A. Tinjauan Pustaka
prestasi belajar pendidikan agama islam siswa kelas V MIS PADI Kabupaten
nilai rxy product moment (rtabel) = 0,361. Jadi r hitung lebih besar dari r tabel.1
siswa MIS PADI Kabupaten Bulukumba. Hasil penelitiaan ini adalah adanya
1
Arman MAulana, Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas V MIS PADI Kabupaten Bulukumba Tahun Pelajaran
2016/2017, (Bulukumba : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah STAI Al-Gazali Bulukumba, 2015), Skripsi
tidak di publikasikan.
6
7
Dari penelitian di atas terdapat kesamaan dengan penelitian yang peneliti teliti
1. Dilihat dari subjek yang diteliti, penelitian yang pertama subjeknya kelas V,
penelitian yang kedua subjeknya siswa adalah kelas 1 sampai kelas 6, sedangkan
3. Dilihat dari segi analisis datanya, penelitian yang pertama dan kedua
1. Media Pembelajaran
2
Syahrul, Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Perilaku Keagamaan di SDN 24
Salemba Kabupaten Bulukumba, (Bulukumba : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah STAI Al-Gazali
Bulukumba, 2017), Skripsi tidak di publikasikan.
8
Kata media berasal dari bahasa “Latin” dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium” yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Jadi
media adalah perantara atau pengantar pesan. Gelarch dan Ely mengatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
Dalam pengertian ini, guru, buku, teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih khusus, pengertian media didalam proses belajar mengajar
Media Audio Visual adalah Media instruksional modern yang sesuai dengan
perkembangan zaman, dimana jenis media ini selain mengandung unsur suara media
audio-visual juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Media pembelajaran
merupakan alat komunikasi, baik dalam proses penyampaian pesan dari sumber pesan
dari guru melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Sumber pesan
adalah saluran atau media penerima pesan adalah komponen proses komunikasi.
Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada di buku
materi ajar yang menjadi sumber pesan adalah guru, orang lain ataupun penulis buku
Selain yang telah dikemukakan oleh Santoso S. Hamidjoyo, juga Mc. Luhan
Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan tersebut diatas, penulis dapat
memahami bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat membantu
guru dalam proses belajar mengajar, karena media tersebut dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan yang dapat merangsang perhatian dan minat siswa. Dengan
Media pembelajaran juga disimpulkan sebagai semua alat bantu yang digunakan
sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (anak didik atau warga belajar).
Media juga merupakan salah satu bagian dari kurikulum untuk menyajikan bahan
pelajaran sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian yang dapat
5
John D. Latuhere, Media Pembelajaran dalam Proses Mengajar Masa Kini, (IKIP Ujung
Pandang, 2013), h.11
6
Ibid, h. 13
7
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 80.
10
suatu alat yang sangat penting untuk keberadaannya. Oleh karena itu, guru dituntut
situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pembelajaran membantu guru dalam
menyampaikan materi pelajaran meskipun yang dihadapi itu adalah kelompok yang
oleh guru, semua akan menjadi lebih jelas dan mudah dipahami oleh peserta didik
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dari isi pelajaran
saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran
juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman. Guru menyajikan data yang
Oleh karena itu, di samping membantu keefektifan proses pembelajaran juga dapat
meningkatkan Mutu Pembelajaran. Akan tetapi penggunaan media itu baru akan
masing. Dalam artian bahwa guru harus menggunakan media sesuai dengan
kebutuhan siswa dan juga siswa harus memperhatikan pelajaran yang disampaikan
oleh guru. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT. Di dalam alquran surah Ar-
dapat dipahami bahwa sebaik apapun media yang digunakan oleh guru dalam
pelajaran, mustahil tujuan pembelajaran yang kita ingin capai akan terpenuhi.
1) Obyek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film
2) Obyek yang terlalu kecil dapat dibantu dengan proyektor mikro, film atau
gambar.
Depertemen Agama RI., Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta : Mahkota Surabaya, 1989), h.
9
370.
10
Arif S. Sadiman, Media Pendidikan, (Cet. II; Jakarta: CV Rajawali, 2010), h. 16.
12
3) Gerak yang terlalu lambat atau cepat, dapat dibantu dengan fhotograhy.
4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilakan lewat
6) Konsep yang terlalu luas (gunung merapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain)
dapat difisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain.
diatasi dengan sikap pasif anak didik, dalam hal ini media pembelajaran berguna
untuk:
minatnya.
4. Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan
bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi jika latar belakang
lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini bisa diatasi dengan
medianya. Akan tetapi yang lebih penting adalah fungsi peranannya dalam membantu
Pertama, guru perlu pemahaman media pembelajaran antara lain jenis dan
manfaat media pembelajaran, kriteri memilih dan menggunakan media
pembelajaran sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut pengunaan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar siswa. Kedua, guru terampil
menggunakan media pembelajaran sederhana untuk keperluan pengajaran,
terutaman media dua dimensi atau media grafis dan beberapa media tiga
dimensi dan media proyeksi. Ketiga, memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam menilai keefektifan media dalam proses belajar mengajar.12
Dalam menggunakan media pembelajaran sebagai alat komunikasi khususnya
dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, kiranya harus berdasarkan pada
kriteria pemilihan media yang obyektif. Sebab penggunaan media pembelajaran tidak
sekedar menampilkan program pengajaran di dalam kelas, akan tetapi harus dikaitkan
beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pembelajaran,
a. Bahan pelajaran yang dijelaskan oleh guru kurang dipahami siswa. Dalam
situasi seperti ini sangat bijak apabila guru menampilkan media untuk
memperjelas pemahaman siswa mengenai bahan pengajaran. Misalnya
menyajikan bahan dalam bentuk visual melalui gambar, grafik, bagan atau
model-model yang berkenaan dengan isi bahan pelajaran.
b. Terbatasnya sumber pengajaran. Tidak semua sekolah mempunyai buku
sumber atau tidak semua bahan pelajaran ada dalam buku sumber. Situasi
seperti ini menuntut guru untuk menyediakan sumber tersebut dalam bentuk
media, misalnya peta atau globe yang dijadikan sumber pelajaran bagi siswa.
c. Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pelajaran melalui penuturan
kata-kata (verbal) akibat lelah disebabkan terlalu lama mengajar. Dalam
situasi seperti ini guru dapat menampilkan media sebagai sumber belajar bagi
siswa. Misalnya guru menampilkan bagan dan grafik serta siswa diminta
untuk memberi analisa atau menjelaskan materi yang tersirat dalam gambar
atau grafik tersebut, baik secara individual maupun secara kelompok.
d. Perhatian siswa terhadap pelajaran mulai berkurang akibat kebosanan
mendengarkan uraian dari guru. Penjelasan atau penuturan secara verbal oleh
guru mengenai bahan pengajaran biasanya sering membosankan siswa.
Apabila cara guru dalam menjelaskan kurang menarik. Dalam situasi seperti
ini tampilnya media akan mempunyai makna bagi siswa dalam menumbuhkan
kembali perhatian belajar para siswa.13
bermakna dalam pengajaran dapat membuat pendidikan dan pengajaran lebih efektif
dan efesien dengan meningkatkan semangat belajar serta meningkatkan motivasi para
media pembelajaran dapat dilakukan dengan tertib dan proses belajar mengajar lebih
bermutu.
memilih media dalam pembelajaran, itu berarti keberhasilan proses berikutnya akan
13
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Cet. I; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2017), h. 241.
15
kepada yang kompleks, berawal dari yang termurah sampai kepada yang termahal.
Para ahli melalui berbagai penelitian belum berhasil menemukan media pembelajaran
yang paling tepat yang dapat digunakan untuk segala jenis bentuk materi pengajaran
Sekarang yang perlu dipikirkan adalah apa yang dapat dijadikan sebagai
landasan untuk guru di dalam memilih media pembelajaran sehingga kesalahan dalam
14
Sudirman N. dkk, Ilmu Pendidikan, (Cet. III; Bandung: CV. Remaja Karya, 1989), h. 206-
207
16
dikemukakan di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa guru dapat lebih
Oleh sebab itu, media bukanlah keharusan tetapi sebagai pelengkap jika
lembar kerja , dan sebagainya pada umumnya berisi materi pembelajaran yang dapat
diakses dan dibaca oleh siswa langkah demi langkah sesuai dengan yang diinginkan.
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran, (Cet. III; Bandung: CV Sinar Baru,
15
Untuk media yang berupa buku teks biasanya dilengkapi uraian materi, contoh soal,
Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling dikenal adalah buku teks,
buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut
enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format,
a) Konsistensi
(2) Usahakan untuk konsisten dalam jarak spasi. Jarak antara judul dan baris
pertama serta garis samping supaya sama, dan antara judul dan teks utama.
Spasi yang tidak sama sering dianggap buruk, tidak rapih dan oleh karena
b) Format
(1) Jika paragraf panjang sering digunakan, wajah satu kolom lebih sesuai;
lebih sesuai.
(2) Isi yang berbeda supaya dipisahkan dan dilabel secara visual.
(3) Taktik dan strategi pembelajaran yang berbeda sebaiknya dipisahkan dan
c) Organisasi
mana mereka atau sejauh mana mereka dalam teks itu. Siswa harus
18
mampu melihat sepintas bagian atau bab berapa mereka membaca. Jika
d) Daya tarik
Perkenalakan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang berbeda. Ini
e) Ukuran huruf
(1) Pilihlah huruf yang sesuai dengan siswa, pesan, dan lingkungannya.
(2) Hindari penggunaan huruf capital untuk seluruh teks karena dapat
(1) Gunakan spasi kosong lowong tak berisi teks atau gambar untuk
keterbacaan,
2) Media Visual
visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik. Media berbasis visual
19
memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi
pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaliknya ditempatkan
pada konteks yang bermakana dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk
Bentuk visual bisa berupa (a) gambar refresentasi seperti gambar, lukisan
atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda; (b)
diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan
struktur isi material, (c) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang
antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti tabel, grafik, dan chart
(bagan) yang menyajikan gambaran/ kecenderungan data atau antarhubungan
seperangkat ganbar atau angka-angka.16
peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda tergantung dari faktor-
tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari,
maka obyeknyalah yang di bawa ke peserta didik. Obyek yang di mkasud bisa dalam
bentuk nyata
belajar mengajar, karena media visual memiliki peran yaitu memudahkan dalam
penyampaian materi kepada peserta didik serta mampu memperlihatkan objek secara
langsung.
3) Media Audio
16
Azhar Arsyad, Op. Cit., h. 87-89
20
verbal. Salahsatu jenis media berbasis visual yang dapat digunakan dalam
untuk mendengarkan berita yang bagus dan actual, dapat mengetahui bebrapa
sebagainya. Radio juga dapat dijadikan sebagai media dan pengajaran yang cukup
efektif.
sebagai berikut:
mulai pada waktu yang tepat dan juga berakhir pada waktu yang tepat pula.
mungkin terjadi. 17
Media audio visual adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima
tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting dalam media audio
visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang
Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang kemudian
disentesis ke dalam apa yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini merupakan
penuntun bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana vidio menggambarkan atau
sesuatu yang dapat menarik perhatian semua siswa. Hal ini diikuti dengan jalinan
Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang
menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide), film
rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara
dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video kaset.
17
Drs. M. Basyiruddin Usman, M. Pd , Media Pembelajaran, (Cet I ; Jakarta ; Ciputat pers,
2012). h.86.
18
Azhar Arsyad, Op. Cit., h. 91-92
22
menunjangnya Mutu Pembelajaran pula, banyak hal yang diperhatikan dalam proses
kelebihan tetap masih terdapat kekurangan, berikut akan dibahas tentang kelebihan
Dari penjelasan di atas, kita dapat simpulkan bahwa media audio visual adalah
media yang lengkap, di mana media tersebut menggunakan ke dua dari jenis media
yakni audio dan visual, tetapi dalam media audio visual juga ditemukan beberapa
kekurangan. Berikut ini akan dibahas tentang Kelebihan & Kelemahan Media Audio-
Visual, yaitu:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk
(1) Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, filmbingkai,
(2) Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau
gambar
(3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse
(4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
(5) Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,
diagram.
(6) Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di
tetap memandang materi audio-visual sebagai alat Bantu guru dalam mengajar.
dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat Bantu guru dalam proses
4) Media audio-visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karna
(1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
(3) Obyek yang terlalu besar bisa digantikan denga proyektor, mikro, film,
(4) Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor, mikro, film atau gambar.
(5) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
(6) Obyek yang terlalu kompleks bisa disajikan dengan model atau diagram.
(7) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim) dapat
(2) Memungkinkan interkasi yang lebih langsung antara peserta didik dengan
(3) Memungkinkan peserta didik belajar sendiri sesuai kemampuan dan minatnya
(4) Dengan sifat yang unik pada setiap peserta didik ditambah dengan lingkungan
ditentukan sama untuk setiap peserta didik. Maka guru akan mengalami
kesulitan bilamana itu harus diatasi sendiri, maka masalah seperti itu harus
2. Pembelajaran Luring
tatap muka langsung. Sistem ini juga dikenal dengan sistem pembelajaran daring.20
gunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet. Daring adalah terjemahan dari
19
M. Arief Sardiman dkk., Media Pendidikan (Cet.III; Jakarta: Grafindo Persada, 2013), h. 16-
17
20
Tahrus, Zainun N.H. 2021. Dunia dalam Ancaman Pandemi: Kajian Transisi
Kesehatan Mortalitas Akibat Covid19. https://www.researchgate.net/publication/340224377
26
sama sekali tidak dalam kondisi terhubung jaringan internet maupun intranet. Sistem
seperti televisi dan radio. Jika peserta didik menulis artikel atau mengerjakan tugas di
Microsoft Word dan tidak menyambungkannya dengan jaringan internet, maka itu
bertemu secara langsung tanpa menggunakan internet, hal itu adalah contoh aktivitas
luring.21
Sistem pembelajaran daring dan luring mau tidak mau harus tetap dilakukan
di tengah pandemi COVID-19. Sebab, tidak mungkin peserta didik dibiarkan libur
panjang hingga virus corona pergi. Dan kita tidak tau kapan virus corona ini hilang
dari permukaan bumi. Dalam proses pembelajaran daring dan luring ada beberapa
1) Jaringan internet yang lemot. Sistem pembelajaran daring dan luring dapat
2) Kuota internet terbatas. Orang tua yang terkena dampak COVID-19 pasti akan
kesulitan untuk membeli kuota internet. Terutama orang tua yang secara ekonomi
tidak memadai. Hal ini perlu dipikirkan secara matang oleh pihak sekolah dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kasihan juga orang tua. Mereka sudah
terbebani karena di-PHK oleh perusahaan, ditimpal lagi oleh beban keharusan
3) KBM tidak efektif. Sistem pembelajaran daring dan luring tentu tidak seefektif
terpaksa hanya mengajar selama satu jam. Dampak lanjutnya, peserta didik akan
kesulitan memahami materi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat.
dan Kimia dan Biologi. Keempat pelajaran ini tentunya membutuhkan waktu
yang cukup lama karena banyak penurunan rumus. Itu artinya, waktu satu jam
pembelajaran yang sama sekali tidak dalam kondisi terhubung jaringan internet
dunia informatika yang merujuk pada sebuah kondisi saling terhubung dalam
Jadi intinya dalam aktivitas luring, sama sekali tidak melibatkan jaringan
Yuliana. 2021. Corona Virus Diseases (Covid19); Sebuah Tinjauan Literatur. Wellness
22
tetapi, jika peserta didik menulis artikel atau mengerjakan tugas di Microsoft Word
dan tidak menyambungkannya dengan jaringan internet, maka itu adalah contoh
aktivitas luring.
langsung tanpa menggunakan internet, hal itu adalah contoh aktivitas luring.
3. Mutu Pembelajaran
1. Pengertian Mutu Pembelajaran
Pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem yang dibentuk untuk
Proses suatu sistem dimulai dari input (masukan) kemudian diproses dengan
berbagai aktivitas dengan menggunakan teknik dan prosedur, dan selanjutnya
23
Syafaruddin dan Irwan Nasution,. Manajemen Pembelajaran, (Jakarta; Quantum Teaching,
2015), h, 41.
24
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung; PT. Remaja
Rosdakarya,2010), h, 22.
29
guru, kepala sekolah, fasilitas, dan sarana prasarana. Proses diwakili pengajaran,
Komponen input diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu (1) raw input, yaitu siswa
yang meliputi intelek, fisik-kesehatan, sosial afektif dan peer group. (2)
instrumental infut, meliputi kebijakan pendidikan, program pendidikan
(kurikulum), personil (kepala sekolah, guru, staf TU), sarana, fasilitas, media,
dan biaya, dan (3) environmental input, meliputi lingkungan sekolah,
lingkungan keluarga, masyarakat, dan lembaga sosial, unit kerja. Komponen
proses menurut Nana Syaodih S., dkk, meliputi pengajaran, pelatihan,
pembimbingan, evaluasi, ekstrakurikuler, dan pengelolaan. Selanjutnya output
meliputi pengetahuan, kepribadian dan performansi.26
bahwa proses pembelajaran merupakan salah satu komponen sistem pendidikan yang
dapat menentukan keberhasilan pembelajaran dan mutu pendidikan. Oleh karena itu,
untuk memperoleh mutu pendidikan yang baik, diperoleh pembelajaran yang bermutu
pula.
pendidikan nasional, yang didalamnya memuat tentang standar proses. Dalam bab I
25
Syafaruddin dan Irwan, Op, cit., h. 43.
26
Nana Syaodih S, Ayi Novi J., dan Ahman, Pengendalian Mutu Pendidikan, (Konsep,
Prinsip dan Instrumen), Bandung: Rafika Aditama, 2016), h. 206
30
ketentuan umum SNP, yang dimaksud dengan standar adalah standar nasional
untuk mencapai standar kompotensi lulusan. Bab IV pasal 19 ayat 1 ANP lebih jelas
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemampuan sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik dan
dari dua bagian yakni faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan factor ekstern adalah
1) Faktor Internal
Faktor intern yang dimaksudkan di sini adalah faktor intern yang terjadi
di tempat belajar, yang di dalamnya termasuk guru dan peserta didik. Adapun
faktor yang terpenting dalam proses pembelajaran antara guru dan peserta didik
Hal ini senada dengan pendapat Slameto bahwa seorang dapat belajar dengan
olahraga dan rekreasi.27 Oleh karena itu kesehatan jasmani mutlak diperlukan,
karena pada jasmani yang sehat terdapat akal fikiran yang sehat pula.
yang terjadi dalam proses pembelajaran, di mana dalam hal ini temasuk
Faktor kelehan adalah salah satu dari faktor intern yang dapat mempengaruhi
dipisahkan tetapi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kelelahan jasmani
2) Faktor Eksternal
Keluarga adalah salah satu lingkungan pendidikan yang cukup berperan dalam
memanfaatkan semua sumber daya secara selektif, efesien dan efektif. Sebab
dalam hidup dan kehidupan manusia, tidak hanya hidup dalam keluarga saja,
melainkan juga pada umur tertentu harus terlepas dari rumah untuk
belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat
2. Kerangka Pikir
Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif pada masa pandemi
pembelajaran siswa secara optimal. Sehingga pengetahuan yang harus dimiliki guru
tersebut meliputi:
belajar mengajar.
Media Pengajaran
Pembelajaran luring
3. Hipotesis Tindakan
1. Media pengajaran sangat urgen untuk digunakan dalam proses belajar mengajar
Bulukumba