

kurang mendapatkan perhatian, baik dari para siswa maupun dari para guru.

Pelajaran mengarang sebagai salah satu aspek dalam pelajaran bahasa Indonesia

kurang ditangani secara sungguh-sungguh. Akibatnya kemampuan berbahasa

Indonesia para siswa kurang memadai.

Menurut Badudu (Haryadi dan Zamsani) bahwa rendahnya mutu

kemampuan menulis siswa disebabkan oleh kenyataan bahwa pengajaran

mengarang dianaktirikan.2

Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan alternatif pemecahan masalah

untuk mengatasi beberapa hal yang dianggap ikut mempengaruhi peningkatan

kemampuan menulis siswa. Salah satu di antaranya penyempurnaan kurikulum

dari setiap periode menjadi kurikulum yang lebih baik. Tujuan yang diharapkan

dari penyempurnaan kurikulum tersebut adalah meningkatnya kemampuan peserta

didik untuk menulis karangan dengan baik dan benar, serta menumbuhkan

apresiasi terhadap hasil karya peserta didik. Perlu memadukan kompetensi guru

dan sarana pembelajaran yang ada termasuk menggunakan metode atau strategi

pembelajaran yang memadai. Kemampuan seorang guru dalam memadukan

materi pengajaran dengan aspek keterampilan bahasa lainnya seperti berbicara,

menyimak, atau membaca.

Selanjutnya, proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang

dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar, dimana siswa dituntut
2
Haryandi dan Zamzani. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Proyek Pengembangan
Pendidikan Guru SMPN. 1996. Hal. 76
4

aktif dengan mencari dan menemukan suatu konsep. Firman Allah Swt dalam

QS.Al-Ghaasyiyah ayat 17-20:

ِ ُ‫) َوإِلَى ْال ِجبَا ِل َك ْيفَ ن‬18( ‫ت‬


ْ َ‫صب‬
)19( ‫ت‬ ْ َ‫أَفَاَل يَ ْنظُرُونَ إِلَى اإْل ِ بِ ِل َك ْيفَ ُخلِق‬
ْ ‫) َوإِلَى ال َّس َما ِء َك ْيفَ ُرفِ َع‬17( ‫ت‬
)20( ‫ت‬ ْ ‫ض َك ْيفَ ُس ِط َح‬ ِ ْ‫َوإِلَى اأْل َر‬

Terjemahnya:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia
diciptakan, dan langit bagaimana ia ditinggikan, dan gunung-gunung
bagaimana ia ditegakkan, dan bumi bagaimana ia dihamparkan.
(QS.Al-Ghosiyah ayat 17-20).3
Dalam ayat tersebut maksudnya adalah mendorong peserta didik untuk

dapat mencari dan menemukan serta menyelidiki apa yang telah diciptakan oleh

Allah Swt, kemudian mengamalkan segala pengetahuan yang telah diperoleh

dalam proses belajar mengajar atau pengamatan dari keyakinan dan sikap yang

mereka hayati dan pahami sehingga benar-benar telah ditransformasikan kedalam

diri peserta didik tersebut.

Kemampuan peserta didik untuk menulis karangan dengan baik dan benar

masih mengalami kendala dalam pembelajaran menulis diantaranya adalah

kurangnya kemampuan menulis siswa utamanya dalam menulis karangan, kurang

tepatnya orientasi dan pendekatan maupun teknik yang digunakan. Banyak faktor

yang menyebabkan siswa kurang berminat untuk menulis, misalnya tak ada

motivasi untuk menulis karena kurangnya sarana dan media yang menarik minat

siswa, strategi pembelajaran yang kurang sesuai dengan minat dan pengalaman

sehari-hari siswa, tidak tersedianya model-model tulisan dan proses, menulis dan

sebagainya. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan keterampilan

menulis siswa. Motivasi siswa untuk menulis harus ditingkatkan sehingga dapat

3
Soenarjo, dkk, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Depag RI, 2006), h. 720.
5

memicu kreaitivitasnya dalam menulis. Selain, guru sebagai falititator harus

menguasai dan mengembangkan berbagai alternatif metode pengajaran.

Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu strategi yang dapat digunakan

dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan pada

pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN 130 Bontobeang Kec. herlang Keb.

Bulukumba adalah menggunakan strategi aktivitas menulis terbimbing. Menurut

Khalik (1999) bahwa dengan strategi aktivitas menulis terbimbing keterampilan

siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi akan meningkat. Aspek

keterampilan yang mengalami peningkatan tersebut adalah (1) kelengkapan

gagasan. (2) kesesuaian judul dengan isi dan (3) kelancaran penggunaan bahasa.

Peningkatan itu disebabkan oleh pemberian pengalaman pada siswa untuk

melakukan eksplorasi. Hasil penelitian itu memberikan prediksi bahwa apabila

strategi aktivitas menulis terbimbing sering dilakukan guru di MI atau sederajat

maka keterampilan menulis karangan deskripsi siswanya akan semakin

meningkat.

Dari hasil pengamatan sementara, penyebab kurangnya keterampilan

menulis seperti di atas maka dapat dikatakan bahwa umumnya siswa mengalami

kesulitan, terutama menulis karangan deskripsi. Nilai hasil belajar yang diperoleh

masih sangat rendah dan belum mencapai standar kreteria ketuntasan minimal

yang telah ditetapkan, sehingga dapat mempengaruhi kemampuannya dalam

berkomunikasi secara tertulis. Hal-hal inilah yang memotivasi untuk melakukan

penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan

menggunakan strategi aktivitas menulis terbimbing siswa kelas V B SDN 130


6

Bontobeang Kec. herlang Keb. Bulukumba. Melalui strategi aktivitas terbimbing

diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis serta mencapai hasil

pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian

dapat dirumuskan yaitu apakah dengan menggunakan strategi aktivitas menulis

terbimbing dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa

kelas V B SDN 130 Bontobeang Kec. herlang Keb. Bulukumba Kabupaten

Bulukumba?.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendekspresikan peningkatan

kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas V B SDN 130 Bontobeang

Kec. herlang Keb. Bulukumba dengan menggunakan strategi aktivitas menulis

terbimbing.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang strategi pembelajaran

bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran

dikelas sehingga sebagai bahan pertimbangan bagi guru Bahasa Indonesia

agar dapat menciptakan iklim yang benar-benar menunjang proses belajar

mengajar secara optimal melalui pengembangan kurikulum pengajaran

yang sesuai dengan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis

karangan deskripsi.
7

b. Memiliki teori pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk

meningkatkan proses dan hasil belajar menulis karangan deskripsi.

c. Melalui penelitian ini, diharapkan masalah yang dihadapi yang tentunya

akan sangat membantu bagi perbaikan pembelajaran serta profesionalisme

guru yang bersangkutan.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan guru SDN 130 Bontobeang Kec.

herlang Keb. Bulukumba mendapat pengalaman secara langsung dalam

menggunakan strategi aktivitas menulis terbimbing dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia menulis karangan deskripsi.

b. Hasil penelitian ini di harapkan peneliti mendapat pengalaman nyata

dan dapat menerapkan strategi aktivitas menulis terbimbing jika menjadi

guru nanti.

c. Hasil penelitian ini diharapkan lembaga dapat menjadikan sebagai

bahan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya dan memberikan

pengetahuan tentang menulis karangan deskripsi.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Strategi Menulis Terbimbing


8

a. Pengertian Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Tompkins dan Hoskinson (Muhdar, 2008: 10) mengatakan bahwa aktivitas

menulis terbimbing sebagai kegiatan menulis yang memberikan kesempatan yang

seluas-luasnya kepada siswa untuk memilih dan mengembangkan topik yang

mereka senangi sehingga siswa merasa memiliki dan bertanggung jawab atas

tulisannya.

Sedangkan menurut Blake dan Spenato (Muhdar, 200: 10) mengatakan

sebagai berikut:

”Aktivitas menulis terbimbing merupakan salah satu strategi yang berdasar


pada pendekatan proses menulis dan dapat meningkatkan keterampilan
menulis serta mencapai hasil pembelajaran.4”

b. Tahap-Tahap Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Menurut Blake dan Spenato (Muhdar, 2008: 9) Aktivitas menulis

terbimbing meliputi lima tahap kegiatan. Adapun bentuk bimbingan yang

diberikan kepada murid pada tiap tahap, agar murid dapat menghasilkan karangan

yang baik, baik dari segi isi, dan bahasa maupun dari segi penulisan dan

perwajahan yang menarik adalah sebagai berikut:5

1) Pramenulis

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis adalah menentukan

topik dimana topik karangan jangan terlalu luas atau sempit. Menurut Muhdar

(200: 10) ada tiga syarat dalam menentukan


8 topik karangan yang baik yaitu (1)

Kebermaknaan, (2) Kemenarikan, dan (3) Ketertantangan.

4
Muhdar Sukmawati. 2008. Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dengan Menggunakan Aktivitas
Menulis Terbimbing Strategi. Skripsi. Watampone.

5
Ibid. Hal . 9
9

Langkah akhir dalam kegiatan pramenulis adalah menyusun kerangka

karangan atau rencana kerja yang mendukung ketentuan-ketentuan tentang

bagaimana menyusun karangan deskripsi, serta sebagai panduan atau rencana

penulisan, sehingga penulis dapat mengembangkan secara bertahap butir demi

butir karangan deskripsi.

Adapun bimbingan pada tahap pramenulis yaitu: (1) siswa

mengidentifikasi, memilih, dan menentukan topik berdasarkan tema tertentu. (2)

mengenali bentuk tulisan yang akan dikembangkan melalui pemberian model teks

bacaan. Membantu siswa memahami dan mengorganisasikan isi topik untuk

membantu siswa menambah, mengamati, atau menghilangkan informasi yang

diperlukan, dan (3) siswa menyusun karangan berdasarkan proses

pengorganisasian topik.

2) Pendrafan

Tahap pendrafan adalah tahap pengembangan pada tahap pramenulis. Pada

tahap ini penulis menjelaskan apa yang akan di tulis, mengapa menulis topik

tertentu (latar belakang), apa manfaat dan tujuan penulisan dan bagaimana

jangkauan penulisannya yang di susun dalam suatu bentuk kerangka. Dengan kata

lain, kerangka karangan adalah panduan seseorang dalam menulis kembangkan

suatu karangan.

Menurut Akhadiah (Muhdar, 2008: 13) bahwa:

Ketika mengembangkan setiap ide menjadi suatu karangan utuh,


penulis harus mengambil keputusan tentang kedalaman serta keluasan
isi karangan, jenis informasi yang akan di sajikan, pola organisasi
karangan termasuk di dalamnya teknik pengembangan alinea, serta
gaya dan cara pembahasan (pilihan kata, kalimat, dan alinea). 6
6
Ibid. Hal. 13
10

Adapun bimbingan pada tahap Pendrafan yaitu: (1) siswa mengembangkan

kerangka karangan menjadi draf sementara, dan (2) siswa mengembangkan

gagasan utama dan detil penjelasannya dengan baik.

3) Perbaikan

Pada tahap ini siswa dibimbing untuk mengecek ulang kerincian dan

kejelasan penggambaran dengan menambah, mengamati, menghilangkan atau

menukar gagasan yang kurang sempurna, paling tepat, berlebihan, kurang

berurutan melalui proses perbaikan siswa yang lain dan balikan langsung dari

guru.

Adapun bimbingan pada tahap perbaikan yaitu: (1) siswa membacakan draf

awal terhadap teman dengan baik, (2) melakukan diskusi dengan teman, dan (3)

merencanakan dan melakukan perbaikan draf awal berdasarkan saran dan

tanggapan dari teman-teman dan guru.

4) Penyuntingan

Penyuntingan merupakan tahap pembelajaran menulis yang perlu di alami

siswa agar tulisannya dapat di perbaiki. Fokusnya menyangkut aspek (1) Huruf

kapital, (2) Pemenggalan kata, dan (3) Pemakaian tanda baca seperti titik, koma,

tanda seru, tanda tanya, dan sebagainya. Hal ini dilakukan berdasarkan kaidah

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Tahap ini siswa dibimbing untuk memperbaiki kesalahan mekanik (ejaan dan

tanda baca) dalam draf dengan menerapkan penyuntingan teman sejawat dan

balikan langsung dari guru. Adapun bantuan yang di berikan pada tahap ini sama

seperti tahap perbaikan. Namun mempunyai perbedaan pada fokus perbaikan,


11

yang diperbaiki dalam penyuntingan adalah aspek mekanik, pilihan kata dan

penyusunan kalimat.

Menurut Muhdar (2008: 15), bimbingan pada tahap penyuntingan yaitu: (1)

Membaca seluruh karangan, (2) Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau

memberikan catatan bila ada hal yang harus diganti, ditambah atau

disempurnakan7.

5) Publikasi

Pada tahap ini aktivitas menulis atau siswa mempublikasikan karangannya

dengan cara menyalin kembali karangan deskripsi yang telah di perbaiki

(direvisi), diedit sehingga menjadi tulisan yang baik dan utuh. Karangan deskripsi

yang sudah utuh dapat dipublikasikan dengan cara membacakan hasil karangan

deskripsi tersebut di depan kelas. Pada tahap ini siswa dibimbing untuk dapat

mempublikasikan tulisannya.

Menurut Muhdar, 2008: 15), bimbingan pada tahap publikasi yaitu: siswa

dibimbing untuk menemukan serta menunjukkan pola penulisan yang sesuai, dan

melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan. Ada 7 langkah

yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran menulis karangan dengan

menggunakan Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing, yaitu:

a) Siswa diminta menentukan topik karangan melalui kegiatan tukar


pendapat dengan teman. Guru membantu membangkitkan gambaran
berkenaan dengan topik yang mungkin digarap.
b) Guru membantu siswa menggambarkan kerangka karangan, mendaftar
ide-ide dan sebagainya.
c) Siswa memanfaatkan sumber informasi yang bisa diperoleh dan menyusun
draf karya tulis.

7
Ibid. Hal. 15
12

d) Siswa saling menukar dan mempelajari draf karangan dan saling memberi
bahan masukan.
e) Guru mengoreksi draf karangan siswa dan mengadakan pembahasan
secara singkat dengan difokuskan pada bagian-bagian yang perlu
diperbaiki.
f) Siswa memperbaiki draf sesuai dengan masukan teman dan guru.
g) Siswa menuliskan kembali dan mempublikasikan melalui mading atau
membacakan di depan kelas.8

Dari uraian tahap-tahap dan langkah-langkah strategi aktivitas menulis

terbimbing yang dikemukakan oleh para ahli di atas memiliki keterkaitan dalam

proses pembelajaran menulis karangan, jadi peneliti dapat mengambil suatu

kesimpulan bahwa tahap-tahap dan langkah-langkah strategi aktivitas menulis

terbimbing merupakan suatu bentuk bimbingan yang diberikan kepada siswa pada

mtiap tahap yang ada pada langkah-langkah strategi aktivitas menulis terbimbing

agar siswa dapat menghasilkan karangan yang baik, baik dari segi isi dan bahasa

maupun dari segi penulisan dan perwajahan yang menarik.

2. Pengertian Kemampuan Menulis dan Manfaatnya

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan kita berusaha

sendiri (Depdiknas 1988: 553), sedangkan menurut Rukayah (Muhdar 2008: 6)

“kemampuan adalah seluruh daya dan upaya secara optimal. Menurut Tarigan

(Haryadi dan Zamzani, 1996: 77) menulis adalah menurunkan atau melukiskan

lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh

8
Ibid
13

seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut,

kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafis. 9

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa kemampuan menulis adalah

kesanggupan atau kecakapan dalam menurunkan atau melukiskan lambang-

lambang grafis sehingga pembaca dapat memahami makna lambang-lambang

grafis tersebut.

Surpano dan Yunus (Sulaeman, 2008: 9) mengemukakan 3 (tiga) manfaat

menulis yaitu (a) meningkatkan kecerdasan, (b) mengembangkan daya inisiatif

dan kreativitas (c) menumbuhkan keberanian, mendorong kemauan dan

kemampuan mengumpulkan informasi. Ketiga hal tersebut diuraikan sebagai

berikut.

Pertama,meningkatkan kecerdassan, artinya dengan menulis, seseorang

memiliki kemampuan mengharmonikan berbagai aspek meliputi: aspek

pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan, penuangan pengetahuan kedalam

susunan bahasa yang jernih dan disesuaikan dengan jenis karangan yang di tulis.

Kedua, menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas, artinya dengan

menulis dapat menghasilkan sendiri segala sesuatu yang berkaitan dengan

mekanik tulisan yang benar seperti: pungtuasi, ejaan diksi, kalimat, dan wacana.

Hasil tulisan dapat di terima oleh pembaca, maka tulisan harus di tata dengan

runtut dan jelas. Keruntutan karangan dapat memudahkan pembaca memahami isi

karangan.

Ketiga, dapat mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan

informasi sebanyak-banyaknya, artinya seorang penulis mau menyampaikan ide,


9
Haryadi dan Zamzani. Op Cit. Hal. 77
14

gagasan, dan pendapat kepada pembacanya. Kondisi seperti ini memotivasi diri

penulis untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya untuk di sampaikan

kepada pembacanya. Ketiga manfaat tersebut di atas, diharapkan dapat menjadi

motivasi bagi murid melakukan kegiatan menulis. Melakukan kegiatan menulis

dengan baik, akan berdampak positif bagi diri penulis dan orang lain.

3. Tujuan Pengajaran Menulis pada Pelajaran Bahasa Indonesia

Secara umum tujuan pengajaran menulis pada pelajaran Bahasa Indonesia

menurut Muslich, (2009) adalah sebagai berikut:

(a) Mampu mengungkapkan ide, gagasan, atau ide dalam bentuk


tulisan (b) Siswa dapat memahami materi dari berbagai segi,
bentuk, makna, dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan,
baik secara tersurat maupun secara tersirat dengan bentuk tulisan
(c) Siswa memiliki kemampuan dalam menggunakan materi yang
diajarkan untuk meningkatkan kemampuan intelektualnya,
kematangan emosional, dan kematangan sosial. Misalnya siswa
mampu menulis kembali dengan bahasanya sendiri beragam teks
dan mampu menjelaskan isinya, serta mampu merespon isi bacaan
dengan kata-kata sendiri (d) Siswa dapat mengingat materi dan
memudahkan dalam mempelajarinya untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan dan wawasannya.10

Selanjutnya tujuan pengajaran menulis pada pelajaran Bahasa Indonesia di

SMPN menurut Rachmat Widodo, (2009) adalah sebagai berikut:

(a) Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun


peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data,
dan peristiwa agar pembaca memperoleh pengetahuan dan
pemahaman baru tentang berbagai hal.
(b) Membujuk: menulis tulisan seseorang penulis mengharapkan pula
pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau
mendukung yang dikemukakannya.
(c) Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan.
(d) Menghibur; bahwa fungsi dan tujuan menghibur dalam
komunikasi bukan onopoli media massa, radio, televisi, melainkan
10
Muhlis. Op Cit. Hal. 122
15

tulisan dapat pula berperan dalam menghibur khalayak


pembacanya.11

Dari beberapa tujuan pengajaran menulis pada pelajaran Bahasa Indonesia

dapat disimpulkan bahwa tujuan pengajaran menulis yakni dapat meningkatkan

pengetahuan dan wawasan siswa serta menumbuhkan kreatifitas siswa dalam

mengungkapkan ide, gagasan serta menginformasikan segala sesuatu baik itu

fakta, data, maupun peristiwa sehingga pembaca mamperoleh pengetahuan baru.

4. Pengertian Karangan Deskripsi

Menurut Finosa, (2009), deskripsi dipungut dari bahasa Inggris

description yang berhubungan dengan kata kerja to describe (melukiskan dengan

bahasa). Uraian di atas mengandung pengertian bahwa karangan deskripsi

merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda

sebagaimana adanya.

Karangan deskripsi merupakan karangan yang melukiskan atau

menggambarkan sesuatu dengan kalimat yang penuh imajinasi. Karangan ini

menggambarkan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat,

mendengar, mencium dan merasakan apa yang dipahaminnya itu sesuai dengan

fikiran penulis. Wacana bermaksud menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu,

dengan kesan utama sebagai pengikat semua kesan yang dilukisnya.

Penggambaran sesuatu dalam karangan deskripsi memerlukan kecermatan

pengamatan dan ketelitian. Hasil pengamatan itu kemudian dituangkan oleh

penulis dengan menggunakan kata-kata yang kaya akan nuansa dan bentuk.

11
Widodo Rachmad.. Pendalaman Materi Menulis di SD. Jurnal. Jakarta. (Online) 2009
16

Dengan kata lain, penulis harus sanggup mengembangkan suatu objek melalui

rangkaian kata-kata yang penuh arti dan kekuatan sehingga pembaca dapat

menerimanya seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, menikmati sendiri

objek itu.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan karangan deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas

pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek

yang sebenarnya atau sebagai mana adanya.

Menurut Warsidi dan Farika (2008) Langkah-langkah dalam menyusun

karangan adalah sebagai berikut:

(a)Menentukan topik karangan. (b) Topik karangan adalah inti yang


dijadikan landasan pengembangan karangan. (c) Menentukan tema. (d)
Tema adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan
pembahasan dari tujuan yang akan dicapai melalui topik yang sudah
dirumuskan. (e) Menyusun kerangka karangan. (f) Kerangka adalah
rencana kerja yang memuat garis-garis besar suatu karangan. (g)
Mengembangkan kerangka karangan12

Pengembangan karangan adalah memaparkan bukti yang mendukung

dalam bentuk paragraf. Gagasan utama didukung kalimat penjelas. Dengan

demikian, paragraf menjadi utuh dan informasinya lengkap. Pengembangan

biasanyanya memerlukan sejumlah bukti yang mendukung gagasan penulis.

Dari uraian di atas tentang pengertian kemampuan menulis dan pengertian

karangan deskripsi disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan deskripsi

adalah kesanggupan atau kecakapan dalam menurunkan atau melukiskan suatu

objek dalam suatu bentuk rangkaian tulisan yang bertujuan memperluas


12
Warsidi Edi dan Farika.. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. 2008. Hal. 61-62.
17

pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek

yang sebenarnya atau sebagai mana adanya.

5. Pengertian Paragraf dan Penggunaannya dalam Menulis Karangan

Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan

atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau

mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah

paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua kalimat,

mungkin juga terdiri dari lebih dua kalimat, bahkan sering ditemukan bahwa

suatu paragraf lebih dari lima kalimat. Menurut Finosa, (2009), walaupun paragraf

itu mengandung beberapa kalimat tidak satupun kalimat membicarakan hal yang

lain.

a. Syarat-Syarat Paragraf

Paragraf yang baik harus memiliki dua karakteristik, yaitu kesatuan

paragraf dan kepaduan paragraf. Kedua syarat tersebut adalah dalam sebuah

paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu, menurut Finoza,

(2009) mengatakan bahwa kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu di tata

secara cermat agar tidak ada satupun menyimpang dari ide pokok paragraf itu,

kalau ada ide pokok yang menyimpang dari pokok paragraf itu, paragraf menjadi

tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari

paragraf. 13

13
Finosa Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Intan mulia. 2009. Hal. 193
18

Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimamt secara logis

dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antara kalimat. Urutan yang

logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam

paragraf tidak ada kalimat-kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan

yang di bicarakan.

b. Pengait Paragraf

Menurut Finoza, (2009), paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf,

yaitu berupa:

(1) ungkapan penghubung transisi, (2) kata ganti, dan (3) kata kunci
(pergaulan kata yang digantikan). Ungkapan pengait antar kalimat dapat
berupa ungkapan penghubung/transisi, yaitu (a) hubungan tambahan, (b)
hubungan pertentangan, (c) hubungan perbandingan, (d) hubungan akibat, (e)
hubungan tujuan, (f) hubungan singkatan, (g) hubungan waktu, dan (h)
hubungan tempat. Dari uraian di atas dapat dijelaskan (a) Hubungan
tambahan: lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, disamping itu, lalu,
berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula. (b) Hubungan pertentangan:
akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaiknya, meskipun
begitu, dan lain hal. (c) Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal
yang demikian, dan sehubungan dengan itu. (d) Hubungan akibat: oleh sebab
itu, jadi akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh sebab itu. (e) Hubungan
tujuan: untuk itu, dan untuk maksud itu (f) Hubungan singkatan: singkatnya,
spendeknya, pada umumnya, dengan kata lain, dan sebagai simpulan. (g)
Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, dan beberapa saat
kemudian, berdekatan dengan itu. (i) Hubungan tempat: berdekatan dengan
itu.14

Keberhasilan seseorang dalam belajar berhubungan erat dengan efisiensi dan

efektivitas proses belajarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Abdullah (1979 :2)

bahwa: “ prestasi atau hasil belajar sebagai indikator kualitas dari pengetahuan

yang dikuasai anak. Tinggi rendahnya prestasi belajar merupakan indikator sedikit

banyaknya yang dikuasai anak dalam studi kegiatan tertentu “.

14
Ibid. Hal. 195
19

Penelitian tentang menulis karangan deskripsi dalam pembelajaran bahasa

Indonesia yang sebelumnya telah dilakukan oleh Sulaaeman, S.Pd pada tahun

2008 dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses yaitu pada kelas VII

SMP Negeri 1 Pallangga Keb. Gowa Sulawesi Selatan. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Sulaeman, S.Pd terbukti bahwa hasil belajar siswa terhadap

menulis karangan deskripsi dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

Adapun aspek yang mengalami peningkatan adalah kemampuan menggunakan

ejaan dan tanda baca, kemampuan mengembangkan paragraf serta kemampuan

dalam menentukan tema karangan. Oleh sebab itu, peneliti mencoba mengadakan

penelitian dengan materi yang sama tetapi menggunakan pendekatan yang

berbeda yaitu dengan menerapkan strategi aktivitas menulis terbimbing dalam

proses pembelajaran dan hasilnya kemampuan menulis karangan siswa

meningkat. Adapun aspek yang mengalami peningkatan yaitu kemampuan dalam

menggunakan ejaan, tanda baca, menghubungkan antarkalimat, mengembangkan

karangan, dan kemampuan dalam mendeskripsikan suatu objek.

B. Kerangka Pikir

Kemampuan peserta didik untuk menulis karangan dengan baik dan benar

masih mengalami kendala dalam pembelajaran menulis diantaranya adalah

kurangnya kemampuan menulis siswa utamanya dalam menulis karangan, kurang

tepatnya orientasi dan pendekatan maupun teknik yang digunakan. Banyak faktor

yang menyebabkan siswa kurang berminat untuk menulis, misalnya tak ada

motivasi untuk menulis karena kurangnya sarana dan media yang menarik minat

siswa, strategi pembelajaran yang kurang sesuai dengan minat dan pengalaman
20

sehari-hari siswa, tidak tersedianya model-model tulisan dan proses, menulis dan

sebagainya. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan keterampilan

menulis siswa. Motivasi siswa untuk menulis harus ditingkatkan sehingga dapat

memicu kreaitivitasnya dalam menulis. Selain, guru sebagai falititator harus

menguasai dan mengembangkan berbagai alternatif metode pengajaran.

Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu strategi yang dapat digunakan

dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan pada

pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN 130 Bontobeang Kec. herlang Keb.

Bulukumba adalah menggunakan strategi aktivitas menulis terbimbing.

Berdasarkan kajian pustaka yang mendasari penelitian ini, maka disusun kerangka

pikir yang disajikan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Kurikulum 2013

Pembelajaran Bahasa
Indonesia

Karangan Deskripsi

Penerapan strategi aktivitas Pembelajaran Menulis Karangan


terbimbing Deskripsi

PTK

Perencanaan

Belum Berhasil
21

Analisis Refleksi Observasi Tindakan

Berhasil

Peningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas


V B SDN 130 Bontobeang Kec. Herlang Keb. Bulukumba

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori, hipotesis tindakan dalam

penelitian ini yaitu terjadi peningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi

siswa kelas V B SDN 130 Bontobeang Kec. herlang Keb. Bulukumba.


22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Biklen

(Zuriah, 2007), ciri-ciri pendekatan kualitatif yaitu (a) lingkungan alamiah sebagai

sumber data langsung, (b) manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpul

data, (c) analisis data dilakukan secara induktif, (d) penelitian bersifat deskriptif-

analitis, (e) tekanan penelitian berada pada proses, (f) pembatasan penelitian

berdasarkan fokus, (g) perencanaan bersifat lentur dan terbuka, (h) hasil penelitian

merupakan kesepakatan bersama. (i) pembentukan teori berasal dari dasar, (j)

pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif, (k) teknik sampling


23

cenderung bersifat purposive, (l) penelitian bersifat menyeluruh, (m) makna

sebagai perhatian utama penelitian.15

Jenis penelitian yang dilakukan adalah classroom action research

(penelitian tindakan kelas) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas.

Penggunaan sistem ini bertujuan memperbaiki pembelajaran di sekolah dengan

rancangan penelitian berdaur ulang (siklus). Model tindakan yang dilakukan

dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat Kemmis dan Mc Taggart (Sulaeman,

2008: 28) proses penelitian tindakan merupakan sebuah siklus atau proses daur

ulang yang terdiri dari empat aspek fundamental diawali dari aspek

mengembangkan perencanaan kemudian melakukan tindakan sesuai dengan

rencana, observasi/pengamatan terhadap tindakan, dan diakhiri dengan melakukan

refleksi.

B. Definisi Istilah
23
1. Karangan deskripsi adalah merupakan karangan yang melukiskan atau

menggambarkan sesuatu dengan kalimat yang penuh imajinasi. Karangan

ini menggambarkan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat,

mendengar, mencium dan merasakan apa yang dipahaminnya itu sesuai

dengan fikiran penulis

2. Strategi aktivitas menulis terbimbing adalah kegiatan menulis yang

memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk memilih

15
Zuriah. Pengantar Penelitian Pendidikan. Diterjemahkan oleh Donal Arief. Bandung: Angkasa.
2007. Hal. 93
24

dan mengembangkan topik yang mereka senangi sehingga siswa merasa

memiliki dan bertanggung jawab atas tulisannya.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan

deskripsi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui strategi aktivitas menulis

terbimbing kelas V B SDN 130 Bontobeang Kec. herlang Keb. Bulukumba.

D. Subjek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V B SDN 130

Bontobeang Kec. herlang Keb. Bulukumba yang aktif dan terdaftar pada semester

genap tahun ajaran 2019/2020 dengan jumlah siswa 23 orang yang terdiri dari 13

orang siswa perempuan dan 10 orang siswa laki-laki.

E. Rancangan Penelitian

Tahap tindakan digambarkan dalam bagan berikut ini :

Observasi awal

Menyusun Observasi
Pelaksanaan Refleksi
rencana siklus I tindakan
tindakan siklus I siklus I
siklus 1

Belum berhasil

Refleksi Observasi Pelaksanaan Menyusun


siklus II siklus II tindakan siklus II rencana siklus
II

Berhasil
25

Bagan. 3.1. Alur PTK diadaptasi dari Kemmis dan Mc. Taggart.16

Berdasarkan bagian-bagian tentang prosedur pelaksanaan tindakan penelitian

yang terdiri atas : perencanaan tindakan, pelaksanaan pelaksanaan tindakan,

observasi dan refleksi, maka keempat tahap tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan adalah persiapan perencanaan tindakan pembelajaran

menulis karangan melalui strategi aktivitas menulis terbimbing dengan

langkah-langkah berikut:

1) Melaksanakan observasi awal untuk menentukan model dan format

penerapan tindakan siklus I.

2) Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan strategi aktivitas

menulis terbimbing.

3) Menyusun rencana tindakan pembelajaran siklus I.

4) Menetukan bahan dan media pembelajaran yang di gunakan.

5) Menyusun rambu-rambu instrumen data keberhasilan guru maupun

instrumen data keberhasilan siswa, berupa format observasi dan tes.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan merupakan pengimplementasian rencana

tindakan yang disusun, selama proses pembelajaran berlangsung kegiatan yang

dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan sesuai dengan skenario

pembelajaran yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan meliputi:

1) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran.


16
Aqib Zainal dkk.. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. 2009
26

2) Aktivitas siswa pada waktu menjawab pertanyaan.

3) Aktivitas siswa pada waktu mengerjakan tugas.

4) Aktivitas siswa dengan guru sewaktu siswa diminta untuk bertanya dan

mengemukakan pendapat.

c. Observasi

Tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat

selesai tindakan. Fokus observasi adalah aktivitas guru dan siswa, aktivitas guru

dapat diamati mulai pada tahap pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir

pembelajaran. Pada aktivitas guru dan siswa diperoleh dengan menggunakan

format observasi. Format observasi seperti pada lampiran.

d. Refleksi

Langkah terakhir dalam prosedur penelitian tindakan ini adalah mengadakan

refleksi terhadap hasil yang telah dicapai pada siklus. Refleksi di lakukan dengan

mengacuh pada hasil observasi selama proses dan pada saat selesai pembelajaran,

yang terdiri atas aktivitas guru maupun siswa. Jika hasil yang di capai pada siklus

I belum sesuai indikator dan target (70 %) sesuai rencana, maka akan di

musyawarakan bersama dengan guru tentang alternatif pemecahannya dan

selanjutnya di rencanakan tindakan berikutnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mempermudah pengumpulan data, penelitian ini menggunakan

beberapa teknik. Adapun teknik pengumpulan data tersebut, yaitu:

1. Observasi
27

Observasi merupakan alternatif yang dilakukan dengan cara melakukan

pengamatan secara teliti serta mencatat secara sistematis tentang sesuatu yang

terjadi di kelas berkaitan dengan materi yang ditargetkan guru. Pengumpulan data

dilakukan dengan cara observasi selama pembelajaran berlangsung. Observasi

bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan tindakan yang

telah disusun serta untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat

menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki. Dalam observasi

penelitian peneliti mencatat segala gejalah perubahan selama pembelajaran dan

disesuaikan dengan konsep atas indikatornya. Observasi dalam penelitian

dikembangkan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Observasi terhadap guru yang difokuskan pada langkah-langkah

pembelajaran dengan menggunakan strategi aktivitas menulis terbimbing

dalam meningkatkan kemampuan siswa kelas V pada pelajaran Bahasa

Indonesia dalam materi menulis karangan deskripsi.

2) Observasi terhadap siswa yang difokuskan terhadap keaktifan

mengikuti tahap-tahap strategi aktivitas menulis terbimbing selama proses

pembelajaran yang terjadi di kelas.

2. Tes

Tes merupakan serangkaian kegiatan untuk mengukur keterampilan,

pengtahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau

kelompok. Tes digunakan untuk memperoleh gambaran/informasi tentang

bagaimana pengaruh strategi aktivitas menulis terbimbing terhadap hasil belajar

Bahasa Indonesia, maka dipergunakan tes sebagai instrument penelitian. Tes


28

dilakukan bertujuan untuk mengumpulkan informasi guna mengetahui

kemampuan menentukan unsur-unsur karangan serta menulis karangan yang baik.

Tes menulis karangan dilakukan pada akhir setiap tindakan, bertujuan untuk

mengetahui kemampuan anak dalam menulis karangan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara yang di gunakan untuk memperoleh data dan

informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan, angka, dan gambar yang

berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi

digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah.

G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan teknik analisis deskripsi

kualitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan

atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui

respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah analisis data sebagai berikut:

1. Data setiap aspek di analisis dan ditabulasi, kemudian di hitung rata-rata

dengan menggunakan teknik presentase setiap aspek.

2. Data setiap aspek di analisis berdasarkan kecenderungannya.

3. Mendeskripsikan berdasarkan kecenderungan hasil anlisis data

4. Membuat kesimpulan sementara berdasarkan hasil deskripsi data

Analisis data dapat dilakukan setelah melihat data yang telah dikumpulkan

melalui observasi, selama tahapan-tahapan (siklus) yang telah dilewati. Hal ini
29

senada dengan pendapat Mc.Targart (Sulaeman, 2008: 27) mengatakan bahwa

PTK terdiri atas beberapa siklus dengan tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan,

(2) tindakan (3) observasi (4) refleksi. Selain itu analisis data dilakukan dengan

cara mengelompokkan data aspek guru dan aspek siswa dalam proses

pembelajaran dianalisis berdasarkan kemunculan indikator. Penafsiran data proses

pembelajaran pada aspek guru dan siswa digunakan acuan dengan rumus:

frekuensi
x 100%
jumlahresponden

Selanjutnya data ditafsirkan dengan menggunakan rentang taraf keberhasilan

sebagai berikut:

Tabel. 3.1. Taraf rentang keberhasilan siswa yang di adopsi dari Nurkancana

(1983)

Taraf keberhasilan Kualifikasi


85% – 100% Sangat Baik (SB)
70% – 84% Baik (B)
55% – 69% Cukup (C)
46% – 54% Kurang (K)
0% – 45% Sangat Kurang (SK)

Berdasarkan kriteria standar di atas, Sebagai tolak ukur (kriteria) keberhasilan

tindakan kelas ini berhasil, peneliti menentukan tingkat kriteria keberhasilan

tindakan pada penelitian ini dilihat dari kemampuan siswa pada materi menulis

karangan adalah apabila secara keseluruhan pada setiap siklus telah meningkat

dan menunjukkan tingkat pencapaian keberhasilan siswa secara keseluruhan


30

mencapai penguasaan dengan rata-rata kelas 70 % maka tindakan dianggap telah

berhasil dilaksanakan.

No Aspek Yang Dinilai Skor Maksimal


1 Isi 20
2 Organisasi Isi 20
3 Tata Bahasa 20
4 Pilihan Kata 20
5 Ejaan 20
Jumlah Skor 100

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Finosa Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Intan mulia.

Haryandi dan Zamzani. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Yogyakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru SMPN.

Khalik A. 1999. Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi dengan Strategi


Aktivitas Menulis Terbimbing bagi Siswa kelas VII SMP Sumbersari V
Malang. Tesis, tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Malang. (Online). http://aflahchintya23.wordpress.com
di akses 22 Februari 2010.

Muhdar Sukmawati. 2008. Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi


Dengan Menggunakan Aktivitas Menulis Terbimbing Strategi. Skripsi.
Watampone.

Muslich Masnur. 2009. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.
31

Nurkanca, dkk.1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Rofi’uddin Ahmad dan Zuhdi Darmiyati. 1998/1999. Pendidikan Bahasa dan


Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi. Depdikbud Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Subana dan Sunarti. 2000. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.


Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet.

Sulaeman. 2008. Meningkatkan keterampilan menulis karangan melalui


Pendekatan proses. Skripsi. Watampone.

Taza’I dan Arifin. 2002. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika


Persindo.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta:


Cemerlang.

Warsidi Edi dan Farika. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Widodo Rachmad. 2009. Pendalaman Materi Menulis di SD. Jurnal. Jakarta.


(Online)

Zuriah. 2007. Pengantar Penelitian Pendidikan. Diterjemahkan oleh Donal Arief.


Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai